Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, setiap organisasi perusahaan
dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, baik perusahaan lokal maupun
internasional. Tidak hanya bersaing, organisasi atau perusahaan juga harus dapat
yang dikaitkan dengan peningkatan globalisasi dan daya saing ekonomi global.
Seperti yang penulis ketahui, perubahan dalam produktivitas kerja sama tim adalah
konstan dan dengan munculnya banyak teknologi baru, ditambah dengan peningkatan
tersedianya modal kerja yang cukup serta peralatan yang memadai tidak akan berhasil
tanpa didukung adanya kualitas sumber daya manusia sebagai pengelola kegiatan dari
mengelola berbagai macam sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang sangat
penting yaitu sumber daya manusia di dalamnya. Sumber daya manusia senantiasa
1
2
melekat pada setiap sumber daya organisasi apapun sebagai faktor penentu
Kerja sama tim sangat diperlukan guna meningkatkan efiseinsi kerja baik itu
kerja sama yang kuat antara divisi satu dengan divisi lainnya, maka hasil dari
kerjanya tidak akan memuaskan dan tidak efisien (tepat waktu). Dalam perusahaan
terdiri dari berbagai macam individu yang dituntut untuk bekerja dalam rangka
dalam kerja sama kelompok yang mempengaruhi efisiensi kerja dan lingkungan kerja,
kompakan antar anggota kelompok dapat disebabkan oleh berbagai hal. Beberapa hal
tersebut diantaranya adanya interaksi yang formal dan tegang, komunikasi yang
buruk, struktur yang hirarkis, tingkat kepercayaan rendah, bingung akan perannya,
misi tim yang tidak jelas dan kurangnya kerjasama antar anggota (Rahul Sharma,
2012:158).
Kerja tim adalah salah satu topik utama dalam perilaku organisasi yang
mendapat perhatian signifikan dari beberapa ilmuwan dan praktisi bisnis. Definisi
umum kerja sama tim mencakup sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Saat ini, beberapa manajer di beberapa organisasi
3
membuat lebih banyak tugas tim untuk karyawan dengan tujuan untuk memperkuat
membuat konflik antara anggota manapun. Seorang karyawan yang bekerja dengan
orang lain dalam tim cenderung lebih produktif dibandingkan dengan rekan sejawat
lainnya. Sudah diterima secara luas bahwa kerja sama tim bukan hanya fondasi utama
manajemen yang sukses, tapi juga alat penting untuk meningkatkan produktivitas
organisasi secara keseluruhan (Jones et al dalam Manzoor et al, 2011). Kerja sama
tim meningkatkan produktivitas karyawan dan ini mengarah pada tingkat komitmen
organisasional yang lebih tinggi. Melalui kerja tim, setiap karyawan memiliki
kesempatan untuk berbagi dengan orang lain bagaimana melakukan tugas tertentu
dengan baik (Gallie et al, 2009). Oleh karena itu, diyakini bahwa dengan mengadopsi
Jelas penggunaan tim kerja telah menjadi strategi yang sering digunakan
yang telah dilakukan di Afrika Selatan. Sebuah studi yang dilakukan oleh European
dalam tim kerja, sedangkan di Afrika Selatan 60 persen organisasi telah bergerak
menuju struktur berbasis tim. Kerja sama tim adalah hal yang diperlukan untuk
4
kesuksesan jangka panjang bagi karyawan dan organisasi. Kerja tim sangat penting
dalam lingkungan bisnis global saat ini terutama untuk proyek-proyek yang kompleks
dan memerlukan banyak keahlian (Simson dan Daft, 2003). Tim memberikan
keseluruhan produksi pengetahuan sangat bergantung pada keefektifan tim. Kerja tim
kemampuan mereka dengan bekerja dalam tim, dan ini mempengaruhi kinerja dan
tujuan yaitu hasil yang optimal. Efektivitas berasal dari kata efektif, yaitu suatu
pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan atau mencapai
sasaran dan diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah
yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan alat-alat dan sumber daya
secara optimal. Adapun efektivitas itu sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai
2005:151). Faktor-faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut oleh penulis pada bab
berikutnya.
yang baik dan sempurna atau prestasi yang optimal. Efektivitas kerja juga merupakan
baik itu waktu, tenaga, biaya maupun segala sesuatu yang berakibat tidak berhasilnya
suatu pekerjaan, sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai.
Setiap anggota tim memiliki peran masing-masing, namun dalam hal ini tak
jarang kerjasama dalam tim dihadapkan pada konflik. Penyebab konflik kerjasama
tim yang terjadi pada PT Seelindo Sejahteratama selama ini pada umumnya adalah
karena adanya komunikasi yang kurang baik diantara karyawan dan antar bagian atau
divisi pada PT Seelindo Sejahteratama menyebabkan salah persepsi dan salah paham
dalam menyelesaikan tugas. Pertentangan dalam sebuah tim tersebut terjadi karena
tersebut diantaranya adalah Starbucks, Holland Bakery, Dunkin Donuts, J.CO dan
diantaranya adalah filling, topping, glazing, cake improver, dan premix (bahan baku
masalah yang sering dialami adalah terjadinya gagal produksi. Hal tersebut
menyebabkan produk perlu diperbaiki atau bahkan diproduksi ulang sehingga dapat
menambah biaya-biaya yang tidak diperlukan, menambah waktu, dan jika hal tersebut
tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
kesempatan yang diberikan oleh perusahaan kepada setiap karyawan untuk terus
Seelindo Sejahteratama”
7
Sejahteratama?
Sejahteratama?
Seelindo Sejahteratama?”
Sejahteratama
Sejahteratama
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
gambaran yang sebenarmya antara teori dengan praktek dari masalah yang
kerja karyawan.
tersebut, selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia pada masa yang akan
datang.
9
c. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan yang dapat digunakan oleh peneliti lain yang meneliti mengenai
Moh Toha Km 3 Bugel Karawaci Tangerang Banten, Klp. Indah. Kec. Tangerang,
Kota Tangerang, Banten. Adapun waktu penelitian dilakukan dimulai dari bulan Juli
2017 sampai bulan September 2017. Jadwal dan rencana kegiatan penelitian dapat
Tabel 1.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Penjajakan Awal
2. Studi Kepustakaan
Penyusunan dan
3. Bimbingan Usulan
Penelitian
Seminar Usulan
4.
Penelitian
5. Pengumpulan Data
6. Analisis Data
Penyusunan Hasil
7. Penelitian dan
Bimbingan
8. Ujian Sidang
Sumber: Penulis (2018)
Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, masing-masing
BAB 1 PENDAHULUAN
HIPOTESIS
BAB II
Sebuah tim terdiri dari sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Tim sangat sesuai untuk melakukan tugas yang memiliki kompleksitas tinggi dan
kelemahannya. Anggota tim perlu belajar bagaimana membantu satu sama lain,
membantu anggota tim lainnya menyadari potensi sejati mereka, dan menciptakan
(Rahul Sharma et al, 2012:154). Tim dapat pula didefinisikan sebagai dua individu
atau lebih yang berinteraksi secara sosial (tatap muka, maupun secara virtual),
mempunyai satu tujuan bersama atau lebih, membawa bersama tugas-tugas yang
dalam aliran kerja, sasaran, dan hasil, mempunyai perbedaan peran dan tanggung
batas-batas dan hubungan untuk konteks sistem dan lingkungan tugas yang lebih luas
Kerja tim sebagai proses kerja dinyatakan oleh Buchholz (2000), “Teamwork
on task, creative talents and rapid response to get the aims of the organization.”
(Kerja tim adalah proses kerja dalam kelompok dengan adanya kepemimpinan yang
intensif, fokus pada masa depan, fokus pada tugas, bakat kreatif dan tanggapan yang
pencapaian tujuan (Colquitt, LePine & Wesson, 2011: 420). Terdapat tiga komponen
yang perlu diperhatikan dalam kerja sama tim. Yang pertama adalah kebersamaan,
yang kedua kepercayaan dan yang ketiga keterpaduan (Kreitner & Kinicki, 2007:
348). Jika sebuah kerjasama tim dapat terlaksana dengan baik, maka banyak manfaat
baik dalam bekerja, memiliki motivasi yang tinggi melalui tindakan yang dilakukan
bersama, kontrol dan disiplin yang lebih baik dalam bekerja, serta adanya kepuasan
diri yang meningkat (Schermerhorn, 2010: 378). Kerjasama tim mengacu pada
mencapai tugas yang penting bagi tujuan tim (yaitu perilaku, sikap dan tanggapan
kognitif dikoordinasikan dengan sesama anggota tim) (Salmon & Stanton, 2009:
201). Kerjasama tim juga mengacu pada suatu proses yang melibatkan bagaimana
anggota tim berinteraksi untuk kesuksesan tim atau kualitas akhir produk (Penn,
2011: 55).
sebelumnya juga menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja di dalam tim akan
menghasilkan output yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil pekerjaan
Kerjasama tim merupakan kelompok yang relatif kecil yang bekerja pada
pekerjaan yang jelas, tugas yang menantang yang paling efisien diselesaikan oleh
berasal dari tugas, yang harus bekerja sama dan saling tergantung untuk mencapai
tujuan tersebut, yang anggotanya bekerja dalam peran yang berbeda dalam suatu tim
(meskipun beberapa peran dapat diduplikasi), dan yang memiliki wewenang yang
diperlukan, otonomi dan sumber daya yang memungkinkan mereka untuk memenuhi
tujuan tim (West, 2012: 28). Kerjasama tim memungkinkan orang-orang biasa untuk
mencapai hasil yang luar biasa. Kerjasama tim adalah kinerja kelompok yang
16
berkaitan dengan produk yang dihasilkan, proses dieksekusi dan orang-orang yang
kemajuan organisasi;
dan
karyawan yang meningkat, produktivitas yang lebih baik dan pemecahan masalah
yang lebih baik di tempat kerja (Cohen & Bailey, 1999). Salah satu studi penelitian
menyimpulkan bahwa manajer yang baik adalah orang yang memberikan tanggung
jawab kepada karyawannya dalam bentuk kelompok atau tim untuk mendapatkan
hasil maksimal dari karyawan (Ingram, 2000). Studi lain menyimpulkan bahwa
merancang dan menerapkan sistem semacam itu pada akhirnya adalah untuk
yang memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja individu dan organisasi, namun
perlu dipelihara seiring berjalannya waktu. Organisasi perlu melihat strategi untuk
perlu memiliki visi untuk mengenalkan kerja sama tim dalam organisasi dan
prestasi yang lebih besar. Organisasi dengan tim akan menarik dan mempertahankan
orang-orang terbaik. Hal ini pada gilirannya akan menciptakan organisasi berkinerja
adalah faktor kunci yang memungkinkan organisasi untuk terus berkompetisi dengan
sukses di arena bisnis global yang kompetitif (Conti & Kleiner, 2003).
Dari beberapa definisi dari teamwork di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
jawab yang dilakukan bersama dan terkoordinasi dalam suatu institusi untuk
Jenis-jenis tim yang dikemukakan oleh Rahul Sharma et al (2012: 155) adalah
sebagai berikut:
A. Interdependent teams
Tidak ada tugas yang signifikan yang bisa dilakukan tanpa bantuan
dan kerja sama dari anggota manapun dalam anggota tim tersebut dan
B. Independent Teams
telepon, kemungkinan besar tim ini adalah tim independen. Mereka mungkin
2) Self-Managed Teams
sebuah tim yang dikelola sendiri tetap dibutuhkan dukungan dari manajemen
3) Sport Teams
mereka yang menunggu giliran bermain) dan juga yang mendukung anggota
4) Virtual Teams
menguntungkan dan dengan tujuan bersama melintasi batas ruang, waktu, dan
dimiliki oleh seorang pasien, berfokus pada isu-isu yang sesuai dengan
20
yang bekerja sama menuju tujuan yang sama. Dalam pendekatan tim
interdisipliner, sering ada pencampuran peran oleh anggota inti tim, yang
lainnya
jenis tim tersebut terdiri dari tim formal, tim vertikal, tim horizontal, tim dengan
1) Tim Formal
formal organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal
2) Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam
rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim
3) Tim Horizontal
yang hampir sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim
horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite. Angkatan
dibentuk untuk menangani aktifitas tertentu dan hanya bertahan sampai tugas
itu selesai. Komite biasanya berumur panjang dan mungkin merupakan bagian
khusus. Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya
efisiensi dan lain-lain. Tim pemecahan masalah biasanya terdiri atas 5 sampai
12 karyawan per jam dari departemen yang sama yang dengan sukarela
aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah produk atau layanan. Ide pokoknya
adalah bahwa tim-tim itu sendiri, dan bukan para manajer atau supervisor,
kinerja mereka sendiri, dan mengubah perilaku kerja mereka seperti yang
elemen berikut :
yang besar.
seluruh tugas.
Dua jenis tim yang semakin sering digunakan di lingkungan kerja yang baru
adalah tim virtual/maya dan tim global (Rahul Sharma et al, 2012: 155).
1) Tim virtual
pihak-pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan dari tim virtual adalah
2) Tim global
Tim global adalah tim kerja lintas batas yang terbentuk dari anggota-
banyak Negara. Tim global dapat dibagi dalam dua kategori yaitu tim
dan tim global virtual yang para anggotanya tinggal di lokasi yang
Menurut Tuckman (dalam Guffey dkk., 2005: 59), tim yang sukses umumnya
tersebut tidak sama, tetapi umumnya tim harus berjuang melewati tahap-tahap
pengembangan tim yang mengacaukan, meskipun pada akhirnya akan dihasilkan tim
1. Pembentukan (forming)
Pada fase ini, setiap individu anggota tim saling berkenalan satu sama
lain. Pada awalnya, mereka sangat hati-hati dengan bersikap terlalu sopan dan
menjalin ikatan sambil mulai membangun rasa percaya satu sama lain. Para
siapa yang "memiliki" tim, apakah keanggotaan bersifat wajib, seberapa besar
tim yang sebenarnya diperlukan, dan bakat apa yang dapat diberikan oleh
anggota. Pada fase ini, fungsi utama seorang pemimpin adalah: pemberi
untuk berlari cepat melalui fase pertama dan melompat ke fase pelaksanaan.
Bergerak secara perlahan melalui fase ini merupakan sebuah keharusan untuk
membangun sebuah unit yang bersatu dan produktif. Pada fase tingkat
25
pembentukan tim ini, pemimpin tim juga memiliki tugas memberi waktu bagi
para anggota tim untuk mengenal satu sama lain serta mendorong para
anggota tim untuk terlibat dalam diskusi informal dan sosial (Daft, 2003:
478).
2. Prahara (storming)
Pada fase kedua ini, para anggota mulai mendefinisikan peran dan
dengan namanya, fase ini sering menghasilkan prahara, penuh dengan konflik
antar anggota. Pada fase ini, seorang pemimpin harus bisa menengahi dengan
"pelatih" bukan sebagai polisi. Bila anggota tim terdiri dari orang-orang yang
yang lama untuk melewati fase prahara ini. Bisa saja amarah meledak, jatah
tetapi, umumnya badai akan berlalu dan dihasilkan kelompok yang mulai
bersatu. Menurut Daft (2003: 479), pada fase prahara ini, pemimpin harus
ide-ide mereka, tidak setuju degan anggota yang lain, serta berusaha melewati
3. Penormaan (norming)
semakin jelas, informasi mulai mengalir di antara anggota. Pada fase ini
mereka akan kemajuan dalam mencapai tujuan. Mereka mulai bersatu untuk
mulai merasa bergantung pada anggota yang lain. Secara umum, kelompok
atau tim mulai bergerak pada arah yang sama secara lancar. Para anggota
yang mungkin muncul di kemudian hari. Fase ini biasanya berdurasi singkat.
Tugas pemimpin dalam fase ini adalah: menekankan kesatuan dalam tim dan
membantu klarifikasi berbagai norma serta nilai tim (Daft, 2003: 479).
4. Pelaksanaan (performing)
(dalam Guffey dkk., 2005: 63), berhasil mengindentifikasi mengapa tim bisa
gagal (Tabel 1). Sebaliknya, bagi kelompok yang berhasi melalui tiga fase
27
awal pembentukkan tim, maka fase keempat akan berjalan dengan sempurna.
Pada fase ini anggota kelompok telah mengembangkan langkah dan bahasa
secara matang. Kinerja yang paling baik pada fase ini adalah: informasi bisa
mengalir secara bebas, tenggat waktu ditepati, dan produksi melebihi harapan.
Fase pembubaran akan terjadi jika tim yang dibentuk tidak bersifat
permanen, misalnya dalam bentuk: komite, task force, dan tim yang memiliki
tugas yang terbatas untuk dikerjakan dan akan dibubarkan setelah tugas itu
dilaksanakan. Pada fase ini fokus ada pada penyelesaian dan penghentian.
Kinerja tugas tidak lagi merupakan prioritas utama. Anggota tim mungkin
akan merasakan emosi yang memuncak, kekompakan yang kuat, dan depresi
atau bahkan penyesalan atas pembubaran tim. Pada satu sisi mereka senang
dengan pencapaian hasil tim dan pada sisi yang lain mereka mungkin sedih
Fase-fase tersebut biasanya muncul secara urut. Untuk tim yang berada dalam
tekanan waktu atau tim yang akan beroperasi dalam waktu yang singkat, maka lima
fase tersebut akan terjadi dalam waktu yang singkat. Tim-tim virtual juga bisa
ketua tim dan atau seorang manajer. Pada umumnya kerja tim dibentuk sebagai suatu
kebutuhan organisasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan kerjasama tim
diharapkan fungsi kontrol akan berjalan lebih efektif dan efisien (Mangkuprawira,
2009).
1) Kesamaan visi dan misi kerja, yaitu para karyawan dan manajer memiliki
Orientasi dan fokusnya pada proses dan hasil. Walau debat di antara karyawan
29
tidak bisa dihindarkan namun selalu diarahkan pada bagaimana target hasil
2) Prioritas perhatian dan tindakan pada sesuatu yang terbaik buat organisasi
meningkat. Untuk itu tim yang baik adalah tim yang mampu mempertahankan
bahkan mencapai tujuan organisasi yang lebih besar secara taat asas
(konsisten).
Tanggung jawab dan hak dibuat sedemikian rupa secara seimbang. Mereka
4) Tim yang kuat sebagai magnet talenta, yaitu dalam bekerja, setiap anggota
tidak lepas dari suasana kompetisi sesama mitra kerja. Idealnya setiap orang
ingin siap untuk demikian, namun dalam kenyataannya ada saja yang tidak
Yaitu memiliki rasa tujuan yang sama sebagaimana dalam tujuan awal dan
Yaitu terciptanya iklim kepercayaan dan komunikasi yang terbuka serta jujur.
(tumbuh).
dilaksanakan.
31
sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankan (Siagian, 2007:24). Efektivitas
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan.
Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitas kerja
pada organisasi baik swasta maupun pemerintah maka sasaranya tertuju pada proses
pelaksanaan dan tingkat keberhasilan yang dilakukan oleh para pegawai itu sendiri.
sesuatu yang benar, yang membantu memenuhi misi suatu perusahan atau pencapaian
prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka semakin efektif
system sosial dengan segala sumber daya dan sarana tertentu yang tersedia memenuhi
Efektivitas kerja juga dapat didefinisikan sebagai fungsi dari peraturan-peraturan dan
sebagai sumber kekuatan organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan
merupakan suatu keadaan tercapainya tujuan yang ingin diharapkan atau dikehendaki
melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Konsep
fungsi sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakannya
a. Karakteristik Organisasi
Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang dimaksud adalah
menjadi barang jadi. Dengan teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran
penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat pula. Karakteristik
b. Karakteristik Pekerja
yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada
orang dan proses demi keberhasilan organisas semakin sulit. Kebijakan dan
dapat menjadi tolok ukur dari efektivitas kerja. Dimensi-dimensi tersebut terdiri dari
pencapaian tujuan, kuantitas kerja, tepat waktu, kepuasan kerja dan kualitas kerja.
1. Pencapaian Tujuan
2. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi
normal. Hal ini didapat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat
3. Tepat Waktu
dicapai. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya yang timbul. Setiap
4. Kepuasan Kerja
36
peranan atau pekerjaan organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka
5. Kualitas Kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil
kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak
suatu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran
mencapai visi yang telah ditetapkan, sehingga prestasi kerja individual dan kelompok
37
dapat terwujud. Selanjutnya dalam melihat terciptanya kerjasama tim yang baik,
Buhler (2006) menyatakan, ”Kerjasama tim bergantung pada prestasi kerja sama dan
juga prestasi individu. Anggota tim bekerja sama untuk mengumpulkan sumber daya
ditetapkan perusahaan dapat tercapai dengan menggunakan alat-alat dan sumber daya
yang ada secara optimal. Dimensi dari efektivitas kerja dalam penelitian ini adalah
pencapaian tujuan, kuantitas kerja, ketepatan waktu, kepuasan kerja, dan kualitas
kerja.
Gambar 2.1
(X) (Y)
Dari gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa antara variabel bebas dan
sebuah perusahaan, komunikasi yang baik dan adanya keterlibatan personal yang
lebih positif dan berpengaruh terhadap efektivitas kerja karyawan. Pengaruh ini akan
intensif (intensive communication), fokus pada masa yang akan datang (future
focused), fokus pada tugas (focused on task), pengerahan bakat (talents) dan
Manurung, 2013)
Pancur Batu, dan untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder.
16,0.
kerja yang terdiri dari kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu,
40
tim terhadap
efektivitas kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Solider, Pancur Batu.
Belawan.
signifikan antara kerja tim dengan efisiensi kerja. Variabel kerjasama tim
et Al, 2011)
pengakuan serta penghargaan. Ada bukti nyata bahwa kerja tim dan
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Perbedaan
Nama, Tahun dengan
dan Judul penelitian
Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian
Penelitian yang penulis
lakukan
terkoordinasi dalam suatu institusi untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu tujuan
Sebuah teamwork akan menjadi efektif bagi perusahaan ketika tujuan jelas
sehingga seluruh anggota tim berkomitmen terhadap tim, adanya komunikasi yang
jujur dan terbuka, pengambilan keputusan yang kooperatif, saling percaya satu sama
lain, adanya rasa memiliki, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan seluruh
intensive communication, future focused, focused on task, creative talents and rapid
response to get the aims of the organization”. Dengan dimensi untuk mengukur
1. Kepemimpinan partisipatif
3. Penyamaan tujuan
Yaitu memiliki rasa tujuan yang sama sebagaimana dalam tujuan awal dan
Yaitu terciptanya iklim kepercayaan dan komunikasi yang terbuka serta jujur.
(tumbuh).
dilaksanakan.
7. Pengerahan bakat
pekerjaan secara maksimal sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya,
sehingga tidak menimbulkan pemborosan baik itu waktu, tenaga, biaya maupun
46
segala sesuatu yang berakibat tidak berhasilnya suatu pekerjaan, sehingga apa yang
1. Pencapaian Tujuan
2. Kuantitas Kerja
3. Tepat Waktu
dicapai.
4. Kepuasan Kerja
5. Kualitas Kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil
kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak
“Effective and Efficient Teamwork: Makes Things Happen More Than Anything Else
47
perlu dan sebuah tim karyawan dengan berbagai keahlian, strategi, tingkat pendidikan
dan pengalaman kerja masa lalu dapat membawa lebih banyak pengetahuan bersama
dalam hal inovasi, gagasan dan solusi. Hal ini dapat menghasilkan produk,
pendapatan dan operasi perusahaan yang lebih baik sehingga ini memainkan peran
Oleh karena itu, gambar kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Teori Penghubung
2.4 Hipotesis
akan diteliti atau dicari pemecahannya, seperti yang dikemukakan Arikunto (2006:49)
ini adalah terdapat pengaruh dari teamwork terhadap efektivitas kerja karyawan pada
BAB III
Objek penelitian yang diteliti pada penelitian ini adalah teamwork yang
tujuan, komunikasi yang intensif, fokus pada masa yang akan datang, fokus pada
tugas, pengerahan bakat, tanggapan yang cepat dan efektivitas kerja yang meliputi
pencapaian tujuan, kuantitas kerja, tepat waktu, kepuasan kerja, kualitas kerja.
Jenis metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kuantitatif. Menurut
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah analisis
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable
yang dimaksudkan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal yang lain yang sudah
penelitian deskriptif yaitu digunakan suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa
pada masa kini yang bertujuan untuk membuat deskripsi karakteristik dari pengguna
suatu produk, dengan cara membuat profil para pengguna produk dengan
dan lainnya.
Menurut Churchill (2005: 129) “Riset deskriptif adalah desain riset yang lebih
menekankan pada penentuan frekuensi terjadinya sesuatu atau sejauh mana dua
“penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain. Jenis
antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah data,
pengaruh dari teamwork terhadap efektivitas kerja pada PT. Seelindo Sejahteratama
dengan menguji teori menggunakan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau
ditolak.
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
metode survei. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2014: 80) metode survei adalah:
“Metode survei yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi,
dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis”.
hubungan sebab akibat antar variabel, metode survei merupakan teknik pengumpulan
informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan
kepada responden.
53
dalam pelaksaan penelitian. Untuk itu diperlukan sumber data yang merupakan
Berdasarkan sumbernya atau cara perolehannya data dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab
masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber asli nya. Dalam
2. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk
sekunder berupa informasi yang diperoleh dari jurnal, buku teori dan website
3.2.4.1 Populasi
terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
54
Menurut Arikunto (2006:130) “Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang
kumpulan individu yang memiliki sifat-sifat umum. Populasi terdiri atas objek/subjek
yang memiliki kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
3.2.4.2 Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada polulasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu”
atau representatif, karena bila sampel tidak representatif, maka kesimpulan yang
dihasilkan bisa jadi tidak akurat. Untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian ini, maka dibutuhkan teknik sampling yang tepat. “Sampling
55
mencatat sebagian kecil dari populasi, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
(2006:232) adalah suatu teknik sampling dimana hanya unit pertama dipilih dengan
bantuan angka random dan untuk mendapatkan sisanya dipilih secara otomatis
menurut interval yang ditentukan sebelumnya. Cara pemilihan n unit sampel dari N
unit populasi dilakukan secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu dari suatu
Slovin. Rumus Slovin digunkan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 188 karyawan. Tingkat presisi yang
N
n=
1 + N𝑒2
56
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
(Kriyantono, 2008:162)
penelitian adalah:
188
n= = 65,28
1 + 188 (0,1)2
ini sudah dapat mewakili populasi sehingga kesimpulan penelitian dari sampel ini
penelitian. Dalam penelitian terdapat 2 (dua) variabel sebagai objek penelitian yang terdiri
dari :
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain dan variabel bebas
Variabel tidak bebas adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
independen. Dalam penelitian ini variabel tidak bebas adalah efektivitas kerja.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Teknik pengumpulan data adalah suatu metode dalam usaha mengumpulkan data-
data yang diperlukan dalam proses pelaksanaan penelitian. Pengumpulan data ini
dilakukan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk hasil akhir dari
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukkan dalam penelitian
ini adalah:
buku, pendapat tokoh terdahulu, tulisan ilmiah, jurnal, skripsi atau penelitian
2. Studi Lapangan
tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian”. Data primer ini Studi ini
a) Observasi
pengumpulan data dimana situasi yang menjadi perhatian diamati dan fakta-
sebagai berikut :
c) Kuesioner
satu dari lima alternatif jawaban. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan skala likert, maka variabel yang
dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
tanggapan yang berjenjang atau bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor)
Tabel 3.2
Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen penelitian ini adalah skala
ordinal dengan bentuk skala likert yang jawabannya terdiri dari yang sangat setuju
sampai dengan sangat tidak setuju. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti
MSI pada Microsoft Excel untuk memudahkan transformasi data dari ordinal menjadi
data interval. Data interval tersebut kemudian dicari rata-rata untuk setiap variabel
dalam penelitian.
Sebelum instrumen kuesioner digunakan, peneliti melakukan uji validitas dan uji
1. Uji Validitas
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson product moment
Xi = Skor responden i pada pertanyaan X
Yi = Skor total pertanyaan responden i
n = Jumlah responden
Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut
dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
kuesioner yang apabila di uji cobakan secara berulang pada kelompok yang
sama akan menghasilkan data yang sama. SPSS memberikan fasilitas untuk
Keterangan:
= Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah varian butir
= Varian total
Dimana suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
pada variabel (Y) jika variabel independen (X) mengalami perubahan (dinaikan atau
efektivitas kerja.
Y = a + bx
Keterangan:
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
x = Variabel independen
b = Koefisien regresi
berikut:
KD = r2 x 100%
66
Keterangan :
KD = Nilai koefisien determinasi
2
r = Nilai koefisien kolerasi
menafsirkan sejauh mana pengaruh teamwork (X) terhadap efektivitas kerja (Y)
penentu berada diantara 0-100%. Jika nilai koefisien penentu mendekati 100% berarti
semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin mendekati
Tabel 3.3
tidak antara variabel teamwork terhadap variabel efektivitas kerja. Dalam menguji
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Tujuan uji t dua variabel bebas adalah
𝒕𝒏 = 𝒃
𝑺𝒃𝒚
𝑺𝒆𝟐
𝑺𝒃𝒚 = √
∑ 𝑿𝒊²
Keterangan:
b = Koefisien regresi
𝑆𝑏𝑦 = Simpangan baku variabel
n = Ukuran sampel
membandingkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana (α) = 0,05 dan (df) = n – 2. Hasil