Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini dengan semakin berkembang dan meningkatnya konsumsi masyarakat turut
mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi. Maraknya perusahaan- perusahaan yang mulai
muncul dengan produk-produk yang sejenis membuat beberapa perusahaan lainnya terpaksa
gulung tikar karena tidak mampu bersaing dalam produknya. Manajemen di tuntut untuk
selalu siaga dan kreatif dalam melaksanakan fungsinya baik dengan menetapkan cara-cara
pengendaliannya hingga penekanan atas biaya guna memperoleh produk yang berkualitas
dan berdaya guna serta dengan biaya yang murah untuk memperoleh keuntungan dan
melanjutkan kehidupan entitas.
Dalam penentuan biaya baik dari pengakumulasian dan pengendaliannya tidak terlepas
dari peran atas aspek perilaku seseorang. Oleh karena itu, pentingnya untuk diketahui lebih
lanjut aspek-aspek keperilakuan yang mendasari pada pengakumulasian serta pengendalian
biaya yang dilakukan oleh entitas tersebut dalam mempertahankan kegiatan organisasinya.
Selain itu, penulisan ini dilatarbelakangi oleh tugas yang diempukan kepada kelompok guna
untuk dibahas lebih lanjut pada mata kuliah Akuntansi Keperilakuan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Biaya-biaya apa saja yang terkandung didalam fungsi manajemen suatu perusahaan?
2. Jelaskan pentingnya manajemen biaya?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem biaya tradisional dan sistem biaya standar?
4. Bagaimana perhitungan dalam menentukan biaya langsung atau variabel?
5. Bagaimana pengaruh pengendalian biaya dalam perusahaan?
6. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan?
7. Bagaimana pengaruh aspek keperilakuan dalam langkah akuntansi biaya yang dipilih?

3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan paper ini adalah agar dapat menjelaskan serta
mengetahui biaya yang terkandung didalam fungsi manajemen suatu perusahaan, pentingnya
manajemen biaya, sistem biaya tradisional dan sistem biaya standar, menentukan biaya
langsung atau variabel, pengaruh pengendalian biaya dalam perusahaan, dapat mengetahui
apa itu pengambilan keputusan, dan aspek keperilakuan.

1
4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diterima dari penulisan ini yaitu:
1. Dapat mengetahui biaya-biaya yang terkandung di dalam fungsi manajemen
sebuah perusahaan
2. Dapat mengetahui pentingnya manajemen biaya bagi suatu perusahaan
3. Dapat memahami sistem dari biaya tradisional dan sistem biaya standar
4. Dapat menentukan biaya langsung atau variabel
5. Dapat mengetahui pengendalian biaya dalam perusahaan
6. Dapat mengetahui apa saja dalam pengambilan keputusan
7. Dapat mengetahui dari dan aspek keperilakuan dalam langkah akuntansi biaya
ya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biaya dengan Fungsi Manajemen


1. Kategori Biaya

Dalam suatu perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan
aktivitas fungsionalnya menjadi biaya manufaktur dan biaya non-manufaktur yang juga sering
disebut biaya beroperasi. Biaya manufaktur merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan
aktivitas pabrikasi perusahaan. Biaya manufaktur dibagi lagi menjadi tiga kategori, yaitu bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik:

a. Bahan Baku Langsung. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi
satu bagian integral dari produk jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk membuat
rangka mobil dan kayu yang digunaka untuk membuat furniture..

b. Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dilibatkan
secara langsung dalam pembuatan produk. Contohnya gaji dari pekerja perakitan pada suatu lini
perakitan dan gaji dari operator alat-alat mesin pada suatu pabrik.

c. Biaya Overhead Pabrik. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai seluruh biaya
manufaktur, kecuali bahan baku langsung dan kerja langsung.

Biaya kulitas merupakan biaya yang terjadi karena mutu produk yang rendah atau untuk
mencegah agar mutu yang rendah tidak terjadi. Biaya ini nilanya cukup signifikan, yaitu sering
mencapai 20 sampai 25 persen dari nilai penjualan. Subkategori dari biaya kualitas adalah biaya
pencegahan, biaya penialian, dan biaya kegagalan. Selain itu, Biaya non-manufaktur (biaya
operasi) dibagi lagi menjadi biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi.

2. Pentingnya Menejemen Biaya

Kebanyakan pendapat penjualan dalam suatu perusahan dihasilkan dengan mengeluarkan


biaya. Oleh karena itu, menejemen biaya adalah penting. Anggaran biaya dan analisis biaya
adalah salah satu cara mengendalikan dan mengatur biayan guna memperbaiki laba bersih. Cara
lain untuk memperbaiki laba bersih adalah mengurangi biaya, tanpa memedulikan
konsekuensinya. Tindakan ini mungkin tidaklah bijaksana. Barangkali, cara yang paling baik
adalah meninjau setiap biaya (beban) dan melihat kontribusinya terhadap laba bersih, sementara
jika tidak beriklan juga akan menciptakan masalah, maka sebaiknya dilakukan pemotongan
terhadap biaya iklan. Satu dari cara terbaik untuk mengatur biaya adalah memahami bahwa

3
terdapat banyak jenis biaya. JIka satu biaya dapat dikenali dari jenis biaya yang sadang
dipertimbangkan, keputusan yang lebih baik dapat dibuat.

B. Sistem Biaya Tradisonal Vs. Biaya Standar


1. Sistem Biaya Tradisional (Historis). Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya
yang membatasi input pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap
dan variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya tradisional atau historis terutama fokus
pada identifikasi dan akumulasi biaya per unit produk atau jasa. Sistem tersebut digunakan untuk
menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok penjualan atau jasa yang
diberikan untuk pelaporan keuangan eksternal namun, sistem biaya tradisional tidaklah sesuai
untuk penegendalaian manajemen yang efektif karena akumulasi biaya historis semata-mata
tanpa perbandingan dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya tidak sesuai dengan
konsep pengendalian kontemporer. Untuk dapat memenuhi konsep pengendalian kontemporer
serta untuk memotivasi manajer dan karyawan, tujuan kinerja dan sasaran biaya perunit atau
untuk periode masa depan tertentu harus ditetapkan. Kinerja actual oleh pusat
pertanggungjawaban harus secara periodic dibandingkan dengan tingkat kinerja yang diinginkan.
Penyimpangan harus dicatat dan diinformasikan kembali kepada individu yang berpkepentingan
sehingga mendorong tindakan korektif yang segera. Untuk menghindari respons yang
disfungsional disarankan agar manajer segmen hanya bertanggung jawab atas biaya yang dapat
dipengaruhi oleh tindakan mereka. Oleh karena itu, semakin jelas bahwa informasi yang
diberikan oleh sistem biaya tradisional tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem
tersebut juga memberikan sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem tersebut berbaha
karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan deskrtuktif ketika digunakan dalam
mengevaluasi kinerja dari individu yang ditugaskan melaksanakan berbagai aktivitas dalam
batasan anggaran tersebut.

2. Sistem Biaya Standar. Dengan mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak
organisasi mengadopsi" sistem biaya standar". Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran
yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern.
Biaya Standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara
ilmiah yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar mencerminkan
estimasi terinci dan canggih mengenai besarnya biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu
atau menghasilkan suatu produk tertentu. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan
biaya Standar adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler
kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varian atau
menguntungkan atau tidak menguntungkan antara kedua tingkat biaya tersebut. Selainitu, Sistem
biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari penyimpangan tersebut untuk

4
menghasilkan manfaat pengendalian yang optimal dan mempertahankan relevansi biaya standar
harus diperbarui secara berkelanjutan.

3. Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel Terdapat hubungan yang penting antara
penggaran fleksibel dan sistem biaya standar. Taksiran sistem biaya standar mengiventarisasi
sepanjang periode pada jumlah anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per
unit dikalikan dengan jumlah unit aktual. Oleh karena itu, sistem biaya standar menjawab
pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan terlihat jika biaya-biaya dan input per
unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat output aktul yang dicapai

4. Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern Dalam mengembangkan


kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep teori organisasi modern,
berikut langkah-langkah pengendalian sebagaimana dijelaska oleh Edwin Caplain. a. Penetapan
tujuan organisasi b. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi
kepada setiap organisasi. c. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-
individu yang memiliki kemampuan, motipasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk
melalukan fungsinya.; d. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit
organisasi lainnya, serta dimana perlu, lingkungan eksternal. e. Pengembangan prosedur yang
memastikan bahwa informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur
komunikasi. f. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan
mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan balik mengenai
penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.

Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu sumber
informasi, jalur komunikasi, serta alat pengendalian dan evaluasi kinerja. Sebagai sumber
informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar menginformasikan kepada
individu yang bertanggung jawab mengenai harapan mereka dalam hal biaya. Sebagai jalur
komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang diharapkan dan
pencapaiannya. Pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban dicapai melalui
laporan biaya standar periodik yang menyediakan umpan balik mengenai hasil kinerja masalalu
dan penyimpanannya dari standar kepada individu yang tepat. Batas toleransi yang ditetapkan
sebelumnya dapat didesain untuk melalukan fungsi sebagai penyaring (filter), sehingga
memungkinkan konsentrasi pada area-area dimana varians adalah signifikan dan membenarkan
perhatian segera (menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram
dimuka dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa yang akan
dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.

5
C. Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel
1. Filosofi yang Mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya tersebut
membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan baku lsngsung dan tenaga kerja
langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variabel
pada kebanyakan kasus diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan
tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya, maka produsen penyerapan akan
menimbulkan penyerapan terlalu tinggi (overabsorption) atau penyerapan terlalu rendah
(underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa). Analisis pelengkap dibutuhkan untuk
mengidentifikasikan berbagai kompenen yang menyebabkan terjadinya penyerapan terlalu tinggi
atau terlalu rendah.

Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu
akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit yang dihasilkan atau jasa yang
diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap volume. Untuk
mengatasi kekurangan ini, alat seperti penyusunan anggaran fleksibel dan analisis biaya volume
laba diperkenalkan.

2. Dorongan Keperilakuan

Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial,


konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil yang diharapkan
karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi
manajer untuk memilih alternative tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi
dan/atau keuangan perusahaan.

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara
keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik tersebut :

a. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak


menguntungkan guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.

b. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan
ilusi kinerja.

6
D. Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih baik
untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan penyusunan laporan laba rugi
menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan
perincian kepada manajemen mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya
diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya memerlukan
prosedur pengendalian yang berbeda.

a. Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.

b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya organisasi
dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.

c. Biaya diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah :

1) Biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan, dan

2) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input
(yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan lainnya).

E. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta
memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu,
perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada
manajer. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.

1. Keputusan Bauran Produk.

Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang
mengetahui margin kontribusi dari produk-produknyaakan jauh lebih mampu untuk memutuskan
produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena
penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber daya yang terbatas (seperti jam
mesin, bahan baku), margin kontribusi akan memberikan informasi kepada manajemen untuk
memilih bauran yang diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.

7
2. Penentuan Harga Produk Baru

Produk baru umunya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh
perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk mendorong perusahaan-
perusahaan guna menggunakan produk itu secara percobaan, manajemen dapat menjualnya pada
biaya variabel. Setelah produk tersebut diuji coba secara mencukupi dan diterima oleh pemakai,
produk tersebut akan ditetapkan harganya pada biaya penuh plus mark-up yang konsisten
dengan tujuan laba perusahaan secara keseluruhan.

3. Penetrasi Pasar

Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang sudah ada
atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode di
mana permintaan menurun.

4. Penghapusan Produk

Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan


menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.

5. Pesanan Khusus

Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan khusus untuk ukuran,
metode pengiriman, atau pengemasan.

6. Kampanye Iklan dan Promosi

Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan


kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan biaya
tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan pada
perbandingan antar tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume penjualan.

7. Keputusan Mengurangi Biaya

Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat inijika tujuan
laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk waspada
terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.

8
F. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang di Pilih
Bagian ini akan menganalisis aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi yang dipilih
yang dapat memodiikasi dalam memicu respons manusia yang disfungsional.

1. Penetapan Standar

Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut
diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar pengendalian dan evaluasi
kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat prasyarat
utama berikut bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan.

a). Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.

b). Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan
mereka sendiri.

c). Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.

d). Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi

2. Partisipasi dalam Penetapan Standar

Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argument
yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan
standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar
tersebut sehingga akan bekerja keras untuk mencapainya.” . Dalam salah satu studi empiris,
mereka menggunakan teori disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan
mengenai penyebab partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi
kognitif terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu : kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen menginginkan
komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan (
kemauan). Ketika memilih sekelompok standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan
(disonasi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka.

3. Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah tidak terlalu
ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan yang berguna (penghargaan
intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang
luar biasa. Bagi kebanyakan individu, standar yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan
menimbulkan frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut

9
karena mereka berhenti melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu mudah dicapai. Jadi,
mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti.

4. Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke produk pada
tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika
dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya,
maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians
ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan tariff
tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang
berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual
dapat dicapai).

5. Alokasi Biaya Tidak Langsung

Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants (NAA), James
Fremgen dan Shu S.Lioa menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas
dua jenis biaya tidak langsung, yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.

a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat
korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.

b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan


kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya korporat
lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan
yang jelas antara biaya administratif ini dengan tingkat operasi dari berbagai pusat
biaya dan/atau laba di seluruh organisasi.

6. Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya
aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran
maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians karena
mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen
operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai
penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

10
7. Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas signifkansi


diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians
tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan, dengan kata lain tidak bersifat acak dan
rentan terhadap tindakan perbaikan.

8. Aspek Keperilakuan

Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan
pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian sebagai”mesin homostatis
yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator
mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti
pekerja, mandor atau manajer).

a. Batas pengendalian

Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan
pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang yang dikendalikan untuk
berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka miliki untuk
gagal sekali waktu. Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen
khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-
faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan
pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.

b. Hasil umpan balik

Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka
perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang dikendalikan. Umpan balik positif
akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi
mereka untuk mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara
otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat
secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan
kinerja mereka.

c. Keketatan pemaksaan

Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri
individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu-individu tertentu,
tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah
buruk lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi
individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.

11
d. Struktur penghargaan

Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan
mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau
pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun ekstrinsik.

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Akuntansi merupakan suatu system untuk menghasilkan informasi keuangan yang


digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktifitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan
dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para
pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Akhirnya, akuntansi bukanlah suatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sepanjang
waktu seiring dengan perkembangan linkungan akuntansi, agar dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan oleh penggunanya.

Pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemakai
internal (internal users) dan pemakai eksternal (external users). Sebagaimana dibahas
sebelumnya, pemakaian laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan untk melakukan
serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal, sama seperti pihak internal, tetapi
mereka lebih berfokus pada jumlah investasi yang mereka lakukan dalam orgnisasi tersebut.

Masalah-masalah etika yang dihadapi riset keperilakuan di antaranya adalah sebagai


berikut. Melakukan riset bukanlah hal yang mudah. Butuh tahapan-tahapan panjang hingga
akhirnya terwujudlah suatu hasil riset yang baik. Dan dalam penyusunannya pun juga tidak
sembarangan. Ada beberapa hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk itulah mengapa sebelum
melakukan riset, terlebih dahulu dimengerti tentang apa itu etika riset. Ini karena dalam
melakukan sebuah riset, banyak pihak yang terlibat dan etika riset digunakan sebagai pedoman
peneliti dalam bertindak terutama dengan orang lain yang notabene adalah subjek penelitian.
Selain itu, karena riset merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sebuah siklus keilmuan
dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia ilmu itu sendiri,

13

Vous aimerez peut-être aussi