Vous êtes sur la page 1sur 19

3.

1 Kalibrasi

3.1.1 Tensimeter Air Raksa


3.1.1.1 Data Alat ( Spesifikasi Alat)
Nama Alat : Spygmomanometer
Merk : Tensimeter
Type :-
Nomer Seri :-
Nama Alat kalibrasi : Digital Presure Meter
Merk : Fluke
Type :-
Nomer Seri :-

3.1.1.2 Teori Dasar

Gambar. Bentuk Fisik Tensimeter Air Raksa dan alat kalibrasi DPM

Tekanan Darah adalah tekanan yang di timbulkan pada dinding arteri.


Tekanan ini sangat di pegaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung,
ketegangan arteri, dan volume, laju serta kekentalan darah. Tekanan terjadi akibat
fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi yang disebut
dengan tekanan sistolik. Sedangkan tekanan terendah terjadi saat jantung
beristirahat yang disebut dengan tekanan diastolik. Tekanan darah digambarkan
sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik dengan nilai rata-rata
tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan
tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung dan disebut tekanan
sistole. Nomor bawah menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara
pemompaan dan disebut tekanan diastole.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|1
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan 162 darah adalah saat
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring (Frandson, 1992). Sistole dan
diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus jantung. Diastole
adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang kemudian
diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusunatas empat
fase (Saladin, 2003).

Pengisian ventrikel (ventricular fillin) Adalah fase diastolik, saat ventrikel


mengembang dan tekanannya turundibandingkan dengan atrium. Pada fase ini,
ventrikel terisi oleh darah dalam tigatahapan, yakni pengisian ventrikel secara
cepat, diikuti dengan pengisian yanglebih lambat (diastasis), hingga kemudian
proses diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir diperoleh EDV (End Diastolic
Volume), yang merupakan volumedarah total yang mengisi tiap ventrikel,
besarnya kurang lebih 130 mL.

Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction) Mulai fase ini, atria


repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selamasisa siklus. Sebaliknya,
ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel meningkat tajam, namun darah masih belum dapatkeluar dari jantung
dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan pulmonarytrunk (10 mmHg)
masih lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masihmenutupnya
keempat katup jantung. Dalam fase ini, volume darah dalamventrikel adalah
tetap, sehingga dinamakan isovolumetrik.

Pompa ventrikuler (ventricular ejection) Pompa darah keluar jantung


dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melampaui tekanan arterial, sehingga
katup semilunaris terbuka. Harga tekanan puncak adalah 120 mmHg pada
ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar jantung saat
pompa ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar 54%
dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV); dengan
demikian SV = EDV – ESV.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|2
Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation) Awal dari diastole
ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase ini juga disebut sebagai
fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel belum
menerima darah dari atria. Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah
163 tekanan puncak yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam
pembuluh tersebut selama kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah
tekanan terendah yangterjadi di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir
sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih antara tekanan sistole dan diastole, ini yang
disebut dengan blood pressure amplitude atau pulse pressure (Stegemann,
1981).Pemeriksaan tekanan darah merupakan indikator penting dalam
menilaifungsi kardiovaskuler. Tekanan darah sangat penting dalam sistem
sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah
di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah
yang menetap (Siswanto,2005).

 Bagian – Bagian Tensimeter Air Raksa

 Menset berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan
untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya
dipasang pada lengan pasien.
 Bulb atau pemompa berfungsi untuk mempompa udara kedalam menset.
 Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air raksa yang dipompa
oleh udara di dalam menset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang
pembuangan udara.
 Valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa.
 Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Diatas tabung air
raksa terdapat filternya.

3.1.1.3 Prinsip Kerja


Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama dengan U-Tube
Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang menggunakan tinggi

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|3
kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset
dipasang „mengikat‟ mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan
di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya
diturunkan. Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).

3.1.1.4 Blok Diagram

Gambar 1 : Blok Diagram


• Cara Kerja Blok Diagram

1. Cuff / Manset : untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan
untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaanya
dipasang pada lengan pasien.

2. Measure Unit / Skala : mengukur air raksa yang dipompaoleh udara di


dalam manset. Diatas tabung kaca pengukur terdapat lubang
pembuangan udara.

3. Bulb & Valve :


a) Bulb : memompa udara ke dalam manset

b) Valve : membuka atau menutup jalannya air raksa

3.1.1.5 Cara Pengoprasian

1. Buka valve on / off, air raksa akan menunjuk angka 0 (nol)

2. Pasang manset pada lengan pasien

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|4
3. Valve pembuangan pada bulb ditutup

4. Pompa bulb dengan menekan nekan bulb beberapa kali sampai air raksa
naik sampai nilai batas atas atau maksimal

5. Buka valve pembuangan pada bulb secara pelan – pelan sambil


mendengarkan denyut nadi (untuk memudahkan mendengarkan denyut
nadi dapat digunakan stetoscope)

6. Setelah selesai melakukan pengukuran, lepaskan manset dan usahakan


udara dalam manset keluar semua dengan cara menekan atau meremas
manset.

7. Miringkan tensimeter ke kiri atau kekanan (tergantung jenis tensimeter)


sampai air raksa masuk ke dalam tabung air raksa semua atau tidak
kelihatan lagi pada kaca pengukur. Kemudian pindahkan valve on / off
pada posisi off.

8. Tutuplah tensimeter. Harap diperhatikan pada saat menutup hati – hati


jangan sampai kaca pengukur terkena valve pembuangan atau
selangnya ada yang terjepit.

3.1.1.6 Teknik Pemeliharaan


1. Hindarkan dari suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi baik dalam
penggunaan atau penyimpanan.
2. Hindarkan dari zat-zat kimia yang dapat merusak alat
3. Hindarkan dari benda-benda tajam.
4. Jagalah agar manometer (tabung air raksa) dari benturan benda keras
5. Simpan tensi meter dalam suhu ruangan yang sesuai untuk menjaga
ketahan tensimeter.
6. Bersihkan kaca dan bagian-bagian tensimeter dari debu dan kotoran.
7. Bersihkan valve inlet/klep masuk pada bulbdengan menggunakan kapas
yang di basahi alcohol
8. Didalam valve outlet/klep keluar terdapat filter, lepas dan bersihkan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|5
3.1.1.7 Prosedur Umum Kalibrasi Sphygmomanometer
• Pendataan administrasi
1. Lakukan pendataan administrasi meliputi data alat medik, no order,
tangga dan tempat kalibrasi.
2. Lakukan Pengukuran Kondisi Lingkungan meliputi : Suhu dan
Kelembaban lingkungan. Data diambil pada ruang kalibrasi. pada
awal dan akhir pengukuran alat.
3. Lakukan pendataan alat ukur yang digunakan.
• Pengukuran Kebocoran Tekanan
1. Lakukan instalasi.
2. Berikan tekanan 200 mmHg kemudian baca penunjukan penurunan
tekanan setelah 60 detik, catat pada lembar kerja.
• Pengukuran Tekanan.
1. Tentukan titik pengukuran pada 0,60,80,100,120,150,200 mmHg.
2. Berikan tekanan 60 mmHg pada sphygmomanometer.
3. Tunggu beberapa saat sampai posisi air raksa stabil.
4. Catat nilai penunjukan air raksa pada sphygmomanometer dan nilai
yang terukur pada display digital pressure meter pada lembar kerja
kalibrasi
5. Lakukan langkah 3 dan 4, untuk titik 80 mmHg dan titik pengukuran
berikutnya sampai tekanan 200 mmHg.
6. Kurangi tekanan sampai pada 150 mmHg
7. Lakukan langkah 3 dan 4.
8. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk titik 120 mmHg dan titik pengukuran
berikutnya sampai pada 0 mmHg
9. Ulangi langkah 2. s.d 7 agar diperoleh 3 data pada tiap titik
pengukuran.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|6
3.1.1.8 Perhitungan Ketidakpastian hasil Pengukuran
Pembacaan Ketidakpastian
Pembacaan Kesalahan Kesalahan
Standar Pengukuran
No.
Alat Naik Turun Naik Turun Maksimal Naik Turun
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg) yang diijinkan (mmHg) (mmHg)
1 0 0,0 0,0 0,02 0,03 ± 1,3 ± 1,3
2 50 48,5 48,3 1,5 1,7 ± 1,9 ± 1,9
3 100 98,5 98,6 1,5 1,4 ± 1,9 ± 1,9
+ 3 mmHg
4 150 148,5 148,3 1,5 1,7 ± 1,1 ± 1,1
5 200 199,2 199,3 0,8 0,7 ± 2,0 ± 2,0
6 250 250,3 249,7 -0,3 0,3 ± 2,0 ± 1,9
• Hasil Pengukuran

 Analisa
Pada pembacaan alat 0 mmHg didapatkan pembacaan Standar Naik tetap 0,00
mmHg dan pembacaan Standar Turun sebesar 0,00 mmHg dengan kesalahan
naik sebesar 0,02 mmHg dan kesalahan turun sebesar 0,03 mmHg sehingga
didapatkan ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±1,3 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±1,3mmHg. Sehingga dapat dipastikan pada titik
0 mmHg alat ini layak digunakan.
Pada pembacaan alat 50 mmHg didapatkan pembacaan standar naik sebesar
48,5 mmHg dan pembacaan standar turun sebesar 48,3 mmHg dengan
kesalahan naik sebesar 1,5 mmHg dan kesalahan turun sebesar 1,7 mmHg
sehingga didapatkan ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±1,9 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±1,9 mmHg. Sehingga dapat dipastikan pada
titik 50 mmHg alat ini layak digunakan.

Pada pembacaan alat 100 mmHg didapatkan pembacaan standar


naik sebesar 98,5 mmHg dan pembacaan standar turun sebesar
98,6 mmHg dengan kesalahan naik sebesar 1,85 mmHg dan
kesalahan turun sebesar 1,5 mmHg sehingga didapatkan
ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±1,9 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±1,9 mmHg. Sehingga dapat
dipastikan pada titik 100 mmHg alat ini layak digunakan.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|7
Pada pembacaan alat 150 mmHg didapatkan pembacaan standar
naik sebesar 148,5 mmHg dan pembacaan standar turun sebesar
148,3 mmHg dengan kesalahan naik sebesar 1,5 mmHg dan
kesalahan turun sebesar 1,7 mmHg sehingga didapatkan
ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±1,1 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±1,1 mmHg. Sehingga dapat
dipastikan pada titik 150 mmHg alat ini layak digunakan.

Pada pembacaan alat 200 mmHg didapatkan pembacaan standar


naik sebesar 199,2 mmHg dan pembacaan standar turun sebesar
199,2 mmHg dengan kesalahan naik sebesar 0,8 mmHg dan
kesalahan turun sebesar 0,7 mmHg sehingga didapatkan
ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±2,0 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±2,0 mmHg. Sehingga dapat
dipastikan pada titik 200 mmHg alat ini layak digunakan.

Pada pembacaan alat 250 mmHg didapatkan pembacaan standar


naik sebesar 250,3 mmHg dan pembacaan standar turun sebesar
249,7 mmHg dengan kesalahan naik sebesar -0,3 mmHg dan
kesalahan turun sebesar 0,3 mmHg sehingga didapatkan
ketidakpastian pengukuran naik sebesar ±2,0 mmHg dan
ketidakpastian turun sebesar ±1,9 mmHg. Sehingga dapat
dipastikan pada titik 250 mmHg alat ini layak digunakan.

3.1.2 Elektrokardiograf (EKG)


3.1.2.1 Data Alat (Spesifikasi Alat)
Nama alat : Elektrokardiograf
Merk alat : FUKUDA DENSHI
Type : CARDIMAX FX-2111

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|8
SN :-
Nama Alat kalibrasi : Phantom Ekg
Merk : Fluke
Type : MPS450
Nomer Seri :-

3.1.2.2 Teori Dasar

Gambar. Alat ECG

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah


lektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikanjantung dalam waktu
tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro,
karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung,
gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG


merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh
sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki
impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul
AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam
oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.

3.1.2.3 Blok Diagram

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


|9
Gambar 19 : Blok diagram

3.1.2.4 Cara Kerja Blok Diagram

Input sinyal berasal dari pasien melalui elektroda yang


disambungkan kerangkaian multiplexer, kita atur lead selektor, kemudian
dikuatkan menjadi I mV oleh pre Amp yang biasanya digunakan untuk
kalibrasi, selanjutnya sinyal 1 mV difilter guna menghilangkan noise atau
gangguan dari frekuensi lain, setelah sinyal difilter bersih 1 mV
dikuatkan dalam level Volt oleh Main Amp mencapai 400x dan
penguatan dapat diatur melalui sensitifiti, selanjutnya sinyal yang telah
dikuatkan diproses oleh galvano meter dan stylus, galvanom meter ini
akan bergerak mengikuti amplitude dan irama denyut jantung higga
tergambar di kertas ECG yang kesemuanya itu disupply oleh blok power
supply.

3.1.2.5 Cara Pengoprasian

1. Buka valve on / off, air raksa akan menunjuk angka 0 (nol)

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 10
2. Pasang manset pada lengan pasien

3. Valve pembuangan pada bulb ditutup

4. Pompa bulb dengan menekan nekan bulb beberapa kali sampai air
raksa naik sampai nilai batas atas atau maksimal

5. Buka valve pembuangan pada bulb secara pelan – pelan sambil


mendengarkan denyut nadi (untuk memudahkan mendengarkan
denyut nadi dapat digunakan stetoscope)

6. Setelah selesai melakukan pengukuran, lepaskan manset dan usahakan


udara dalam manset keluar semua dengan cara menekan atau meremas
manset.

7. Miringkan tensimeter ke kiri atau kekanan (tergantung jenis


tensimeter) sampai air raksa masuk ke dalam tabung air raksa semua
atau tidak kelihatan lagi pada kaca pengukur. Kemudian pindahkan
valve on / off pada posisi off.

8. Tutuplah tensimeter. Harap diperhatikan pada saat menutup hati – hati


jangan sampai kaca pengukur terkena valve pembuangan atau
selangnya ada yang terjepit.

3.1.3.1 Taknik Pemeliharaan


1. Bersihkan
seluruh bagian alat
2. Bersihkan
tombol/switch pada alt
3. Bersihkan
elektroda
4. Cek kondisi
batrai dan lampu indicator

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 11
5. Lakukan uji
fungsi alat, cetak hasil perekaman
6. Lakukan uji
fungsi step response dengan menekan tombol 1mv
7. Cek fungsi
alarm
8. Cek kecepatan
kertas
9. Lakukan
pelumasan pada roda gigi motor roll kertas perekaman
10. Lakukan
pengujian kinerja alat/kalibrasi
3.1.3.2 Prosedur Umum Kalibrasi EKG

 Pengukuran Kondisi Fisik Dan Keselamatan Listrik

1. Pengamatan Fisik dan Fungsi alat


2. Periksa kondisi fisik dan fungsi dari UUT meliputi : selungkup alat,
kontrol, indikator, kabel dan aksesoris, kabel pasien (elektroda).
3. Catat kondisi tersebut (baik atau tidak baik) pada lembar kerja.
4. Pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical Safety
Analyzer (ESA). meliputi pengukuran :
a) Kebocoran arus pada selungkup
 Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
b) Kebocoran arus pada elektrode
 Polaritas normal dengan pembumian dengan dan tanpa pembumian
 Polaritas terbalik tanpa pembumian dengan dan tanpa pembumian
c) Kebocoran kabel pembumian
 Polaritas normal dengan pembumian dan tanpa pembumian
 Polaritas terbalik dengan dan tanpa pembumian
 Nilai resistansi kawat pembumian
 Nilai tahanan kabel isolasi catu daya
 Nilai tahanan isolasi selungkup

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 12
 Pengamatan Visual 12 Lead
Check 12 lead dengan memberikan input 60 BPM dari ECG
simulator,seting ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, rekam seluruh
lead ECG : Lead I, II, III, Avl, Avf, AvR, V1 s.d. V6.

 Pengukuran/ kalibrasi
1. Lakukan pengukuran paper speed/ kecepatan
kertas : 25 mm/sec dan 50mm/sec.
 Berikan input 60 BPM dari ECG simulator pada Electrocardiogarph,
seting ECG pada kecepatan kertas 25 mm/sec, pilih lead II tunggu
beberapa saat sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil
pembacaan ECG, pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada
setiap titik pengukuran.
 Ulangi langkah pertama dengan memberikan seting 50 mm/sec pada
ECG.
 Untuk pembacaan kecepatan kertas, ukur dari puncak ke puncak
dengan menggunakan jangka sorong.

2. Lakukan pengukuran BPM : 30, 60, 120,


240.
 Berikan input 30 BPM dari ECG simulator pada electrocardiograph,
seting ECG kecepatan kertas 25 mm/sec, lead II, tunggu beberapa
saat sampai kondisi BPM tercapai, kemudian rekam hasil pembacaan
ECG.
 Ulangi langkah a dengan memberikan input BPM selanjutnya sampai
240 BPM Pengambilan data dilakukan minimal 5 peak pada setiap
pengukuran.
 Untuk pembacaan ke dalam nilai BPM, kecepatan kertas dibagi nilai
yang terbaca pada jangka sorong antara puncak ke puncak dikali
kan dengan 60 BPM.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 13
3. Lakukan pengukuran Gain Sensitivity : 5, 10, 20.
 Seting gain ECG pada 5 mm, tekan rekam pada ECG sambil
menekan tombol ’ cal 1 mv’.
 Ulangi langkah 4.a dengan memberikan seting sensitivitas pada 10
dan 20 mv pada ECG.
 Untuk pengukuran sensitivitas ECG simulator dalam keadaan ’off’.
 Untuk menghitung nilai gain dengan menggunakan jangka
sorong dihtung dari batas bawah sampai batas atas pulsa squere.

3.1.3.3 Perhitungan Ketidakpastian Hasil Pengukuran


 Hasil Pengukuran

 Analisis
Berdasarkan hasil pengukuran level tegangan dan time intrval
didapatkan nilai pengukuran seperti pada tabel diatas dimana didapatkan
hasil nilai ketidakpastian pengukuran yang baik yakni nilai dibawah
koreksi maksimal yang diijinkan (5%). Berdasarkan hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa alat layak pakai dengan tingkat kepercayaan yang tingi.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 14
3.1.3.1 Centrifuge
3.1.3.2 Data Alat (Spesifikasi Alat)
Nama alat : Centifuge
Nama Alat kalibrasi : Tachometer
3.1.3.3 Teori Dasar Alat

Gambar 45. Alat Centrifuge dan Tachometer

Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memisahkan larutan


dengan berat molekul yang berbeda berdasarkan gaya sentrifugal,
contohnya pada darah, urine dan pemurnian protein. Gaya sentrifugal
adalah gaya yang bekerja ke arah luar dari titik pusat putaran.

Centrifuge memiliki prinsip kerja sesuai dengan fungsinya yaitu


berdasarkan gaya sentrifugal yang timbul apabila suatu benda diputar
dari suatu titik semakin tinggi kecepatan putaran yang diberikan maka

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 15
semakin besar gaya sentrifugal yang dihasilkan. Lama tidaknya proses
pemisahan zat tergantung dari kekentalan zat tersebut. Semakin kental
larutan maka akan semakin lama pula untuk melakukan pemisahan zat
atau larutan tersebut.

Bagian – Bagian Centrifuge


 Motor
 Speed Control
 Timer
 Brake system

3.1.3.4 Cara Menggunakan/ Mengukur Tachometer

Tombol “mode” pada jam tangan anda hingga anda berada dalam
mode chronograph. Setelah itu, jarum detik pada jam anda akan
berhenti bergerak ketika mencapai jam 12.
Pilih titik penentu di mana anda ingin memulai pengukuran
kecepatan anda. Untuk percobaan pertama anda, gunakan penanda mil
atau kecepatan saat mengemudi. Ketika anda melewati tanda ini,
tekan tombol set untuk memulai fungsi chronograph tersebut. Jarum
detik akan melanjutkan searah jarum jam di sekitar wajah. Tekan
tombol set lagi ketika anda telah bepergian dengan batas yang anda
tetapkan.
Lihat jarum detik jam tangan anda. Tentukan dimana posisinya
menunjuk pada dial tachometer. Jumlah ini merupakan kecepatan di
mana anda bepergian dalam satuan per jam. Contohnya, jika anda
memerlukan waktu satu menit untuk mencapai jarak 1-2 km,
kemungkinan akan mengarah ke angka 90, ini artinya anda melaju
dengan kecepatan 90 km per jam.
Mengukur benda yang bergerak lebih lambat dapat menyebabkan
pembacaan dan penunujukkan tachometer secara terbagi. Contohnya,
tidak mungkin pelari dapat melakukan perjalanan satu mil dalam satu
menit. Sebaliknya, jam akan mencatat jumlah waktu yang ia perlukan

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 16
untuk pergi dalam fraksi preset satu mil. Misal, mengukur
seperdelapan dari satu mil, lalu membagi hasilnya pada tachometer
(anggap saja, 60, jika ia menyelesaikan satu mil dalam satu menit)
dibagi delapan. Anda akan mendapatkan hasil bahwa ia berjalan atau
lari 7,5 menit / mil.
Lakukan hal yang sama untuk objek yang bergerak terlalu cepat
pada tachometer, melainkan kali ini kalikan hasil anda, tidak
membaginya. Kenaikan terkecil yang dapat tercatat secara umum
adalah 7,5 detik.

 Cara Membaca Skala dan Hasil


1. Ukur keliling tapak roda belakang (tidak masalah meskipun ban sudah
aus atau ganti ukuran).
2. Posisikan pentil pada jam 6, beri tanda ke-1 di lantai/jalan, dorong
sepedamotor hingga posisi pentil kembali ke posisi jam 6, beri tanda
ke-2, ukur jarak antara tanda ke-1 dan ke-2; gunakan satuan cm
setelah itu konversikan ke kilometer. contoh didapat jarak antara tanda
ke-1 dan ke-2 (keliling roda) = 180 cm = 0,00180 Km.
3. Hitung Rasio Putaran Mesin dengan Putaran Roda Belakang / Total
Reduction Ratio (karena putaran roda belakang tidak secepat putaran
mesin).

 Bagian-bagian Tachometer
Tachometer terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Sensor
2. Pengolah data
3. Penampil
3.1.3.5 Blok Diagram

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 17
Gambar 1 : Blok Diagram

• Cara Kerja Blok Diagram

1. power suply memberi input berupa tegangan keseluruh komponen alat.


2. setting waktu memberi input pada setting kecepatan untuk berapa lama
waktu alat bekerja.
3. setting kecepatan mengatur berapa besar kecepatan motor berputar.
.
3.1.3.4 Perhitungan Ketidakpastian Hasil Pengukuran
 Hasil Pengukuran

Setting Terukur
Kesalahan
Rata- Presisi Maksimal Ketidakpastian
No. Parameter Pada
rata (%) yang Pengukuran
Diijinkan
Standar Alat

1 1000 1016,34 -16,34 ± 11,53

2 Akurasi 2000 1957,95 42,05 ± 0,69


Kecepatan ± 10 %
3 (RPS) 3000 3087,22 -87,22 ± 11,19

4 4000 3948,78 51,22 ± 12,29

Kecepatan Putar

No. Setting pada alat Terukur Rata- Koreksi Ketidakpastian


(menit) Rata Alat Pengukuran
1 5 4,59 0,41 ± 0,00

 Analisis

Dari pengukuran yang telah dilakukan, pada jarak 25 cm


didapatkan hasil pengukuran masih dalam range toleransi atau

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 18
masih sesuai standar dengan kesalahan maksimal yang
diijinkan sebesar ±10%. Setting standar pada alat pada
kecepatan 1000 RPM menghasilkan rata-rata sebesar 1016,34
RPM. Pada kecepatan 2000 RPM menghasilkan rata-rata
sebesar 1957,95 RPM. Pada kecepatan 3000 RPM
menghasilkan rata-rata sebesar 3087,22 RPM dan pada
kecepatan 4000 RPM menghasilkan rata-rata sebesar 3948,78
RPM. serta

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa alat tersebut memiliki


nilai presisi yang baik dan alat layak pakai.

Laporan Pendalaman Mata Kuliah Keahlian Teknik Elektromedik


| 19

Vous aimerez peut-être aussi