Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH ;
i
KATA PENGANTAR
“ OM SWASTI Astu “ Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami kelompok I dapat
menyelesaikan tugas dalam bentuk makalah yang berjudul “ Rekayasa Genetika dan Proyek
Genom Manusia “ dapat diselesaikan tepat waktu.
1. Dr. I Nyoman Tika.,M.Si yang telah memberikan tugas makalah sehingga kami dapat
mengembangkan dan menambah wawasan di bidang IPA Masa Depan dan tata cara penulisan
makalah.
2. Rekan – rekan mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan IPA yang telah banyak memberikan
masukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami kelompok I menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna seperti apa yang
diharapkan, untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Mudah
mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca, tidak lupa mohon maaf kami
ucapkan atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini baik sengaja
maupun tidak sengaja,
“Om Santhi,santhi,Santhi Om “
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................... i
Kata pengatar ............................................................................................................. ii
Daftar isi ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................... 2
1.4 Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
2.1. Pengertian Rekayasa Genetika dan Proyek Genom Manusia ................... 3
2.1.1 Pengertian Rekayasa Genetika ................................................................ 3
2.1.2 Pengertian Proyek Genom Manusia......................................................... 3
2.2. Proses Rekayasa Genetikan dan Proyek Genom Manusia.......................... 4
2.2.1 Pengertian Rekayasa Genetika ............................................................... 4
2.2.2. Pengertian Proyek Genom Manusia ...................................................... 4
2.3. Proses Rekayasa Genetikan dan Proyek Genom Manusia ........................ 5
2.3.1 Proses Rekayasa Genetika ..................................................................... 5
2.4 Pemanfaatan Rekayasa Genetikan dan Proyek Genom Manusia ............. 9
2.4.1 Pemanfaatan Rekayasa Genetika............................................................ 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari rekayasa genetika dan proyek genom
manusia.
2. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya rekayasa genetika dan proyek genom manusia.
3. Mahasiswa memahami penerapan atau manfaat dari rekayasa genetika dan proyek
genom manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
Proyek genom manusia memiliki arti yang sangat penting karena katalog gen
manusia mengandung sebuah gambaran pada sekuan setiap gen di dalam genom, hal ini
akan menjadi sangat berharga bahkan untuk bertahun-tahun fungsinya pada beberapa gen
lain yang belum diketahui. Selain itu tidak hanya berisi sekuan pada sebagian coding setiap
gen, tetapi juga mengatur daerah masuknya gen ini. Salah satu dari beberapa gen ini
memiliki kasalahan dalam menjalankan fungsinya sehingga menyebabkan sebuah penyakit
genetik, berhubungan dengan hal ini katalog gen manusia akan secepatnya mengatasi gen ini
dan menjadikan hal tersebut sebagai suatu pelajaran dalam mencapai strateginya untuk
mencapai ketahanannya. Proyek genom manusia merupakan hal yang sangat penting, karena
genom manusia telah menjadi fokus penelitian di bidang.
Pemetaan genom manusia serta karyotyping memungkinkan adanya rekayasa gen-gen
tertentu demi menghasilkan ekspresi gen yang diharapkan. Rekayasa genetika merupakan
suatu sistem modifikasi genetik pada genom organisme menggunakan metode-metode dalam
bioteknologi. Rekayasa genetika memungkinkan dilakukannya manipulasi gen-gen sehingga
ekspresi gen dapat dikontrol dan produknya dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu
(Chaterine, 2010). Teknik ini sudah banyak dimanfaatkan untuk merekayasa gen fungsional
serta sudah banyak pula dimanfaatkan untuk memproduksi organisme-organisme transgenik
(Genetically Modified Organism)
1) Metode elektroporasi.
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil adalah
elektroporasi dari protoplas, perlakuan polythyleneglycol (PEG) pada protoplas dan
kombinasi antara dua perlakuan tersebut diatas. PEG memudahkan presipitasi DNA dan
membuat kontak lebih baik dengan protoplas, juga melindungi DNA plasmid mengalami
degradasi dari enzim nuklease. Sedangkan elektroporasi dengan perlakukan listrik voltase
tinggi meyebabkan permeabilitasi tinggi untuk sementara pada membran sel dengan
membentuk pori-pori sehingga DNA mudah penetrasi kedalam protoplas. Integritas
membran kembali membaik seperti semula dalam beberapa detik sampai semenit setelah
perlakuan listrik. Jagung dan padi telah berhasil dengan sukses ditransformasi melalui
elektorporasi dengan efisien antatar 0,1 – 1 %. Salah satu kelemahan penggunaan
protoplas sebagai eksplan untuk transformasi adalah sulitnya regenerasi dari protoplas,
dan variasi somaklonal akibat panjang periode kultur
2) Karbid silikon (silicon carbide)
Metode transfer gen lain yang kurang umum digunakan dalam transformasi tanaman
tetapi telah dilaporkan berhasil mentransformasi jagung, dan turfgrass adalah penggunaan
karbid silikon (silicon carbide). Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur
dengan serat silicon carbide dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan
kedalam tabung Eppendorf, kemudian dilakukan pencampuran dan pemutaran dengan
vortex. Serat karbid berfungsi sebagai jarum injeksi mikro (micro injection ) untuk
memudahkan transfer DNA kedalam sel tanaman. Metode ini telah digunakan dan
menghasilkan tanaman jagung transgenik yang fertil.
3) Penembakan partikel (Particle bombardment)
Teknik paling modern dalam transformasi tanaman adalah penggunaan metoda gene
gun atau particle bombardment. Metode transfer gen ini dioperasikan secara fisik dengan
menembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman. Dengan cara
partikel dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel dan membran, kemudian
DNA melarut dan tersebar dalam secara independen. Telah didemonstrasikan bahwa
teknik ini efektif untuk metransfer gen pada bermacam–macam eksplan. Penggunaan
senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi
kerusakan sel selama proses penembakan berlangsung. Penggunaan particle
bombardment membuka peluang dan kemungkinan lebih muda dalam memproduksi
tanaman transgenik dari berbagai spesies yang sebelumnya sukar ditransformasi dengan
Agrobacterium, khususnya tanaman monokotil seperti padi, jagung, dan turfgrass..
4) Metode transformasi yang dilakukan atau diperantara oleh Agrobacterium
tumefaciens.
Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media vektor
Agrobacterium tumefaciens paling sering digunakan untuk melakukan transformasi
tanaman, terutama tanaman kelompok dikotil. Bakteri ini mampu mentransfer gen
kedalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa potongan daun (leaf disc)
atau bagian lain dari jaringan tanaman yang mempunyai potensi beregenerasi tinggi.
2. Bidang Perkebunan, Kehutanan, dan Florikultur
a. Bidang Perkebunan
Perkebunan kelapa sawit transgenik dengan minyak sawit yang kadar karotennya
lebih tinggi saat ini mulai dirintis pengembangannya. Begitu pula, telah dikembangkan
perkebunan karet transgenik dengan kadar protein lateks yang lebih tinggi dan
perkebunan kapas transgenik yang mampu menghasilkan serat kapas berwarna yang lebih
kuat dan juga ketahanan tanaman terhadap hama, dengan mengintroduksi gen Bt yang
berhubungan dengan ketahanan serangga hama hasil isolasi bakteri tanah Bacillus
thuringiensis yang dapat memproduksi protein kristal yang bekerja seperti insektisida
(insecticidal crystal protein) yang dapat mematikan serangga hama (Macintosh et al.,
1990). Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang,
aerobik dan membentuk spora. Banyak strain dari bakteri ini yang menghasilkan protein
yang beracun bagi serangga. Sejak diketahui potensi dari protein kristal atau cry Bt
sebagai agen pengendali serangga, semakin banyak dikembangkan isolasi Bt yang
mengandung berbagai jenis protein kristal. Dan sampai saat ini telah diidentifikasi protein
kristal yang beracun terhadap larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi hama pada
tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah
lingkungan karena mempunyai target yang spesifik yaitu mematikan serangga dan mudah
terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.
b. Bidang Kehutanan
Di bidang kehutanan telah dikembangkan tanaman jati transgenik, yang memiliki
struktur kayu lebih baik. Selain itu Fasilitas Uji Terbatas Pusat Penelitian Bioteknologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghasilkan tanaman sengon (Albazia
falcataria) transgenik pertama di dunia pada tahun 2010 lalu. Kayu sengon bernilai
ekonomis yang digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, perabotan
rumah tangga, pagar, hingga pulp dan kertas. Akar tunggangnya yang kuat, sehingga baik
ditanam di tepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan
pemerintah (Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Tanaman sengon
transgenik yang mengandung gen xyloglucanase terbukti tumbuh lebih cepat dan
mengandung selulosa lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Tanaman ini berpotensi
tumbuh lebih cepat saat dipindah ke lapangan.
c. Bidang Florikultur
Florikultur merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana cara budidaya bunga.
Florikultur merupakan praktek budidaya Hortikultura dan tumbuhan atau tanaman untuk
kebun, bunga segar untuk industri potong-Bunga dan dalam pot untuk digunakan dalam
ruangan. Hortikultura melibatkan ilmu bunga dan budidaya tanaman dan di Floristry
dengan menggunakan teknik biokimia, fisiologi, pemuliaan tanaman serta berbagai
produksi hasil tanaman, Florikultur selalu mencari hal-hal baru bagaimana cara
menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan
mereka untuk melawan dampak lingkungan. Di bidang florikultur antara lain telah
diperoleh tanaman anggrek transgenik dengan masa kesegaran bunga yang lama serta
lebih tahan terhadap serangan hama. Demikian pula, telah dapat dihasilkan beberapa jenis
tanaman bunga transgenik lainnya dengan warna bunga yang diinginkan dan masa
kesegaran bunga yang lebih panjang.
3. Bidang Farmasi dan Industri
Di bidang farmasi, rekayasa genetika terbukti mampu menghasilkan berbagai jenis
obat dengan kualitas yang lebih baik sehingga memberikan harapan dalam upaya
penyembuhan sejumlah penyakit di masa mendatang. Bahan-bahan untuk mendiagnosis
berbagai macam penyakit dengan lebih akurat juga telah dapat dihasilkan.
Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya berbagai produk industri
farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dengan
cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung jawab atas sintesis produk-
produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri tertentu yang sangat cepat
pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi biasa. Dengan mentransfer gen
untuk produk protein yang dikehendaki ke dalam bakteri, ragi, dan jenis sel lainnya yang
mudah tumbuh di dalam kultur seseorang dapat memproduksi protein dalam jumlah
besar, yang secara alami hanya terdapat dalam jumlah sangat sedikit.
1) Pembuatan insulin melalui proses rekayasa genetika
Insulin adalah suatu hormon polipetida yang diproduksi dalam sel-sel β kelenjar
Langerhaens pankreas. Insulin berperan penting dalam regulasi kadar gula darah (kadar
gula darah dijaga 3,5-8,0 mmol/liter). Hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita
dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas
mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh
membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau
dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Kekurangan insulin dapat menyebabkan
penyakit seperti diabetes mellitus tergantung insulin (diabetes tipe I). Insulin terdiri dari
51 asam amino. Molekul insulin disusun oleh 2 rantai polipeptida A dan B yang
dihubungkan dengan ikatan disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B
terdiri dari 30 asam amino.
3) Pengklonaan sel dan gen asing
Bakteri hasil transformasi ditempatkan pada medium nutrient padat yang
mengandung amphisilin dan gula yang disebut X-gal. Amphisilin dalam medium yang
akan memastikan bahwa hanya bakteri yang mengandung plasmid yang dapat tumbuh
karena adanya resistensi dari amp-R. Sedangkan X-gal akan memudahkan identifikasi
koloni bakteri yang mengandung gen asing yang disisipkan. X-gal ini akan dihidrolisis
oleh β-galaktosidase menghasilkan produk berwarna biru, sehingga koloni bakteri yang
mengandung plasmid dengan gen β-galaktosidase utuh akan berwarna biru.
Tetapi jika suatu plasmid memiliki DNA asing yang diselipkan ke dalam gen
lacZ-nya maka koloni sel yang mengandung DNA asing ini akan berwarna putih karena
sel tersebut tidak bisa menghasilkan β-galaktosidase untuk menghidrolisis X-gal.
4) Identifikasi klon sel yang membawa gen yang diinginkan
Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan
diidentifikasi menggunakan probe asam nukleat. Probe adalah rantai RNA atau rantai
tunggal DNA yang diberi label isotop radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat
berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah
pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah RNAd dari gen pengkode insulin
pankreas manusia. Untuk memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA
rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan
ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak
bersinar.
Setelah mengidentifikasi klon sel yang diinginkan, kemudian ditumbuhkan dalam
kultur cair dalam tangki besar dan selanjutnya dengan mudah mengisolasi gen tersebut
dalam jumlah besar. Selain itu juga dapat digunakan sebagai probe untuk
mengidentifikasi gen yang serupa atau identik di dalam DNA dari sumber lain.
Pada industri pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang
digunakan juga merupakan produk organisme transgenik. Hampir 40% keju keras (hard
cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim yang berasal dari
organisme transgenik. Demikian pula, bahan-bahan food additive seperti penambah cita
rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya
saat ini banyak menggunakan produk organisme transgenik.
4. Bidang Lingkungan
Rekayasa genetika ternyata sangat berpotensi untuk diaplikasikan dalam upaya
penyelamatan keanekaragaman hayati, bahkan dalam bioremidiasi lingkungan yang
sudah terlanjur rusak. Dewasa ini berbagai strain bakteri yang dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan dari bermacam-macam faktor pencemaran telah ditemukan
dan diproduksi dalam skala industri. Sebagai contoh, sejumlah pantai di salah satu negara
industri dilaporkan telah tercemari oleh metilmerkuri yang bersifat racun keras baik bagi
hewan maupun manusia meskipun dalam konsentrasi yang kecil sekali. Detoksifikasi
logam air raksa (merkuri) organik ini dilakukan menggunakan tanaman Arabidopsis
thaliana transgenik yang membawa gen bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk
untuk mendetoksifikasi air raksa organik.
Keragaman metabolisme mikroba juga digunakan dalam menangani limbah dari
sumber-sumber lain. Pabrik pengolahan air kotor mengandalkan kemampuan mikroba
untuk mendegradasi berbagai senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Akan tetapi,
peningkatan jumlah senyawa yang secara potensial berbahaya yang dilepas ke lingkungan
tidak lagi bisa didegradasi oleh mikroba yang tersedia secara alamiah, hidrokarbon
klorinasi merupakan contoh utamanya. Para ahli bioteknologi sedang mencoba
merekayasa mikroba untuk mendegradasi senyawa-senyawa ini. Mikroba ini dapat
digunakan dalam pabrik pengolahan air limbah atau digunakan oleh para manufaktur
sebelum senyawa-senyawa itu dilepas ke lingkungannya.
5. Bidang Hukum dan Forensik
Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dengan jumlah kecil
dapat tertinggal di tempat kejadian perkara atau pada pakaian atau barang-barang lain
milik korban atau penyerangnya. Jika ada perkosaan, air mani dalam jumlah kecil dapat
ditemukan dari tubuh korban. Pengujian yang digunakan biasanya menggunakan antibodi
untuk menguji protein permukaan sel yang spesifik. Namun pengujian ini membutuhkan
jaringan yang agak segar dengan jumlah yang relatif banyak. Pengujian DNA dapat
mengidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian yang jauh lebih tinggi karena urutan
DNA setiap orang itu unik. Analisis RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphims)
dengan Southern blotting merupakan metode ampuh untuk pendeteksian kemiripan dan
perbedaan sampel DNA dan hanya membutuhkan darah atau jaringan lain dalam jumlah
yang sangat sedikit. Misalnya dalam kasus pembunuhan metode ini dapat digunakan
untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka, korban, dan sedikit darah yang
dijumpai di TKP. Probe radioaktif menandai pita elektroforesis yang mengandung
penanda RFLP tertentu. Biasanya saintis forensik menguji kira-kira lima penanda, dengan
kata lain hanya beberapa bagian DNA yang diuji. Akan tetapi, rangkaian penanda dari
suatu individu yang demikian sedikitpun sudah dapat memberikan sidik jari DNA atau
pola pita spesifik yang berguna untuk forensik karena probabilitas bahwa dua orang akan
memiliki rangkaian penanda RFLP yang tepat sama adalah kecil. Autoradiografi meniru
jenis bukti yang disajikan kepada para juri dalam pengadilan percobaan pembunuhan.
Seperti yang diungkapkan oleh analisis RFLP, DNA dari noda darah pada pakaian
terdakwa sama persis dengan sidik jari DNA korban tetapi berbeda dari sidik jari
terdakwa. Ini membuktikan bahwa darah dari pakaian terdakwa berasal dari korban
bukan dari terdakwa sendiri.
2.4.2 Pemanfaatan Proyek Genom Manusia
2.4.2.1 Terapi Gen
Dalam bidang kesehatan proyek genom juga dapat dimanfaatkan untuk terapi
penyakit-penyakit dengan cara terapi gen. Ilmuwan dalam bidang bioteknologi banyak
melakukan penelitian di bidang terapi gen, meliputi penggantian gen yang termutasi
dengan salinan gen sehat, inaktivasi (knocking off) gen yang termutasi, serta pengenalan
gen baru untuk membantu mengatasi penyakit tertentu (Johnson, 2017). Misra (2013)
menyatakan bahwa terapi gen banyak digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh
kelainan gen tunggal resesif, seperti fibrosis kistik (cystic fibrosis), hemofilia, kelainan
muscular, dan anemia sel sabit; serta penyakit lain, seperti kanker maupun AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome).
1. Terapi gen
Teknologi terapi gen tidak terlepas dari prinsip rekayasa genetika untuk
menghasilkan GMO (Genetically Modified Organism) atau yang biasa dikenal
sebagai organisme transgenik. Ide untuk terapi gen cukup unik yaitu dengan
menambahkan gen yang normal ke bagian genom yang mengalami mutasi ataupun
kerusakan sehingga fungsi gen tersebut dapat diperbaiki (Kachroo & Gowder, 2016).
Penggunaan terapi gen harus disesuaikan dengan jenis penyakit yang akan diterapi.
Penyakit dan hubungan genetiknya harus diketahui terlebih dahulu sebelum
dilakukan terapi gen. Apabila suatu gen yang terkait pada penyakit tertentu telah
dapat diidentifikasi, maka potensi penyakit tersebut untuk diterapi akan semakin
besar. Misra (2013) menyatakan bahwa gen merupakan unit fungsional yang
berkaitan dengan hereditas yang memiliki sekuen basa tertentu. Sekuen basa tersebut
yang nantinya akan menentukan jenis dan fungsi protein yang diekspresikan. Ketika
suatu gen mengalami mutasi ataupun perubahan dalam sekuen basa nitrogennya,
maka protein yang dikode tidak akan bisa melaksanakan fungsi normalnya dan
mengakibatkan suatu kelainan genetik. Terapi gen hadir untuk menjadi solusi terapi
terbaru pada penyakit baik yang diturunkan maupun yang tidak.
BAB III
KESIMPULAN
Rekayasa genetika suatu usaha memanipulasi sifat genetik suatu makhluk hidup untuk
menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika dapat
dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua materi genetik (DNA) yang
berasal dari dua organisme berbeda. Hasil penggabungan dua materi genetik yang berasal dari
dua organisme yang berbeda disebut DNA rekombinan.
Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan materi genetika dari sumber
yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu yang lebih singkat.
Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan berbagai organisme maupun
produk yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Kemajuan dalam penelitian, proyek genom manusia dengan kompleknya masalah
kesehatan, proyek genom dapat untuk lebih responsif dan antisipatif. Menciptakan suatu generasi
yang mampu mencegahatau atau menghilangkan adanya penyakit keturunan. Proyek genom
pada manusia sangat membantu di dunia kesehatan mendeteksi dan mencegah timbulnya
berbagai penyakit pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Dinata,D.2009.Bioteknologi.jakarta: Erlangga.
Rosanti, Di. 2013. Kloning Gen. Jakarta: Erlangga
Suryo.1992.Genetika Strata 1. Universitas Gajah Mada: Jogjakarta
Sloanne, Ethel. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Agus andi sulhan. 2014. Rakayasa genetika pada tanaman.
http://agusandisulhan.blogspot.co.id/2014/06/rekayasa-genetika-pada-tanaman-dan.html.
(diakses pada tanggal 08 oktober 2016)
Anomim. 2012. Rekaysa genetika. http://matakuliahbiologi.blogspot.co.id/2012/04/rekayasa-
genetika.html. (diakses pada tanggal 08 oktober 2016)
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.Doni Hikmat
Ramdhani Penelitian Genom dan Implikasinya dalam Kesehatan Masyarakat di Indonesia.