Vous êtes sur la page 1sur 37

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004,
lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
1
ke atas. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Indonesia Tahun 2008 Lansia
dibagi menjadi usia pra-lansia 45-59 tahun; lansia 60-69 tahun; dan lansia risiko tinggi
2
70 tahun atau lebih. Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara
maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas
(kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life
expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Hal ini ditandai
dengan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang terjadi di Indonesia, dari usia 66
3
tahun di tahun 2000, menjadi usia 70,1 tahun di tahun 2015 (Badan Pusat Statistik).

Menurut United Nations tahun 2017, dunia mengalami penuaan dengan cepat.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, pada tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Dengan persentase diatas tujuh persen dapat
dikatakan bahwa Indonesia sebagai negara berstruktur tua. Diprediksi jumlah penduduk
lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan
4
tahun 2035 (48,19 juta) akan semakin meningkat. Berdasarkan data dari Depkes RI,
Jawa Barat menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah Lansia terbanyak yaitu sekitar 8%
5
pada tahun 2014. Proses terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa
faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang semakin baik.

Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia adalah masalah penyakit


degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis, seperti
hipertensi, diabetes mellitus, pneumonia, dan gagal jantung kongestif. Selain itu sindrom
geriatri seperti imobilisasi, instabilitas postural, insomnia, dan defisiensi imun juga dapat
6
ditemukan. Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional, angka kesakitan lansia
tahun 2014 sebesar 25,05 persen, dan meningkat menjadi sebesar 28,62% pada tahun

1
2015, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya
mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang
7
tinggal di perkotaan cenderung lebih baik daripada lansia yang tinggal di perdesaan.

Oleh karena itu, untuk menarik perhatian dunia terhadap penuaan dan kesehatan,
serta dampak dan tantangan kesehatan akibat penambahan jumlah populasi lansia di
masyarakat, yaitu dengan cara menjalin kerjasama dengan pemerintah pusat, pemerintah
daerah, organisasi kemasyarakatan, swasta dan organisasi internasional, untuk
mendapatkan komitmen dalam upaya peningkatan penanganan masalah kesehatan dan
8
penuaan. Selain itu diperlukan pembinaan kesehatan pada kelompok pra lanjut usia dan
lanjut usia, bahkan sejak usia dini. Berdasarkan pasal 138 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menetapkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lanjut usia ditujukan untuk menjaga agar para lanjut tetap sehat dan produktif secara
6
sosial dan ekonomis.

Untuk itu pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan


dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif
secara sosial dan ekonomi. Puskesmas sebagai unit terdepan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat maupun perorangan telah tersedia di semua kecamatan. Sehubungan dengan
hal tersebut Puskesmas diharapkan mampu melakukan upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif tingkat dasar bagi lanjut usia. Pelayanan kesehatan Lanjut Usia
di Puskesmas harus dilakukan secara professional dan berkualitas, paripurna, terpadu,
6
dan terintegrasi dengan memperhatikan aspek geriatrik pada Lanjut Usia.

Berdasarkan Proyeksi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya tahun


2018, jumlah penduduk yang termasuk pra Lansia dan Lansia adalah sebanyak 9.893
orang, yaitu 28,4% dari total penduduk. Pada daftar penyakit terbanyak yang terdapat di
Puskesmas Cilamaya, didapatkan penyakit hipertensi menjadi penyakit yang termasuk
lima besar terbanyak di puskesmas ini dan hampir semua pasien termasuk pra Lansia
dan Lansia, dengan adanya hal ini masih dapat disimpulkan Lansia di puskesmas ini
belum dapat dikatakan sehat secara fisik. Selain itu menurut data Penilaian Kinerja
Puskesmas (PKP) triwulan II 2018, cakupan program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

2
belum mencapai target, besar cakupan 27,10% dengan target 70%. Oleh karena itu,
diperlukan evaluasi Program Upaya Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Cilamaya
periode Oktober 2017 sampai dengan September 2018 untuk mengetahui masalah dan
penyelesaian masalah dalam program ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, terjadi peningkatan usia harapan
hidup (UHH) di Indonesia, dari usia 66 tahun di tahun 2000, menjadi usia 70,1
tahun di tahun 2015.
1.2.2 Menurut United Nations pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara berstruktur
tua karena jumlah penduduk lansia mencapai 9,03% (23,66 juta jiwa).
1.2.3 Berdasarkan data dari Depkes RI, Jawa Barat menduduki peringkat ke-5 dengan
jumlah Lansia terbanyak yaitu sekitar 8% pada tahun 2014.
1.2.4 Berbagai dampak dari peningkatan jumlah lansia adalah masalah penyakit
degeneratif yang sering menyertai para lansia, bersifat kronis dan multipatologis,
seperti hipertensi, diabetes mellitus, pneumonia, dan gagal jantung kongestif.
1.2.5 Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional, angka kesakitan lansia tahun
2014 sebesar 25,05 persen, dan meningkat menjadi sebesar 28,62% pada tahun
2015.
1.2.6 Menurut data Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Puskesmas Cilamaya triwulan
II 2018, cakupan program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut belum mencapai
target. Besar cakupan 27,10% dengan target 70%.
1.2.7 Belum adanya evaluasi program pelayanan kesehatan lansia di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya periode Januari 2018 – September 2018.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan program pelayanan kesehatan usia lanjut di
Puskesmas Cilamaya Kabupaten Karawang periode Oktober 2017 sampai
september 2018.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya frekuensi pertemuan kelompok lansia per tahun di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai september 2018.
1.3.2.2 Diketahuinya jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan kegiatan di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai
september 2018.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi badan Lansia di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai
september 2018.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan pada Lansia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai september 2018.
1.3.2.5 Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (protein urin, Hb,
dan gula darah) pada Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya
periode Oktober 2017 sampai september 2018.
1.3.2.6 Diketahuinya cakupan penyuluhan pada Lansia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai september 2018.
1.3.2.7 Diketahuinya frekuensi kegiatan senam lanjut usia di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai september 2018.
1.3.2.8 Diketahuinya jenis kegiatan sektor terkait di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Cilamaya periode Oktober 2017 sampai september 2018.

1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator

1.4.1.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama


menempuh pendidikan.
1.4.1.2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmas
khususnya pada Pelayanan Upaya Kesehatan Kelompok Usia Lanjut dan
merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.

4
1.4.1.3 Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi


1.4.2.1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.
1.4.2.2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
1.4.2.3. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) sebagai universitas
yang menghasilkan dokter yang berkualitas.

1.4.3. Bagi Puskesmas Cilamaya

1.4.3.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program


Puskesmas khususnya pada Pelayanan Upaya Kesehatan Kelompok Usia
Lanjut disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.
1.4.3.2. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program Puskesmas Santun Lansia secara
optimal.
1.4.3.3. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
upaya kesehatan Lansia sehingga memenuhi target cakupan program.

1.4.4. Bagi Masyarakat

1.4.4.1. Memperbaiki program sehingga pelayanannya menjadi lebih baik bagi


masyarakat.

1.4.4.2. Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat meningkatkan


kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti program Puskesmas
Santun Lansia.

5
1.5 Sasaran

Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra
Lansia), berusia 60-69 tahun (Lansia), Lansia risiko tinggi yang berusia ≥ 70 tahun atau
≥60 tahun dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya periode
Oktober 2017 sampai september 2018.

6
Bab II
Materi dan Metode

2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari catatan hasil laporan
bulanan program Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut di Puskesmas Cilamaya Kabupaten
Karawang periode September 2017 sampai Agustus 2017, dan juga dari wawancara
dengan petugas Puskesmas meliputi wawancara dengan pemegang program,
masyarakat, dan juga petugas kesehatan lainnya yang berkerja di Puksesmas Cilamaya,
materi terdiri dari:
1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan
2. Jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan kegiatan
3. Jumlah lansia yang mendapat penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan
4. Jumah lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sederhana (protein
urin, Hb dan gula darah)
5. Jumlah lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan berkala
6. Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan
7. Frekuensi pelaksanaan senam lanjut usia
8. Jenis kegiatan sektor terkait

2.2. Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem dan dengan
cara membandingkan cakupan program pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas
Cilamaya, Kabupaten Karawang periode Oktober 2017 sampai dengan September 2018
terhadap tolok ukur yang ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari
program pelayanan kesehatan lansia di Puskesmas Cilamaya kemudian dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.

7
Bab III

Kerangka Teoritis

3.1 Bagan Pendekatan Sistem

Bagan 1. Bagan Unsur-unsur Sistem

Sistem terbentuk dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lain dan saling mempengaruhi, bagian - bagian tersebut merupakan sesuatu
hal yang mutlak, jika tidak demikian, maka tidak dapat disebut dengan sistem.

Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada
dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk
terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian
rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama
berfungsi untuk mencapai kesatuan.

Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu:

1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat
yang digunakan (machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat
(market), dan informasi (information).

8
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam
sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncanakan dan terdiri dari unsur perencanaan (planning), organisasi
(organization), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu di luar sistem yang tidak
dikelola oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri
dari lingkungan fisik dan non fisik.

3.2 Tolok Ukur


Tolok ukur merupakan nilai acuan atau standar yang telah ditetapkan dan digunakan
sebagai target yang harus dicapai pada tiap – tiap variabel sistem. Tolok ukur keberhasilan
terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, umpan balik, dampak dan lingkungan yang
digunakan sebagai pembanding atau tolok ukur yang harus dicapai dalam menjalankan
program Upaya Kesehatan Usia Lanjut. (Dapat dilihat pada lampiran).

9
BAB IV
PENYAJIAN DATA

4.1 Sumber Data


Sumber data dalam evaluasi ini berasal dari data sekunder berupa:
a) Data geografis dari Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang tahun 2017
b) Data demografis dari Puskesmas Cilamaya Kabupaten Karawang tahun 2017
c) Data dasar Puskesmas Cilamaya tahun 2017
d) Data laporan penilaian kinerja puskesmas tahun 2018
e) Data laporan triwulanan kesehatan lansia tahun 2018

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografis
a. Puskesmas Cilamaya terletak di Jalan Raya Cilamaya, Desa Cilamaya, Kecamatan

Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.


b. Luas wilayah kerja puskesmas : ± 6158 Ha. Puskesmas Cilamaya memiliki wilayah
kerja terdiri dari 7 Desa (Desa Cikarang, Desa Cikalong, Desa Tegalsari, Desa
Tegalwaru, Desa Mekarmaya, Desa Cilamaya, Desa Muara), 73 RW, 154 RT. Jarak
antara Puskesmas Cilamaya ke pusat kota Karawang adalah + 34 km.
c. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya:
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Banyusari
c. Sebelah Barat : Kecamatan Cilamaya Kulon
d. Sebelah Timur : Kabupaten Subang

10
4.2.2 Wilayah Administrasi
Puskesmas Cilamaya memiliki wilayah kerja terdiri dari 7 Desa (Desa Cikarang, Desa
Cikalong, Desa Tegalsari, Desa Tegalwaru, Desa Mekarmaya, Desa Cilamaya, Desa
Muara), 73 RW, 154 RT. Jarak antara Puskesmas Cilamaya ke pusat kota Karawang
adalah + 34 km.

4.2.3 Data Demografi


Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya pada Tahun 2018 adalah
55.142 jiwa dimana laki-laki sebanyak 16.734 jiwa dan perempuan sebanyak 38.408
jiwa dan jumlah kartu keluarga sebanyak 16.734.

Tabel 4.1 Jumlah Jiwa dan KK UPTD Cilamaya Tahun 2017


No Desa Jumlah Jumlah
Penduduk KK
1 Cikarang 8.325 2.317
2 Cikalong 4.936 1.458
3 Tegalsari 5.664 1.699
4 Tegalwaru 8.310 2.386
5 Mekarmaya 7.664 2.551
6 Cilamaya 15.039 3.945
7 Muara 5.203 1.378
Jumlah 55.142 16.734
Sumber: Data Demografi wilayah kerja Puskesmas Cilamaya Tahun 2017

Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja


Puskesmas Cilamaya paling banyak adalah tamat SMA. Sebagian besar penduduk
mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar 60,0%. Sebagian besar penduduk
beragama Islam.

4.2.4 Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Cilamaya,
antara lain : Puskesmas (1), Posyandu (43), Balai Pengobatan 24 Jam (1), Praktik
Dokter Umum (3), Praktik Dokter Gigi (1), Praktik Bidan (22).

4.2.5 Data Sarana Pendidikan


Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya:
1) Taman Kanak-Kanak : 5 buah
2) SD Negeri : 27 buah
3) SMP : 2 buah
4) S M A : 5 buah

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan

11
A. Tenaga (Man)
Kepala Puskesmas : 1 orang
Koordinator Program Upaya Kesehatan Lansia : 1 orang
Petugas Pengelola Upaya Kesehatan Lansia : 1 orang
Pelaksana Program Upaya Kesehatan Lansia : 3 orang
B. Dana (Money)
Dana untuk pelaksanaan program diperoleh dari :
- Dana APBD tingkat II : Tersedia
- BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) : Tersedia
C. Sarana (material)
1. Medis
Sarana medis yang di pakai pada program upaya kesehatan lanjut usia pada
puskesmas Cilamaya meliputi; stetoskop dalam gedung 2 buah, stetoskop
luar gedung 1 buah, tensimeter dalam gedung 2 buah, tensimeter luar gedung
1 buah, termometer dalam gedung 1 buah, termometer luar gedung 1 buah,
timbangan berat badan dewasa dalam gedung 1 buah, timbangan berat badan
dewasa luar gedung 1 buah, pengukur tinggi badan dalam gedung 1 buah,
senter dalam gedung 1 buah, senter luar gedung 1 buah, KMS Lansia dalam
dan luar gedung ada. Semua alat medis dalam kondisi baik dan siap
digunakan.
2. Non medis
Selain alat-alat medis juga terdapat sarana non medis untuk menunjang
program upaya kesehatan Lansia di UPTD puskesmas Cilamaya. Sarana non
medis meliputi 1 buah kursi pemeriksaan,1 buah meja pemeriksaan.

A. Metode (method)
 Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan
Frekuensi pertemuan dijadwalkan minimal 1x perbulan untuk setiap desa.
 Jumlah kehadiran kader
Jumlah kader yang hadir pada setiap pertemuan kegiatan Lansia dihitung.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Penimbangan dilakukan dengan menggunakan pakaian tipis tanpa alas kaki
kemudian ditimbang menggunakan timbangan berat badan berdiri. Pengukuran
tinggi badan dilakukan dengan cara Lansia berdiri tegak tanpa alas kaki kemudian
tinggi badan diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi badan. Hasil
pengukuran berat dan tinggi badan dicantumkan ke dalam KMS Lansia.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan status mental dan mencatat keluhan Lansia pada saat
12
datang ke puskesmas atau pada saat hadir pada kegiatan Posbindu yang dilakukan
sebulan sekali di tiap desa kemudian dicantumkan ke dalam buku pemantauan
kesehatan pribadi Lansia.
 Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan atas indikasi pada pasien yang berobat, atau ada rujukan dari balai
pengobatan umum Puskesmas ataupun Posbindu yang dilakukan di tiap desa.
 Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan baik secara perorangan dan kelompok di dalam maupun di
luar gedung. Penyuluhan secara perorangan di dalam gedung dilakukan pada
setiap pasien yang datang berobat ke balai pengobatan puskesmas atau pada saat
adanya pertemuan dengan petugas kesehatan dari Puskesmas di hari pelaksanaan
Posbindu. Sedangkan untuk penyuluhan kelompok dilakukan saat Posbindu yang
diadakan tiap bulan, dengan topik-topik mengenai penyakit-penyakit yang sering
pada Lansia dan bagaimana cara Lansia dalam memperbaiki kualitas hidup supaya
terhindar dari penyakit tersebut.
 Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Kegiatan lintas sektoral dalam upaya kesehatan Lansia di lakukan dengan
pengajian dan ceramah agama yang di berikan oleh tokoh-tokoh agama setempat
di luar puskesmas.

 Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan di lakukan di register pasien Lansia yang datang berobat, KMS Lansia,
formulir Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), kartu
berobat Lansia yang datang ke Balai Pengobatan Puskesmas, dan dilakukan setiap
hari kerja pada jam kerja petugas. Sedangkan untuk pelaporan dilakukan setiap
satu bulan sekali ke Dinas Kesehatkan Karawang.

4.3.2 Proses
a. Perencanaan (planning)
1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan
Dilakukan kegiatan posbindu menggunakan sistem 5 meja di masing-masing
desa yang dilakukan oleh kader didampingi petugas program Lansia dari
Puskesmas Cilamaya. Penjadwalan kegiatan diluar gedung yaitu Posbindu
yang dilakukan pada pukul 08.00-12.00 WIB.
2. Jumlah kehadiran kader
Jumlah kader yang hadir pada setiap kegiatan Posbindu adalah 3 orang di
setiap desa.
3. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
Di dalam gedung dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di
Puskesmas Cilamaya pada pukul 08.00-12.00. Diluar gedung dilakukan 1

13
bulan sekali dengan mengukur berat badan Lansia menggunakan alat
timbangan berat badan oleh bidan desa atau kader di masing-masing
posbindu pada pukul 08.00-12.00.
4. Pemeriksaan kesehatan berkala
Di dalam gedung dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di
Puskesmas Cilamaya pada pukul; 08.00-12.00 WIB. Di luar gedung
dilakukan 1 kali setiap bulan saat kegiatan Posbindu Lansia di setiap desa
oleh bidan desa dan kader ataupun perawat/bidan dari Puskesmas Cilamaya
pukul 08.00-12.00.
5. Pemeriksaan laboratorium
Akan dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan gula darah,
kadar hemoglobin dan pemeriksaan protein urine setiap hari kerja oleh
petugas laboratorium di Puskesmas Cilamaya pukul 09.00-12.00. Kegiatan
ini tidak rutin dilaksanakan.

6. Penyuluhan
Di dalam gedung:
Penyuluhan secara perorangan dilakukan oleh petugas kesehatan, baik dokter
maupun perawat, pada setiap pasien yang datang berobat ke BP puskesmas
cilamaya. Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB setelah selesai di lakukan
pemeriksaan. Penyuluhan kelompok dilakukan 1 bulan sekali, melalui acara
program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS).
Di luar gedung:
Penyuluhan akan dilakukan 1 kali setiap bulan di setiap desa saat kegiatan
posbindu atau pertemuan lain oleh dokter, bidan desa, kader, ataupun staf dari
Puskesmas Cilamaya, pukul 08.00-12.00 WIB. Materi penyuluhan yang
disampaikan oleh petugas kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering
diderita oleh Lansia, makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu
dibatasi/dihindari, PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.
7. Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Akan dilakukan pengajian agama 1 kali setiap bulan oleh tokoh masyarakat
di setiap desa melalui Majelis Ta’lim.
8. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan akan dilakukan oleh bidan atau petugas pada formulir SP2TP,
KMS Lansia dan register pasien setiap hari kerja pukul 08.00–13.00 WIB.
Dan akan di laporkan pada akhir bulan ke Dinas Kesehatan kabupaten
Karawang oleh bidan atau petugas program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Cilamaya.

14
a. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian tertulis dalam melaksanakan program Upaya Kesehatan Lanjut
Usia di UPTD Puskesmas Cilamaya, Karawang, tahun 2018.

Kepala Puskesmas
(Penanggung Jawab Program)
dr. Aziz Gopur

Koordinator Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Pelaksana
Devi Firmasari
Kader

c. Penggerak Pelaksanaan (actuating)


 Frekuensi pertemuan
Pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yaitu Posbindu
dilakukan 1 bulan sekali untuk setiap desa.
 Jumlah kehadiran kader
Jumlah kader yang hadir pada setiap kegiatan Posbindu adalah 3 orang.
 Penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Di dalam gedung:
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dilakukan pada Lansia
baru yang berobat ke balai pengobatan puskesmas.
Di luar gedung:

15
Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan pada semua Lansia yang datang ke
Posbindu oleh bidan desa bersama dengan kader pada pukul 08.00 – 12.00
WIB.
 Pemeriksaan kesehatan berkala
Di dalam gedung:
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di balai
pengobatan di Puskesmas Cilamaya pada pukul 08.00 – 12.00 WIB.
Di luar gedung:
Tidak ada jadwal yang pasti pada minggu ke berapa dalam sebulan untuk
dilakukannya kegiatan ini, selalu dilakukan 1 bulan sekali oleh dokter, bidan
desa, atau perawat yang bertugas bersama dengan kader di masing-masing
Posbindu pada pukul 08.00 – 12.00 WIB.
 Pemeriksaan laboratorium
Di dalam gedung:
Dilakukan setiap hari kerja oleh petugas laboratorium Puskesmas Cilamaya
pada pukul 09.00 – 12.00.
Di luar gedung:
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium di luar gedung. Tidak ada rujukan
dari Posbindu yang dilakukan di setiap desa.
 Penyuluhan tentang kesehatan
Di dalam gedung:
Penyuluhan secara perorangan dilakukan oleh petugas kesehatan, baik dokter
maupun perawat, pada setiap pasien yang datang berobat ke BP puskesmas
Cilamaya pada hari senin-sabtu pukul 08.00-12.00 WIB setelah selesai di
lakukan pemeriksaan. Penyuluhan kelompok dilakukan 1 bulan sekali, melalui
acara program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS).
Di luar gedung:
Penyuluhan dilakukan 1 kali setiap bulan di setiap desa saat kegiatan
posbindu atau pertemuan lain oleh dokter, bidan desa, kader, ataupun staf dari
Puskesmas Cilamaya, pukul 08.00-12.00 WIB. Materi penyuluhan yang
disampaikan oleh petugas kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering
diderita oleh Lansia, makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu
dibatasi/dihindari, PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.

Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral
Dilakukan pengajian agama rutin 1 kali setiap bulan oleh tokoh masyarakat di
setiap desa melalui Majelis Ta’lim.

d. Pengawasan (Monitoring)
16
 Pencatatan dan pelaporan
- Bulanan dan triwulanan. Namun pencatatan dan pelaporan tidak
lengkap.
 Rapat
- Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir tiap bulan
4.3.3 Keluaran
A. Frekuensi Pertemuan: pada setiap Posyandu lansia dilakukan 6 kali pertemuan
dalam 1 tahun.
B. Kehadiran kader saat pertemuan: 2 orang
C. Cakupan Pelayanan Kesehatan :
1. Cakupan jumlah Lansia yang mendapat penimbangan berat badan dan
tinggi badan
Cara hitung :
CB = A x 100%
B
Keterangan :
- CB = Cakupan penimbangan
- A = Jumlah Lansia yang ditimbang BB dan diukur TB dalam setahun
- B = Jumlah anggota Lansia
Jumlah Lansia yang ditimbang dari periode Oktober 2017 sampai dengan
September 2018 = 5524 orang
Jumlah Lansia= 16.643 orang

CB = 5524 x 100%
16.643
= 33.19 %
Cakupan penimbangan BB dan TB pada Lansia 33.19%
Ket :
( diambil dari hasil data bulanan tabel keluaran periode Oktober
2017 sampai dengan September 2018 seperti tertera pada lampiran

2. Cakupan Lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan


Cara hitung :
CK =A x 100%
B
Keterangan :
• CK = Cakupan Lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan

17
• A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun
(periode Oktober 2017 sampai dengan September 2018 ) *tabel
induk tertera pada lampiran
• B = Jumlah anggota kelompok Lansia.

Jumlah Lansia yang ditimbang dari periode Oktober 2017 sampai


dengan September 2018 adalah = 5524 orang Jumlah Lansia= 16.643
orang

CK = 5524 x100%
16.643
= 33.19 %
Cakupan pemeriksaan kesehatan Lansia adalah 33.19%
Ket :
( diambil dari hasil data bulanan tabel keluaran periode Oktober
2017 sampai dengan September 2018 seperti tertera pada lampiran

3. Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana

Cara hitung :
CL =A x 100%
B
Keterangan :
• CL = Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana
• A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa laboratorium minimal 1
kali setahun (periode Oktober 2017 sampai dengan September
2018 )
*tabel induk tertera pada lampiran
• B = Jumlah anggota kelompok Lansia yang melakukan
pemeriksaan kesehatan.
Jumlah Lansia yang diperiksa laboratorium dalam periode Oktober
2017 sampai dengan September 2018 = 728 orang Jumlah anggota
Lansia = 16.643 orang
CL = 728 x 100%
16.643

= 4.37%
Cakupan Lansia yang diperiksa laboratorium sebesar 4.37%.
18
Ket :

( diambil dari hasil data bulanan tabel keluaran periode Oktober


2017 sampai dengan September 2018 seperti tertera pada lampiran

4. Cakupan penyuluhan

Cara hitung :
CP = A x 100%
B
Keterangan :
• CP = Cakupan Lansia yang mendapat penyuluhan.
• A = Jumlah Lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun
• B = Jumlah anggota kelompok

Jumlah Lansia yang mendapat penyuluhan dari Periode Oktober 2017


sampai dengan September 2018 = 776 orang Jumlah Lansia= 16.643
orang.
CP = 776 x 100%
16.643
= 4.66 %
Cakupan penyuluhan pada Lansia 4.66%
Ket :
( diambil dari hasil data bulanan tabel keluaran periode Oktober
2017 sampai dengan September 2018 seperti tertera pada lampiran

D. Senam pada Lansia: Belum adanya pelaksanaan kegiatan senam pada Lansia.
E. Kegiatan Lintas Sektoral: Terlaksana kegiatan lintas sektoral dalam satu tahun.
Satu bulan sekali per desa.

4.3.4 Lingkungan
A. Lingkungan Fisik

Lokasi Puskesmas : Tidak mudah di jangkau Lansia.

Transportasi: sarana transportasi tidak ada.

Fasilitas kesehatan lain: Tersedia fasilitas kesehatan lainnya seperti praktek
bidan swasta, praktek dokter, dan klinik swasta.

19
B. Lingkungan non fisik
 Keadaan sosial ekonomi masyarakat dapat mempengaruhi keberhasilan program.
Dari 55.142 penduduk mayoritas mata pencaharian sebagai petani industri kecil,
dengan tingkat ekonomi yang sedang hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat untuk mencapai akses kesehatan.
 Tingkat pendidikan masyarakat masih sedang yaitu SMA, sehingga kesadaran
akan pentingnya menjaga kesehatan di usia tua cukup baik.

4.3.5 Umpan balik


- Pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam perencanaan
program Upaya Kesehatan Lanjut Usia selanjutnya ada, namun kurang
lengkap.
- Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya tidak
dilakukan secara rutin untuk monitoring dan mengevaluasi program yang
telah dijalankan.

4.3.6 Dampak
a. Dampak langsung diharapkan menurunnya angka morbiditas dan mortalitas
Lansia.
b. Dampak tidak langsung diharapkan meningkatnya usia harapan hidup
(UHH) di Indonesia. Namun dampak ini tidak dapat diukur.
Bab V
Pembahasan

5.1. Masalah Menurut Variabel Keluaran

Tolok
No. Variabel Pencapaian Masalah
Ukur
1 Frekuensi Pertemuan (x/6bulan) >12 8 (+) 33,3%
2 Kehadiran kader (orang) >3 2 (+) 33,3 %
3 Cakupan penimbangan >70% 33.19% (+) 52.58%
4 Cakupan pemeriksaan kesehatan >70% 33.19% (+) 52.58%
Cakupan pemeriksaan
5 >70% 4,37% (+) 93.75%
laboratorium
6 Cakupan penyuluhan .>70% 13.49% (+) 80.72%
7 Senam pada Lansia > 10 0 (+) 100%
8 Kegiatan sektor terkait >1 jenis 1 (-) 0%

20
5.2 Masalah Menurut Variabel Masukan
No Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah
1 Tenaga Dokter: 1 orang Ada (+)
Perawat: 1 orang Tidak ada
Koordinator: 1 orang Ada
Petugas lab: 1 orang Ada
Kader: 3/Posyandu lansia Tidak ada kader khusus
lansia, kader yang
diberdayakan adalah
kader posyandu KIA.
2 Dana APBD Ada (-)
BOK Ada

21
3 Sarana Medis Stetoskop, Tensimeter, , Ada, baik di dalam (-)
Timbangan berat badan, gedung maupun luar
Pengukur tinggi badan, gedung.
Laboratorium, KMS
Lansia di dalam dan di
luar Gedung.
Sarana Non 1. Loket pendaftaran, Ada (+)
Medis Balai pengobatan, Buku
pencatatan kegiatan
khusus Lansia, Ruang Tidak ada
konseling khusus Lansia
2. Loket obat, Ruang
pelayanan rujukan,
Spanduk/Leaflet/Brosur/
Pamflet
4 Metode

Frekuensi 1.Minimal 1x / bulan tiap Metode kegiatan (-)


kegiatan desa. posyandu lansia sudah
posyandu lansia sesuai.
2. Kegiatan posyandu
lansia menggunakan
sistem 5 meja di tiap desa
Jumlah kehadiran Perhitungan dan Metode kegiatan sudah (-)
kader saat pencatatan jumlah kader. sesuai dengan tolak
kegiatan ukur.

Penimbangan Penimbangan diukur Metode kegiatan sudah (-)


berat dan menggunakan alat sesuai dengan tolak
pengukuran tinggi timbangan. Tinggi badan ukur.
badan diukur dengan
menggunakan alat

22
pengukur tinggi badan.
Hasil pengukuran berat
dan tinggi badan
dicantumkan ke dalam
KMS Lansia
Pemeriksaan Pemeriksaan kesehatan Metode kegiatan sudah (-)
Kesehatan dilakukan dengan dengan sesuai dengan tolak
Berkala cara melakukan ukur.
pemeriksaan tekanan
darah, pemeriksaan status
mental, dan mencatat
keluhan lansia pada saat
datang ke puskesmas atau
pada saat hadir di
kegiatan posyandu lansia
yang dilakukan 1 bulan
sekali di setiap desa.
Pemeriksaan Dilakukan atas indikasi Metode kegiatan sudah (-)
laboratorium pada pasien yang sesuai dengan tolak
berobat, atau ada rujukan ukur.
dari balai pengobatan
umum puskesmas
ataupun posyandu lansia
yang dilakukan di tiap
desa.
Penyuluhan 1.Penyuluhan dilakukan Metode kegiatan sudah (-)
dengan topik penyakit sesuai dengan tolak
yang sering diderita oleh ukur.
Lansia dan bagaimana
cara lansia memperbaiki

23
kualitas hidup dalam
rangka menghindari
penyakit - penyakit
tersebut.
2. Penyuluhan dilakukan
di luar gedung maupun
dengan melakukan
kunjungan ke rumah.
Senam Lansia Kegiatan antara lain Metode kegiatan sudah (-)
senam, gerak jalan santai sesuai dengan tolak
ukur.
Jenis Kegiatan Kegiatan dilakukan Metode kegiatan sudah (-)
Lintas Sektor dengan pengajian dan sesuai dengan tolak
ceramah agama yang ukur.
diberikan oleh tokoh-
tokoh agama setempat di
luar puskesmas

5.3 Masalah Menurut Variabel Proses

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1 Perencanaan Terdapat perencanaan Tidak ada perencanaan (+)


tertulis mengenai tertulis.
Pelayanan Kesehatan
Usia Lanjut
2 Pengorganisasian Terdapat pengaturan, Tidak terdapat jadwal (+)
pembagian tugas yang pelaksanaan program,
teratur tidak terdapat pembagian
tugas secara tertulis dalam
melaksanakan tugas

24
karena petugas lansia
hanya 1 orang, dan tidak
terdapat posyandu Lansia
yang terbentuk sesuai
dengan prosedur.
3. Pelaksanaan
Frekuensi 1.Minimal 1x / bulan tiap 1.Kegiatan posyandu (+)
kegiatan desa. lansia tidak dilaksanakan
Posyandu lansia setiap bulannya
2. Kegiatan posyandu
2.Kegiatan posyandu lansia
lansia menggunakan
tidak menggunakan sistem
sistem 5 meja di tiap
5 meja
desa

Jumlah kehadiran 1.Jumlah kehadiran 1.Jumlah kehadiran (+)


kader saat sebanyak 3 kader di sebanyak 2 kader di setiap
kegiatan setiap posyandu lansia. posyandu lansia.
posyandu lansia 2.Perhitungan dan 2. Tidak adanya pencatatan
pencatatan jumlah kader. nama dan jumlah kader.
Penimbangan Penimbangan diukur Berat dan tinggi badan
berat dan menggunakan alat lansia diukur sesuai alat (+)
pengukuran timbangan. Tinggi badan yang ada namun
tinggi badan diukur dengan pengukuran tidak rutin
menggunakan alat dilakukan dan tidak
pengukur tinggi badan. dicatat dalam KMS.
Hasil pengukuran berat
dan tinggi badan
dicantumkan ke dalam
KMS Lansia

25
Pemeriksaan Dilakukan pada setiap Sudah dilakukan
Kesehatan pasien lansia yang datang pemeriksaan kesehatan (-)
Berkala baik di dalam maupun di secara berkala.
luar Gedung.
Pemeriksaan Dilakukan atas indikasi 1.Kurangnya rujukan dari (+)
laboratorium pada pasien yang berobat, bidan desa maupun balai
atau ada rujukan dari pengobatan umum untuk
balai pengobatan umum pemeriksaan laboratorium
puskesmas ataupun 2. Kurangnya pemeriksaan
posyandu lansia yang laboratorium di posyandu
dilakukan di tiap desa. lansia akibat diperlukan
pembayaran
Penyuluhan 1.Penyuluhan dilakukan 1.Penyuluhan sesuai (+)
dengan topik penyakit dengan materi yang
yang sering diderita oleh ditentukan.
Lansia dan bagaimana 2. Penyuluhan tidak
cara lansia memperbaiki dilakukan rutin setiap
kualitas hidup dalam bulan.
rangka menghindari 3. Tidak adanya kegiatan
penyakit - penyakit penyuluhan ke rumah bagi
tersebut. Lansia yang tidak hadir
2.Penyuluhan dilakukan
di luar gedung maupun
dengan melakukan
kunjungan ke rumah.
Senam Lansia Kegiatan senam lansia Kegiatan senam lansia (+)
dilakukan tiap bulan, tidak berjalan.

26
4 Pengawasan Adanya pencatatan tiap Pencatatan dan pelaporan (+)
bulan/ tahun dan dilakukan tiap bulan,
pelaporan secara berkala namun tidak lengkap.
tentang kegiatan Selain itu tidak ada
pengawasan Pelayanan evaluasi bulanan untuk
Kesehata Usia Lanjut . program Lansia. Evaluasi
dilakukan sebanyak 4 kali
dalam 1 tahun.

5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan

No Pengaruh
Lingkungan

1 Fisik • Lokasi puskesmas tidak mudah di jangkau Lansia.


• Sarana transportasi tidak ada.

• Tersedia fasilitas kesehatan lainnya seperti


praktek bidan swasta, praktek dokter, klinik
swasta, dan Rumah Sakit swasta.

2 Non Fisik • Mata pencaharian utama sebagai petani, dengan


tingkat ekonomi yang sedang.
• Tingkat pendidikan masyarakat rendah yaitu SD.

27
Bab VI
Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang ditemukan dalam evaluasi Program Upaya Kesehatan


Usia Lanjut di Puskesmas Cilamaya periode Oktober 2017 sampai dengan September
2018 , sebagai berikut:

6.1 Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):


A. Frekuensi posyandu lansia 8 kali/tahun dari target 12 kali/tahun (besar masalah
33,33%)
B. Kehadiran kader setiap pertemuan 2 orang dari target >3 orang (besar masalah
33,33%)
C. Cakupan penimbangan sebesar 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
D. Cakupan pemeriksaan kesehatan 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
E. Cakupan pemeriksaan laboratorium sebesar 4,37% dari target 70% (besar
masalah 93.75%)
F. Cakupan penyuluhan 4.66% dari target 70% (besar masalah 80.72%)
G. Senam usia lanjut tidak berjalan dari target 10 kali per tahun (besar masalah
100%)

6.2 Masalah menurut unsur lain (penyebab lain):

• Dari Masukan
- Tidak ada kader khusus lansia, kader yang diberdayakan adalah kader
posyandu KIA.

- KMS terdapat pada puskesmas, namun banyak lansia yang tidak mendapatkan
buku KMS.
- Tidak terdapat loket obat, ruang pelayanan rujukan, dan buku pencatatan
kegiatan khusus Lansia
- Tidak ada Spanduk/Leaflet/Brosur/Pamflet

• Dari Proses
- Tidak terdapat perencanaan tertulis mengenai Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
- Tidak terdapat pembagian tugas secara tertulis pada struktur dalam
melaksanakan tugasnya karena petugas lansia hanya 1 orang
- Kegiatan posyandu lansia tidak dilaksanakan setiap bulannya

28
- Kegiatan posyandu lansia tidak menggunakan sistem 5 meja
- Tidak semua lansia ditimbang dan diukur tinggi badannya yang berobat ke
puskesmas dan posyandu lansia
- Tidak ada pencatatan ke dalam KMS Lansia
- Kurangnya rujukan dari bidan desa maupun balai pengobatan umum untuk
pemeriksaan laboratorium
- Kurangnya pemeriksaan laboratorium di posyandu lansia akibat diperlukan
pembayaran
- Tidak ada kegiatan penyuluhan ke rumah bagi lansia yang tidak hadir.
- Tidak adanya pencatatan yang jelas lansia yang menerima pemeriksaan
laboratorium.
- Kegiatan senam lansia tidak berjalan
- Pencatatan dan pelaporan dilakukan tiap bulan, namun tidak lengkap.

• Dari Lingkungan
Sebagian besar penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya berpendidikan
SD.

29
Bab VII

Prioritas Masalah

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya):


A. Frekuensi posyandu lansia 8 kali/tahun dari target 12 kali/tahun (besar masalah
33,33%)
B. Kehadiran kader setiap pertemuan 2 orang dari target >3 orang (besar masalah
33,33%)
C. Cakupan penimbangan sebesar 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
D. Cakupan pemeriksaan kesehatan 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
E. Cakupan pemeriksaan laboratorium sebesar 4,37% dari target 70% (besar
masalah 93.75%)
F. Cakupan penyuluhan 4.66% dari target 70% (besar masalah 80.72%)
G. Senam usia lanjut tidak berjalan dari target 10 kali per tahun (besar masalah
100%)

Prioritas Masalah:

Masalah
No. Parameter
A B C D E F G

1 Besarnya masalah 3 3 2 2 4 4 5
2. Berat ringannya akibat yang 5 4 3 4 3 3 3
ditimbulkan
3. Keuntungan sosial bila masalah 5 4 3 3 3 5 2
selesai
4. Teknologi yang tersedia 3 2 5 4 4 4 2
5. Sumber daya yang tersedia 3 3 5 4 2 3 2

Total 19 16 18 17 16 19 14

30
Keterangan derajat masalah :

5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Frekuensi posyandu lansia 8 kali/tahun dari target 12 kali/tahun (besar masalah


33,33%)
2. Cakupan penyuluhan 13,49% dari target 70% (besar masalah 80.72%)

31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah

8.1. Kurangnya Frekuensi Posyandu Lansia

Cakupan kegiatan : 8 kali/tahun

Target : 12 kali/tahun

Besar masalah : 33,33%

Penyebab:

Pembentukan posyandu Lansia belum sesuai dengan standard, dimana
tidak ada kepemimpinan, pengorganisasian, anggota, kader, dan dana.

Tidak adanya perencanaan yang jelas baik dalam pembagian tugas yang
terstrukur maupun pembuatan jadwal untuk mengadakan kegiatan
posyandu Lansia.

Petugas yang bertanggung jawab atas Pelayanan Upaya Kesehatan
Lansia hanya 1 orang. Petugas Lansia ini juga bertanggung jawab atas
1 program lainnya.

Tidak ada kader khusus lansia, kader yang diberdayakan adalah kader
posyandu KIA.

Kegiatan posyandu Lansia dibantu oleh bidan. Oleh karena itu jika
bidan berhalangan, maka kegiatan posyandu Lansia tidak dapat
berjalan.
Kegiatan posyandu sering terhambat akibat keterbatasan persediaan obat.

Kurangnya pengawasan akibat tidak ada rapat bulanan untuk program
Lansia. Rapat yang membahas mengenai lansia hanya dilakukan
sebanyak 4 kali dalam 1 tahun.

Penyelesaian masalah :
• Membentuk kelompok lanjut usia dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PMKD) meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survei Mawas Diri

32
3. Musyawarah masyarakat desa
4. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
5. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
• Membuat perencanaan dan jadwal kegiatan posyandu Lansia secara terperinci,
baik dari segi penanggung jawab kegiatan, kader yang terlibat, dan tempat
pelaksanaannya dalam perencanaan kegiatan posyandu Lansia.
• Melakukan koordinasi untuk kerja sama lintas program yaitu dengan petugas
promosi kesehatan dan bidan untuk mengoptimalisasi kegiatan.
• Menambah jumlah kader khusus lansia agar kegiatan posyandu Lansia dapat
lebih terkoordinir.
• Membuat resep obat untuk kegiatan posyandu Lansia maksimal 1 minggu
sebelum kegaiatan posyandu terlaksana.
• Meningkatkan pengawasan terhadap petugas kesehatan Lansia oleh kepala
puskesmas dengan cara melakukan rapat tiap bulan yang membahas mengenai
program kesehatan Lansia untuk mengetahui kendala tidak terlaksananya
kegiatan posyandu Lansia.

8.2 Kurangnya Cakupan Penyuluhan

Cakupan kegiatan : 4.66%

Target : 70%

Besar masalah : 80.72%

Penyebab:


Tidak adanya perencanaan yang jelas dan pembagian tugas yang terstrukur
untuk melakukan penyuluhan secara rutin.

Frekuensi penyuluhan masih kurang.

Belum dilakukan monitoring terhadap kegiatan posyandu lansia.

Petugas Lansia mengandalkan petugas promosi kesehatan untuk melakukan
penyuluhan.

Tidak adanya alat peraga untuk penyuluhan seperti leaflet, slide power point,
poster, maupun pamflet.

Tidak dilakukan kunjungan rumah bagi lansia yang tidak mengikuti penyuluhan.

Tidak ada kader terlatih khusus Lansia untuk memberikan penyuluhan.

Penyelesaian Masalah:

• Membuat perencanaan dan jadwal kegiatan penyuluhan secara terperinci, baik


dari materi penyuluhan dan pembawa materi, baik penyuluhan di dalam maupun
luar gedung.
• Melakukan evaluasi oleh petugas kesehatan Lansia bersama dengan kepala
puskesmas untuk mengetahui kendala tidak terlaksananya kegiatan penyuluhan
dan melakukan evaluasi secara rutin tiap akhir bulan.
• Melatih petugas kesehatan Lansia untuk melakukan penyuluhan dan
menyadarkan petugas tersebut bahwa penyuluhan bukan hanya tugas dari
petugas promosi kesehatan
• Membuat alat peraga penyuluhan seperti leaflet atau poster untuk penyakit yang
paling sering ditemui pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya dan
diberikan kepada kader maupun peserta penyuluhan Lansia.
• Menambah jumlah kader khusus lansia agar dapat memperluas cakupan
penyuluhan dan kunjungan rumah bagi lansia yang tidak mengikuti penyuluhan
di puskesmas atau posyandu lansia.
• Memberikan pelatihan terhadap kader lansia mengenai penyakit yang paling
sering ditemui pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Cilamaya.
Bab IX
Penutup

9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program cakupan kegiatan upaya kesehatan kelompok usia
lanjut yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Cilamaya,
Kabupaten Karawang periode Oktober 2017 sampai dengan September 2018 , dapat
disimpulkan bahwa hasil pencapaian program upaya kesehatan kelompok lansia di
Puskesmas Cilamaya yang belum mencapai target yang telah ditentukan antara lain:
A. Frekuensi posyandu lansia 8 kali/tahun dari target 12 kali/tahun (besar masalah
33,33%)
B. Kehadiran kader setiap pertemuan 2 orang dari target >3 orang (besar masalah
33,33%)
C. Cakupan penimbangan sebesar 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
D. Cakupan pemeriksaan kesehatan 33.19% dari target 70% (besar masalah 52.58%)
E. Cakupan pemeriksaan laboratorium sebesar 4,37% dari target 70% (besar masalah
93.75%)
F. Cakupan penyuluhan 4.66% dari target 70% (besar masalah 80.72%)
G. Senam usia lanjut tidak berjalan dari target 10 kali per tahun (besar masalah 100%)

Dari data tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah:


A. Frekuensi posyandu lansia 8 kali/tahun dari target 12 kali/tahun (besar masalah
33,33%)
B. Cakupan penyuluhan 4.66% dari target 70% (besar masalah 80.72%)
9.2. Saran
Saran untuk Kepala Puskesmas Cilamaya:
• Membentuk kelompok lanjut usia dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PMKD) agar terbentuk kelompok Lansia yang sesuai dengan
standard yang ada.

• Membuat perencanaan secara tertulis dan membuat jadwal kegiatan sehingga


dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan program.
• Mencari kader yang bersedia menjadi kader Lansia dan mengadakan pelatihan
rutin untuk kader agar dapat membantu terlaksananya posyandu lansia sehingga
dapat menambah cakupan pemeriksaan kesehatan kelompok usia lanjut dan
penyuluhan.
• Meningkatkan pengawasan dengan melakukan evaluasi program Pelayanan
Kesehatan Lansia secara rutin tiap bulan untuk memantau apakah kegiatan
sudah berjalan sesuai dengan metode dan perencanaan yang ada.
Daftar Pustaka

1. Kementerian Kesehatan RI. Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI. 2017.
2. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin situasi dan analisis lanjut usia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2014.
3. Badan Pusat Statistik. Angka harapan hidup penduduk beberapa negara tahun
1995-2015. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik. 2015.
4. United Nations. World population aging report. New York: United Nations. 2017.
5. Depkes, RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2016.
7. Badan Pusat Statistik. Statistik penduduk lanjut usia. Jakarta Pusat: Badan Pusat
Statistik. 2014.
8. Direktorat bina kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat
kementerian kesehatan RI. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi
petugas Kesehatan. Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2010.

Vous aimerez peut-être aussi