Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui promosi kesehatan di tempat kerja.
b. Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
c. Untuk mengetahui strategi terbaik untuk promosi kesehatan di tempat kerja.
d. Untuk mengetahui kunci efektivitas program kesehatan di tempat kerja.
e. Untuk mengetahui langkah mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan di perusahaan dan
karyawan yaitu :
a. Lebih mengkomunikasikan dengan para karyawan tentang perhatian dan tujuan yang
terkait dengan kesehatan.
b. Mengimplementasikan program promosi kesehatan untuk membuat pemahaman di
tempat kerja.
c. Membuat komitmen tetap untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
d. Memulai kegiatan program kesehatan.
3.1 Kesimpulan
Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk
memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk pekerja
dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja, secara umum : Promosi Kesehatan
di tempat kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting
bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.
3.2 Saran
Meningkatkan promosi kesehatan di tempat kerja adalah salah satu upaya perbaikan
efektifitas suatu perusahaan dari promosi kesehatan di tempat kerja harus di giatkan di
dalam sebuah perusahaan atau industri.
BAB I
LANDASAN TEORI
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu
sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik
nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat
genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot
dan menyehatkan badan.
j. Tidak merokok didalam rumah.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu
hindarilah untuk merokok di dalam rumah.
2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila
digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu
burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM)
yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk
kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan
pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan
dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih
kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di
lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD,
karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali
seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan
mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker
paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan
gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti
menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan
anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari
sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor
penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk
kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis
pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan
minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum,
Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya
kunjungan pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
5. Tatanan fasilitas kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
3.2 Sasaran PHBS Menurut Tatanan
Sasaran Keluarga Inst. Tempat Sekolah Tempat Umum
Kesehatan Kerja
Primer Individu Pasien Karyawan Siswa Pengunjung
Pengantar/ Masyarakat
Keluarga Umum
Keluarga
Pasien
Sekunder KK Petugas Manager Guru Pegawai
Ortu/ Kes Serikat BK Karyawan
Mertua Kader Kes Buruh Karyawan Manager
Kader Organisasi Osis
Profesi
Tersier KK Pimp. Direktur Kepsek Direksi
Ket RT Institusi di Pemilik Pemilik Pemilik
Ket RW Institusi
Kades Kesehatan
3.3 Media
Contoh Media Pamflet :
3.4 Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu
dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat.
2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan Rumah tangga
c. Tempat umum
d. Tempat kerja
e. Fasilitas kesehatan
4.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman.
DAFTAR PUSTAKA
www.promosikesehatan.com (Online)
drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs (Online)
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/ (Online)
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/21/22519/budayakan_prilaku_hidup_bersih_da
n_sehat/#.T5jdO8hlftQ (Online)
(Online)
MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN
K3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di
inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal
yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan
suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja,
seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya
tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi
kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja,
meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan
pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa
kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak
memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi
tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga
memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada
umumnya.(
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang
pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka
konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan
pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan
faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan,
stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh
pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui pendekatan pemecahan
masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi
dan pencegahan.Promosi kesehatan ini dikembangkan dengan adanya Deklarasi Jakarta hasil dari
konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Jakarta bulan juli 1997. Dengan komitmen yang tinggi
Indonesia ikut berperan dalam melakukan kegiatan tersebut terutama melalui program perilaku hidup
bersih yang dilakukan di beberapa tatanan diantaranya adalah tatanan tempat kerja. masih sangat
sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan kesehatan keselamatan kerja yang
memuaskan, karena banyak para pimpinan perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja,
kesehatan dan pembangunan. Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja
yang produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan
nasional. Untuk itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat
kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, 1991)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan K3 di perusuhaan?
2. Apa fungsi dan tujuan dari K3 ?
3. Apa APD (alat pelindung diri) yang digunakan di perusahaan?
4. Apa fungsi kesmas terhadap K3?
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini khususnya untuk mahasiswa adalah untuk menambah
pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan, dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca makalah ini serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan dan keselatan kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja
dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat
pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan
kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban menjalankan
prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide
tentang kesehatan dan keselamatan kerja sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini
masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi kesehatan dan kselamatan kerjaa
dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga
seringkali mereka melihat peralatan kesehatan dan keselamatan kerja adalah sesuatu yang mahal dan
seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjawab itu kita harus
memahami filosofi pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan pemerintah
dalam undang-undang ( Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan 2004).
1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti
berikut:
1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai
akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja,
kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian
secara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk
beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan
kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar sehingga
bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor
kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan
banyaknya jam kerja tenaga kerja.
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas
dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-
aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan
pemakaian alat baru seperti mekanisasi. (b) Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti
keracunan- keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan
lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang,
sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi
termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan
lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula
telekomunikasi mempunyai kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak
rawan kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus.
4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan
hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua
jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya, sebab-
sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri.
Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha keelamatan selain
ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam
hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana
yang sangat penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan dalam hal ini
adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meringankan
bebab penderita (www.google.com)
BAB III
PEMBAHASAN
keselamatan kerja merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur, 2001)
Kesehatana dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja,1991)
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan
1. Definisi perusahaan
Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja
dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di
semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan
dibedakan menjadi tiga, yaotu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa
2. perusahaan PT.freepout
PT Freeport Indonesia adalah perusahaan tambang paling tua beroperasi di Indonesia. Bahkan
perusahaan tambang Amerika Serikat inilah yang mengarahkan kebijakan pertambangan Indonesia.
Terbukti Kontrak Karya (KK) PT FI ditetapkan sebelum UU No 11 tahun 1967 tentang pertambangan
Umum. Dan catatan buruk akibat dampak pertambangannya di Papua sangatlah luar biasa.
Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-
tanah adat tujuh suku, diantaranya suku Amungme dan Nduga dirampas awal masuknya PT FI dan
dihancurkan saat operasi tambang berlangsung. Limbah tailing PT FI telah meniumbun sekitar 110 km2
wilayah estuari tercemar, sedangkan 20 – 40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan
subur terkubur (http://inspirasi bangsa.com/pt-freeport-indonesia-lanjutkan-operasi-tambang-bawah-
tanah/)
a. Kesehatan dan keselamatan kerja direktur berperan dalam mengandalikan system manajemen dalam
suatu organisasi perusahaan.
b. Kesehatan dan keselamatan kerja manajer kontruksi
Konstruksi mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis kepada direktur perusahaan , terhadap
perencanaan struktur pengorganisasian dibawah tanah oleh konsultan perencana/ arsitek dalam rangka
permohonan IM.
Bekerja sama dengan tim di area proyek mempersiapkan Alat Pelindung Diri,dll.
3. Pelindung telinga
Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang melampaui batas kekuatan
pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja. Pelindung telinga ini terbuat dari karet.
)
4. Pelindung Kaki
Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas, dll. Dengan spesifikasi daya sekat 1 – 6 kV, 6 – 20 kV dan terbuat
dari bahan karet, kulit, kanvas, dan bahan sintesis lainnya.
5. Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas dll , dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6 kV, 6 k V. Terbuat
dari bahan katun, nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan
sintetis lainnya dan memiliki ukuran pendek dan panjang.
6. Pakaian Pelindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas dll. Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M) dan kecil (S). terbuat dari bahan katun,
karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes, timah hitam dan bahan sintesis lainya.
C. Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak
pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein,
30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini
tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal (Hubungan
Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Komitmen
Pekerja, 2007)
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan
kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke
negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari
bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan
dan keselamatan kerja (Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Dengan Komitmen Pekerja, 2007)
Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil
penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini
kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun
harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global.
Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari
segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi
kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global. Diharapkan di setiap
kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit
pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan
meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi (Hubungan Sikap Pekerja Terhadap
Penerapan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Komitmen Pekerja, 2007).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja,
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa, Peranan K3 terhadap upaya kesehatan masyarakat adalah:
1. Agar dalam menangani korban kecelakaan kerja lebih cepat.
bekerja.
3. Menunjukan cara yang lebih baik untuk selamat menghilangkan kondisi
kelalaian.
4. Memperbaiki kesadaran terhadap setiap masyarakat dalam kesehan
keselamatan kerja
5. Mengurangi kerugian bagi pekerja dan pengusaha
B. Saran
Dengan adanya system kesehatan dan keselamataan kerja para karyawan atau pekerja dapat lebih
memperhatikan kesehatan dan keselamatannya dalam bekerja sehingga resiko terkena kecelakaan kerja
dapat diantisipasi dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
Seni.Jakarta:Rineka Cipta.
Hajir-Nurrohim/52/872/409.