Vous êtes sur la page 1sur 29

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan
hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan
organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial, mental dan
fisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral
pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang
kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan)
dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan
pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah
maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan
ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan,
seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan
meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang
tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global
dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-
perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan
adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit karena
hubungan dengan pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik
(panas , Bising, radiasi) dan faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang
sangat penting yang perlu diperhatikan, stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan
lain-lainnya.
Masih sangat sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan
kesehatan keselamatan kerja yang memuaskan, karena banyak para pimpinan perusahaan
kurang menghubungkan antara tempat kerja, kesehatan dan pembangunan. Padahal kita
ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja yang produktif, yang mana
sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan nasional. Untuk
itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat
kerja.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana promosi kesehatan di tempat kerja ?
b. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja ?
c. Bagaimana strategi terbaik untuk promosi kesehatan di tempat kerja ?
d. Bagaimana kunci efektivitas program kesehatan di tempat kerja ?
e. Bagaimana langkah mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui promosi kesehatan di tempat kerja.
b. Untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
c. Untuk mengetahui strategi terbaik untuk promosi kesehatan di tempat kerja.
d. Untuk mengetahui kunci efektivitas program kesehatan di tempat kerja.
e. Untuk mengetahui langkah mengembangkan promosi kesehatan di tempat kerja.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Resiko yang ditanggung oleh masing-masing pekerja ini berbeda satu sama lainnya,
tergantung pada lingkungan kerja masing-masing karyawan tersebut. Oleh karena itu,
promosi kesehatan dapat dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja yang
kondusif bagi karywan atau pekerjanya. Promosi kesehatan kerja adalah upaya
memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan
diri serta lingkungannya.
Promosi kesehatan menempatkan masyarakat sebagai subyek bukan obyek, sebagai
pelaku bukan sasaran, dan aktif berbuat bukan pasif menunggu. Upaya promosi kesehatan
yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat
kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan
meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja adalah :
a. Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
b. Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
c. Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
d. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
e. Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat
Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat. Dua
konsep yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja dan lingkungannya
adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Secara mendasar promosi kesehatan di tempat kerja adalah perlu melindungi
individu (pekerja), lingkungan didalam dan diluar tempat kerja dari bahan-bahan
berbahaya, stress atau lingkungan kerja yang jelek. Gaya kerja yang memperhatikan
kesehatan dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada dapat mendukung
terlaksananya promosi kesehatan di tempat kerja.
Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja, secara umum : Promosi Kesehatan
di tempat kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting
bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Sasaran dari Promosi Kesehatan Di tempat Kerja yakni :
a. Primer : Karyawan di tempat kerja.
b. Sekunder : Pengelola K3, serikat atau organisasi pekerja.
c. Tertier : Pengusaha dan manajer/ Direktur.

Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


No Bagi Perusahaan Bagi pekerja
Meningkatnya lingkungan tempat
Lingkungan tempat kerja
1 kerja yang sehat dan aman serta
menjadi lebih sehat
nyaman
2 Citra Perusahaan Positif Meningkatnya percaya diri
3 Meningkatkan moral staf Menurunnya stress
4 Menurunnya angka absensi Meningkatnya semangat kerja
5 Meningkatnya produktifitas Meningkatnya kemampuan
Menurunnya biaya kesehatan
6 Meningkatnya kesehatan.
atau biaya asuransi.
Lebih sehatnya keluarga dan
7 Pencegahan terhadap penyakit.
masyarakat

2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja


PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu,
mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif
dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
a. Tidak merokok di tempat kerja.
b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Melakukan olahraga secara teratur atau aktifitas fisik.
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar
dan buang air kecil.
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f. Menggunakan air bersih.
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
i. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

Ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan di perusahaan dan
karyawan yaitu :
a. Lebih mengkomunikasikan dengan para karyawan tentang perhatian dan tujuan yang
terkait dengan kesehatan.
b. Mengimplementasikan program promosi kesehatan untuk membuat pemahaman di
tempat kerja.
c. Membuat komitmen tetap untuk memelihara kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
d. Memulai kegiatan program kesehatan.

2.3 Strategi Terbaik Untuk Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


a. Implementasi program perubahan gaya hidup karyawan (Berhenti merokok, Program
Fitness, Meningkatkan nutrisi, pengurangan stress dll).
b. Program konsultasi dan penilaian resiko kesehatan di perusahaan.
c. Menunjukkan dukungan manajemen terhadap program promosi kesehatan khususnya
membangun pernyataan misi promosi kesehatan perusahaan.
d. Membangun budaya organisasi yang fleksibel, dukungan masyarakat, responsif terhadap
kebutuhan karyawan.
e. Membangun kebijakan perusahaan untuk memelihara area bebas rokok dan minuman
keras dan narkoba di tempat kerja.
f. Membentuk komite kesehatan dan keselamatan kerja dan melakukan pertemuan secara
reguler.
g. Mengawasi efektivitas, biaya, keuntungan dan partisipasi dalam program promosi
kesehatan.
h. Membuat dan memelihara fasilitas promosi kesehatan dengan menghubungkan audit
kualitas lingkungan kerja pada interval reguler dan ambil langkah untuk identifikasi alamat
area yang bermasalah.
i. Komunikasi secara reguler dengan karyawan untuk menghormati promosi kesehatan

2.4 Kunci Efektivitas Program Kesehatan Di Tempat Kerja


a. Menunjukkan keterlibatan dan dukungan manajemen pada program kesehatan.
b. melibatkan karyawan dalam tahapan perencanaan program.
c. Tawarkan program pada waktu dan tempat yang menyenagkan bagi karyawan.
d. Membuat tujuan program dan identifikasi kebutuhan kesehatan karyawan.
e. Berikan hadiah terhadap prestasi dan keikutsertaan dalam pencapaian tujuan program.
f. Meyakinkan karyawan bahwa status kesehatan mereka adalah sangat penting.
g. Berikan program yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan karyawan.
h. Membuat lingkungan tempat kerja mendukung usaha perubahan gaya hidup.
i. Membantu karyawan untuk mengerti dampak dari masalah kesehatan.

2.5 Langkah Mengembangkan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja


Mengembangkan Promosi Kesehatan Di tempat Kerja dapat melalui 8 langkah yaitu :
a. Menggalang dukungan manajemen.
Untuk mengembangkan Promosi kesehatan di tempat kerja, dukungan dan komitmen dari
para pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting sekali. Ini termasuk bukan saja
sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk pelaksanaan Promosi kesehatan tersebut. Para
manager hendaknya membuat program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi
kesehatan yang diedarkan keseluruh staf untuk di diskusikan.
b. Melaksanakan koordinasi.
Untuk lancarnya proses jalannya pelaksanaan, para pengambil keputusan membentuk
kelompok kerja (team) yang baik, contohnya panitia dari bagian kesehatan, bagian
keselamatan, lingkungan dan ketenagaan. Kelompok kerja tersebut hendaknya mengikuti
semua komponen yang terkait di semua tingkatan di tempat kerja maupun di sektor
terkait.
c. Penjajakan Kebutuhan
Team hendaknya melakukan need assessmen. Hal ini untuk mengumpulkan segala
informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan dari need
assessmen ini adalah mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kesehatan dan
menjadikan nya program.
d. Memprioritaskan Kebutuhan .
Team memproiritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan masalah –masalah
yang mempengaruhi kesehatan.
e. Menyusun perencanaan.
Berdasarkan prioritas masalah dan kebutuhan, team mengembangkan perencanaan yaitu
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap dengan goal dan tujuan,
strateginya, aktifitasnya, biaya dan jadwal pelaksanaan. Biaya perencanaan hendaknya
diajukan setiap tahun anggaran
f. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring dan Evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat seberapa
baiknya program tersebut terlaksana, untuk mengidentifikasi kesuksesan dan masalah-
masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback) untuk perbaikan
g. Revisi dan perbaikan program.
Setelah mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan masukan yang perlu
untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program, sekaligus merevisi hal yang
sudah ada
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain untuk
memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat
kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk pekerja
dalam menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja, secara umum : Promosi Kesehatan
di tempat kerja mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting
bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.

3.2 Saran
Meningkatkan promosi kesehatan di tempat kerja adalah salah satu upaya perbaikan
efektifitas suatu perusahaan dari promosi kesehatan di tempat kerja harus di giatkan di
dalam sebuah perusahaan atau industri.
BAB I
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi yang dicanangkan
oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan
visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia
dalam menyongsong Milenium Development Goals (MDGs).
"Health is not everything, but without health everything is nothing". Kesehatan memang
bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu
mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat dicapai dengan kemauan dan
keinginan yang tinggi untuk sehat serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia
kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat
umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan
membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun
dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap
pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya
manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
(Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera.
Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup
yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. Nilai
b. Sikap
c. Pendidikan/Pengetahuan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula
(Notoatmodjo S.,2003)

2.2 Tujuan PHBS


Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Tatanan PHBS
PHBS berada di lima tatanan yakni:
1. Tatanan rumah tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk
memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan
perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah
ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai
kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu
"kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko gangguan pasca persalinan
dan mencegah infeksi neonatus.
b. Memberi Asi esklusif
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak
hanya memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20
persen terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
c. Menimbang balita setiap bulan.
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk dilakukan penimbangan.
Menimbang berat badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi balita, dengan
melakukan penimbangan setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta
dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
d. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang
digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar
menjadi air bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan
suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit
yang disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B, HIV/AIDS.
f. Menggunakan jamban sehat.
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus,
disentri, kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung
kotoran ini dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan sebagainya.
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat penyimpanan air minimal seminggu
sekali dan mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik
nyamuk demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat
genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.


Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan
mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan meningkatkan kekuatan otot
dan menyehatkan badan.
j. Tidak merokok didalam rumah.

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu
hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah
Indikator PHBS di sekolah antara lain:
a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila
digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat
masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu
burung dll.
b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM)
yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk
kesehatan atau tidak.
c. Menggunakan sampah pada tempatnya
Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan
pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media perkembangan kuman-kuman
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan
dan kebakaran.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih
kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan
menghindarkan diri dari penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.
e. memberantas jentik nyamuk.
Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga nyamuk tidak berkembang di
lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD,
karena nyamuk ini menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar.
Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu sekali
seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air dengan rapat dan
mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan.
f. Tidak merokok.
Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker
paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan
gigi, dan efek ketagihan serta ketergantungan terhadap rokok.
Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti
menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin, tar dan CO.
g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi. Agar pertumbuhan
anak dapat berkembang secara optimal.
h. Menggunakan jamban.
Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari
sumber air dilingkungan sekitar.
Dan juga agar tidak mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor
penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.
3. Tatanan tempat kerja
Indikator PHBS di tempat kerja antara lain :
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk
kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6. Menggunakan air bersih.
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis
pekerjaan.
4. Tatanan tempat umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata,
transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.
a. PHBS di Pasar
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di pasar, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
b. PHBS di tempat Ibadah
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di tempat ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
c. PHBS di Rumah Makan
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan, Menutup makanan dan
minuman, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk
d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat, Kapal Laut dll)
Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak
merokok di angkutan umum, Tidak meludah Sembarangan
Manfaat:
a. Bagi masyarakat:
Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit. Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, serta mampu mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi
b. Bagi tempat umum
Lingkungan menjadi lebih bersih, indah dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat umum,
Meningkatkan pendapatan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari meningkatnya
kunjungan pengguna tempat-tempat umum
c. Bagi pemerintah Kabupaten/kota
Peningkatan presentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
kabupaten/kota yang baik Kabupaten /kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain
dalam pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
5. Tatanan fasilitas kesehatan
Indikator PHBS di fasilitas kesehatan antara lain :
1. menggunakan air bersih,
2. menggunakan jamban yang bersih & sehat,
3. membuang sampah pada tempatnya,
4. tidak merokok,
5. tidak meludah sembarangan,
6. memberantas jentik nyamuk.
3.2 Sasaran PHBS Menurut Tatanan
Sasaran Keluarga Inst. Tempat Sekolah Tempat Umum
Kesehatan Kerja
Primer  Individu  Pasien  Karyawan  Siswa  Pengunjung
 Pengantar/  Masyarakat
Keluarga Umum
 Keluarga
Pasien
Sekunder  KK  Petugas  Manager  Guru  Pegawai
 Ortu/ Kes  Serikat  BK  Karyawan
Mertua  Kader Kes Buruh  Karyawan  Manager
 Kader  Organisasi  Osis
Profesi
Tersier  KK  Pimp.  Direktur  Kepsek  Direksi
 Ket RT Institusi di  Pemilik  Pemilik  Pemilik
 Ket RW Institusi
 Kades Kesehatan

3.3 Media
Contoh Media Pamflet :
3.4 Aturan atau Kebijakan Mengenai PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-
Kesehatan sejak tahun 2005. Landasan hukum pembinaan PHBS adalah :

a. Undang-Undang no 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pemberdayaan Keluarga Sejahtera.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 199 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
d. Peraturan Pemerintah nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom
e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa dan Kelurahan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standar
Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
g. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 53 tahun 2000 tentang
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga.
h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan
nasional Promosi Kesehatan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :
1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu
dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan yang sehat.
2. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha
berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3. Tatanan PHBS ada lima yaitu :
a. Tatanan sekolah
b. Tatanan Rumah tangga
c. Tempat umum
d. Tempat kerja
e. Fasilitas kesehatan
4.2 Saran
1. Diharapkan pembaca dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimanapun.
2. Lebih perduli akan lingkungan yang bersih dan sehat.
3. Dapat mengajarkan pola hidup bersih dan sehat sejak dini.
4. Kebersihan adalah bagian dari iman.
DAFTAR PUSTAKA
www.promosikesehatan.com (Online)
drmiftah.blogspot.com/2010/01/phbs (Online)
http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/ (Online)
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/11/21/22519/budayakan_prilaku_hidup_bersih_da
n_sehat/#.T5jdO8hlftQ (Online)
(Online)
MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PERUSAHAAN

Selasa, 20 Mei 2014

K3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di
inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal
yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan
suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja,
seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya
tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi
kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja,
meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.

Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan
pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa
kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak
memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi
tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga
memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada
umumnya.(

Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global dibidang
pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-perubahan dalam
pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan adanya perubahan tersebut maka
konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan
pekerjaan. Seperti faktor mekanik (proses kerja, peralatan) , faktor fisik (panas , Bising, radiasi) dan
faktor kimia. Masalah gizi pekerja juga merupakan hal yang sangat penting yang perlu diperhatikan,
stress, penyakit Jantung, tekanan darah tinggi dan lain-lainnya. Perubahan ini banyak tidak disadari oleh
pengelola tempat kerja atau diremehkan. Atau walaupun mengetahui pendekatan pemecahan
masalahnya hanya dari segi kuratif dan rehabilitatif saja tanpa memperhatikan akan pentingnya promosi
dan pencegahan.Promosi kesehatan ini dikembangkan dengan adanya Deklarasi Jakarta hasil dari
konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Jakarta bulan juli 1997. Dengan komitmen yang tinggi
Indonesia ikut berperan dalam melakukan kegiatan tersebut terutama melalui program perilaku hidup
bersih yang dilakukan di beberapa tatanan diantaranya adalah tatanan tempat kerja. masih sangat
sedikit sekali pekerja dari perusahaan mendapatkan pelayanan kesehatan keselamatan kerja yang
memuaskan, karena banyak para pimpinan perusahaan kurang menghubungkan antara tempat kerja,
kesehatan dan pembangunan. Padahal kita ketahui bahwa pekerja yang sehat akan menjadikan pekerja
yang produktif, yang mana sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan dan pembangunan
nasional. Untuk itu promosi kesehatan di tempat kerja merupakan bagian yang sangat penting di tempat
kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja, 1991)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan K3 di perusuhaan?
2. Apa fungsi dan tujuan dari K3 ?
3. Apa APD (alat pelindung diri) yang digunakan di perusahaan?
4. Apa fungsi kesmas terhadap K3?

C. Maksud dan tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Untuk mengetahui peran atau tugas kesehatan masyarakat terhadap K3
4. Untuk mengetahui kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini khususnya untuk mahasiswa adalah untuk menambah
pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan, dan diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca makalah ini serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi
hal demikian.

Kesehatan dan keselatan kerja (K3) adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja
dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat
pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk
kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan
kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban menjalankan
prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide
tentang kesehatan dan keselamatan kerja sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini
masih ada pekerja dan perusahaan yang belum memahami korelasi kesehatan dan kselamatan kerjaa
dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga
seringkali mereka melihat peralatan kesehatan dan keselamatan kerja adalah sesuatu yang mahal dan
seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjawab itu kita harus
memahami filosofi pengaturan kesehatan dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan pemerintah
dalam undang-undang ( Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan 2004).

B. Undang-Undang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu
proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan
teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK)
No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan
dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang
berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal
27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya
cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga
kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK
dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:

1. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.


2. Adanya tenaga kerja, dan
3. Ada bahaya di tempat kerja (Suma’mur, 1981).
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan
kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku
sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain
ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
aefisien, dan proses produksi berjalan lancar (Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja,2007).

C. Tujuan dan fungsi Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja


Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau
kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya. Secara singkat, ruang
lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
4. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
6. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap terhadap tenaga
kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau
tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung
dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2) Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.

3) Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti
berikut:

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai
akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja,
kecelakaan selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian
secara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk
beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan
kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan kadang-kadang terlampau besar sehingga
bila diperhitungkan secara nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.

2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor
kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan
banyaknya jam kerja tenaga kerja.

3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas
dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-
aspek bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racun-racun hama dan
pemakaian alat baru seperti mekanisasi. (b) Sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti
keracunan- keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakan-ledakan dan
lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko khusus sebagai akibat kecelakaan tambang,
sehingga keselamatan pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi
termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai dengan kecelakaan-kecelakaan
lalu lintas darat, laut dan udara serta bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula
telekomunikasi mempunyai kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor jasa, walaupun biasanya tidak
rawan kecelakaan juga menghadapkan problematik bahaya kecelakaan khusus.

4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan
hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua
jam sehari mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan.

5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya, sebab-
sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri.
Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.

6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu usaha-usaha keelamatan selain
ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam
hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana
yang sangat penting.

7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi dan dalam hal ini
adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meringankan
bebab penderita (www.google.com)

D. Tugas Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus.
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat Kerja.
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas
9. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja
Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam Kesehatannya
11. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada
Pengurus (www.Tugas Kesehatan Masyarakat Dalam Kesehatan Dan Keselamatan Kerja.com).

BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur (Mangkunegara, 2002)

keselamatan kerja merupakan untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan (Suma’mur, 2001)

Kesehatana dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi
meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan
kerja (Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja,1991)
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan
1. Definisi perusahaan
Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja
dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di
semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan
dibedakan menjadi tiga, yaotu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa

2. perusahaan PT.freepout
PT Freeport Indonesia adalah perusahaan tambang paling tua beroperasi di Indonesia. Bahkan
perusahaan tambang Amerika Serikat inilah yang mengarahkan kebijakan pertambangan Indonesia.
Terbukti Kontrak Karya (KK) PT FI ditetapkan sebelum UU No 11 tahun 1967 tentang pertambangan
Umum. Dan catatan buruk akibat dampak pertambangannya di Papua sangatlah luar biasa.
Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan tengah Papua. Tanah-
tanah adat tujuh suku, diantaranya suku Amungme dan Nduga dirampas awal masuknya PT FI dan
dihancurkan saat operasi tambang berlangsung. Limbah tailing PT FI telah meniumbun sekitar 110 km2
wilayah estuari tercemar, sedangkan 20 – 40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan
subur terkubur (http://inspirasi bangsa.com/pt-freeport-indonesia-lanjutkan-operasi-tambang-bawah-
tanah/)

STRUKTUR ORGANSASI PERUSAHAAN

a. Kesehatan dan keselamatan kerja direktur berperan dalam mengandalikan system manajemen dalam
suatu organisasi perusahaan.
b. Kesehatan dan keselamatan kerja manajer kontruksi
Konstruksi mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis kepada direktur perusahaan , terhadap
perencanaan struktur pengorganisasian dibawah tanah oleh konsultan perencana/ arsitek dalam rangka
permohonan IM.
Bekerja sama dengan tim di area proyek mempersiapkan Alat Pelindung Diri,dll.

a)Membuat “ijin kerja khusus” untuk memulai bekerja


b) Memberikan safety briefing sebelum memulai pekerjaan.
c) Melakukan SHE Induksi bagi karyawan baru
d) Melakukan pemeriksaan rutin kendaraan dan peralatan yang digunakan dalam proyek.
e) Melakukan pemeriksaan rutin peralatan “keadaan tanggap darurat
f) Melakukan inspeksi / safety patrol si area kerja dan
g) ginformasikan ke karyawan jika ada temuan.
h) Memeriksa area sebelum dan sesudah waktu kerja
i) Melakukan investigasi kecelakaan.
j) Mengkoordinasikan evakuasi pekerja / karyawan dalam hal terjadi keadaan darurat.
k) Memberikan SWA (Stop Otoritas Kerja) di lapangan untuk pekerjaan yang berpotensi menyebabkan
kecelakaan kerja atau kerusakan peralatan.
l) Memberikan saran dan masukkan untuk program pembangunan SHE
m) Memberikan peringatan kepada pekerja yang tidak memakai atau penyalahgunaan alat.
n) Membuat laporan tiap bulan kinerja SHE di Site (KPI) dan didistribusikan ke kantor pusat dan Pertamina
(Sumber:Kesehatan dan keselamatan kerja dengan Komitmen Pekerja, USU Respositori)
c. Kesehatan dan keselamatan kerja bagian tim arsitek
arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek
harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah
dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol
pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak
menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan
yang disepakati.

d. Kesehatan dan keselamatan kerja tim kontruksi


1. Tugas Kontruksi
a) Sebelum bekerja di area perusahaan, kontraktor harus mengisi form ijin kerja kontraktor. ( disetujui oleh
Manager seksi di perusahaan)
b) Pimpinan kontraktor harus memastikan bahwa peralatan K3L yang dipersyaratkan dalam bekerja telah
dipenuhi dan digunakan oleh karyawannya.( Alat pelindung diri, Alat pemadam kebakaran, dll )
c) Kontraktor harus mematuhi peraturan yang berlaku di PT FREEPOUT INDONESIA .
d) Apabila kontraktor melakukan pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan khusus maka kontraktor harus
mengikuti ketentuan yang ada dalam prosedur ijin kerja khusus.
e) Apabila di dalam pekerjaan tersebut mengandung potensi bahaya untuk terjadinya pencemaran
lingkungan maka kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam prosedur ijin kerja khusus.
f) Setelah selesai bekerja kontraktor harus membersihkan tempat kerja.

2. Fungsi Apd Tim Kontruks ( Alat Pelindung Diri )


a) Helmet Melindungi kepala dari benda keras, saat terjatuh, kejatuhan
benda.
b) Topi Sebagai identitas untuk membedakan antara karyawan, kontraktor,
dan lain-lain.
c) Sabuk Pengaman Mencegah jatuh dari atas pada saat bekerja di tempat
yang tinggi.
d) Kaca mata safety Melindungi mata dari benda kecil / serbuk yang
mengenai mata.

e) Kaca mata Melindungi mata dari percikan benda berbahya


f) Masker kain Melindungi alat pernapasan dari masuknya debu.
g) Masker Gas Melindungi alat pernapasan dari masuknya zat berbahaya (
gas, bahan kimia dan bau yang enyengat )
h) Sarung tangan katun Untuk menangani benda yang panas dan tajam
i) Sepatu safety Melindungi kaki dari kejatuhan benda berat, menginjak
benda tajam (Slamet Saksono, 1988)

e. Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan pekerja tambang


Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. Alat
pelindung diri dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha
rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian alat
pelindung diri bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll. Terbuat dari
bahan polyethylene, plastik, katun, aluminium dan bahan sintetis lainnya. Contohnya :

1. Pelindung wajah dan mata


Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan
benda-benda kerja, percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras
2. Topi Pengaman (helmet), melindungi kepala dari kemungkinan benturan
atau pukulan dan kejatuhan benda.

3. Pelindung telinga
Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang melampaui batas kekuatan
pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja. Pelindung telinga ini terbuat dari karet.
)

4. Pelindung Kaki
Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas, dll. Dengan spesifikasi daya sekat 1 – 6 kV, 6 – 20 kV dan terbuat
dari bahan karet, kulit, kanvas, dan bahan sintesis lainnya.

5. Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas dll , dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6 kV, 6 k V. Terbuat
dari bahan katun, nilon, kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan
sintetis lainnya dan memiliki ukuran pendek dan panjang.

6. Pakaian Pelindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
panas dll. Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M) dan kecil (S). terbuat dari bahan katun,
karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes, timah hitam dan bahan sintesis lainya.
C. Peran K3 Terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi
pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak
pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani
korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari
beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein,
30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini
tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal (Hubungan
Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Komitmen
Pekerja, 2007)
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan. Pekerja yang menderita gangguan
kesehatan atau penyakit akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke
negara-negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari
bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan
dan keselamatan kerja (Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Dengan Komitmen Pekerja, 2007)
Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan kerja dan banyak buku serta hasil
penelitian yang berkaitan dengan kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan. Di era globalisasi ini
kita harus mengikuti trend yang ada di negara maju. Dalam hal penanganan kesehatan pekerja, kitapun
harus mengikuti standar internasional agar industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global.
Dengan berbagai alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat strategis. Ditinjau dari
segi apapun niscaya akan menguntungkan baik bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi
kepentingan (ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global. Diharapkan di setiap
kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya rumah sakit
pekerja sebagai pusat rujukan nasional. Sudah barang tentu hal ini juga harus didukung dengan
meluluskan spesialis kedokteran okupasi yang lebih banyak lagi (Hubungan Sikap Pekerja Terhadap
Penerapan Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Komitmen Pekerja, 2007).

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja,
dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja, maka kita
dapat menyimpulkan bahwa, Peranan K3 terhadap upaya kesehatan masyarakat adalah:
1. Agar dalam menangani korban kecelakaan kerja lebih cepat.

2. Untuk mencegah kecelakaan dan sakit pada pekerja di tempat mereka

bekerja.
3. Menunjukan cara yang lebih baik untuk selamat menghilangkan kondisi

kelalaian.
4. Memperbaiki kesadaran terhadap setiap masyarakat dalam kesehan

keselamatan kerja
5. Mengurangi kerugian bagi pekerja dan pengusaha

B. Saran
Dengan adanya system kesehatan dan keselamataan kerja para karyawan atau pekerja dapat lebih
memperhatikan kesehatan dan keselamatannya dalam bekerja sehingga resiko terkena kecelakaan kerja
dapat diantisipasi dengan penggunaan alat pelindung diri (APD) yang khusus.

DAFTAR PUSTAKA

Ferdinan Siahaan .,2005. Hubungan Sikap Pekerja Terhadap Penerapan Program

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Komitmen Pekerja, Usu Respositori.

Notoatmodjo S, 2004. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu prilaku

Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Notoatmodjo Prof.Dr. Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan

Seni.Jakarta:Rineka Cipta.

Silalahi, Bennett N.B. Dan Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen Keselatan Dan

Kesehatan Kerja (S.L): pustaka binaman pressindo.

Suma'mur .1991. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja: Jakarta Muhammad

Hajir-Nurrohim/52/872/409.

Vous aimerez peut-être aussi