Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
1. Arisca Dewi Safitri P07120111003
2. Eva Suci Rohani P07120111012
3. Kartika Nuraini P07120111020
4. Nurul Fatimah P07120111027
5. Sunu Wijayanto P07120111034
A. Masalah Utama
Gangguan proses pikir: waham
5. Klasifikasi Waham
a. Waham agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, “ Tuhan telah
menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian
putih setiap hari agar masuk surga”.
b. Waham kebesaran
Keyakinan klien yang berlebihan tentang kebesaran dirinya atau kekuasaan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, “ Saya
ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai
negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit”.
c. Waham somatic
Keyakinan bahwa bagian tubuhnya tergannggu, terserang penyakit atau
didalam tubuhnya terdapat binatang.
d. Waham curiga
Waham curiga yaitu klien yakin bahwa ada orang atau kelompok orang yang
sedang mengancam dirinya, merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh, “ Banyak polisi
mengintai saya, tetangga ssaya ingin menghancurkan hidup saya, suster
akan meracuni makanan saya”.
e. Waham nihilistic
Waham nihilistik yaitu klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia
atau sudah meninggal dunia, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contoh, “ Saya sudah menghilang dari dunia ini, semua
yang ada disini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia
ini”.
f. Waham somatik
Waham somatik yaitu meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya
terganggu, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh, “ Sumsum tulang belakang saya kosong, saya pasti terserang
kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk,
tubuh saya menghilang”.
g. Waham sisip pikir
Waham sisip pikir yaitu klien yakin bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan atau dimasukan kedalam pikiranya.
h. Waham siar pikir
Waham siar yaitu klien yakin bahwa orang lain megetahui isi pikiranya,
padahal dia tidak pernah menyatakan pikiranya kepada orang tersebut.
i. Waham kontrol piker
Waham kontrol pikir yaitu klien yakin bahwa pikiranya dikontrol oleh kekuatan
dari luar.
C. Pohon Masalah
D. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gangguan tidur karena halusinasi atau delusi, bengun lebih awal, insomnia dan
hiperaktivitas.
2. Higyne
Akan ditemukan personal higyne yang kurang, nampak kusut & tidak terpelihara.
3. Neurosensori
Riwayat perubahan fungsi neurosensori selama paling kurang 6 bulan, termasuk
fase aktif dari gejla psikotik paling kurang selama 2 minggu. Laporan keluarga
tentang gejala psikologis ( terutama pada pikiran & persepsi) dan semakin buruk
dari gejala fungsi sebelumnya.
Yang perlu dikaji pada status neurosensori yaitu :
a. Pikiran : hilangnya kemapuan untuk menghubungkan sesuatu
b. Persepsi : halusinasi, ilusi
c. Afek : tumpul, datar, tidak sesuai, tidak tepat
d. Kemauan : tidak dapat memulai sesuatu sendiri atau berpartisipasi dalam
kegiatan yang berorientasi tujuan
e. Kapasitas untuk berhubungan dengan lingkungan : kemunduran mental atau
emosi dan isolasi ( autisme) dan atau aktivitas psikomotor dengan rentan
perbedaan yang khas sampai aktivitas tidak bertujuan, stereotype
f. Wicara : seringkali inkoheren, ekolalia mungkin dapat terlihat bahkan alogia (
tidak mapu untuk berbicara)
g. Perilaku : wajah meringis, terlalu sopan, mengeluhkan kesehatannya, menarik
diri secara drastic dan perilaku aneh.
h. Negatifisme : menolak semua petunjuk atau usaha untuk melakukan sesuatu
tanpa motif yang jelas.
i. Rigiditas : postur tubuh dipertahankan kaku meskipun dilakukan usaha untuk
menggerakkan klien
j. Sikap tubuh : sikap tubuh yang ganjil atau tidak pada tempatnya
k. Kegembiraan : aktivitas motorik tanpa tujuan yang tidak disebabkan oleh
stimulus eksternal
l. Emosi : cemas, marah, argumentatif, kekerasan yang tidak berfokus.
4. Pemeriksaan diagnostik
a. CT- Scan
Menunjukkan stuktur abnormalitas otak ( misalnya : atrrofi lobus temporal,
pembesaran ventrikel dengan rasio ventrikel otak meningkat yang dapat
dihubungkan dengan derajat gejala yang dapat dilihat)
b. Pemindai PET ( Positron Emission Tomografi)
Mengukur aktivitas metabolik dari area spesifik otak dan dapat menyatakan
aktivitas metabolic yang rendah dari lobus frontal terutama pada area
prefrontal dari korteks serebral.
c. MRI
Memberikan gambaran otak 3 dimensi, dapat memperlihatkan gambaran
yang lebih kecil dari lobus frontal, atrofi lobus temporal.
d. RCBF ( Regional Cerebral Blood Flow)
Memetakan aliran darah dan menyatakan intensitas aktivitas pada daerah
otak yang bervariasi.
e. BEAM ( Brain Electrical Aktivity Mapping)
Menunjukkan respon gelombang otak terhadap rangsangan yang bervariasi
disertai dengan adanya respon yang terhambat dan menurun kadang-kadang
di lobus temporal dan system limbik
f. ASI ( Addiction Severity Index )
Menetukan masalah-masalah ketergantungan ( ketergnatungan zat) yang
mungkin dikaitkan dengan penyakit mental dan mengindikasikan area
pengobatan yang diperlukan.
g. Uji Psikologi ( misalnya : MMPI)
Menyertakan kerusakan pada suatu area atau lebih
E. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: waham kebesaran
B. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang angota DPR
DO: berperilaku seolah-olah seperti serang pejabat, membusungkan dada,
tertawa sendiri, berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir: waham kebesaran
3. Tujuan umum: Waham klien terkontrol
Tujuan Khusus:
a. Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
e. Klien mendapat dukungan dari keluarga
f. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi I. Jakarta : EGC
Doenges, M.E. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta: EGC
Townsend, M.C. 1998. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta:
EGC