Vous êtes sur la page 1sur 5

Komponen dari Skor APGAR adalah:1

1. A = Appearance (warna kulit)


2. P = Pulse (denyut jantung)
3. G = Grimace (refleks)
4. A = Activity (tonus otot)
5. R = Respiration (pernafasan)
Skor APGAR dihitung pada menit ke-1 dan ke-5 untuk semua bayi, kemudian
dilanjutkan setiap 5 menit sampai menit ke-20 untuk bayi dengan skor APGAR kurang
dari 7.1
Skor APGAR menghitung kuantitas dari tanda-tanda klinis depresi neonatal,
seperti sianosis atau muka pucat, bradikardia, depresi refleks respon terhadap stimulus,
hipotonus, dan apnu atau respirasi yang terganggu. Skor APGAR tidak dipakai untuk
menilai mortalitas seorang bayi dan tidak dapat digunakan untuk menilai kesehatan
atau keadaan neurologis bayi di masa mendatang.2
Cara Penilaian Skor APGAR :2
1. Warna Kulit
2 poin = Warna kulit pink pada tubuh dan ekstrimitas.
1 poin = warna kulit biru pada ekstrimitas, warna kulit pink pada tubuh.
0 poin = warna kulit seluruh tubuh dan ekstrimitas biru.
2. Denyut Jantung
2 poin = >100 kali/menit
1 poin = <100 kali/menit
0 poin = tidak ada denyut jantung
Denyut jantung dihitung dengan menggunakan stetoskop atau dengan
menggunakan dua jari. Denyut jantung dihitung selama 15 detik, kemudian
dikalikan 4 sehingga didapat denyut jantung selama 60 detik (1 menit).
3. Refleks Terhadapn Stimulus Taktil
2 poin = bayi menangis, batuk atau bersin
1 poin = meringis atau menangis lemah saat distimulasi
0 poin = tidak ada respon terhadap stimulasi
4. Tonus Otot
2 poin = bergerak aktif
1 poin = sedikit gerakan
0 poin = lemah atau tidak ada gerakan
5. Pernafasan
2 poin = pernafasan baik dan teratur, menangis kuat.
1 poin = pernafasan lemah, tidak teratur
0 poin = tidak ada nafas

Skor APGAR dihitung dengan menjumlahkan skor setiap komponen. Nilai


terbaik adalah 10. Skor 7, 8 dan 9 adalah normal, bayi dapat dikatakan sehat. Skor 10
sangat jarang didapat karena sebagian besar bayi yang baru lahir akan kehilangan 1
poin dari komponen warna kulit. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan mempunyai
warna kulit kebiruan pada tangan dan kaki.1,2
Skor APGAR yang rendah biasanya disebabkan oleh:1,2
1. Proses kelahiran yang sulit
2. Operasi Caesar
3. Cairan pada jalur pernafasan bayi
Bayi dengan Skor APGAR yang rendah mungkin membutuhkan:1,2
1. Oksigen dan pembersihan jalur nafas. Pembersihan jalur nafas dapat dilakukan
dengan menggunakan bulb syringe. Penyedotan dilakukan melalui mulut
terlebih dahulu, kemudian hidung. Urutan ini dipakai untuk mencegah bayi
menghirup cairan sekresi.
2. Stimulasi fisik untuk membantu mendapatkan detak jantung yang normal.

Berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Neonatal Resucitation Program,


Skor APGAR berguna untuk memperoleh informasi mengenai status klinis bayi yang
baru lahir secara umum dan respon bayi terhadap resusitasi. Namun, resusitasi harus
diinisiasi sebelum penentuan Skor APGAR pada menit ke-1. Oleh karena itu Skor
APGAR tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan resusitasi inisial, tahapan
resusitasi yang diperlukan ataupun kapan resusitasi diperlukan.1
Untuk menentukan kebutuhan resusitasi pada bayi yang baru lahir, digunakan
Neonatal Resuscitation Algorithm. Persiapan dimulai dari sebelum bayi lahir yakni
dengan menilai resiko perinatal.2
Tiga komponen ini dinilai dalam 30 detik pertama kelahiran bayi. Jika bayi
membutuhkan resusitasi, skop APGAR digunakan untuk kemudian menilai respon bayi
terhadap resusitasi. Pedoman dari Neonatal Resuscitation Program menyatakan bahwa
jika Skor APGAR dibawah 7 setelah menit ke-5 maka penilaian dengan Skor APGAR
diulang setiap 5 menit sampai menit ke-20.1
Skor APGAR yang menetap di angka 0 setelah menit ke-10, dapat menjadi
pertimbangan untuk melanjutkan atau menghentikan resusitasi. Sangat sedikit bayi
dengan Skor APGAR 0 setelah menit ke-10 dapat bertahan hidup tanpa kelainan
neurologis.1,2,3
Pedoman Neonatal Resuscitation Program tahun 2011 menyatakan jika dapat
dikonfirmasi bahwa tidak ada denyut jantung setelah paling tidak 10 menit maka
resusitasi dapat dihentikan.1
Laporan dari Neonatal Encephalopathy and Neurologic Outcome menyatakan
bahwa Skor APGAR 7-10 pada menit ke-5 sebagai keadaan yang meyakinkan, skor 4-
6 sebagai keadaan yang tidak normal, skor 0-3 sebagai keadaan yang buruk bagi bayi
yang aterm maupun late-preterm.4
Skor APGAR mempunyai keterbatasan, penilaian mengenai kondisi bayi yang
baru lahir pada suatu waktu tertentu dan memiliki beberapa komponen yang bersifat
subjektif. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi penilaian Skor APGAR,
seperti:3
1. sedasi maternal atau anastesi
2. malformasi kongenital
3. usia gestasi
4. trauma
5. variasi antar penilai.

Komponen seperti tonus otot, warna kulit, dan refleks bersifat subjektif dan
sebagian bergantung pada maturitas fisiologis dari bayi tersebut. Bayi pre-term yang
sehat tanpa tanda-tanda asfiksia bisa memiliki Skor APGAR yang rendah hanya karena
usia kelahiran yang belum cukup (immaturity).5,6
Skor APGAR tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan untuk menentukan keadaan
asfiksia pada bayi yang baru lahir. Asfiksia adalah suatu istilah yang menggambarkan
proses dengan beragam derajat keparahan dan durasi daripada sebuah titik akhir. Oleh
karena itu asfiksia kurang tepat jika digunakan pada momen kelahiran jika tidak disertai
dengan hasil tes laboratorium yang menyatakan adanya kelainan intrapartum yang
spesifik. Untuk menentukan keadaan asfiksia, selain Skor APGAR, diperlukan juga
hasil dari pemantauan abnormalitas pada umbilical arterial blood gas, fungsi klinis
sistem serebral, hasil dari neuroimaging, neonatal electroencephalography, patologi
plasenta, hasil tes hematologi, dan indikasi adanya disfungsi multisistem organ.3
Ketika bayi yang baru lahir memiliki Skor APGAR kurang dari atau sama dengan
5 pada menit ke-5 maka sample dari umbilical arterial blood gas sebaiknya diambil.
Uji patologi untuk plasenta juga sebaiknya dilakukan.1,2
Referensi :

1. American Academy of Pediatrics and American Heart Association. Textbook of Neonatal


Resuscitation. 6th ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics and
American Heart Association; 2011.

2. American College of Obstetrics and Gynecology, Task Force on Neonatal


Encephalopathy, American Academy of Pediatrics. Neonatal Encephalopathy and
Neurologic Outcome. 2nd ed. Washington, DC: American College of Obstetricians and
Gynecologists; 2014.

3. L. Jain, C. Ferre, D. Vidyasagar, S. Nath, D. Sheftel, J Pediatr, 1991; 118(5):778–782.

4. E. Kasdorf, A. Laptook, D. Azzopardi, S. Jacobs, J.M. Perlman. Arch Dis Child Fetal
Neonatal Ed. 2015;100(2):F102–F105.

5. E.A. Catlin, M. W. Carpenter, B.S. Brann IV, et al, J Pediatr, 1986;109(5):865–868.

6. T. Hegyi, T. Carbone, M. Anwar, et al. Pediatrics. 1998;101(1 pt 1):77–81.

Vous aimerez peut-être aussi