Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DOSEN PENGAMPU :
Lukyto Mindi Cahyo,SKG.,M.PH
Disusun Oleh:
PROGRAM STUDI
DIII FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2018
APOTEK MEDIKA FARMA
ALASAN MEMILIH USAHA APOTEK
Karena prospek kerja dan usaha di dunia apotek lebih bagus dan
menjanjikan kedepannya. Dan di zaman modern sekarang ini, banyak
orang yang lebih memilih yang serba praktis. Jadi ketika sakit, mereka
lebih memilih untuk langsung membeli obat ke apotek daripada periksa
dahulu ke dokter.
STRUKTUR ORGANISASI
PEMILIK APOTEK
ARWINDA PUSPITA
VISI
“ Menciptakan apotek yang berkualitas dan maju sesuai perkembangan di bidang
farmasi dan mendapatkan penghargaan sebagai apotek terbaik pada tahun 2020”.
MISI
1. Menjadikan apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
masyarakat tnapa memandang perbedaan status social.
2. Memberikan pelayanan yang prima.
3. Menyediakan obat yang berkualitas.
JENIS PELAYANAN
a. Edukasi
Memberikan informasi obat dan pelayanan kesehatan (konsultasi penyakit)
secara komunikatif.
b. Promotif
- Membuka event outdoor atau layanan kesehatan masyarakat secara umum di
luar apotek.
- Menjalin hubungan kemitraan dengan apotek lain.
- Membuka layanan praktek dokter
c. Preventif
1. Menjelaskan kepada pasien tentang cara untuk berusaha menghindari
atau meminimalisir supaya penyakit tersebut tidak terulang kembali.
2. Mengadakan atau menyediakan tes kesehatan seperti tes hipertensi, tes
gula darah, tes kolesterol, tes asam urat.
SOP (Standar operating procedur)
SOP DISPENSING
1. Menerima resep.
2. Memeriksa resep.
3. Periksa ketersediaan stok semua obat-obatan yang akan diberikan.
4. Menyimpan obat-obatan dalam wadah di depan pelanggan.
5. Memberikan informasi yang relevan ke pelanggan, dan menjelaskan instruksi
tentang pemakaian obatnya, penyimpanannya, dll.
6. Periksalah resep untuk memastikan bahwa obat yang diserahkan sudah benar.
7. Dilanjutkan dengan penagihan.
8. Mengumpulkan tagihan dan harus ditanda tangani oleh apoteker
9. Memberikan tagihan asli ke pelanggan dan menyimpan copiannya.
10. Kemasan obat dimasukkan dalam bingkisan disimpan bersama dengan
tagihan.
11. Lalu memastikan penyampaian yang benar dan memberikan bingkisannya ke
pelanggan.
1. Setelah obat siap untuk diberikan kepada pasien, berikan bukti pembayaran
yang asli kepada pasien, dan simpan salinan pembayaran obat dari pasien
pada suatu kotak yang terpisah.
2. Sementara pengemasan obat dilakukan apoteker memastikan / memverivikasi
bahwa obat yang akan dikemas terdapat pada etalase apotek. Lalu obat
dimasukkan dalam kotak bersama dengan bukti pembayaran.
3. Setelah dilakukan verivikasi, kotak obat ditempatkan dalam paperback atau
carrybags.
4. Berhati-hati dalam membawa kotak obat dalam paperback/carrybags. Tutup
dan segel tas tersebut.
5. Kotak obat diberikan kepada pasien setelah memberi pembayaran yang asli.
(seperti materai atau nota asli).
6. Pada tahap berikutnya, cek bahwa kotak obat telah diberikan kepada pasien,
dan simpan salinan bukti pembayaran.
7. Sementara obat diberikan kepada pasien, diwajibkan memberikan penjelasan
menegnai pemeliharaan dan tempat penyimpanan yang sesuai.
8. Dalam pengemasan bahan yang harus berada pada lemari pendingin, dapat
disediakan tempat khusus, sebagai alternatif dalam kemasan diberi potongan S
atau kantong plastik/tas yang berisi kotak obat dibungkus dengan plastik yang
telah diisi dengan potongan S. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga atau
mempertahankan temperatur.
9. Berhati-hati dalam mengemasi botol-botol obat untuk mencegah kerusakan.
10. Ketika mengemas satu ampul, ampul harus dibungkus dengan kapas lalu
dimasukkan dalam amplop kecil, kemudian ditempatkan dalam kotak obat
lalu kotak dimasukkan dalam paperback/carrybags untuk mencegah
kerusakan.