Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok
sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,
serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi virus yang disebarkan oleh
gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Meski hampir 99% rabies terjadi karena anjing,
namun sebenarnya bukan hanya anjing saja yang dapat menyebarkan virus ini. Hewan lain
yang juga kerap mengidap virus rabies adalah hewan liar seperti rakun, serigala, sigung,
musang, kelelawar, rubah, dan kucing. Penyakit dapat menyebabkan infeksi yang serius.
Virus akan menyerang sistem saraf dan otak. Gejala akut dari rabies hanya seperti flu dan
berlangsung selama 2–10 hari. Setelah gejala klinis muncul, rabies akan menjadi penyakit
fatal.
Vaksin merupakan suatu jenis produk atau bahan yang digunakan untuk dapat
menghasilkan sistem kekebalan tubuh dari berbagai jenis penyakit. Vaksin ini bisa berisi
produk biologi dan bagian dari virus atau bakteri, maupun virus atau bakteri hidup yang
sudah dilemahkan. Hal tersebut berguna untuk merangsang munculnya antibodi atau
kekebalan tubuh.Manfaat vaksin paling mendasar adalah sebagai tindakan pencegahan
penyakit menular. Tak hanya itu, manfaat vaksin juga sebagai tindakan pertahanan dan
perlindungan terbaik terhadap infeksi dan berbagai penyakit serius.
Penyakit batuk, pilek dan demam merupakan bentuk dari ISPA yang paling sering
menyerang pada balita. ISPA adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri,
atipikal (mikroplasma) atau substansi asing yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran
pernafasan (Wong, 2003).Pola penyebaran ISPA yang utama adalah melalui droplet yang
keluar dari hidung/mulut penderita saat batuk atau bersin. Penularan juga dapat terjadi
melalui kontak (termasuk kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan, hidung, dan
mulut) dan melalui udara dengan jarak dekat saat dilakukan tindakan yang berhubungan
dengan saluran napas.
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi virus yang disebarkan oleh
gigitan atau cakaran hewan liar yang terinfeksi virus rabies. Di Indonesia, data Kemenkes RI
menunjukkan dari tahun 2009-2012 jumlah kasus gigitan hewan penuar rabies meningkat
86,3% yaitu dari 45.466 kasus (2009) menjadi 84.750 pada tahun 2012. Hal ini disebabkan
karena pada tahun 2009-2012 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Bali. Seperti
kondisi di dunia, Rabies kini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Bila tak ditanggulangi, Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas, disabilitias,
dan kematian dini.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas penyakit menular di dunia. Angka mortalitas ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun
di dunia (Najmah, 2016). ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien
di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%) (Kemenkes RI, 2012). Kasus ISPA di
Indonesia pada tiga tahun terakhir menempati urutan pertama penyebab kematian bayi yaitu
sebesar 32,1% (2009), 18,2% (2010) dan 38,8% (2011). Selain itu, penyakit ISPA juga sering
berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Berdasarkan data dari Penanggulan
Penyakit (P2) program ISPA, cakupan penderita ISPA melampaui target 16.534 kasus yaitu
sebesar 18.749 kasus (13,4%) (Kemenkes RI, 2012).
UPT Kesmas Sukawati I terletak di pusat Kota Sukawati dengan wilayah kerja BLUD
UPT Kesmas Sukawati I terdiri atas 67 banjar/dusun yang tersebar dalam 6 desa. Jumlah
penduduk pada wilayah kerja puskesmas Sukawati I pada tahun 2017 adalah sebanyak 50.998
jiwa. Ketenagaan di UPT Kesmas Sukawati I terdiri dari tenaga medis, paramedis, dan non-
medis.
Kunjungan masyarakat ke UPT Kesmas Sukawati 1 setiap harinya rata-rata diatas 100
kunjungan dengan berbagai keluhan. Melalui praktik Keperawatan Komunitas, mahasiswa
akan melakukan pengumpulan data selama 3 hari di UPT Kesmas Sukawati 1 dari tanggal 3
Desember 2018 sampai dengan 5 Desember 2018 untuk mengetahui persentase penyakit
tertinggi dari kunjungan masyarakat selama 3 hari dan menyusun laporan kunjungan
masyarakat selama 3 hari, dari tanggal 6 sampai dengan 8 Desember 2018, adapun yang
berkunjung ke UPT Kesmas Sukawati I meliputi balita sebanyak 56 orang, anak usia sekolah
18 orang, remaja 25 orang, dewasa 158 orang dan lansia sebanyak 58 orang. Dengan jumlah
keseluruhan sebanyak 315 orang terdiri dari laki – laki sebanyak 162 orang dan perempuan
sebanyak 153 orang. Didapatkan hasil keluhan yang paling tinggi setelah mengumpulkan data
yaitu penderita penyakit sistem integumen dengan persentase yaitu 17,46%, masyarakat yang
siap meningkatkan derajat kesehatan dengan persentase 13,60%, dan penderita penyakit
sistem pernapasan (ISPA) dengan persentase yaitu 7,61%.
2.1 PENGKAJIAN
Jumlah kunjungan selama 3 hari dari hari Senin, 3 Desember 2018 s/d Rabu, 5 Desember
2018 sebanyak 315 orang, dengan jumlah laki-laki 162 orang, dan perempuan 153 orang.
Adapun yang berkunjung ke UPT Kesmas Sukawati I meliputi balita sebanyak 56 orang,
anak usia sekolah 18 orang, remaja 25 orang, dewasa 158 orang, dan lansia sebanyak 58
orang. Masyarakat datang dengan keluhan-keluhan seperti:
11 Imunisasi 43 13,6 %
14 Demam 17 5,39 %
15 Pusing 11 3,49 %
16 Interna 21 6,66 %
17 Bedah 18 5,71 %
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok
sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama,
serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).
Laporan kunjungan masyarakat ke UPT Kesmas Sukawati 1 dari tanggal 3 s/d 5
Desember 2018 menjadi indikator dalam data pengkajian keperawatan komunitas. Dari hasil
pengkajian tersebut, terlihat bahwa status penyakit sistem integumen yang didominasi oleh
keluhan luka akibat gigitan anjing menempati posisi tertinggi dengan persentase 17,46%.
Sedangkan urutan kedua ialah imunisasi dengan presentase 13,6% yang membuktikan bahwa
tingginya kesadaran masyarakat di wilayah kerja UPT Kesmas Sukawati 1 untuk memberikan
imunisasi pada balita dan anak. Persentase ketiga ditempati oleh sistem pernafasan yang
didominasi oleh keluhan penyakit ISPA sebanyak 7,61% karena perilaku masyarakat yang
beresiko seperti merokok. Pasien dengan keluhan luka akibat gigitan anjing didominasi oleh
orang dewasa. Tingginya persentase keluhan luka akibat gigitan anjing di masyarakat
dilatarbelakangi oleh penjagaan hewan peliharaan yang kurang serta banyak hewan liar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dapat disimpulkan dari data yang didapat selama empat hari dari tanggal 3-5
Desember 2018 bahwa keluhan penyakit sistem integumen yang didominasi oleh keluhan
luka akibat gigitan anjing menempati posisi tertinggi dengan persentase 17,46%. Sedangkan
urutan kedua ialah imunisasi dengan presentase 13,6% yang membuktikan bahwa tingginya
kesadaran masyarakat di wilayah kerja UPT Kesmas Sukawati 1 untuk memberikan imunisasi
pada balita dan anak. Persentase ketiga ditempati oleh sistem pernafasan yang didominasi
oleh keluhan penyakit ISPA sebanyak 7,61% karena perilaku masyarakat yang beresiko
seperti merokok. Pasien dengan keluhan luka akibat gigitan anjing didominasi oleh orang
dewasa. Dengan diagnose :
DAFTAR PUSTAKA