Vous êtes sur la page 1sur 15

ASPEK HUKUM PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : GUSTI RANDA

NO. STB : 216 213 288

KELAS :H

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapakan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Rantepao, 19 September 2018

GUSTI RANDA

ii
DAFTAR ISI

Sampul ......................................................................................................................

Kata pengantar ........................................................................................................... ii

Bab 1 pendahuluan ..................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah .......................................................................................... 2
Bab 2 pembahasan ..................................................................................................... 3
A. Pengertian proyek .......................................................................................... 3
B. Tata cara dan peraturan proyek ...................................................................... 3

Bab 3 penutup ............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan .................................................................................................... 11

Daftar pustaka ............................................................................................................ 12

iii
BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proyek konstruksi merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat tahapan-


tahapan yang saling berkesinambungan dan tujuan akhirnya adalah berupa bangunan
fisik. Dalam tahapan-tersebut, tender merupakan salah satu tahap penting dalam suatu
proyek konstruksi yang dilakukan. Adanya kebutuhan pemilik proyek terhadap jasa
sumber daya, maka dipenuhi dengan cara membeli. Muncullah suatu pemikiran
bagaimana cara pengadaaan sumber daya tersebut secara efektif. Sumber daya tersebut
kemudian disebut sebagai kontraktor. Maka dapat dikatakan bahwa tender bertujuan
untuk memperoleh jasa kontraktor yang akan menyelesaikan suatu proyek konstruksi di
dalam manajemen proyek.

Masalah mendasar yang dihadapi oleh kontraktor adalah kemampuannya dalam


proses penawaran. Dalam proses penawaran, kontraktor harus memperkirakan dan
mengajukan biaya yang tidak terlalu tinggi agar dapat bersaing dengan kontraktor lain
dan juga mendapatkan keuntungan yang maksimum dan dengan tujuan akhir yaitu untuk
memenangkan proyek. Untuk pertimbangan harga penawaran, pemilik proyek tentunya
akan memilih harga terendah yang muncul dari kontraktor tersebut. Penetapan harga
penawaran ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan kadang hanya berdasarkan naluri
bisnis. Hal ini sangat menentukan besar kecilnya keuntungan dan probabilitas
memenangkan proyek. Menyadari pentingnya penawaran tersebut, maka diupayakan
suatu cara atau strategi yang berfungsi sebagai media pencapaian yang disebut dengan
markup. Penentuan markup oleh kontraktor merupakan salah satu strategi yang sering
dipakai untuk merancang dan membuat biaya penawaran optimal. Strategi penawaran
bagi suatu perusahaan bergantung pada tujuan perusahaan yang di antaranya adalah
memaksimumkan keuntungan. Biaya penawaran memiliki 2 (dua) komponen besar yaitu
biaya seluruh pekerjaan (biaya langsung) dan biaya tambahan (markup). Markup sering
juga disebut sebagai biaya tak langsung di dalam manajemen proyek.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Beberapa rumusan masalah yang saya rangkum yaitu :
1. Apa defenisi tentang proyek ?
2. Apa saja tata cara suatu proyek dapat dilaksanakan berdasakan aturan-aturan yang
berlaku ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROYEK

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya yang terbatas. Proyek konstruksi adalah upaya untuk mencapai suatu
hasil dalam bentuk bangunan dan infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk didalamnya bidan teknik sipil dan arsitektur.

Manajemen konstruksi adalah metode atau teknik atau proses untuk mencapai suatu
tujuan tertentu secara sistematik dan efektif melalui tindakan-tindakan perencanaan
(planning), pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling) dengan
mengelola dan menggunakan sumber daya terbatas secara efisien (tepat guna) dan efektif
(hasil guna).

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi didasari dari


proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan proyek
tersebut dalam bentuk banguan fisik secara efisien dan efektif. Untuk itu diperlukan
pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknik pelaksanaan manajemen
konstruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannya.

B. TATA CARA SERTA ATURAN-ATURAN YANG BERLAKU DALAM


PELAKSANAAN PROYEK
 PARA PIHAK

3
 PERSIAPAN PROYEK
 Tanda tangan kontrak
 Hal-hal yang harus dipersiapkan : Jaminan, SPMK, Persetujuan Mobilisasi,
Program Mutu, Inspeksi Lokasi Kerja, Uang Muka, Pembentukan Tim
Teknis
 Jaminan yang harus dipersiapkan yaitu :Jaminan Pelaksanaan, Jaminan
Uang Muka
 Surat penyerahan lapangan : PPK menyerahkan seluruh/sebagian lokasi
pekerjaan yang dibutuhkan kepada penyedia sebelum diterbitkannya
SPMK.
 Inspeksi lokasi pekerjaan
 Mutual check
 Surat Perintah Mulai Kerja = SPMK (Notice To Proceed atau
Commencement of Work)
 Persetujuan Mobilisasi : Paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
 Program Mutu: Rencana Mutu Kontrak (RMK)
 Pra Pelaksanaan Pekerjaan (PCM)

 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Organisasi Proyek

4
2. Organisasi Kerja PPK

3. Organisasi Kerja Kontraktor

5
 Fase-Fase Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi

Fase Pelelangan Konsultan Perencana :

a. Persiapan dokumen lelang : penggandaan dokumen lelang yang sudah


diverifikasi dan divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah
yang tertera di kontrak awal.
b. prakualifikasi konsultan perencana : bersama dengan klien/pemilik proyek
membuat pengumuman lelang dan menyeleksi peserta yang mendaftar.

c. mengundang peserta lelang : bersama dengan klien/pemilik proyek


mengundang peserta untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
d. pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek
mengurus pengambilan dokumen lelang oleh peserta lelang.

e. penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek,


mengadakan rapat dengan para konsultan perencana yang lolos prakualifikasi,
menjelaskan secara detail tata cara pelelangan dan detail teknis pekerjaan
proyek yang harus dilaksanaan.
f. pemasukan penawaran: bersama dengan klien/pemilik proyek, menerima
dokumen penawaran yang diajukan oleh kontraktor.
g. memberikan masukan pemilihan konslutan perencana dengan pertimbangan-
pertimbangan dari aspek rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran
yang diajukan.
h. membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan konsultan perencana:
mengawal klien/pemilik proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan
kontraktor terpilih.

 Fase Perencanaan

1. Sub Bidang Persiapan :


2. pengidentifikasi proyek : mempelajari secara cermat jenis, maksud dan tujuan dari
proyek terkait, agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemilik proyek.
3. penyusunan jadwal pekerjaan : membuat perencanaan progres kerja yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan proyek.

6
4. persiapan SDM+peralatan : menyiapkan sumber daya manusia (tenaga ahli) yang
diperlukan sesuai kebutuhan dan syarat dari proyek tersebut, serta mempersiapkan
alat-alat yang mendukung.
5. penyusunan rencana pemakaian sumber daya : menyusun jadwal dan pembagian tugas
(job description) sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing sumber
daya manusia dan sumber daya peralatan.
6. Sub Bidang Konsep :
7. perumusan maksud+tujuan proyek : mendeskripsikan sejelas mungkin maksud dan
tujuan proyek secara teknis dan kemudian dilakukan pencarian solusi/jawaban atas
permasalahan desain yang diberikan.
8. pengkajian kebutuhan fungsional ruang : menganalisis kebutuhan ruang yang
diperlukan secara ideal pada proyek tersebut
9. pengkajian data teknis situasi eksisting : menganalisis segala data pada kondisi
eksisting proyek, terutama untuk proyek rehabilitasi atau proyek melanjutkan (bukan
tahap pertama).
10. pengkajian tapak+lingkungan proyek : menganalisis kondisi lahan yang hendak
ditempati bangunan, beserta keadaan lingkungan di sekitarnya. Mencakup aspek
kontur, tipe tanah, pencahayaan, penghawaan, kebisingan, juga peraturan daerah
setempat, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
11. pengkajian spesifikasi desain yang dibutuhkan : menganalisis bagaimana sebenarnya
kebutuhan desain yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan perancanaan.
Misalnya dari segi penghawaan, pengudaraan, akustik, pemilihan warna yang
spesifik, dll.
12. pengkajian standar teknis : mengumpulkan referensi dan menganalisis standar teknis
bangunan untuk kebutuhan proyek, seperti standar baja, mutu beton, fire protection,
dan standar-standar keamanan bangunan yang lainnya.
13. penentuan tema desain/konsep makro : menentukan tema awal bangunan, sesuai tema
yang hendak diusung berdasarkan kebutuhan pengguna.
14. Sub Bidang Pra Rancangan :
15. pencarian konsep desain : mengembangkan tema awal menjadi sebuah konsep
arsitektural yang dituangkan dalam sketsa.
16. penyusunan pola dan bentuk arsitektur : pengembangan sketsa menjadi sebuah pola
kedekatan ruang dan konfigurasi bentukan bangunan secara makro sebagai blue print
penataan ruang dan ide desain awal.
7
17. penyusunan diagram fungsi ruang dan bangunan : menyusun penataan konsep
perletakkan ruang dan massa bangunan (jika multi massa)
18. pembuatan diagram aspek kualitatif-kuantitatif : membuat diagram mencakup dimensi
ruangan, kapasitas yang diperlukan berdasar kebutuhan, organisasi ruang, penataan
sirkulasi, dan aspek estetika bangunan.
19. pengkonsepan bahan dan teknologi yang dipakai : merencanakan material-material
yang hendak digunakan, beserta metode/teknologi pelaksanaan di lapangannya.
20. pengkonsepan alokasi biaya dan waktu proyek : menyusun perencanaan penggunaan
biaya dan waktu sesuai pagu anggaran dan batasan waktu yang tercantum di dalam
kontrak.
21. Sub Bidang Rancangan :
22. pematangan hasil studi kelayakan : melakukan peninjauan kembali hasil dari studi
kelayakan proyek dan memasukkan aspek-aspek penting yang mungkin terlupakan ke
dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
23. pematangan aspek fungsional : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi
klien dan studi kebutuhan fungsional ruang ke dalam perencanaan yang sedang
dikerjakan.
24. pematangan aspek estetika : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi klien
dan studi kebutuhan estetika beserta hasil eksplorasi desain ke dalam perencanaan
yang sedang dikerjakan.
25. pematangan aspek ekonomi : melakukan peninjauan kembali hasil dari konsultasi
klien dan studi perencanaan anggaran biaya dan jadwal proyek beserta aspek-aspek
ekonomi yang lainnya ke dalam perencanaan yang sedang dikerjakan.
26. Sub Bidang Dokumen :
27. penyusunan Detailed Engineering Design (DED) : membuat gambar kerja untuk
pelelangan sekaligus gambar pedoman pelaksanaan pembangunan di lapangan.
28. penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) : membuat spesifikasi
material/bahan, alat, teknik/metoda kerja sebagian pedoman pelaksana, dan hal-hal
yang bersifat administratif dalam proyek.
29. penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BQ) : RAB
diberikan untuk klien/pemilik proyek sebagai pedoman untuk menyeleksi kontraktor,
sedangkan BQ diberikan untuk calon kontraktor yang mengikuti tahapan
prakualifikasi untuk membantu membuat penawaran proyek.

8
30. penyusunan perhitungan teknik, dokumen kontrak, dan daftar informasi supplier :
perhitungan struktur digunakan sebagai dasar pembuatan gambar kerja struktur yang
sekaligus diperlukan untuk kepentingan non teknis proyek seperti proses pengurusan
IMB. Dokumen kontrak dibuat untuk klien/pemilik proyek yang telah berhasil
menentukan kontraktor untuk melakukan perjanjian tertulis. Informasi supplier
diberikan kepada klien/pemilik proyek sebagai panduan untuk membandingkan harga
pasaran dengan harga yang ditawarkan kontraktor, terutama saat terjadi pekerjaan
tambah-kurang di lapangan.
31. verifikasi dan validasi desain : verifikasi adalah pemerikasaan kembali segala
dokumen yang hendak dilelangkan, yang dilakukan bersama dengan klien/pemilik
proyek. Sedangkan validasi adalah pemeriksaan dan penyetujuan diokumen oleh
pihak yang berwenang, misalnya untuk bangunan gedung pemerintahan, maka
diperlukan eksaminasi dokumen oleh Dinas Pekerjaan Umum bidang Cipta Karya.
32. perubahan desain (aanvuling) : perubahan desain dilakukan jika ternyata setelah
melalui tahap verifikasi an eksaminasi, ternyata pihak pemeriksa menemukan adanya
ketidakbenaran dalam dokumen, sehingga diperlukan perbaikan dokumen gambar
DED atau dokumen RKS.

 Pelelangan Kontraktor :

a. menyiapkan dokumen lelang : menggandakan dokumen lelang yang sudah


diverifikasi dan divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang
tertera di kontrak awal.
b. prakualifikasi kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek membuat
pengumuman lelang dan menyeleksi kontraktor yang mendaftar.
c. mengundang kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang
kontraktor untuk menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
d. pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek mengurus
pengambilan dokumen lelang oleh para kontraktor.
e. penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek,
mengadakan rapat dengan para kontraktor yang lolos prakualifikasi, menjelaskan
secara detail tata cara pelelangan dan detail teknis pekerjaan proyek yang harus
dilaksanaan.

9
f. pemasukan penawaran kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek, menerima
dokumen penawaran yang diajukan oleh kontraktor.
g. memberikan masukan pemilihan kontraktor dengan pertimbangan-pertimbangan dari
aspek rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran yang diajukan.
h. membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan kontraktor : mengawal
klien/pemilik proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan kontraktor
terpilih.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Proyek konstruksi adalah upaya untuk
mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan dan infrastruktur. Bangunan ini pada
umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk didalamnya bidan teknik sipil
dan arsitektur.
Proyek konstruksi merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat
tahapan- tahapan yang saling berkesinambungan dan tujuan akhirnya adalah berupa
bangunan fisik

11
DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google.com/file/d/0BzRdVP7xMJehV2o1bWxHNlNiLUk/view

https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-proyek/tahap-
pelaksanaan-proyek

https://ranggryani.wordpress.com/2013/05/16/makalah-manajemen-proyek/

12

Vous aimerez peut-être aussi