Vous êtes sur la page 1sur 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat marasakan
kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri
yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas.

Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan baik pada ibu atau janinnya diperlukan
penanganan persalinan secara efektif, salah satunya melalui penatalaksanaan nyeri
persalinan non farmakologi salah satunya adalah counter-pressure . Teknik counter-
pressure ini dapat diberikan pada fase aktif, dimana teknik masase (counter-pressure)
jalur saraf untuk persepsi nyeri ini dapat dihambat atau dikurangi, sehingga nyeri yang
dirasakan ibu berkurang dan ketegangan tidak terjadi maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang efektifitas teknik masase (counter-pressure) terhadap
penurunan intensitas nyeri fase aktif persalinan normal.

Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara umum dialami oleh
hampir semua ibu bersalin. Nyeri persalinan merupakan sebuah pengalaman subjektif
disebabkan oleh iskemik otot uteri, penarikan dan traksi ligament uteri, traksi
ovarium, tuba fallopii dan distensi bagian bawah uteri, otot dasar panggul dan
perineum. Nyeri persalinan mulai timbul pada kala I fase laten dan fase aktif, pada
fase laten terjadi pembukaan serviks sampai 3cm bisa berlangsung selama 8 jam.
Nyeri disebabkan oleh

kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan seiring bertambahanya intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri
terjadi pada fase aktif dimana pembukaan lengkap sampai 10 cm dan berlangsung
sekitar 4,6 jam untuk primipara dan 2,4 jam untuk multipara (Reeder, Martin &
Koniak-Griffin, 2012).
1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu Bagaimana teknik dari
counterpressure?

1. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik dari counterpressure.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Counterpressure.

Counterpressure merupakan tekanan terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada


tulang sacrum wanita atau kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada kedua
pinggul. Hal tersebut dapat membantu mengurangi nyeri punggung yang dirasakan
oleh wanita melahirkan. Belum jelas bagaimana hal ini dapat membantu, tetapi
penekanan ini sangat membantu dalam mengurangi nyeri yang dirasaka. Peremasan
panggul dapat mengurangi tegangan-tegangan yang terjadi akibat penekanan internal
dari kepala janin. Counterpressure tidak dapat diteruskan jika wanita merasa
penekanan ini tidak dapat menolong dalam mengurangi rasa nyeri yang dideritanya.

1. Metode Massage

Beberapa macam massage yang dapat dilakukan untuk merangsang saraf yang
berdiameter besar yaitu:

1. Metode Effluerage

Metode effleurage memperlakukan pasien dalam posisi atau setengah duduk,lalu


letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar
kearah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan
gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan langsung oleh pasien.

2. Metode Deep Back Massage

Metode deep back massage memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan
atau keluarga pasien menekan daerah secrum secara mantap dengan telapak tangan,
lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.

3. Firm Counterpressure

Metode firm counter pressure memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian
bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang
dikepalkan secara mantap dan beraturan.
4. Abdominal Lifting

Abdominal lifting memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada


posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan
pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang
berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi
lagi.Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).

1. Teknik Counterpressure

Teknik counterpressure dilakukan di daerah lumbal di mana saraf sensorik rahim dan
mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang
belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai lumbal 1. Dengan begitu impuls rasa
sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan rangsangan pada saraf yang
berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan rangsangan sakit
tidak dapat diteruskan ke korteks serebral (Mander, 2003). Teknik counterpressure
melakukan pemblokiran impuls nyeri yang akan di transmisikan ke otak lebih cepat
dibandingkan dengan cara kerja abdominal lifting.

Dengan memberikan teknik counterpressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang
akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak selain itu tekanan kuat yang diberikan
pada saat melakukan teknik counterpressure dapat mengaktifkan mengaktifkan
senyawa endhorphin sehingga transmisi dari pesan nyeri dapat dihambat yang dapat
menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Monsdragon, 2004). Counter pressure lebih
efektif mengatasi nyeri persalinan fase aktif kala I. Dengan pemberian masase dengan
teknik counterpressure dapat menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan
menuju medulla spinalis dan otak, selain itu dengan tekanan yang kuat pada saat
memberikan teknik tersebut maka akan dapat mengaktifkan senyawa endhorophin
yang berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga tranmisi dari
pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Nastiti,2012).

1. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

2. Usia

Menurut sebuah penelitian dikatakan bahwa wanita yang lebih muda akan mengalami
nyeri yang lebih dibanding wanita dengan usia tua. Dari 447 wanita dinyatakan bahwa
nyeri selama persalinan akan menurun signifikan seiring dengan pertambahan usia
(Sheiner dalam Phumdoung and Rattanaparikonn, 2003). Akan tetapi hal tersebut
tidak sama dengan hasil penelitian lainnya yang mengatakan bahwa tidak ada
hubungan signifikat antara usia dan nyeri persalinan. Dari 32 wanita yang berusia 17-
38 tahun, wanita yang lebih muda mempunyai kecenderungan menyampaikan rasa
nyeri nya secara verbal dan sementara wanita dengan lebih tua mempunyai
kecenderungan menyampaikan rasa nyeri nya secara non verbal (Pathanapong dalam
Phumdoung and Rattanaparikonn, 2003).

2. Hormon

Selain itu nyeri juga dipengaruhi oleh kadar endorphin, dimana setiap orang
mempunyai kadar endorphin yang berbeda-beda. Endorphin mempengaruhi transmisi
yang dinterpretasikan sebagai rasa nyeri. Endorphin dapat berupa neurotransmitter
atau neuromodulator yang menghambat pengiriman pesan nyeri, dengan demikian
keberadaan endorphin pada sinaps sel saraf menyebabkan penurunan sensi nyeri. Oleh
karena itu seseorang yang mempunyai kadar endorphin rendah akan lebih merasakan
nyeri dibandingkan dengan orang yang mempunyai kadar endorphin tinggi (Widjaja,
2010).

3. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi


persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri
yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.

4. Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang
cemas. Teknik counterpressure dilakukan di daerah lumbal di mana saraf sensorik
rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum
tulang belakang melalui saraf torakal 10-11-12 sampai lumbal 1.

5. Pengalaman masa lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri
yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya
seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi
nyeri.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Counterpressure merupakan


tekanan terus-menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang sacrum wanita atau
kepalan salah satu tangan, atau peremasan pada kedua pinggul. Adapun faktor yang
mempengaruhi nyeri yaitu usia, hormon, perhatian, ansietas dan pengalaman masa
lalau. Sebagai seorang bidan sebaiknya bidan lebih peka dan lebih memehami apa
yang ibu rasakan dan hal apa yang dibutuhkan oleh ibu saat bersalin.

1. Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami mengenai Counterpressure, serta dapat


mengaplikasikan asuhan yang diberikan. Dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan oleh karena itu kami mohon saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Vous aimerez peut-être aussi