Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
E 43 TAHUN DENGAN
DIAGNOSA MEDIS POST HISTEREKTOMI TOTALIS DI
RUANGAN ALAMANDA B KELAS 2 RUMAH SAKIT HASAN
SADIKIN BANDUNG
LAPORAN KASUS
Disusun untuk memenuhi tugas pada Stase Keperawatan Maternitas
Program Profesi Ners XXXVI
Disusun Oleh :
Julvia Nurvitasari
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
Nama Mahasiswa : Julvia Nurvitasari
NPM :
Tanggal Pengkajian : 24 September 2018 s.d 26 September 2018
I. Data Anamnesa
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Tanggal Lahir : 5-08-1975
Usia/Jenis Kelamin : 43 tahun/perempuan
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : Honorer disekolah tingkat aliah/SMP sederajat
Agama : Islam
Suku : Sunda
Tanggal Pengkajian: 24-09-2018
Tanggal masuk RS : 01-09-2018
Alamat : Kp. Kebon kelapa Rt 01 Rw 01, Malangbong, Kabupaten
Garut
Diagnosa Medis : Post histerektomi totalis atas indikasi dehisence segmen
bawah rahim, burst abdomen pada P3A0 partus maturus
dengan secsio sesarea atas indikasi bekas seksio sesarea 2x:
mioma uteri
No. Medrek : 0001708511
Tanggal 25 September
Pasien mengeluh nyeri pada punggung jika lama tidak melakukan ubah posisi.
Hasil observasi diketahui kondisi luka sama seperti pada tanggal 24-09-18.
Namun pada saat dilakukan penggantian perban ditemukan darah.
Tanggal 26 September
Pasien tidak mengungkapkan keluhan. Hasil observasi kondisi luka tidak jauh
berbeda seperti pada tanggal 25-09-18. Namun pada hari ini kondisi luka
sudah membaik, slough mulai berkurang, tidak terdapat rembesan. Sehingga
penggantian perban yang sebelumnya dilakukan 2x/hari berubah menjadi
1x/hari.
H. Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 11 tahun
Lama haid : 5-6 hari
I. Riwayat Perkawinan
Menikah : perempuan 1 kali, laki-laki 1 kali
Usia pertama menikah : 34 tahun
c. Wajah
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat cloasma
gravidarum
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
d. Mata
Inspeksi: Mata simetris, tidak terdapat edema mata, konjungtiva anemis,
sclera tidak ikterik
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
e. Hidung
Inspeksi: tidak terdapat lesi, tidak terdapat polip, tidak terdapat pernapasan
cuping hidung
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
f. Mulut
Inspeksi: mukosa bibir kering, lidah bersih, gigi karies tidak terkaji
g. Telinga
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
h. Leher
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, refleks menelan (+), tidak terdapat
pembesaran KGB
i. Dada/ Thoraks
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat retraksi otot bantu
nafas, Pola nafas normal
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara Lapang Paru resonan
Auskultasi : Suara Napas normal
j. Jantung
Auskultasi: Irama jantung reguler, Bunyi Jantung normal
k. Abdomen
Inspeksi: Bentuk simetris, cembung, warna gelap, terdapat striae
gravidarum, dan terdapat luka post histerektomi rahim bawah
Auskultasi: Bising usus __ x/menit tiak terkaji
l. Ekstremitas
Inspeksi
Ekstremitas atas : edema -/-, terlihat bersih, terdapat luka pasca
pemasangan infus, pergerakan normal namun masih
terbatas
Ekstremitas bawah: edema -/-, varises -/-, pergerakan bebas
Palpasi: CRT < 2 detik
Homan’s sign: (-)
Reflex patella tidak terkaji
n. Kulit
Inspeksi: kebersihan terjaga, Warna normal, Turgor normal, tidak
terdapat sedikit hiperpigmentasi pada wajah.
N. Pengkajian Psikososial
Saat dilakukan pengkajian, ibu berada dalam perasaan bahagia karena
penyakitnya yang dideritanya bertahun-tahun kini sudah di operasi. Pasien juga
merasa bahagia karena saat ini lukanya dalam kondisi semakin membaik.
Konsep diri
Pasien merasa bersyukur atas segala yang terjadi pada dirinya. Pasien merasa
bahagia karena penyakit yang dimilikinya beberapa tahun terakhir sudah
dioperasi dan saat ini sedang berada dalam tahap pemulihan.
Peran diri
Pasien mendapat dukungan dari suami yang menemaninya. Pasien tidak merasa
khawatir terhadap perannya sebagai istri dan ibu dalam keluarganya. Selama di
rumah sakit segala kebutuhan pasien selalu dibantu suami dalam memenuhinya.
Harga diri
Pasien tidak memiliki perasaan malu atas penyakitnya, dan memiliki hubungan
ynag baik antara keluarga maupun tetangga di tempat tinggalnya.
Identitas
Pasien merupakan seorang istri dan ibu dari kedua anaknya.
O. Pengkajian Spiritual
Pasien beragama Islam. Menurut pasien, penyakitnya ini merupakaan sebuah
ujian dan hadiah dari Allah. Pasien mensyukuri atas kondisinya saat ini terlihat
ketika pasien sering mengucap alhamdulillah.
Q. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG
b. Foto torax
c. Laboratorium
d. USG Ginekologi
e. Foto BNO 3 Posisi
R. Terapi Pengobatan
oral asam mefenamat, albumin, ksr, dan callus
S. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO : terdapat terdapat luka Post SC + riwayat miom Risiko Infeksi
terbuka pada area
abdomen dengan Burst abdomen
kedalaman luka ±2 cm,
lebar ±4 cm, warna luka Histerektomi totalis
merah muda dan terdapat
slough. Luka
Dehiscence segmen
bawah rahim
Risiko infeksi
DS : pasien mengatakan Post operasi Kesiapan meningkatkan
bahwa saat ini dirinya rasa nyaman
sedang berlatih untuk perasaan tidak nyaman
membiasakan duduk,
belajar berjalan, belajar dukungan oleh keluarga
jongkok, dan belajar BAB
dan BAK ke kamar mandi pasien mulai melatih
dirinya beraktivitas
DO : pasien melatih sederhana dengan
dirinya dengan btuan bantuan suami
suami
T. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko infeksi
b. Kesiapan meningkatkan rasa nyaman b.d perasaan tidak nyaman post operasi
histerektomi totalis atas indikasi dehisence segmen bawah rahim
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.E Nama Mahasiswa : Julvia Nurvitasari
Ruang : Alamanda B NPM :
No. MR : 0001708511 Fakultas : Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan pertahankan lingkunga yang Pertahanan lingkungan yang
selama 1x24 jam, diharapkan pasien aseptik buruk meningkatkan risiko
terhindar dari risiko infeksi, dengan kriteria terjadinya infeksi
hasil: Instruksikan pada pengunjung Mencegah penyebaran
Menunjukan perilaku bersih sehat untuk mencuci tangan saat infeksi
Menunjukan kemampuan untuk berkunjung dan setelah
mencegah timbulnya infeksi berkunjung meninggalkan
Menunjukan pemahaman dalam proses pasien
perbaikan kulit Ajarkan pasien dan keluarga Pasien dan keluarga
Menunjukan proses penyembuhan luka mengenal tanda gejala infeksi
mengetahui tanda gejala
infeksi
Lakukan perawatan luka Menjaga luka agar tidak
terjadi rembesan dan
mencegah infeksi
Berikan intake nutrisi yang Nutrisi yang adekuat
adekuat meningkatkan proses
penyembuhan luka
2. Kesiapan meningkatkan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Atur posisi nyaman dengan semi Posisi semi fowler memberi
rasa nyaman b.d selama 1x24 jam, pola napas pasien fowler rasa nyaman pasien
perasaan tidak nyaman menjadi efektif, dengan kriteria hasil : Ajarkan manajemen nyeri Napas dalam dan RGJ
post operasi Pasien mampu duduk dengan bantuan dengan napas dalam dan menekan rasa nyeri dan
histerektomi totalis atas Pasien mampu duduk tanpa bantuan relaksasi genggam jari (RGJ) meningkatkan oksigenasi
indikasi dehisence Pasien mampu berjalan dengan bantuan darah
segmenbawah rahim. Pasien mampu berjalan tanpa bantuan Edukasi pentingnya melakukan Mobilisasi dini dapat
Pasien mampu BAK dan BAB ke mobilisasi dini post operasi memperlancar darah
kamar mandi dengan bantuan sehingga luka mempercepat
Pasien mampu BAK dan BAB ke penyembuhan luka
kamar mandi dengan bantuan Motivasi pasien untuk melatih Pasien mau dan semangat
otot tangan dan kaki untuk melatih otot tangan
dan kakinya
Kaji TTV TTV menggambarkan salah
satu tingkat keefektifan
intervensi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
17.05 Membantu pasien mengatur posisi semi fowler Pasien mengatakan posisi
17.45 semi fowler memberi rasa
nyaman
24-09-18 Kesiapan Memberikan dukungan serta apresiasi atas Pasien mampu mobilisasi
meningkatkan 19.20 pencapaian mobilisasi yang dilakukan pasien meski bertahap sedikit demi
rasa nyaman b.d sedikit
perasaan tidak
18.45 Memonitoring kesiapan pasien dalam Pasien melakukan
nyaman post
meningkatkan aktivitas secara mandiri mobilisasi dengan bantuan
25-09-18 operasi suami
histerektomi
totalis atas
indikasi
dehisence 16.20 Melakukan follow up sejauh mana perkembangan Pasien sudah mulai belajar
segmenbawah pasien dalam mobilisasi jongkok
rahim.
26-09-18
EVALUASI KEPERAWATAN