Vous êtes sur la page 1sur 17

Satuan Acara Penyuluhan

(SAP)

Pokok bahasan : Bahaya Ngelem dan Penyalahgunaan obat (komix)


Sub Pokok :
a. Pengertian ngelem
b. Efek dari ngelem
c. Bahaya ngelem
d. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang ngelem
e. Pengertian penyalaggunaan obat (komix)
f. Efek penyalahgunaan obat (komix)
g. Bahaya penyalahgunaan obat (komix)
h. Faktor penyebab serta dampak yang di timbulkan
dari penyalahgunaan obat (komix)

Hari/Tanggal : Senin, 10 Desember 2018


Jam : 14.30 – 15.00
Tempat : Jln Botuliodu, Kel. Pohe, Kec Hulonthalangi
Sasaran : Anak usia 12 Tahun dan remaja usia 17 tahun
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan Semester 5

A. Latar Belakang
Munculnya fenomena kecenderungan kenakalan remaja terutama yang
masih berstatus sebagai pelajar akhir-akhir ini menjadi permasalahan yang
mengkhawatirkan baik dari perspektif pendidikan, sosial, maupun budaya.
Kehidupan remaja yang ditandai oleh berbagai macam kenakalan remaja,
adalah bukti lemahnya moralitas dan kepribadian usia remaja. Di Indonesia
selama dasawarsa terakhir ini, menunjukkan adanya kecenderungan yang
semakin serius tentang permasalahan remaja Indonesia khususnya masalah
sosial, budaya, dan moralitas. Sebagai contoh, gambaran tentang banyaknya
remaja Indonesia mengalami masalah sosial yang ditunjukkan dalam bentuk
perbuatan kriminal, asusila, dan pergaulan bebas, masalah budaya dalam
bentuk kehilangan identitas diri, terpengaruh budaya baratdan masalah
degradasi moral yang diwujudkan dalam bentuk kurang menghormati orang
lain, tidak jujur sampai ke usaha menyakiti diri seperti mengkonsumsi
narkoba, mabuk-mabukan dan bunuh diri (Puspitawati, 2009, 2010)
B. Tujuan
1. Tujuan umum : setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30
menit, peserta mampu mengetahui dampak dari bahaya ngelem dan
penyalahgunaan obat (komix)
2. Tujuan khusus : setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 30
menit peserta mampu menjelaskan :
1) Pengertian ngelem
2) Efek dari ngelem
3) Bahaya ngelem
4) Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang ngelem
5) Pengertian penyalaggunaan obat (komix)
6) Efek penyalahgunaan obat (komix)
7) Bahaya penyalahgunaan obat (komix)
8) Faktor penyebab serta dampak yang di timbulkan dari penyalahgunaan
obat (komix)
9) Pencegahan Ngelem dan Penyalahgunaan obat (komix)
C. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah Anak-anak dan remaja.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat
1. Leaflet
2. Poster
F. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin, 10 Desember 2018
Jam : 14.30-15.00
Tempat : jln Botuliodu, Kel. Pohe, Kec Hulonthalangi
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Nia Noviandari Mootalu
2. Leader : Supriyanto PRT. Mamonto
3. Co leader : Nurain Arbabu
4. Fasilitator : Adlia Dulanimo
Indriani Husain
Siti Magfirah Dengo
5. Observer : Nur Aini Hiola
6. Dokumentasi : Meysin Adam
H. Uraian Tugas
1. Leader
Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pengertian, efek,
bahaya, faktor penyebab dari ngelem
2. Co Leader
Bertanggung jawab memberikan penyuluhan tentang pengertian, faktor,
dan dampak dari penyalahgunaan obat (komix)
3. Moderator
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Menjelaskan tujuan dan topik
d) Menjelaskan kontrak waktu
e) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
f) Mengarahkan alur diskusi
g) Memimpin jalannya diskusi
h) Menutup acara
4. Fasilitator
a) Memotivasi peserta agar berperan aktif
b) Membuat absensi penyuluhan
c) Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
5. Observer
a) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
Mendokumentasikan segala aktifitas penyuluhan baik dalam foto maupun
video
7. Peserta Penyuluhan
Seorang atau lebih yang menerima penyuluhan atau informasi yang
diberikan oleh tim penyuluh
I. Seting Tempat

3 1 2
5

4 7
4
4 F
F
6

Keterangan :
1 : Leader/Penyuluh
2 : Co leader
3 : Moderator
4 : Fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi
7 : Peserta
J. Materi (Terlampir)
K. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan Kegiatan peserta Evaluasi
waktu pembelajaran

1 Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab 1. Seluruh peserta serta


salam penyuluh menjawab salam
(5 menit)
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan 2. Seluruh penyuluh
diri memperhatikan memperkenalkan diri dan
peserta memperhatikan
dengan baik
3. Kontrak waktu 30 3. Peserta menyetujui waktu
3. Menyetujui
menit yang dikontrak oleh
penyuluh
4. Menjelaskan 4. Peserta sangat
4. Mendengarkan dan
tujuan memperhatikan penjelasan
memperhatikan
penyuluhan tentang tujuan dari
penyuluhan
2 Kegiatan 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan 1. Peserta memperhatikan
Inti tentang memperhatikan dengan saksama apa yang
pengertian penyuluh sampaikan. Dan
( 20 menit )
ngelem dan sedikit dapat mengulangi
penyalahgunaa apa yang penyuluh
n obat (komix) sampaikan
2. Menjelaskan 2. Peserta memperhatikan
2. Mendengarkan dan
efek dari dengan saksama apa yang
memperhatikan
ngelem dan penyuluh sampaikan. Dan
penyalahgunaa sedikit dapat mengulangi
n obat (komix) apa yang penyuluh
3. Menjelaskan sampaikan
3. Mendengarkan dan
bahaya ngelem 3. Peserta memperhatikan
memperhatikan
dan dengan saksama apa yang
penyalahgunaa penyuluh sampaikan. Dan
n obat (komix) sedikit dapat mengulangi
apa yang penyuluh
sampaikan
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan 4. Peserta memperhatikan
faktor-faktor memperhatikan dengan saksama apa yang
penyebab penyuluh sampaikan. Dan
seseorang sedikit dapat mengulangi
ngelem dan apa yang penyuluh
penyalahgunaa sampaikan
n obat(komix)
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan dan 5. Peserta memperhatikan
pencegahan memperhtikan dengan saksama apa yang
dari perilaku penyuluh sampaikan. Dan
ngelem dan sedikit dapat mengulangi
penyalahgunaa apa yang penyuluh
n obat (komix) sampaikan

3 Penutup 1. Kesimpulan 1. Mendengarkan dan 1. Peserta memperhatikan


dari memperhatikan dengan baik dan dapat
5 menit
pembelajaran menerima dengan baik
pesan yang disampaikan
oleh pemateri
2. Salam penutup
2. Mendengarkan. 2. Peserta mendengarkan dan
menjawab salam

L. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a) 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
b) Alat dan media sesuai dengan rencana
c) Peran dan fungsi masing – masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
a) Peserta sudah mengetahui apa itu ngelem dan penyalahgunaan obat
komix)
b) Peserta sudah mengetahui efek dan dampak negatif dari ngelem dan
penyalahgunaan obat (komix)
c) Peserta sudah mengetahui cara pencegahan agar tidak ngelem dan
menyalahgunakan obat (komix)

Bahaya Ngelem
1. Definisi
Ngelem di definisikan sebagai menghirup uap lem, zat pelarut, atau zat
sejenisnya dengan maksud untuk mendapatkan sensasi “high” atau mabuk.(
AZHARY ADHYN ACHMAD, 2017)
2. Efek ngelem
Efek yang ditimbulkan dari menghirup uap lem tersebut hampir sama dengan
jenis narkoba lain, yaitu
a) menyebabkan halusinasi,
b) sensasi melayang-layang, dan
c) rasa tenang sesaat meski terkadang efeknya hanya bisa bertahan hingga 5
jam saja.
d) juga tidak merasakan lapar karena ada penekanan sensor lapar di susunan
saraf otak. Moci (2013),
3. Bahaya Ngelem
1) Efek ngelem jangka pendek
a) Denyut jantung meningkat
b) Mual dan muntah
c) Halusinasi
d) Mati rasa atau hilang kesadaran
e) Susah bicara atau cadel
f) Kehilangan koordinasi gerak tubuh
2) Efek ngelem jangka panjang
a) Kerusakan otak, mulai dari cepat pikun, kesulitan mempelajari
sesuatu, dan parkinson
b) Otot melemah
c) Depresi
d) Sakit kepala dan mimisan
e) Keusakan saraf (Hilangnya kemampuan mencium dan mendengar)
f) Walaupun dihirup hanya sekali, namun efeknya sangat fatal jika
telah melewati ambang batas yang bisa ditoleransi oleh tubuh.
Menghirup uap lem bisa membunuh dalam seketika dengan beberapa
gejala berikut ini:
a. Kematian mendadak
Kematian mendadak saat menghirup uap bahan kimia pada umumnya
disebabkan oleh sabotase fungsi jantung. Gejala awalnya yaitu denyut
nadi meningkat dan menjadi tidak teratur. Lalu, beberapa saat kemudian
nadi berhenti untuk selamanya.
b. Sesak napas
Di kalangan anak jalanan, ngelem biasanya dilakukan dengan cara
menutup kepala dengan tas plastik agar uap tak menyebar ke mana-mana.
Pada saat tubuh sudah terpengaruh dengan uapnya, mereka jadi tidak bisa
melepas plastik sehingga menjadi tak bernyawa jika tak ada yang
menolong.
c. Bunuh diri
Depresi dan halusinasi bisa mengakibatkan si penghirup
untuk melakukan bunuh diridalam kondisi kejiwaan yang sedang kacau.
d. Asphyxia
uap yang dihirup juga bisa mengikat oksigen di sistem pernapasan dan
memicu asphyxia atau kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.

4. Faktor Penyebab
a) Ekonomi rendah\
Masalah ekonomi menjadi faktor yang dominan seorang anak pergi ke
jalanan. Dari keenam informan yang diteliti, keenam informan berasal dari
anak yang keluarganya memiliki masalah ekonomi dan masalah ekonomi
juga mempengaruhi orangtua atau keluarga untuk membiarkan anak
bekerja di jalanan. Keinginan untuk membantu perekonomian keluarga
dengan cara membantu orangtua mereka bekerja walaupun apa yang
mereka lakukan kadang berdampak buruk bagi masa depan mereka. Hal
ini akan mengakibatkan anak-anak jalanan terbiasa hidup tanpa aturan di
jalanan dikarenakan mereka tidak mendapatkan pendidikan yang benar
tentang aturan ataupun norma di dalam masyarakat. (Musmulyadi, 2013)
b) Keluarga yang tidak harmonis
Masalah keluarga sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan.
Berkumpulnya dan membicarakan permasalahan keluarga dengan anggota
keluarga yang lain merupakan hal yang sebaiknya dilakukan setiap
keluarga. Karena selain mengajarkan proses demokrasi dalam keluarga,
hal ini juga akan mengajarkan kepada anak bagaimana cara mengambil
keputusan yang baik. Dalam kehidupan berumah tangga, terjadi
kesalahpahaman antar suami dan istri merupakan hal yang biasa terjadi
tetapi perlu diperhatikan adalah ketika dari kesalah pahaman tersebut
berujung dengan pertengkaran yang terjadi dihadapan anggota keluarga
yang lain atau anak. Hal ini akan berdampak buruk bagi anak jika melihat
orangtuanya bertengkar. (Musmulyadi, 2013)
c) Hubungan anak dengan orang tua
Selain kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan, seseorang anak juga
membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Ada
orangtua yang tidak dapat melakukan tanggungjawab sebagai orangtua.
Anak dianggap sebagai beban dalam kehidupan mereka, hal inilah yang
menyebabkan seorang anak mencari tempat dimana ia bisa diperhatikan
dan kadang tempat itu ada di jalanan. Kurangnya mendapatkan kasih
sayang sehingga menyebabkan anak menjadi tidak terkendali, frustasi, dan
membuat perkembangan jiwa anak menjadi terlambat. Anak-anak akan
menanam kebencian pada orangtua untuk mengobati kekecewaan batinnya
sehingga dengan keadaan ini akan menyebabkan anak-anak mencari suatu
ketenangan dan mencari tempat yang membuat dirinya dihargai yaitu
dengan menghisap lem sebagai pelarian dan bergaul dengan anak jalanan
yang merasa memiliki perasaan senasib dengan dirinya. (Musmulyadi,
2013)
Penyalahgunaan Obat (komix)
1. Definisi
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dipelajari dalam
lingkungan sosialsemua tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai
cara. Karena itu, perbedaan tingkah laku yang conform dengan kriminal
adalah bertolak ukur pada apa dan bagaimana sesuatu itu dipelajari
(Santosa, 2011)
Maraknya penyalahgunaan obat batuk komix, dapat dilihat dari
banyak ditemukannya bungkusan obat batuk tersebut ditempat-tempat
yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya remaja. Di tepi laut, di barisan
batu-batu besar yang tersembunyi, ratusan bungkus obat batuk komix saset
ditemukan. Bahkan, ditemukan juga kemasan dalam bentuk box. Diduga,
obat Komix tersebut, tidak digunakan untuk terapi pengobatan batuk.
Namun, disalahgunakan untuk mabuk oleh kalangan remaja. (Sanita,
2016)
2. Efek dari penyalahgunaan obat
a. Mabuk/ fly
b. Berbicara tidak jelas
c. kelelahan
d. Pikiran kacau
e. Berkeringan
f. Mata melotot
g. Hipertensi
h. Hipereksitabilitas
3. Bahaya Penyalahgunaan obat komix
Sebagaimana diketahui, sirup obat batuk yang beredar di pasaran
merupakan obat-obatan yang terbuat dari bahan kimia. Dalam sirup obat
batuk sachetan mengandung dextromethorpan yang jika dikonsumsi
berlebihan akan membuat tubuh mengalami beberapa hal :
a. Gagal ginjal
Ginjal berfungsi sebagai pengatur voluma dan bahan kimia darah
dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut, apabila salah satu
dari ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal akan menyebabkan
keluarnya kreatinin. Kreatini merupakan hasil ekresi dari
metabolisme kreatin yang dikeluarkan ginjal. Kreatinin yang
terkandung dalam darah merupakan petunjuk penting terhadap
kerusakan ginjal. Nilai normal kreatinin dalam darah adalah 0,6-1,1
mg/dl untuk pria 0,5-0,9 mg/dl untuk wanita. (Sabarudin, 2012)
b) Jantung berdebar cepat
Selain memabukkan, DMP akan menghambat fungsi otak, terutama
bagian otak yang mengendalikan fungsi pernapasan dan jantung.
Akibatnya, dosis tinggi DMP akan membuat seseorang
mengalami jantung berdebar cepat, tekanan darah tinggi, hingga
napas melambat atau memendek. (Risky Candra Swari,2017)
c) Hipertermia
Salah satu efek samping DMP akibat mabuk obat batuk yang paling
berbahaya adalah hipertermia. Hipertermia peningkatan suhu tubuh
yang terlampau tinggi dan cepat di luar batas wajar tanpa
memberikan waktu bagi tubuh untuk mendinginkan diri. Hipertermia
dapat menyebabkan kerusakan otak, koma, bahkan kematian. (Risky
Candra Swari,2017)
4. Faktor penyabab serta dampak yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan obat komix
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
berupa penyalahgunaan komix di kalangan remaja yaitu :
1) Faktor Pribadi Ada beberapa faktor pribadi yang bisa menyebabkan remaja
terlibat penyalahgunaan narkoba, dan berikut faktor pribadi itu sendiri
(Thalib, 2010) :
a) Mental yang lemah, ini menebabkan remaja mudah goyah dan mudah
terpengaruh ajakan keburukan. Mental yang lemah ini bisa berbentuk
seperti selalu merasa sendiri dan terasingkan, tidak memiliki tangung
jawab, kurang mampu bergaul dengan baik, dan lain-lain.
b) Stres dan depresi, untuk kejenuhan hati, seseorang melakukan segala
macam cara melalui jalan pintas, bahkan terkadang cara itu tidak
menjadi solusi tetapi malah memperparah keadaan.
c) Ingin tahu dan coba-coba, ini juga salah satunya, remaja iseng-iseng
untuk mencoba dan akhirnya kecanduan. Mencari sensasi dan
tantangan, ada juga seseorang yang ingin mencari sensasi dan
tantangan dengan menjadi pengedar.
2) Faktor keluarga Penyebab penyalahgunaan komix bisa terjadi juga karena
keluarga, mungkin point-point berikut akan menjelaskan mengapa
seseorang terlibat narkoba karena faktor keluarga:
a) Broken home, orang tua sering bertengkar atau bahkan sampai terjadi
perceraian dapat menimbulkan tekanan batin terhadap anak,
sehingga sering kali anak menghilangkan tekanan tersebut dengan
mencoba narkoba serta obatobatan lainnya.
b) Kurangnya perhatian orang tua pada anak, ini juga salah satu
penyebab dari faktor keluarga, orang tua terlalu sibuk bekerja atau
bahkan kurang peduli dengan pendidikan dan moral anak.
c) Terlalu memanjakan anak, memanjakan anak juga bisa menjadi
masalah, khususnya penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan yang
menyerupai narkoba lainnya
d) Pendidikan keras terhadap anak, mendidik anak dengan otoritas
penuh akan menyebabkan mental anak terganggu, bisa jadi ia akan
memberontak dan melakukan tindakan diluar perkiraan.
e) Kurangnya komunikasi dan keterbukaan, orang tua harus mengerti
segala sesuatu tentang anak, jika komunikasi tidak berjalan baik,
maka tidak akan ada keterbukaan antara orang tua dan anak, bukan
hanya anak tetapi ini juga bisa terjadi pada kepala keluarga.
3) Faktor sosial Lingkungan dan pergaulan sosial juga sangat mempengaruhi
kepribadian dan moral seseorang, baik buruknya juga bisa terlihat
bagaimana lingkungan dan pergaulan seseorang. Berikut ini beberapa
faktor sosial yang menyebabkan remaja terlibat penyalahgunaan narkoba:
a) Kesempatan atau situasi, seperti diskotik, tempat hiburan, rekreasi,
pesta, dll.
b) Solidaritas kelompok sebaya.
c) Ketersediaan atau kemudahan untuk mendapatkan narkoba.
d) Ketidakpedulian masyarakat setempat terhadap penyalahgunaan
narkoba.
e) Lemahnya penegakan hukum.
f) Tingkat disorganisasi sosial.
g) Kualitas kehidupan keluarga.
h) Sikap kurang permisif dari lembagalembaga sosial utama, seperti
sekolah, mesjid, dan gereja terhadap peredaran dan penyalahgunaan
narkoba
4) Faktor Kelompok atau Organisasi Tertentu Kelompok atau organisasi
pengedar narkoba juga menjadi faktor penyebab, di mana mereka akan
mencari target untuk mengedarkan narkoba, bahkan membujuk seseorang
untuk menggunakan narkoba. Jika sudah kecanduan, maka mau tidak mau
orang itu akan mengonsumsi narkoba serta obat-obatan sejenis narkoba:
a) Adanya teman yang mengedarkan narkoba, ini sebenarnya masih
terkait dengan faktor penyebab dari segi sosial. Untuk itu perlu
berhati-hati dalam mencari teman, pastikan teman adalah orang yang
benar-benar baik.
b) Iming-iming, akan banyaknya keuntungan uang yang didapat dengan
mengedarkan narkoba bisa menjadikan seseorang gelap mata.
c) Paksaan dan dijebak teman, ada juga kasus seseorang terlibat
narkoba karena dijebak oleh temannya, ini juga menjadi salah satu
faktor penyebab.
d) Faktor ekonomi Kemiskinan dan kesusahan, masalah finansial,
belum lagi dililit utang atau sebagainya, ini akan menjadi faktor yang
bisa menyebabkan seseorang mengedarkan narkoba atau tindakan
kriminal lainnya. Orang-orang yang menempati posisi seperti ini
akan sangat mudah gelap mata, memaksanya untuk melakukan
tindakan diluar batas moral bersosial, terutama dalam hal ini adalah
mengedarkan narkoba. Selain faktor yang telah dijelaskan diatas ada
juga beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan komix terkususnya bagi kalangan remaja. Azmiyati
(2014) , Faktor tersebut yaitu :
1. Pergaulan yang salah
2. Harga yang murah dan efek yang cepat
3. Mudah didapat dimana saja
4. Tidak dicurigai.

5. Pencegahan dari ngelem dan komix


a. Program pencegahan bersifat Preventif berupa penyuluhan atau sosialiasi.
Dimana Kamil Kamaruddin69, menyatakan bahwa: “Terkait kasus
aktivitas Anjal yang Ngelem pihak Dinsos sendiri telah melakukan upaya
pencegahan berupa sosialisasi dengan menyebarkan informasi tentang cara
penggunaan, dampak atau bahaya penyalahgunaan Lem Aibon kepada
masyarakat terkhusus anak usia muda di berbagai kecamatan dan
kelurahan yang berbeda, dengan berkoordinasi oleh pihak Lurah, Ketua
RT dan RW, serta Kepolisian setempat.
b. Program penanganan bersifat Represif berupa peningkatan kinerja internal
Dinas Sosial dengan berkerjasama dengan Lembaga Rehabilitasi Sosial.
Dimana Kamil Kamaruddin70, kembali menambahkan bahwa: khusus
untuk anak jalanan yang melakukan penyalahgunaan Lem Aibon agar
kembali mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan bermasyarakat.

“Program khusus yang dimiliki Dinas Sosial adalah pembinaan serta


bimbingan mental dan spiritual, dimana kegiatan ini biasanya diadakan di
kantor Dinas Sosial dengan mendatangkan anak jalanan itu sendiri yang
terlibat kasus-kasus ngelem dan sebagainya, narasumber yang berasal dari
internal Dinas Sosial, Masyarakat dan Tokoh Agama

Dalam upaya penaganan Dinas Sosial rutin melakukan patroli bersama


anggota TRC, setelah itu anak yg terjaring razia dibawa kekantor untuk didata,
selanjutnya dibawa ke RPSA (Rumah Perlindungan Sosial Anak) untuk
diassessment atau dibina kemudian dari sini biasanya anak yang kecandua lem
dirujuk ke YKP2N (Yayasan Kelompok Pencegahan Penanggulangan
Narkotika) untuk mendapatkan pengobatan lanjutan seperti direhab sosial
yang terbagi atas 2 yakni : rawat jalan yang berlangsung selama 3 bulan dan
rawat inap yang berlangsung selama 6 bulan. Namun program ini dirasa
sepenuhnya belum optimal, untuk itulah dari internal Dinas Sosial tak henti-
hentinya membuat kebijakan atau program-program
DAFTAR PUSTAKA

Sanita. 2016. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN OBAT BATUK KOMIX PADA


REMAJA DESA MUNJAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS. Tanjung
Pinang: UMRAH

Achmad, Azhary Adhyn, dkk. 2017. FENOMENA “NGELEM” OLEH ANAK


JALANAN DI KOTA MAKASSAR. Jurnal Penelitian & PPM. Vol 4, No: 2.
Makassar

Maylinda,Yonir Wenny. 2016. Studi Kasus Kebiasaan Mabuk Menggunakan


Media Obat Batuk Komix pada Remaja di Kelurahan Purwanegara.
Purwokerto: IAIN

Azriful, dkk. 2015. Gambaran Pengguna Narkoba Inhalasi (Ngelem) Pada Anak
Jalanan di Kota Makassar Tahun 2015. Makassar: FKIK UIN Alauddin
Makassar

Mulyadi, Mus. 2013. PERILAKU NGELEM PADA ANAK JALANAN. Tanjung


Pinang: UMRAH

Solicin,hanisa ayu.2017. PERAN DINAS SOSIAL DALAM MENANGANI


PENYALAHGUNAAN LEM AIBON OLEH ANAK JALANAN DI KOTA
MAKASSAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.makasar: FKIK UIN
Alauddin Makassar

Vous aimerez peut-être aussi