Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas hadirat-Nya dimana atas berkat-Nya saya selaku
penulis dan penyusun Makalah ini dapat bekerja dengan baik.Makalah ini saya
selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada saya dimana dosen pengampu saya
adalah bapak M Iswahyudi SE,MM selaku dosen pengauditan manajemen saya.Terima
kasih atas kepercayaan Ibu untuk memberikan tugas ini kepada saya.Makalah ini
berjudul “Audit Manajemen Kinerja Manajerial”. Pengendalian yang baik yang
dilakukan oleh para manajer akan mendatangkan dampak positif yang akan dirasakan
dari masing-masing organisasi. Pengendalian merupakan fungsi daripada manajemen
yang sangat penting dalam sebuah organisasi.Pengendalian yang efektif an efisien
membuat sebuah prestasi yang gemilang dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam Makalah ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam
hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, saya selaku penulis dan
penyusun Makalah ini meminta maaf dan saya membutuhkan saran dan kritik yang
membangun guna memperbaiki Makalah yang kurang sempurna ini. Saya selaku
penulis dan penyusun Makalah ini mengucapkan terima kasih.
2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pembahasan
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I. PENDAHULUAN
Audit Kinerja
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada
standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi
dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan
dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep ekonomi, efisiensi
dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara
terpisah.
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Audit Kinerja Manajerial Yaitu Kelompok manajemen dalam suatu organisasi, termasuk
perusahaan merupakan pemain kunci dalam seluruh aspek kehidupan organisasi atau
perusahaan yang dipimpinnya.
Pada tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi atau perusahaan meraih
kemajuan dalam berbagai bentuk dan manivestasinya ditentukan oleh kinerja mereka.
Sebaliknya, kegagalan atau kekurang berhasilan perusahaan mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya harus dilihat sebagai kegagalan atau kekurang berhasilan kelompok
manajemen, terutama manajemen puncak, untuk menampilkan kinerja yang memuaskan
yang menuntut pertanggung jawaban. Memang benar bahwa manajemen, terutama
manajemen puncak, tidak mengerahkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, waktu,
dan tenaga mereka untuk hal-hal yang sifatnya teknis operasional, tetapi untuk
kepentingan yang lebih strategis. Meskipun mengelolah suatu perusahaan tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan yang dikotomis dalam arti menggunakan pendekatan
manajemen vis a vis pelaksana kegiatan teknis dan operasional seolah-olah kepentingan
mereka merupakan dua hal yang mutually exclusive sehingga dapat diterima sebagai
suatu kebenaran ilmiah apabila dikatakan bahwa produktivitas suatu organisasi
merupakan hasil positif dari penggabungan antara efektivitas manajerial dan efesiensi
operasional.
Tiga aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang dapat dan harus dijadikan sebagai
sasaran audit kinerja manajerial adalah :
1. Kemampuan manajemen memainkan peranannya.
2. Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
3. Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai
tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal.
7
1.Sistem
Kata “sistem” mempunyai banyak arti. Salah satu definisi sistem berhubungan dengan
sistem kehidupan. Sistem kehidupan disusun dalam satu hierarki: sel-sel, organ-organ,
orang-orang individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, bangsa-bangsa dan
organisasi-organisasi supranasional. Dengan demikian, sistem pengendalian manajemen
merupakan bagian dari sistem kehidupan. Suatu sistem mempunyai dua aspek yaitu
lingkungan system dan aliran sistem.
8
Atas dasar pandangan sempit,sistem adalah penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang. Sebagai contoh,sistem pengatur
suhu (AC), temperatur tubuh dan program perangkat lunak komputer. Sebagian besar
sistem, kecuali program komputer,biasanya tidak mencakup semua kejadian sehingga
pemakai sistem harus membuat judgmen jika kejadian tersebut timbul.Namun,biasanya
sistem didasari oleh ritmik,berulang-ulang,koordinasi serangkaian langkah-langkah
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Namun,sebagian tindakan manajemen adalah tidak sistematis. Tindakan yang tidak
sitematis biasanya tidak diatur oleh sistem dan para manajer dan bawahannya bersifat
tidak sistematis.Interaksi ini biasanya tidak diatur oleh sistem sehingga
keberahasilannya ditentukan oleh keahlian manajer dalam menghadapi manusia. Jika
semua tindakan diatur melalui sistem,hal ini tidak mungkin dan tidak praktis,berarti
tidak diperlukan peran para manajer keadaan ini seperti pabrik yang terotomasi, para
manajer hanya diperlukan jika terjadi kemacetan.
Buku sistem pengendalian manajemen ini memusatkan pada aspek-aspek sistematis dari
fungsi pengendalian manajemen, dengan kata lain memusatkan pada sistem formal
untuk memperoses pengendalian manajemen. Namun,sistem formal tersebut harus
dirancang dengan memperhitungkan proses informal yang ada dalam organisasi.
2.Pengendalian
Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel
(misalnya mesin-mesin, manusia, peralatan) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan.
Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel
penting yang harus diberi pedoman, diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai
tujuan.Dalam mengendalikan suatu organisasi digunakan sistem pengendalian.Sistem
pengendalian adalah sistem yang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara
kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Sistem pengendalian
10
tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga digunakan untuk pengendalian
bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapt digolongkan sebagai berikut:
a. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi
mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
b.Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang
sesungguhnya terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang
diharapkan atau yang seharusnya terjadi.
c.Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika
diperlukan agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
d.Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat untuk menyebarluaskan
informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari detector ke alat
kendali dinamakan umpan balik.
Komponen sistem pengendalian menggunakan mekanisme umpan balik atau
(feedback).Umpan balik(feedback) adalah penyebarluasan informasi dari detector,
melalui selector, ke efektor. Jika keempat komponen diatas digabungkan, maka secara
bersama-sama membentuk suatu sistem pengendalian. Sebagai suatu sistem, masing-
masing komponen pengendalian tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan
dipengaruhi satu sama lain.Komponen sistem pengendalian tersebut diatas dapat berlaku
bagi berbagai bentuk dan tujuan pengendalian seperti misalnya, sistem perilaku manusia
dan sistem pengendalian organisasi. Namun, dalam sistem pengendalian organisasi
dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar misalnya: teknologi, persaingan, social, politik,
ekonomi dan sebagainya.
Pengendalian dalam organisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada
dalam sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu: (a) detector; (b) asesor; (c)
efektor; dan (d) sistem komunikasi. Detektor melaporkan apa yang sesungguhnya
terjadi dalam organisasi. Assessor membandingkan informasi mengenai yang
sesungguhnya menjadi dalam organisasi dengan yang diharapkan yang merupakan
implementasi strategi.Efektor melaksanakan tindakan koreksi jika ada penyimpangan
signifikan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan. Sistem komunikasi
memberikan informasi kepada para anggota organisasi mengenai apa yang seharusnya
11
secara otomatis para individu yang terlibat mau melaksanakan tindakan yang
menjamin biaya tersebut diturunkan sesuai standarnya.
e.Pengendalian dalam organisai tidak terjadi dengan sendirinya. Pengendalian dalam
organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi tindakan yang
dilakukan oleh masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan
caranya sendiri, tidak disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan
oleh atasannya.Maka bertindak karena pertimbangannya mengatakan bahwa
tindakan tersebut tepat.
f.Pengendalian manajemen juga lebih rumit dibandingkan dengan alat-alat pengendalian
yang telah dianalogikan tersebut di atas. Hal ini disebabkan: (1) organisasi terdiri
atas beberapa unit organisasi (misalnya divisi, departemen, seksi, atau kelompok-
kelompok tertentu) yang mempunyai tujuan untuk organisasi secara menyeluruh
maupun tujuan unit-unit organisasi; (2) ukuran yang digunakan untuk menilai
prestasi organisasi meskipun ditentukan oleh manajemen organisasi namun
dipengaruhi pula oleh lingkungan eksternalnya; (3) pengendalian dalam organisasi
mencakup pengendalian formal dan informal.
3.Manajemen
Oganisasi berisi kelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.Organisasi mempunyai arah (goal).Goal organisasi dalah keinginan para
partisipan untuk mencapai hasil tertentu.Dalam organisasi bisnis, salah satu arah
organisasi adalah untuk mencapai laba yang memuaskan. Untuk mencapai arah tersebut
suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa pemimpin yang disebut manajer atau
secara kolektif mereka disebut manajemen. Manajemen adalah para manajer sebagai
suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi.
Setiap manajer atasan memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit
organisasi yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para
manajer bawahan memberikan laporan pada manajer atasannya. Proses pengendalian
manajemen adalah proses yang digunakan oleh para manajer untuk menjamin para
anggota organisasinya mengimplementasikan strategi-strategi yang ditentukan.
13
3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu
organisasi memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian
tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan
mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan
manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan pribadi
atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi
yang bersangkutan.
4. Adanya Kolusi.
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi
telah dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian
yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu
tindakan yang merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor
melakukan kolusi dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan
pembangunan dengan cara memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam
spesifikasi. Hal ini dapat terjadi apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut
kurang aktif melakukan pengecekan.
15
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengendalian manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban.
1. PERILAKU ORGANISASI. Proses pengendalian manajemen mempengaruhi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik organisasi yang
mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota
dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi
pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi mencapai
tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan.
Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu
sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam mencapai
prestasi yang tinggi.
2. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN. Suatu organisasi dibagi menjadi
beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat pertanggungjawaban adalah
untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak. Secara garis
besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Audit Kinerja
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada
standar yang tinggi dengan biaya yang rendah
DAFTAR PUSTAKA
http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
http://www.ilmu-ekonomi.com/2011/11/komponen-pengendalian-intern.html
https://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/15/audit-kinerja-manajerial/