Vous êtes sur la page 1sur 21

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas hadirat-Nya dimana atas berkat-Nya saya selaku
penulis dan penyusun Makalah ini dapat bekerja dengan baik.Makalah ini saya
selesaikan atas dasar tugas yang diberikan kepada saya dimana dosen pengampu saya
adalah bapak M Iswahyudi SE,MM selaku dosen pengauditan manajemen saya.Terima
kasih atas kepercayaan Ibu untuk memberikan tugas ini kepada saya.Makalah ini
berjudul “Audit Manajemen Kinerja Manajerial”. Pengendalian yang baik yang
dilakukan oleh para manajer akan mendatangkan dampak positif yang akan dirasakan
dari masing-masing organisasi. Pengendalian merupakan fungsi daripada manajemen
yang sangat penting dalam sebuah organisasi.Pengendalian yang efektif an efisien
membuat sebuah prestasi yang gemilang dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam Makalah ini terdapat banyak kesalahan-kesalahan baik itu dalam
hal pengetikan, penyusunan makalah yang kurang sempurna, saya selaku penulis dan
penyusun Makalah ini meminta maaf dan saya membutuhkan saran dan kritik yang
membangun guna memperbaiki Makalah yang kurang sempurna ini. Saya selaku
penulis dan penyusun Makalah ini mengucapkan terima kasih.
2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pembahasan

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang

2.2 Pngertian sistem pengendalian manajemen

2.3 Konsep – konsep pengendalian manajemen

2.4 Keterbatasan sistem pengendalian manajemen

2.5 Hakekat pengendalian manajemen

2.6 Proses pengendalian manajemen

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Audit Kinerja
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada
standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi
dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan
dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien dan efektif. Konsep ekonomi, efisiensi
dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara
terpisah.

Struktur Audit Kinerja


Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi umum
organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai tentang lingkungan organisasi
yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja serta sistem informasi dan
pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing organisasi akan memberikan dasar
untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih mendalam mengenai sistem
pengendalian manajemen.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan
pemahaman mengenai keluasan (scope), validitas dan reabilitas informasi kinerja yang
dihasilkan oleh entitas/organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan
mengembangkan ukuran-ukuran kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang
telah dibuat, auditor melakukan pengauditan, mengembangkan hasil-hasil temuan audit
dan membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hasil temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan yang disertai dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor. Pada
akhirnya, rekomendasi-rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti
oleh pihak-pihak yang berwenang.
Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan perencanaan, tahap pengauditan,
4

tahap pelaporan dan tahap penindaklanjutan.


Pada tahap pengenalan dilakukan survei pendahuluan dan review sistem pengendalian
manajemen. Pekerjaan yang dilakukan pada survei pendahuluan dan review sistem
pengendalian manajemen bertujuan untuk menghasilkan rencana penelitian yang detail
yang dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja dan mengembangkan temuan
berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen, yaitu telaah hasil-hasil
program, telaah ekonomi dan efisiensi dan telaah kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam
audit kinerja disusun untuk membantu auditor dalam mencapai tujuan audit kinerja.
Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan
yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi
alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen,
lembaga legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat
dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif
maupun secara informal melalui diskusi dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan
tertulis juga sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan
ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Laporan
yang disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau
kegagalan pekerjaannya.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan, dimana tahap ini didesain untuk
memastikan/memberikan pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh auditor
sudah diimplentasikan. Prosedur penindaklanjutan dimulai dengan tahap perencanaan
melalui pertemuan dengan pihak manajemen untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi organisasi dalam mengimplementasikan rekomendasi auditor. Selanjutnya,
auditor mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data-data
tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah laporan.
(Brigita Lahutung, 07301541, Manajemen Keuangan)
5

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Sebutkan konsep- konsep persediaan pengendalian manajemen ?


2. Apa yang dimaksud dengan sistem pengendalian manajemen ?
3. Bagaimana proses pengendalian manajemen ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui konsep – konsep pengendalian manajemen


2. Untuk mengetahui keterbatasan sistem manajemen
3. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1AUDIT KINERJA MANAJERIAL

Audit Kinerja Manajerial Yaitu Kelompok manajemen dalam suatu organisasi, termasuk
perusahaan merupakan pemain kunci dalam seluruh aspek kehidupan organisasi atau
perusahaan yang dipimpinnya.
Pada tingkat yang dominan, berhasil tidaknya organisasi atau perusahaan meraih
kemajuan dalam berbagai bentuk dan manivestasinya ditentukan oleh kinerja mereka.
Sebaliknya, kegagalan atau kekurang berhasilan perusahaan mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya harus dilihat sebagai kegagalan atau kekurang berhasilan kelompok
manajemen, terutama manajemen puncak, untuk menampilkan kinerja yang memuaskan
yang menuntut pertanggung jawaban. Memang benar bahwa manajemen, terutama
manajemen puncak, tidak mengerahkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, waktu,
dan tenaga mereka untuk hal-hal yang sifatnya teknis operasional, tetapi untuk
kepentingan yang lebih strategis. Meskipun mengelolah suatu perusahaan tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan yang dikotomis dalam arti menggunakan pendekatan
manajemen vis a vis pelaksana kegiatan teknis dan operasional seolah-olah kepentingan
mereka merupakan dua hal yang mutually exclusive sehingga dapat diterima sebagai
suatu kebenaran ilmiah apabila dikatakan bahwa produktivitas suatu organisasi
merupakan hasil positif dari penggabungan antara efektivitas manajerial dan efesiensi
operasional.
Tiga aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang dapat dan harus dijadikan sebagai
sasaran audit kinerja manajerial adalah :
1. Kemampuan manajemen memainkan peranannya.
2. Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
3. Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai
tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal.
7

2.2 PENGERTIAN SISTEM,PENGENDALIAN MANAJEMEN


Edy Sukarno, menyatakan “Sistem pengendalian manajemen, adalah suatu sistem
terintegrasi antara proses, strategi, pemrograman, penganggaran, akuntansi,
pertanggungjawaban, yang hakikatnya untuk membantu orang dalam menjalankan
organisasi atau perusahaan agar hasilnya optimal.

Sistem pengendalian manajemen mempunyai beberapa ciri penting, yaitu :


1. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengendalikan seluruh
organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber daya (resources)
yang digunakan, baik manusia, alat-alat dan teknologi, maupun hasil yang
diperoleh organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat
berjalan lancar.
2. Pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang
berintegrasi dan menyeluruh, serta kurang bersifat perhitungan yang pasti dalam
mengevaluasi sesuatu.
3. Pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian
manajemen lebih ditujukan untuk membantu manager mencapai strategi
organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail catatan.

2.3 Konsep-Konsep Pengendalian Manajemen


Berdasar pada istilah yang digunakannya, sistem pengendalian manajemen mempunyai
tiga konsep pokok yaitu: (1) sistem; (2) pengendalian dan (3) manajemen.

1.Sistem
Kata “sistem” mempunyai banyak arti. Salah satu definisi sistem berhubungan dengan
sistem kehidupan. Sistem kehidupan disusun dalam satu hierarki: sel-sel, organ-organ,
orang-orang individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, bangsa-bangsa dan
organisasi-organisasi supranasional. Dengan demikian, sistem pengendalian manajemen
merupakan bagian dari sistem kehidupan. Suatu sistem mempunyai dua aspek yaitu
lingkungan system dan aliran sistem.
8

Lingkungan sistem adalah sifat elemen-elemennya dan kekuatan-kekuatan yang


mempengaruhinya pada satu momen waktu tertentu.Lingkungan sistem meliputi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal.Lingkungan internal sistemmeliputi
elemen-elemen lingkungan beroperasinya sistem dalam suatu organisasi.Lingkungan
internal meliputi misalnya, manusia dalam organisasi, aturan-aturan dan kebiasaan-
kebiasaan yang mempengaruhi perilaku manusiaserta fasilitas-fasilitas fisik.Lingkungan
eksternal sistem meliputi kekuatan-kekuatan luar yang mempengaruhi organisasi.
Aliran sistemadalah interaksi-interaksi sepanjang waktu di antara elemen-elemen di
antara sistem dan diantara sistem dan lingkungannya. Perilaku sistem ditentukan oleh
dua aspek tersebut secara bersama-sama.Aliran sistem dapat digolongkan menjadi dua
tipe yaitualiran-aliran fisik dan aliran informasi.Aliran fisik pada dasarnya meliputi
aliran barang-barang dan energi melalui sistem tersebut.Sebagai contoh, suatu
perusahan menerima masukan berupa bahan, jasa tenaga kerja dan sumber-sumber
tenaga lainnya dari lingkungan eksternalnya, mengolahkannya dan menyediakan
barang-barang dan jasa untuk lingkungan eksternalnya. Apa yang sesungguhnya terjadi
dalam sistem merupakan aliran energi. Aliran informasi menjelaskan apa yang terjadi
dimasa lalu atau apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Jika tidak dibedakan dengan jelas kedua tipe aliran sistem di atas maka dapat timbul
kebingungan. Istilah ‘’sistem” yang banyak digunakan dalam praktik olehpara
perancang sistem biasanya adalah aliran sistem, bukan aliran energi. Sistem akuntansi
atau sistem pengendalian produksi biasanya dihubungkan dengan aliran
informasi,bukan aliran sumber-sumber fisik,meskipun untuk memahami sistem harus
memahami aliran sumber-sumber fisik. Orang biasanya menggunakan istilah’’sistem’’
untuk mejelaskan aliran informasi.
Perlu diperhatikan,orang cenderung menggunakan istilah ‘’sistem’’ dalam pengertian
‘’sistematik‘’ yaitu aktivitas-aktivitas yang dilaksankan berdasar urutan prosedur-
prosedur. Pengertian ini sangat sempit dibandingkan dengan pengertian sistem
diatas,namun pengertian ini berguna untuk membedakan aktivitas-aktivitas yang
terstruktur dan tidak terstruktur.
9

Atas dasar pandangan sempit,sistem adalah penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang. Sebagai contoh,sistem pengatur
suhu (AC), temperatur tubuh dan program perangkat lunak komputer. Sebagian besar
sistem, kecuali program komputer,biasanya tidak mencakup semua kejadian sehingga
pemakai sistem harus membuat judgmen jika kejadian tersebut timbul.Namun,biasanya
sistem didasari oleh ritmik,berulang-ulang,koordinasi serangkaian langkah-langkah
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Namun,sebagian tindakan manajemen adalah tidak sistematis. Tindakan yang tidak
sitematis biasanya tidak diatur oleh sistem dan para manajer dan bawahannya bersifat
tidak sistematis.Interaksi ini biasanya tidak diatur oleh sistem sehingga
keberahasilannya ditentukan oleh keahlian manajer dalam menghadapi manusia. Jika
semua tindakan diatur melalui sistem,hal ini tidak mungkin dan tidak praktis,berarti
tidak diperlukan peran para manajer keadaan ini seperti pabrik yang terotomasi, para
manajer hanya diperlukan jika terjadi kemacetan.
Buku sistem pengendalian manajemen ini memusatkan pada aspek-aspek sistematis dari
fungsi pengendalian manajemen, dengan kata lain memusatkan pada sistem formal
untuk memperoses pengendalian manajemen. Namun,sistem formal tersebut harus
dirancang dengan memperhitungkan proses informal yang ada dalam organisasi.

2.Pengendalian
Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel
(misalnya mesin-mesin, manusia, peralatan) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan.
Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang
menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Dalam pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel
penting yang harus diberi pedoman, diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai
tujuan.Dalam mengendalikan suatu organisasi digunakan sistem pengendalian.Sistem
pengendalian adalah sistem yang bertujuan untuk mempertahankan atau memelihara
kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Sistem pengendalian
10

tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga digunakan untuk pengendalian
bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapt digolongkan sebagai berikut:
a. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi
mengenai apa yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
b.Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang
sesungguhnya terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang
diharapkan atau yang seharusnya terjadi.
c.Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika
diperlukan agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
d.Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat untuk menyebarluaskan
informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari detector ke alat
kendali dinamakan umpan balik.
Komponen sistem pengendalian menggunakan mekanisme umpan balik atau
(feedback).Umpan balik(feedback) adalah penyebarluasan informasi dari detector,
melalui selector, ke efektor. Jika keempat komponen diatas digabungkan, maka secara
bersama-sama membentuk suatu sistem pengendalian. Sebagai suatu sistem, masing-
masing komponen pengendalian tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan
dipengaruhi satu sama lain.Komponen sistem pengendalian tersebut diatas dapat berlaku
bagi berbagai bentuk dan tujuan pengendalian seperti misalnya, sistem perilaku manusia
dan sistem pengendalian organisasi. Namun, dalam sistem pengendalian organisasi
dapat dipengaruhi oleh lingkungan luar misalnya: teknologi, persaingan, social, politik,
ekonomi dan sebagainya.
Pengendalian dalam organisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada
dalam sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu: (a) detector; (b) asesor; (c)
efektor; dan (d) sistem komunikasi. Detektor melaporkan apa yang sesungguhnya
terjadi dalam organisasi. Assessor membandingkan informasi mengenai yang
sesungguhnya menjadi dalam organisasi dengan yang diharapkan yang merupakan
implementasi strategi.Efektor melaksanakan tindakan koreksi jika ada penyimpangan
signifikan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan. Sistem komunikasi
memberikan informasi kepada para anggota organisasi mengenai apa yang seharusnya
11

dikerjakannya. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting antara proses pengendalian


manajemen dengan proses yang dianalogikan yaitu:
a.Standar yang digunakan dalam pengendalian manajemen tidak distel terlebih
dahulu.Dalam proses manajemen memutuskan apa yang harus dikerjakan oleh
organisasi dan bagian proses dari pengendalian adalah pembandingan antara
pencapaian sesungguhnya dengan rencananya. jadi, proses pengendalian dalam
organisasi melibatkan perencanaan. Perencaan dan pengendalian dapat dipandang
sebagai dua aktivitas yang terpisah, namun pengendalian manajemen melibatkan
perencanaan dan pengendalian.
b.Pengendalian manajemen tidak bersifat otomatis. Sebagian detekor (yaitu alat untuk
mendeteksi apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi) bersifat mekanis,
namun seringkali informasi penting dideteksi melalui mata, telinga dan indera lain
yang dimiliki oleh manajer. Meskipun secara rutin dibandingkan antara apa yang
sesungguhnya terjadi dengan standarnya para manajer itu sendiri harus
mempertimbangkan apakah perbedaan sesungguhnya terjadi dengan standardnya,
para manajer itu sendiri harus mempertimbangkan apakah perbedaan antara
sesungguhnya dengan standard cukup signifikan untuk mengambil tindakan koreksi
dan menentukan apa tindakan koreksinya. Tindakan-tindakan dalam organisasi
menyangkut perilaku manusia para manajer harus berinteraksi dengan orang-orang
lainnya.
c.Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi diantara individu-individu.Tidak
seperti mengendarai kendaraan bermotor, pengendalian manajemen membutuhkan
koordinasi diantara individu-individu.Organisasi terdiri dari beberapa bagian yang
terpisah, pengendalian manajemen harus menjamin pekerjaan berbagai bagian
tersebut selaras dengan lainnya.
d.Hubungan antara kebutuhan untuk bertindak dan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan yang diharapkan tidak dapat dijelaskan dengan jelas.
Dalam fungsi asesor, seorang manajer mungkin menyimpulkan bahwa, “biaya
terlalu tinggi” dibandingkan dengan standarnya, namun tidak mudah atau tidak
12

secara otomatis para individu yang terlibat mau melaksanakan tindakan yang
menjamin biaya tersebut diturunkan sesuai standarnya.
e.Pengendalian dalam organisai tidak terjadi dengan sendirinya. Pengendalian dalam
organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi tindakan yang
dilakukan oleh masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan
caranya sendiri, tidak disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan
oleh atasannya.Maka bertindak karena pertimbangannya mengatakan bahwa
tindakan tersebut tepat.
f.Pengendalian manajemen juga lebih rumit dibandingkan dengan alat-alat pengendalian
yang telah dianalogikan tersebut di atas. Hal ini disebabkan: (1) organisasi terdiri
atas beberapa unit organisasi (misalnya divisi, departemen, seksi, atau kelompok-
kelompok tertentu) yang mempunyai tujuan untuk organisasi secara menyeluruh
maupun tujuan unit-unit organisasi; (2) ukuran yang digunakan untuk menilai
prestasi organisasi meskipun ditentukan oleh manajemen organisasi namun
dipengaruhi pula oleh lingkungan eksternalnya; (3) pengendalian dalam organisasi
mencakup pengendalian formal dan informal.

3.Manajemen
Oganisasi berisi kelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.Organisasi mempunyai arah (goal).Goal organisasi dalah keinginan para
partisipan untuk mencapai hasil tertentu.Dalam organisasi bisnis, salah satu arah
organisasi adalah untuk mencapai laba yang memuaskan. Untuk mencapai arah tersebut
suatu organisasi mempunyai satu atau beberapa pemimpin yang disebut manajer atau
secara kolektif mereka disebut manajemen. Manajemen adalah para manajer sebagai
suatu kesatuan dalam suatu unit organisasi.
Setiap manajer atasan memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit
organisasi yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para
manajer bawahan memberikan laporan pada manajer atasannya. Proses pengendalian
manajemen adalah proses yang digunakan oleh para manajer untuk menjamin para
anggota organisasinya mengimplementasikan strategi-strategi yang ditentukan.
13

Pengendalian Manajemen proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya


untuk melaksanakan strategi. Kegiatannya:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Karakteristiknya:
1. Membutuhkan planning untuk penentuan standar.
2. Tidak bersifat otomatis, tetapi sistematis (keputusan yang dibuat berdasarkan pada
prosedur).
3. Perlu koordinasi antar anggota organisasi.
4. Ketidakjelasan hubungan antara tindakan apa yang ingin dicapai untuk menciptakan
kondisi yang diinginkan.
2.4 Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen ada 4 yaitu :
1. Kurang matangnya suatu pertimbangan.
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia
dalam pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya
didasarkan pada pertimbangan – pertimbangan yang ada pada saat itu, antara lain
informasi yang tersedia, keterbatasan waktu, dan beberapa variabel lain baik internal
maupun eksternal (lingkungan). Dalam kenyataannya, sering dijumpai bahwa
beberapa keputusan yang diambil secara demikian memberikan hasil yang kurang
efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Keterbatasan ini merupakan
keterbatasan alamiah yang dihadapi oleh manajemen.

2. Kegagalan menterjemahkan perintah.


Pengendalian telah didisain dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang
disebabkan adanya pegawai (staf) yang salah menterjemahkan perintah dari pimpinan.
Kesalahan dalam menterjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan
14

atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih


diperparah apabila kegagalan menterjemahkan perintah dilakukan oleh seorang
pimpinan.

3. Pengabaian manajemen.
Suatu pengendalian manajemen dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur
dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu
organisasi memiliki pengendalian manajemen yang memadai sekalipun, pengendalian
tersebut tidak akan dapat mencapai tujuannya jika staf atau bahkan seorang pimpinan
mengabaikan pengendalian. Istilah “pengabaian manajemen” ditujukan pada tindakan
manajemen yang mengaibaikan pengendalian dengan tujuan untuk kepentingan pribadi
atau untuk meningkatkan penyajian kondisi laporan kegiatan dan kinerja organisasi
yang bersangkutan.
4. Adanya Kolusi.
Kolusi adalah salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Pemisahan fungsi
telah dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu persekongkolan untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian
yang sebaik apapun tidak akan dapat mendeteksi atau mencegah terjadinya suatu
tindakan yang merugikan organisasi.
Sebagai contoh, konsultan pengawas atas suatu kegiatan pembangunan gedung kantor
melakukan kolusi dengan pihak penyedia barang dan jasa yang melaksanakan
pembangunan dengan cara memberikan peluang terjadinya penyimpangan dalam
spesifikasi. Hal ini dapat terjadi apalagi pejabat pembuat komitmen kegiatan tersebut
kurang aktif melakukan pengecekan.
15

2.5 HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN


Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi dan dituntun agar
melakukan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi jika menyimpang dari
arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses pengendalian adalah
pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan variabel, guna mencapai
tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin, organisasi.

LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pengendalian manajemen yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat
pertanggungjawaban.
1. PERILAKU ORGANISASI. Proses pengendalian manajemen mempengaruhi
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik organisasi yang
mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota
dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi
pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi mencapai
tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan.
Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu
sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam mencapai
prestasi yang tinggi.
2. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN. Suatu organisasi dibagi menjadi
beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat pertanggungjawaban adalah
untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak. Secara garis
besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :

 PUSAT BIAYA. Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana


biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam
unit moneter.
16

 PUSAT PENDAPATAN. Pusat pendapatan merupakan pusat


pertanggungjawaban dimana output-nya diukur dalam unit moneter
tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.

 PUSAT LABA. Apabila suatu pestasi keuangan pusat


pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba, maka pusat
pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.

 PUSAT INVESTASI. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban


yang prestasi manajernya diukur atas dasar perbandingan antara laba
dengan investasi yang digunakan.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) adalah elemen pertama dari struktur
pengendalian intern versi COSO. Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap
para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di
organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan
pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang
progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi)
serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi
dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian
ini memiliki tujuh unsur antara lain :
1. Integritas dan nilai-nilai etika; beragam cara yang ditempuh oleh manajemen
tingkat atas untuk menekankan tentang pentingnya integritas dan inlai etika di
antara para personilnya dalam perusahaan, misalnya dengan memberikan contoh
yang baik, berkomunikasi dengan baik kepada para karyawan, memberikan
pedoman moral, dan mengeliminasi insentif dan rangsangan lainnya.
2. Komitmen dan kompetensi; merupakan kesadaran manajemen akan campuran
intelegensi, palatihan ,dan pengalaman setiap karyawan yang diperlukan dalam
mengembangkan potensi mereka.
3. Dewan direktur dan dewan audit; dewan direktur bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa manajemen memenuhi tanggungjawabnya untuk menetapkan
17

dan mempertahankan internal control, sedangkan komite audit


bertanggungjawab untuk mengenali penolakan manajemen atas pengendalian
atau kecurangan dalam laporan keuangan dan menindaklanjuti hal tersebut
secara tepat.
4. Falsafah dan gaya operasi manajemen; manajemen mempunyai peran yang besar
dalam memberikan lingkunag pengendalian yang baik dalam suatu organisasi.
5. Struktur organisasi; menggambarkan garis hubungan wewenang dan
pertanggungjawaban sehingga dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan
pengendalian baik dalam hal memberikan kerangka (framework) secara
menyeluruh bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi.
6. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab; berupa memorandum tertulis
mengenai kebijakan-kebijakan, aturan main, deskripsi pekerjaan, dan
sebagainya.
7. Kebijakan dan praktek pegawai; berupa kemampuan menyediakan karyawan
yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan pada bidangnya masing-masing.
2.6 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer
dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut yaitu :

 PERENCANAAN STRATEGI. Perncanaan strategi adalah proses memutuskan


program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam rangka
implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
 PENYUSUNAN ANGGARAN. Penyusunan anggaran adalah proses
pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit
moneter untuk kurun waktu tertentu.
18

 PELAKSANAAN. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau


bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat
hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan
realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun
nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
 EVALUASI KINERJA. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien atau efektif
tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 PENGENDALIAN TUGAS
Pengendalian tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan
dikerjakan secara efektif dan efisien. Penendalian tugas cenderung ke kegiatan
operasional. Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua tugas harus
dijelaskan secara berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian
manajemen adalah pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang scientific,
sedangkan pengendalian manajemen tidak demikian karena manusia merupakan faktor
penting dalam proses pengedalian manajemen dan manusia tidak bisa hanya
diungkapkan atas dasar suatu persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya,
sedangkan dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi.
Sebaliknya masing-masing tugas akan berbeda satu organisasi dengan organisasi lain.
Dalam pengendalian manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara
dalam pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dan
manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian tugas
berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit diperlukan pertimbangan atas
apa yang dilakukan.
19

 BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN


Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan
pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi. Pengendalian manajemen
merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua kegiatan lainnya. Dua kegiatan
yang dimaksud adalah perumusan strategik yang dilakukan manajemen puncak dan
pengendalian tugas yang dilakukan manajemen paling bawah.

Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini adalah :

1. Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit sistematik tetapi


pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik. Pengendalian manajemen
dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
2. Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan pengendalian
tugas difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian manajemen
dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
3. Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan sedang
pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu proses
perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian
manajemen.
20

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Audit Kinerja
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada
standar yang tinggi dengan biaya yang rendah

Struktur Audit Kinerja


Sebelum melakukan audit, auditor terlebih dahulu harus memperoleh informasi umum
organisasi guna mendapatkan pemahaman yang memadai tentang lingkungan organisasi
yang diaudit, struktur organisasi, misi organisasi, proses kerja serta sistem informasi dan
pelaporan. Pemahaman lingkungan masing-masing organisasi akan memberikan dasar
untuk memperoleh penjelasan dan analisis ynag lebih mendalam mengenai sistem
pengendalian manajemen.
Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan
yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi
alasan utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen,
lembaga legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat
dilakukan secara formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif
maupun secara informal melalui diskusi dengan pihak manajemen. Selain itu, laporan
tertulis juga sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis merupakan
ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
21

DAFTAR PUSTAKA

http://www.resumeakun.com/2009/01/biaya-relevan.html
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/06/15/penetapan-harga-jual/
http://www.cahyopramono.com/2009/03/menentukan-harga-jual.html
Ray H. Garrison, managerial Accounting, Sixth Edition, Richard d. Irwin, Inc, 1991

Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta:


UPP AMP YKPN

http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html

http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/

http://www.ilmu-ekonomi.com/2011/11/komponen-pengendalian-intern.html

https://brigitalahutung.wordpress.com/2012/10/15/audit-kinerja-manajerial/

Vous aimerez peut-être aussi