Vous êtes sur la page 1sur 23

5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.

com

LAPORAN KASUS

ERUPSI OBAT KARENA KEMUNGKINAN ISONIAZID

Oleh :
Nur Fairuz binti Effendy 0610710102
Dalila Diyana Ibrahim 0610714008

Pembimbing :
dr L.Kusbandono, SpKK

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
RUMAH SAKIT UMUM DR.ISKAK
TULUNGAGUNG

2012

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 1/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………...... 2
BAB 2
LAPORAN KASUS……………………………………………………….. 4
BAB3
PEMBAHASAN……………………………………………………………. 8
BAB 4
PENUTUP………………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………........ 12

LAMPIRAN................................................................................................13

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 2/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

BAB I
PENDAHULUAN

Obat adalah bahan kimia yang digunakan untuk pemeriksaan,


pencegahan dan pengobatan suatu penyakit atau gejala. Selain manfaatnya obat
dapat menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan yang disebut reaksi simpang
obat. Reaksi simpang obat dapat mengenai banyak organ antara lain paru, ginjal,
hati, dan sumsum tulang tetapi reaksi kulit merupakan manifestasi yang
tersering.
Reaksi tersebut dapat berupa reaksi yang dapat diduga (predictable) dan

yang tidak dapat diduga (unpredictable). Reaksi simpang obat yang dapat diduga
(predictable) terjadi pada semua individu, biasanya berhubungan dengan dosis
dan merupakan farmakologi obat yang telah diketahui. Reaksi ini meliputi 80%
dari seluruh efek simpang obat termasuk diantaranya efek samping dan
overdoses (kelebihan dosis). Reaksi simpang yang tidak dapat diduga
(unpredictable) hanya terjadi pada orang yang rentan, tidak tergantung pada
dosis dan tidak berhubungan dengan efek farmakologis obat, termasuk
diantaranya reaksi alergi obat. Reaksi alergi obat pada kulit disebut erupsi alergi

obat. Erupsi obat berkisar antara erupsi ringan sampai erupsi berat yang
mengancam jiwa manusia. Obat makin lama makin banyak digunakan oleh
masyarakat, sehingga reaksi terhadap obat juga meningkat.
Secara definisi, erupsi obat alergik adalah reaksi alergik pada kulit atau
daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya
sistemik. Yang dimaksud dengan obat, ialah zat yang dipakai untuk menegakkan
diagnosis, profilaksis dan pengobatan.
Reaksi kulit terhadap obat dapat terjadi melalui mekanisme immunologik
atau non-imunologik. Yang dimaksud dengan erupsi obat alergik ialah alergi
terhadap obat yang terjadi melalui mekanisme imunologik. Hal ini terjadi pada
pemberian obat kepada penderita yang sudah mempunyai hipersensitivitas
terhadap obat tersebut. Biasanya obat itu berperan pada mulanya sebagai
antigen yang tidak lengkap atau hapten disebabkan oleh berat molekulnya
rendah. Terjadinya hipersensitivitas karena obat harus dimetabolisme terlebih
dahulu menjadi produk secara kimia sifatnya reaktif. Terdapat 2 langkah untuk
terjadinya hal ini yaitu reaksi fase 1: reaksi oksidasi reduksi dan fase 2: reaksi
konjugasi. Reaksi oksidasi reduksi umumnya melibatkan enzim sitokin P450,

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 3/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

prstaglandin sintetase dan macam peroksidase jaringan. Reaksi fase 2 diperantai


oleh enzim, misalnya hidrolase, glutation-S-transferase (GST) dan N-asetyl-
transferase (NAT). Untuk dapat menimbulkan reaksi imunologik hapten harus

bergabung dahulu dengan protein pembawa (carrier) yang ada dalam sirkulasi
atau protein jaringan hospes. Carrier diperlukan oleh obat atau metabolitnya
untuk meransang sel limfosit T agar meransang sel limfosit B membentuk
antibodi terhadap obat atau metabolitnya.
Pengobatan untuk erupsi obat terbagi kepada sistemik dan topikal. Obat
sistemik antaranya adalah kortikosteroid dan antihistamin. Pemberian
kortikosteroid sangat penting pada alergik obat sistemik. Obat kortikosteroid yang
sering digunakan adalah tablet prednison (1tablet = 5mg). Selain itu, anti
histamin yang bersifat sedatif juga diberikan, jika terdapat rasa gatal
Untuk prognosis, pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan
menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan.
Akan tetapi pada beberapa bentuk, misalnya eritroderma dan kelainan-kelainan
berupa sindrom Lyell dan sindrom stevens johnson, prognosis dapat menjadi
buruk bergantung pada luas kulit yang terkena.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 4/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

BAB II 
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Ny,K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 25 tahun
Alamat : Tulungagung
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa

Tanggal pemeriksaan : 21 Januari 2012

2.2 Anamnesis : autoanamnesis


Keluhan Utama : bercak kemerahan di seluruh tubuh
Pasien mengeluh muncul bercak seluruh tubuh, timbul mendadak
sejak 19jam SMRS. Awalnya pasien mengeluh muncul bercak kemerahan
di wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan disertai rasa gatal dan
nyeri. Pasien juga mengeluh wajah terutama daerah mata dan bibir terasa

bengkak. Panas (+). Mual (+) muntah (+). Pasien mengatakan keluhan
tersebut timbul setelah minum obat
(brazidin,vasedin,omeprazole,fitochasil dan paracetamol) sejak 4hari
yang lalu. Pasien juga telah didiagnosakan TB dan mendapat pengobatan
TB sejak 2minggu yang lalu.
Riwayat pengobatan:
pasien mendapat pengobatan TB sejak 2minggu yang lalu.
Riwayat pengobatan sendiri:
Penggunaan salep, obat, minyak kayu putih dan minyak tawon
disangkal.
Riwayat atopi/alergi (-)
Riwayat keluarga :
Adik pasien mempunyai alergi obat. (namun pasien lupa nama
obatnya)
Riwayat minum jamu (+) jamu kunir bikin sendiri.
Riwayat penyakit lain (+) gastritis.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 5/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

2.3 Status Dermatologis


Lokasi : seluruh tubuh
Distribusi : tersebar

Ruam : patch eritematous, bentuk tidak beraturan, batas tegas, Ø


bervariasi 2-3cm, multiple .

2.4 Status Generalis


Keadaan umum : tampak sakit sedang, compos mentis, kesan gizi
baik
Berat badan : 50kg
Tanda- tanda vital : Tekanan darah: 110/70
Nadi: 76x/menit
Laju pernapasan: 24x/menit
Kepala / leher : anemis (-), ikterus (-), kaku kuduk (-),
pembesaran kelenjar getah bening (-) palpebra
edema (+)
Thoraks : Paru: vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung: S1S2 single, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : flat, soefl, bising usus (+) normal, meteorismus (-)

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 6/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Extremitas : anemis (-), ikterik (-), edema (-)

2.5 Diagnosis Banding

1. Erupsi obat
2. Dermatitis atopik
3. Dermatitis kontak alergi

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Tidak dilakukan

2.7 Diagnosis
Erupsi Obat

2.8 Terapi
MRS
Simptomatis  Hydrocortison cream 2.5%
Suportif  obat sakit maG dan obat TB di hentikan
Menjaga kebersihan badan dengan mandi dua kali
sehari.
Mengenakan pakaian dari bahan katun atau dari
bahan yang menyerap keringat.
Menjaga kulit agar tidak terlalu kering dengan
memakai pelembap.
Menggunakan sabun yang tidak menimbulkan iritasi
pada kulit.

2.9 Follow Up
Lihat di lampiran

2.10 KIE
a) Menjelaskan tentang penyakit pasien.
b) Menjelaskan tentang faktor penyebab dan faktor pencetus
timbulnya penyakit.
c) Menginformasikan kepada pasien cara membersihkan badan

secara menyeluruh.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 7/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

d) Pasien disarankan untuk mengenakan pakaian dari bahan katun


atau bahan yang menyerap keringat.
e) Menjelaskan tentang terapi, aturan penggunaannya dan prognosis

penyakit.

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 8/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

BAB III
PEMBAHASAN

Telah dilaporkan kasus Ny.K yang berusia 25 tahun dengan data-data


yang mendukung bahwa pasien mengalami erupsi obat. Pada autoanamnesis,
pasien mengeluh muncul bercak pada seluruh tubuh yang timbul mendadak
sejak 19jam SMRS. Awalnya pasien mengeluh muncul bercak kemerahan di
wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Keluhan disertai rasa gatal dan nyeri.
Pasien juga mengeluh wajah terutama daerah mata dan bibir terasa bengkak.
Panas (+). Mual (+) muntah (+). Pasien mengatakan keluhan tersebut timbul

setelah minum obat (brazidin,vasedin,omeprazole,fitochasil dan paracetamol)


sejak 4hari yang lalu. Pasien juga telah didiagnosakan TB dan mendapat
pengobatan TB sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat pengobatan sendiri yaitu
penggunaan salep, obat, minyak kayu putih dan minyak tawon disangkal.
Riwayat atopi/alergi tidak didapatkan. Riwayat alergi di keluarga (+) yaitu adik
pasien mempunyai alergi obat. (namun pasien lupa nama obatnya). Riwayat
minum jamu (+) jamu kunir bikin sendiri. Riwayat penyakit lain (+) gastritis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan patch eritematous pada seluruh tubuh, bentuk tidak

beraturan, batas tegas, ukuran bervariasi dengan Ø 2-3cm, multiple  dan


tersebar.
Dasar diagnosis erupsi obat alergik adalah: 1) Anamnesis yang teliti
mengenai obat-obat yang diodapat termasuk jamu-jamu, kelainan yang timbul
secara akut atau dapat juga beberapa hari sesudah masuknya obat dan rasa
gatal yang dapat disertai demam yang biasanya subfebris dan 2) Kelainan kulit
yang ditemukan yaitu distribusi menyebar dan simetris atau setempat serta
bentuk kelainan yang timbul: eritema, urtikaria, purpura, eksantema, papul,
eritroderma, eritema nodosum. Pada pasien ini didapatkan riwayat pemakaian
obat-obat termasuk jamu, gatal-gatalnya timbul secara akut yaitu 19 jam SMRS
dan juga rasa gatal disertai demam. Selain itu, ditemukan juga kelainan kulit
yang menyebar yang awalnya bermula di bagian wajah, bentuk eritema. Maka ,
diagnosa pada pasien ini dapat ditegakkan karena memenuhi dasar diagnosis
yang disebutkan sebelumnya.
Erupsi obat alergik atau allergic drug eruption  ialah reaksi alergik pada
kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 9/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

biasanya sistemik. Yang dimaksud dengan obat ialah zat yang dipakai untuk
menegakkan diagnosis, profilaksis dan pengobatan.
Secara umum terdapat 4 tipe reaksi imunologik yang dikemukakan oleh

Coomb dan Gell. Satu reaksi alergik dapat mengikuti salah satu dari ke 4 jalur ini.
Tipe 1 (reaksi cepat, reaksi anafilatik) merupakan reaksi yang penting dan sering
dijumpai. Pajanan pertama kali terhadap obat tidak menimbulkan reaksi yang
merugikan, tetapi pajanan selanjutnya dapat menimbulkan reaksi. Antibodi yang
terbentuk ialah antibodi IgE yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
mastosit dan basofil. Pada pemberian obat yang sama, antigen dapat
menimbulkan perubahan berupa degranulasi sel mas dan basofil dengan
dilepaskannya bermacam-macam mediator, antara lain histamin, serotonin,
bradikinin, heparin dan SRSA.
Pada tipe 2 (reaksi sitostatik) disebabkan oleh obat (antigen) yang
memerlukan penggabungan antara IgG dan IgM di permukaan sel. Hal ini
menyebabkan efek sitolitik atau sitotoksik oleh sel efektor yang diperantai
komplemen. Gabungan obat-antibodi-komplemen terfiksasi pada sel sasaran.
Sebagai sel sasaran ialah berbagai macam sel biasanya eritrosit, leukosit,
trombosit yang mengakibatkan lisis sel sehingga reaksi tipe 2 tersebut disebut
 juga reaksi sitolisis atau sitotoksik. Contohnya ialah penisilin, sefalosprin,
streptomisin, sulfonamida dan isionazid.
Pada tipe 3, (reaksi kompleks imun) adalah reaksi yang ditandai oleh
pembentukan kompleks antigen, antibodi (IgG dan IgM) dalam sirkulasi darah
atau jaringan dan mengaktifkan komplemen. Komplemen yang diaktifkan
kemudian melepaskan berbagai mediator diantaranya enzim-enzim yang dapat
merusak jaringan. Kompleks imun akan beredar dalam sirkulasi dan kemudian
dideposit pada sel sasaran. Contohnya ialah penisilin, eritromisin, sulfonamid,
salisilat, dan isonazid.
Tipe 4 (reaksi alergik seluler tipe lambat) ialah reaksi yang melibatkan
limfosit, APC (antigen presenting cell) dan sel langerhans yang
mempresentasikan antigen kepada limfosit T. Limfosit T yang tersensitasi
mengadakan reaksi dengan antigen. Reaksi ini disebut reaksi tipe lambat yaitu
terjadi 12-48jam setelah pajanan terhadap antigen menyebabkan pelepasan
serangkaian limfokin. Contoh reaksi tipe ini ialah dermatitis kontak alergik.
(Djuanda, 2005).

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 10/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Pengobatan kortikosteroid sangat penting pada alergi obat sistemik. Obat


kortikosteroid yang sering digunakan adalah tablet prednison 5 mg. Pada
kelainan urtikaria, eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, eritema

nodosum, eksantema fikstum dan P.E.G.A karenaalergi obat, dosis standar untuk
orang dewasa adalah 3 x 10 mg prenison sehari. Pada eritroderma dosisnya
adalah 3 x 10 mg sampai 4 x 10 mg sehari. Antihistamin yang bersifat dapat juga
digunakan, jika terdapat rasa gatal seperti CTM 3 x 4 mg.
Pengobatan topikal bergantung pada keadaan kelainan kulit, apakah
kering atau basah. Kalau keadaan kering, seperti pada keadaan eritema dan
urtikaria, dapat diberikan bedak contohnya bedak salisilat 2% ditambah dengan
obat antipruritus, misalnya mentol 1% untuk mengurangi rasa gatal. Kalau
keadaan basah seperti dermatitis medikamentosa, perlu digunakan kompres
misalnya kompres larutan asam salisilat 1%. Pada bentuk purpura dan eritema
nodosum tidak diperlukan pengobatan topikal. Pada eksantema fikstum, jika
kelainan membasah dapat diberikan kompres dan jika kering dapat diberi krim
kortikosteroid misalnya krim kortikosterois 2%.
Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat
penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan. Akan tetapi pada
beberapa bentuk misalnya sindrom stevens-Johnson, prognosis dapat menjadi
buruk bergantung pada luas kulit yang terkena.

10

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 11/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
• Erupsi obat alergik adalah reaksi alergik pada kulit atau daerah
mukokutan yang terjadi sebagai akibat pemberian obat yang biasanya
sistemik. Yang dimaksud dengan obat, ialah zat yang dipakai untuk
menegakkan diagnosis, profilaksis dan pengobatan.
• Obat dapat menimbulkan reaksi yang tidak diharapkan yang disebut
reaksi simpang obat.
• Reaksi tersebut dapat berupa reaksi yang dapat diduga (predictable) dan
yang tidak dapat diduga (unpredictable).
• Reaksi kulit terhadap obat dapat terjadi melalui mekanisme immunologik
atau non-imunologik. Yang dimaksud dengan erupsi obat alergik ialah
alergi terhadap obat yang terjadi melalui mekanisme imunologik
• Pengobatan untuk erupsi obat terbagi kepada sistemik dan topikal. Obat
sistemik antaranya adalah kortikosteroid dan antihistamin
• Pengobatan pada pasien ini meliputi pengobatan simptomatis dan
suportif. Diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi yang tepat pada
pasien ini mengenai penyakitnya agar kekambuhan penyakit dapat
dikurangi.
• Untuk prognosis, pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan
menyembuh bila obat penyebabnya dapat diketahui dan segera
disingkirkan.

11

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 12/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

DAFTAR PUSTAKA

Adhi Djuanda, 2007. Erupsi Obat Alergik. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Edisi kedua. Halaman 154-158. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Jakarta.

Gruchala, R.S Beltrani,2000. Drug Induce cutaneous reactions dalam Leung


D.Y.M, Greaves M.W: Allergic skin diseases. Page 307-335. Marcel Decker
Inc, New York.

Jamie Alison Eldeistein, 2009. Drug Eruption. State University of New York,
Kings County Hospital Center (online).
http://emedicine.medscape.com/article/overview. Diakses tanggal 28 Januari
2012.

Klaus Wolff, Richard Allen Johnson. 2009. Fixed Drug Eruption. Dalam:
Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology . 6th Edition.
Page 566-569. United States of America: McGrawHill.

Kresno, D.B. Mekanisme respon Imun dalam Siti Budina: Imunologi Diagnosis
dan Prosedur laboratorium. Edisi kwdua. Halaman 53-70. Balai Penerbit FKUI
Jakarta 1991.

R.S. Siregar, 2004. Dermatitis Medikamentosa. Dalam: Atlas Saripati Penyakit


Kulit. Edisi 2. Halaman 138-140. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

12

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 13/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Lampiran I

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


21 Jan 2012 Bercak  KU: tampak sakit Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan sedang, gizi baik  - IVFD RL
seluruh TD: 110/70 20tpm
tubuh Nadi: 80x/menit, -Stop obat mag
disertai gatal regular, pulsus dan TB
Mual (+) magnus -Hidrocortison
Muntah (+) RR: 24x/menit, krim 2.5%
Batuk (+) regular, spontan (3tube)
Lemas (+) Tax: -Diet TKTP
Nafsu -KIE pasien
makan Pemeriksaan dan keluarga
menurun (+) Fisik:
BAK & K/L: anemis -/- ;
BAB (+) cyanosis -/-
normal palpebra edema
+/+ ; ikterik -/-
Thorax:
Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)
Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas

13

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 14/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


22 Jan 2012 Bercak  KU: tampak sakit Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan sedang, gizi baik  - IVFD RL
seluruh TD: 110/70 20tpm
tubuh Nadi: 80x/menit, -Stop obat mag
disertai gatal regular, pulsus dan TB
berkurang magnus -Hidrocortison
Mual (+) RR: 20x/menit, krim 2.5%
Muntah (+) regular, spontan (3tube)
Batuk (+) -Diet TKTP
Lemas (+) Pemeriksaan -KIE pasien
Nafsu Fisik: dan keluarga
makan K/L: anemis -/- ;
menurun (+) cyanosis -/-
BAK & palpebra edema -
BAB (+)  /- ; ikterik -/-
normal Thorax:
Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral

hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous,

14

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 15/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


23 Jan 2012 Bercak  KU: tampak sakit Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan ringan, gizi baik  - IVFD RL
seluruh TD: 110/70 20tpm
tubuh Nadi: 80x/menit, -Stop obat mag
disertai gatal regular, pulsus dan TB
berkurang magnus -Hidrocortison
Mual (+) RR: 20x/menit, krim 2.5%
Muntah (+) regular, spontan (3tube)
Batuk (+) -Diet TKTP
Lemas (-) Pemeriksaan -KIE pasien
Nafsu Fisik: dan keluarga
makan baik  K/L: anemis -/- ;
(+) cyanosis -/-
BAK & palpebra edema -
BAB (+)  /- ; ikterik -/-
normal Thorax:
Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),

gallop
Pulmo/(-)
vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous,

15

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 16/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


24 Jan 2012 Bercak  KU: tampak  Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan sakit ringan, gizi - IVFD RL 20tpm
seluruh baik  -Stop obat mag
tubuh TD: 110/70 dan TB
disertai Nadi: 80x/menit, -Hidrocortison
gatal regular, pulsus krim 2.5%
bertambah magnus (3tube)
Mual (+) RR: 20x/menit, -
Muntah (-) regular, spontan metylprednisolon
Batuk (+) 2x1 ampul
Lemas (-) Pemeriksaan -Diet TKTP
Nafsu Fisik: -KIE pasien dan
makan baik  K/L: anemis -/- ; keluarga
(+) cyanosis -/-
BAK & palpebra edema -
BAB (+)  /- ; ikterik -/-
normal Thorax:
Cor/ S1S2
tunggal, regular

murmur
gallop (-)(-),
Pulmo/ 
vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata

16

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 17/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Ruam : patch
eritematous,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


25 Jan 2012 Bercak  KU: tampak  Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan sakit ringan, gizi - IVFD RL 20tpm
seluruh baik  -Stop obat mag
tubuh TD: 110/70 dan TB
disertai Nadi: 80x/menit, -Hidrocortison
gatal regular, pulsus krim 2.5% (3tube)
bertambah magnus -
Mual (+) RR: 20x/menit, Metylprednisolon
Muntah (+) regular, spontan 2x1 ampul
Batuk (+) -Diet TKTP
Lemas (-) Pemeriksaan -KIE pasien dan
Nafsu Fisik: keluarga
makan baik  K/L: anemis -/- ;
(+) cyanosis -/-
BAK & palpebra edema -
BAB (+)  /- ; ikterik -/-
normal Thorax:

Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ 
vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh

17

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 18/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


26 Jan 2012 Bercak  KU: tampak  Erupsi obat -Bed rest
0730 WB kemerahan sakit ringan, gizi - IVFD RL 20tpm
seluruh baik  -Stop obat mag
tubuh TD: 110/70 dan TB
disertai Nadi: 80x/menit, -Hidrocortison
gatal regular, pulsus krim 2.5% (3tube)
berkurang magnus -
Mual (-) RR: 20x/menit, Metylprednisolon
Muntah (-) regular, spontan 2x1ampul
Batuk (+) -Diet TKTP
Lemas (-) Pemeriksaan -KIE pasien dan
Nafsu Fisik: keluarga
makan baik  K/L: anemis -/- ;
(+) cyanosis -/-
BAK & palpebra edema -

BAB (+)
normal  /- ; ikterik -/-
Thorax:
Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ 
vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:

18

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 19/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


27 Jan 2012 Bercak  KU: tampak sakit Erupsi obat -Mobilisasi
0730 WB kemerahan ringan, gizi baik  -Stop obat mag
seluruh TD: 110/70 dan TB
tubuh Nadi: 80x/menit, -Hidrocortison
disertai regular, pulsus krim 2.5%
gatal magnus (3tube)
berkurang RR: 20x/menit, -
Mual (-) regular, spontan metylprednisolon
Muntah (+) 3x1 tab
Batuk (+) Pemeriksaan -Diet TKTP
Lemas (-) Fisik: -KIE pasien dan
Nafsu K/L: anemis -/- ; keluarga
makan baik  cyanosis -/-

(+)
BAK & palpebra
 /- ; ikterikedema
-/- -
BAB (+) Thorax:
normal Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

Status
Dermatologis:

19

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 20/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous dan
patch
hiperpigmentasi,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


28 Jan 2012 Bercak  KU: baik, gizi Erupsi obat -Mobilisasi
0730 WB kemerahan baik  -Hidrocortison
seluruh TD: 110/70 krim 2.5%
tubuh Nadi: 80x/menit, (3tube)
disertai regular, pulsus -
gatal magnus Metylprednisolon
berkurang RR: 20x/menit, 3x1 tab
Mual (-) regular, spontan ->STOP
Muntah (-) -trial pemberian
Batuk (+) Pemeriksaan Obat TB
Lemas (-) Fisik: -Diet TKTP

Nafsu
makan baik  K/L: anemis
cyanosis -/- -/- ; -KIE pasien dan
keluarga
(+) palpebra edema -
BAK &  /- ; ikterik -/-
BAB (+) Thorax:
normal Cor/ S1S2
tunggal, regular
murmur (-),
gallop (-)
Pulmo/ vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

20

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 21/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
eritematous dan
patch
hiperpigmentasi,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk 
tidak beraturan

Tanggal/Jam Subjektif Objektif Assessment Planning


29 Jan 2012 Bercak  KU: baik, gizi baik  Erupsi obat -Mobilisasi
0730 WB kemerahan TD: 110/70 -Hidrocortison
seluruh Nadi: 80x/menit, krim 2.5%
tubuh regular, pulsus (3tube)
disertai magnus -trial
gatal RR: 20x/menit, pemberian
berkurang regular, spontan Obat TB
Mual (-) -Diet TKTP
Muntah (-) Pemeriksaan -KIE pasien

Batuk 
berkurang Fisik:
K/L: anemis -/- ; dan keluarga
-pasien
Lemas (-) cyanosis -/- direncanakan
Nafsu palpebra edema -/- KRS hari ini.
makan baik  ; ikterik -/-
(+) Thorax:
BAK & Cor/ S1S2 tunggal,
BAB (+) regular murmur (-
normal ), gallop (-)
Pulmo/ vesikuler.
Rhonki (-),
wheezing (-)
Abdomen: soefl,
BU (+) normal,
meteorismus,
hepar/lien tidak 
dilakukan
pemeriksaan
Extremitas: akral
hangat, CRT<2
detik. Edema (-),
anemis (-)

21

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 22/23
5/17/2018 LAPSUSeRUPSIOBAT-slidepdf.com

Status
Dermatologis:
Lokasi : seluruh
tubuh
Distribusi :
generalisata
Ruam : patch
hiperpigmentasi,
ukuran 2-3cm,
multiple, batas
tegas, bentuk tidak 
beraturan

22

http://slidepdf.com/reader/full/lapsus-erupsi-obat 23/23

Vous aimerez peut-être aussi