Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Orientasi Realita
Disusun:
Kelompok 2
2018
1
Daftar Isi
Cover…………………………………….……………………………………………………….. 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………….……… 2
Bab 1
Pendahuluan.....................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................... 3
C. Tujuan......................................................................................................................................... 4
Bab II
Tinjauan Pustaka............................................................................................................................. 5
B.Tujuan.......................................................................................................................................... 5
C.Pembahasan................................................................................................................................. 5
Bab III
Pembahasan..................................................................................................................................... 8
Kesimpulan................................................................................................................................... 17
DaftarPustaka................................................................................................................................ 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya
saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang dimaksud antara
lain: rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan
penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri. Secara individu selalu berada dalam
kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya
individu memerlukan hubungan imbale balik, hal ini bisa melalaui kelompok. Penggunaan
kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan
seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan
memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan
perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Beberapa keuntungan yang diperoleh
individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan
meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas (
Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa,
bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan. Pimpinan
kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk
mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok,
perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok. Klien dengan
gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien
tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan
klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi
kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan,
yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan TAK Orientasi Realitas
Tujuan umum TAK orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu
dan tujuan khususnya (Keliat dan Akemat, 2005) adalah:
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.PengertianTAKOrientasiRealita
Terapikelompokmerupakansuatupsikoterapiyangdilakukansekelompokklienbersama-
samadenganjalanberdiskusisatusamalainyangdipimpinataudiarahkanolehseorangtherapist(Yo
sep,2009).SedangkanpengertianTAKorientasirealitasmenurutPurwaningsihdanKarlina(2009)
adalahpendekatanuntukmengorientasikanklienterhadapsituasinyata(realitas).Pengertianyangla
inmenurutKeliatdanAkemat(2005),TAKorientasirealitasadalahupayauntukmengorientasikank
eadaannyatakepadaklien,yaitudirisendiri,oranglain,lingkunganatautempat,danwaktu.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah terapi yang
bertujuan membuat pasien mampu mengidentifikasi stimulus internal maupun eksternal.
1.2.Tujuan
Penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh terapi aktivitas
kelompok orientasi realita terhadap kemampuan mengidentifikasi stimulus pada pasien
halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Sulawesi Utara. Sampel
diambil dengan teknik pengambilan purposive sampling yaitu sebanyak 15 orang yang
memenuhi kriteria inklusi.
5
Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Terhadap Kemampuan
Kerjasama pada Pasien dengan Masalah Isolasi Sosial,menyatakan bahwa
sebagian besar responden yang diteliti berjenis kelamin laki-laki.Menurut Masdelita
(2013) dalam (Sujarwo dan Hartoyo, 2012) “lak-laki lebih senang memendam
masalahnya sendiri jika mempunyai masalah, sehingga di depan orang lain terlihat
kuat, dan apabila hal ini terjadi berkepanjangan maka akan menimbulkan depresi.
Menurut Candra (2013), diamati dan dicermati satu persatu dari seluruh responden
penelitian ditemukan ada 2 responden yang gejala halusinasinya tetap sebelum
dan sesudah diberikan terapi okupasi aktivitas menggambar. Keadaan ini dapat
terjadi karena pasien belum mampu mengalihkan dan mengontrol halusinasi yang
dialamimya. Disamping itu pasien belum mampu mengubah perilaku dan pikiran
negatif menjadi pikiran dan perilaku positif, perasaan yang timbul dari cara berpikir
6
negatif akan membuat pasien berperilaku destruktif sehingga pada saat pasien terkena
stresor, pasien akan berpikir negatif tentang dirinya. Penilaian negatif pasien tentang
dirinya menyebabkan pasien cenderung memendam masalahnya sendiri dan
berusaha mencarisolusi dengan caranya sendiri yaitu berperilaku menarik diri dan
akan mulai memikirkan hal-hal yang menyenangkan bagi dirinya. Keadaan demikian
yang terus menerus berlangsung menyebabkan pasien akan mengalami gangguan dalam
mempersepsikan stimulus yang dialami.
Hasil penelitian dari Wijayanti (2012) juga mendukung hasil penelitian ini yang
menyatakan bahwa terapi okupasi berpengaruh terhadap perubahan gejala halusinasi
pendengaran pada pasien skizofrenia karena proses terapi okupasi adalah
merangsang atau menstimulasikan pasien melalui aktivitas yang disukainya dan
mendiskusikan aktivitas yang telah dilakukan untuk mengalihkan halusinasi pada
dirinya
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tujuan
1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
B. Setting
C. Alat-Alat
1) Spidol
2) Bola tenis
3) Tape recorder
4) Kaset ”dangdut”
5) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
D. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi dan tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Evaluasi/validasi
8
c) Kontrak
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan namapanggilan.
9
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. UntukTAK Orientasi Realitas
orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapatmenyebutkan nama, panggilan, asal, dan
hobi klien lain.
No A s p e k y a n g d i n i l a i N a m a K l i e n
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, pangilan,
asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi:
Contoh: klien mngikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan nama,
nama panggilan, asal dan hobi klien lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal
klien lain di ruangan.
A. Tujuan
10
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3. Klien mampu mengenal kamar tidur.
4. Klien mampu mengenal tempat tidur.
5. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC.
B. Setting
C. Alat-Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu “dangdut”.
3. Bola tenis
D. Metode
1. Diskusi kelompok.
2. Orientasi lapangan
E. Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK Orientasi Realitas
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam terapeutik
salam dari terapis kepada klien.
b. Evaluasi dan validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.Menanyakan apakah klien masih mengingat
nama-nama klien lain.
c. Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa
dilihat.Menjelaskan aturan main yaitu :
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada
terapis.
o Lama kegiatan 45 menit
11
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3) Tahap kerja
4) Tahap terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakn saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Tak
Orientasi Realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenaltempat dirumah
sakit.
12
N A os p e k y a n g d i n i l a i N a m a K l i e n
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengenal tempat-tempat di ruang
rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi:
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatanproses keperawatan tiap
klien.
Contoh: klien mengikuti Sesi 2, ruangan dan letak kamar tidur yang lain belum mampu.
Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat-Alat
1. Kalender
13
2. Jam dinding
3. Tape recorder
4. Kaset lagu dangdut
5. Bola tenis
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
Mengingatkan kontrak dengan klien peserta Sesi 2 TAK orientasi realitas.
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat iniMenanyakan apakah klien masih mengingat
nama-nama ruangan yang sudahdipelajari
c. Kontrak
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin padaterapis.
2) Lama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan bola tenisdiedarkan
dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien yangmemegang bola
menjawab pertanyaan dari terapis
14
c) Terapis menghidupkan musik,dan mematikan musik. Klien mengedarkan bolatenis
secara bergantian searah jarum jam. Saat musik berhenti, klien yangmemegang bola
siap menjawab pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan,tahun, hari, dan jam saat itu.
Kegiatan ini diulang sampai semua klienmendapat giliran.
d) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban tepat
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis meminta klien memberi tanda/mengganti kalender setiap hari
c) Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi
Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal,
bulan, dan tahun.
1 M e n y e b u t k a n j a m
2 M en yebut kan har i
3 Menyebutkan tanggal
4 Menyebutkan bulan
5 Menyebutkan tahun
Petunjuk:
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui waktu, hari, tanggal,
bulan, dan tahun. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi:
15
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien.
Contoh: klien mengikuti Sesi 3, TAK orientasi realitas waktu. Klien mampu menyebutkan
tanggal dan hari, tetapi yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-
tempat di ruangan.
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriani Musa S,Kanine Esrom,Onibala Franly (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Orientasi Realita Terhadap Kemampuan MengidentifikasIStimulus Pada Pasien
Halusinasi.Volume 3 Nomor 2
Prabowo, 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Nuha Medika
Keliat, Budi Ana, 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
17