Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MAHASISWA TINGKAT IV
1.2 Tujuan
Menjelaskan proses asuhan keperawatan dengan gangguan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA)
1.4 Manfaat
Mengetahui Asuhan Keperawatan dengan ISPA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding
pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan
umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
2. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan
kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu
(Rasmaliah 2009)
1. Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat
diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).
2. Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2
-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun
adalah 40 kali per menit atau lebih.
3. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding
dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat(Rasmaliah, 2009).
2.3 Etiologi ISPA
Terdiri lebih dari 300 jenis penyakit bakteri,virus, dan riketsia. Virus
penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenvirus,
Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain (DepKes
RI 2008 : 5). Penyebab ISPA meliputi virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan
ISPA desebabkan oleh virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini
adalah rhinitis, sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis. Terapi yang
diberikan penyakit ini biasanya pemberian antibiotic, walaupun kebanyakan
ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat-obatan terapeutik. Pemberian antibiotic dapat mempercepat
penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat-obatan
symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotic dapat mencegah
terjadinya infeksi lanjutan dari bacterial.
2.4 Patofisiologi
2.7 Komplikasi
ISPA ( saluran pernafasan akut sebenarnya merupakan self limited disease
yangsembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi
penyakit ISPAyang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik
dapat menimbulkan penyakitseperti : semusitis paranosal, penutuban tuba
eustachii, lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco pneumonia dan berlanjut
pada kematian karena danya sepsis yang meluas (Whaley and Wong, 2008 ).
2.8 Pencegahan
Menurut Depkes RI, (2012) pencegahan ISPA antara lain:
1. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik.
2. Imunisasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4. Berhenti merokok.
5. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. Infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/ bakteri yang ditularkan
oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh.
3.1 Pengkajian
TERLAMPIR
3.2 DiagnosaKeperawatan
No Data Etiologi Problem
1 Ds : peningkatan Ketidakefektifan
Tn. A mengatakan batuk, dan produksi bersihan jalan
seperti ada dahak sputum. nafas
Tn. B mengatakan dahak nya
susah dibuang, nyangkut
Tn. R mengatakan merokok
sudah 5 tahun
DO :
Ttv Tn. A
TD : 120/70 mmHg
RR : 18 x/i
N: 90x/i
S : 36oC
Tn. B tampak batuk-batuk
Tn. R tampak merokok
DO :
Ttv Tn. M
TD : 110/70 mmHg
RR : 25 x/i
N: 80x/i
S : 36oC
Tn. M, tampak bernafas
dengan cuping hidung
Tn S tampak merokok
3.4 Implementasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Didapat beberapa faktor resiko ISPA padapenderita faktor agen; faktor
manusia, yangterdiri dari faktor umur, jenis kelamin, dan status gizi;
lingkungan, yang terdiri dari faktor kelembaban udara,suhu ruangan, ventilasi,
penggunaan anti nyamuk, bahan bakar untuk memasak, dan keberadaan
perokok.
Gejala yang dirasakan penderita yaitu nafsu makan menurun,pasien
merasa lesu, demam, disertai batuk dan pilek selama 5hari, sakit tenggorokan
dan terdapat tonsilitis dan faringitis akutsetelah di periksa dokter
4.2 Saran
Bagi orang tua hindarilah faktor resiko yang dapat meningkatkan kejadian
ISPA pada anak, kecuali faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti
umur dan jenis kelamin.
Membiasakan hidup sehat dan menjaga kebersihan perseorangandan
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6. EGC: Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA,
intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Arif
Muttaqin,2009. Jakarta : penerbit Salemba Medika.
Fitri Yuli, 2012. Asuhan keperawatan Ispa pada Anak.
http://yulifitri34.wordpress.com/ 2012/10/21/askep-ispa-pada-anak/
_______, 2012. Askep Ispa pada Anak.
http://www.sumbarsehat.com/2012/07/asuhan- keperawatan-anak-ispa.html
Nuzulul,2013. Asuhan Keperawatan Ispa .http://nuzulul-
fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail- 35511-Kep%20Respirasi-
Askep%20ISPA.html
_______, 2014. Saluran Napas Atas.
http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_saluran_napas atas2014
Hadi Nur. 2013. Penyakit Ispa. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-
gdl- nurhadig2a-6164-2-babii.pdf
______, 2014. Cara Menghindari Penyakit Ispa.http://nasional.republika.co.id/
berita/nasional/daerah/14/10/08/nd3tat-cara-menghindari-penyakit-ispa
_______,2014. Sistem Pernafasan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan_atas
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG BAHAYA
MEROKOK DI MUSHOLLA NUR HIDAYAH