Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Arti Kontrol
Akuntansi manajemen dan sistem kontrol menghasilkan informasi yang membantu pengambil
keputusan unutk menilai apakah suatu organisasi tersebut sudah mencapai tujuannya. Kontrol
jangka dalam akuntansi manajemen dan kontrok mengacu pada prosedur, ukuran kinerja,
sistem, dan insentif yang digunakan organisasi untuk memandu dan memotivasi semua
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu sistem terkendali jika mencapai tujuan
strategisnya, dan dianggap tidak terkendali jika sebaliknya. Proses kontrol untuk memiliki
kredibilitas, organisasi harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memperbaiki
situasi saat kontol tidak baik atau kontrol tersbur tidak miliki tujuan. Berikut proses menjaga
organisasi dalam kontrol terdiri dari empat tahap berikut:
Rancangan Karakteristik Dari Manajemen Akuntansi dan Sistem Kontrol (MACS) yang
Baik
Pertimbangan Teknis
Faktor teknis dibagi menjadi dua kategori: (1) relevansi informasi yang dihasilkan dan (2)
ruang lingkup sistem. Relevansi informasi diukur dengan empat karakteristik:
1. Akurat dimana informasi yang tidak akurat tidak relevan atau berguna untuk
pengambilan keputusan karena dapat menyesatkan. Dalam perancangannya harus
mengembangkan sistem yang mengarah pada informasi yang paling akurat. Misalnya,
biaya produk yang lebih akurat dapat diperoleh dengan menggunakan sistem yang
melacak biaya lebih langsung dari kegiatan dukungan ke produk.
2. Tepat waktu dimana informasi yang akurat tadi dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
3. Konsisten dimana MACS yang disusun untuk menyediakan kerangka kerja yang
konsisten yang dapat diterapkan secara global di seluruh unit atau divisi dari suatu
entitas. Konsistensi berarti bahwa bahasa yang digunakan dan metode teknis produksi
informasi akuntansi manajemen tidak bertentangan dalam berbagai bagian organisasi.
Sebagai contoh, jika dua divisi menggunakan sistem biaya yang berbeda, lebih sulit
untuk memahami dan membandingkan hasil antar divisi. Jika satu divisi dari suatu
organisasi menggunakan prinsip-prinsip biaya berbasis aktivitas dan divisi lain,
khususnya salah satu yang sangat mirip dalam tujuan dan berfungsi untuk yang
pertama, menggunakan overhead berbasis volume metode alokasi, maka sistem
informasi tidak memenuhi kriteria konsistensi.
4. Fleksibel perancang MACS harus mengizinkan karyawan unutk menggunakan sistem
informasi yang tersedia secara fleksibel sehingga mereka dapat menyesuaikan aplikasi
tersebut unutk pengambilan keputusan. Jika fleksibilitas tidak memungkinkan, motivasi
karyawan untuk membuat keputusan terbaik dapat dikurangi untuk keputusan yang ada,
terutama jika unit yang berbeda terlibat dalam berbagai jenis kegiatan. Misalnya, jika
satu divisi dari sebuah perusahaan berlokasi di Kota A melakukan pengembangan
produk baru dan divisi lain di Kota B melakukan perakitan akhir, setiap divisi mungkin
akan memiliki kebutuhan data yang berbeda dan dapat menggunakan driver biaya yang
berbeda dalam membuat keputusannya. Ukuran kinerja untuk mengelola
pengembangan produk baru di Kota A akan sangat berbeda dari faktor-faktor yang
harus digunakan divisi perakitan di Kota B untuk mengelola secara efektif. MACS yang
dirancang dengan baik harus dapat mengakomodasi kebutuhan lokal dari masing-
masing divisi. Jika tidak, sistem yang tidak akurat tidak dapat berkembang, yang
mengarah pada keputusan yang buruk dan kebingungan antara divisi perusahaan dan
manajemen tingkat atas. lingkup MACS harus komprehensif dan mencakup semua
kegiatan di seluruh seluruh rantai nilai organisasi.
Pertimbangan Perilaku
Karena minat dan motivasi manusia dapat bervariasi secara signifikan, peran utama untuk
sistem kontrol adalah untuk memotivasi perilaku yang selaras dengan keinginan organisasi.
Terdapat empat karakteristik perilaku utama harus dipertimbangkan saat merancang sebuah
MACS:
Model Motivasi
Manajemen percaya bahwa karyawan harus mengikuti prosedur yang sangat rinci, yang
ditentukan dan perilaku tersebut harus dipantau serta dikendalikan dengan sangat hati-hati
melalui studi waktu dan gerakan. Gerakan hubungan manusia adalah langkah penting
berikutnya dalam perkembangan dari pandangan manajerial tentang motivasi. Para karyawan
menginginkan rasa hormat kebijaksanaan atas pekerjaan mereka, dan perasaan bahwa mereka
menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi organisasi mereka. Gerakan hubungan manusia
adalah dorongan untuk mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan moral dan kepuasan
kerja dan kualitas keseluruhan kehidupan bekerja.
MACS yang dirancang dengan baik harus menggabungkan prinsip-prinsip kode organisasi
perilaku etis untuk membimbing dan mempengaruhi perilaku dan pengambilan keputusan.
Etika adalah disiplin yang berfokus pada penyelidikan standar perilaku dan penilaian moral.
Desain MACS yang menggabungkan prinsip-prinsip etika dapat menyediakan pembuat
keputusan bimbingan saat mereka menghadapi dilema etika. Seperti skandal yang terjadi di
Amerika tentang dilema peilaian etika dan pengambilan keputusan. Dimana manajer sering
maminkan peran penting dalam desain MACS. Perilaku dan pengambilan keputusan mereka
dipandu oleh kode etik organisasi dan etika standar di mana mereka tinggal. Kerangka etika
yang tertanam dalam desain sistem sangat penting karena akan mempengaruhi perilaku semua
pengguna. Seringkali manajer menjadi subjek
tekanan yang kuat dari situasi pekerjaan mereka dan dari anggota organisasi yang berpengaruh
lainnya untuk menangguhkan penilaian etis mereka dalam situasi tertentu. Tekanan-tekanan ini
termasuk yang berikut:
Untuk memasukkan prinsip-prinsip etika ke dalam desain MACS dan membantu manajer
berurusan secara efektif dengan jenis-jenis situasi yang tercantum di atas, perancang sistem
mungkin berupaya memastikan hal-hal berikut:
Konflik dapat muncul ketika kode etik organisasi lebih dominan daripada kode individu.
Masalah-masalah yang sulit mungkin muncul ketika kode etik pribadi seseorang dilarang tetpi
jenis perilaku tersebut legal, dapat diterima secara sosial, dapat diterima secara profesional,
dan diterima oleh organisasi. Potensi konflik dalam situasi seperti itu akan muncul ketika
tindakan yang tidak dapat diterima oleh individu tetapi diinginkan oleh organisasi. Misalnya
seorang individu keberatan saat ingin merayakan hari besar suatu agama namun organisasi
mengharuskan dia unutk mealkukan bisnis. Dalam kasus ini, karyawan dihadapkan dengan
pilihan pribadi dan memilii sedikit dukungan dari institusional tapi dapat melobi di dalam
organisasi tersebut atau di luar organisasi. Taktik ini mungkin efektif, atau karyawan yang
terpengaruh dapat memilih untuk tidak bekerja untuk organisasi itu, tergantung pada apa dia
paling menghargai.
1. Tunjukkan ketidaksesuaian kepada atasan dan tolak untuk bertindak tidak etis. Ini
mungkin menyebabkan pemecatan, kebutuhan untuk mengundurkan diri dari
organisasi, atau pengalaman menderita sanksi organisasi tersembunyi.
2. Tunjukkan perbedaan pada atasan dan bertindak tidak etis. Dasar pemikiran untuk
pilihan ini, yang tidak benar, adalah bahwa karyawan percaya bahwa hal ini memang
benar perlindungan dari sanksi hukum.
3. Ambillah perbedaan tersebut dengan seorang mediator dalam organisasi jika ada.
4. Bekerja dengan para pemimpin yang dihormati di organisasi untuk mengubah
perbedaan tersebut antara etika yang dipraktekkan dan dinyatakan.
Jika organisasi tersebut serius tentang kode etik yang dinyatakan, itu harus memilikisistem
kendali etis yang efektif untuk memastikan dan memberikan bukti bahwa etika yang
dinyatakan dan dipraktikkan organisasi adalah sama. Bagian dari sistem kontrol ini seharusnya
termasuk sarana bagi karyawan untuk menunjukkan ketidak konsistenan antara praktik yang
dinyatakan dan etika tanpa takut akan retribusi.
Pelatihan formal adalah bagian dari proses mempromosikan pengambilan keputusan etis.
Setelah mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan keputusan tertentu dan
mengevaluasi alternatif program tindakan, pengambil keputusan dapat menghilangkan
kemungkinan tindakan yang ada secara etis tidak dapat diterima. Singkatnya, kode etik
organisasi merupakan bagian integral dari desain MACS. Kedua perancang dan pengguna
sistem harus mengetahui fakta yang terjadi dan memperbaiki penyimpangan dari kode etik
yang secara eksplisit atau implisit sistem kontrol.
Motivasi dan Kesesuaian
Selain memupuk perilaku etis dan pengambilan keputusan, masalah utama perancangan MACS
adalah bagaimana memotivasi perilaku yang sesuai di tempat kerja. Saat merancang pekerjaan
dan tugas-tugas khusus, perancang sistem harus mempertimbangkan tiga dimensi berikut
motivasi:
Konsisten dengan teori motivasi individu, perhatian yang teliti terhadap motivasi merupakan
langkah kunci bagi organisasi dan karyawannya untuk menyelaraskan tujuan mereka masing-
masing. Keselarasan dikenal sebagai mencapai keselarasan tujuan. Perataan tujuan terjadi
sebagai karyawan melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan membantu mencapai tujuan
organisasi, mereka juga mencapai tujuan individu mereka sendiri, seperti mendapatkan
promosi, mendapatkan bonus keuangan, atau memajukan karir mereka dengan cara lain.
A. Latar Belakang
Frits seegers (
President Citibank
California)
James
Other branch McGaran(Branch Other branch
managers manager Financial manager
District)
James McGaran’s merupakan kepala kantor cabang terpenting dari 31 kantor cabang di
distrik keuangan Los Angeles. Kantor cabang yang dikepalai James memiliki 15 karyawan,
pendapatan $6 juta, dan $4.3 juta margin laba. Konsumennya sangat beragam, mulai dari
konsumen yang memerlukan kebutuhan standar hingga konsumen yang merupakan
sophisticated buyers yang menuntut kualitas yang tinggi serta karyawan berpengetahuan yang
dapat memuaskan kebutuhan finansial mereka. Persaingan sangat ketat dengan dua kompetitor
terbesar Bank of America dan Well Fargo.
James bergabung dengan Citibank sejak tahun 1985 sebagai asisten kantor cabang, dan
telah bekerja di dunia perbankan sejak tahun 1977. Tahun 1986 dia dipromosikan menjadi
kepala kantor cabang kecil, kinerjanya meningkat pesat dan akhirnya pada tahun 1992 terpilih
untuk mengelola kantor Financial District. Performa James sangat bagus, melebihi ekspektasi
dan berhasil menghasilkan kinerja keuangan yang sangat memukau selama 4 tahun berturut-
turut.
Performance Scorecard
Variabel Pengukuran
Standar Kepemimpinan Diukur secara subjektif
Etika dan integritas melalui penilaian Lisa
Interaksi dengan konsumen
Keterlibatan dalam komunitas
Kontribusi untuk bisnis secara keseluruhan
People Kinerja Diukur secara subjektif
Kerjasama(teamwork) melalui penilaian Lisa
Pelatihan dan pengembangan
Kepuasan karyawan
Pengendalian Audit Diukur secara subjektif oleh
Legal auditor, namun menggunakan
Regulatory proses yang sudah
terstandarisasi
Kepuasan - Diukur melalui survei oleh
Pelanggan pihak eksternal
Implementasi Households Diukur secara objektif
strategi Cross-sell, splits, mergers
Retail asset balances
Pangsa pasar(market share)
Keuangan Pendapatan Diukur secara objektif
Biaya
Margin
James berhak mendapat rating “par” dalam aspek kepuasan pelanggan dikarenakan
James telah memberikan kinerja keuangan yang sangat baik, sehingga kerja keras James ini
perlu diapresiasi dengan penilaian yang bagus. Selama ini kinerja James selalu bagus setiap
tahunnya sehingga akan susah untuk mengkomunikasikan bila kinerja kepuasan pelanggan di
kantor cabangnya jelek dan dia tidak akan mendapat bonus maksimum. Hal ini dapat
menimbulkan kekecewaan pada diri James dimana ia telah berusaha keras untuk mendatangkan
keuntungan bagi Citibank namun diberi rating “below par” yang akan mempengaruhi penilaian
akhirnya. Serta seharusnya sistem bisa mengakomodasi keadaan khusus seperti kasus James
ini.
Di sisi lainnya, James dipandang hanya layak mendapat rating “below par” pada
penilaian kinerja kepuasan pelanggan. Bila pengecualian diberikan pada James sehingga dia
bisa mendapat penilaian “par” meskipun tidak mencapai target, itu sama saja dengan
mendiskreditkan sistem penilaian yang baru dan mengisyaratkan bahwa sebenarnya kepuasan
pelanggan tidak penting bagi Citibank. Tentu hal ini tidak benar dan akan sangat merugikan
Citibank.
Yang menjadi masalah ialah ketika Lisa dan Frits harus menentukan penilaian akhir
bagi kinerja James secara keseluruhan. Problem yang dihadapi Lisa dan Frits dikarenakan
adanya penilaian kinerja yang subjektif. Sistem baru ini memiliki keunggulan di mana dapat
fleksibel untuk keadaan khusus dan untuk mengakomodasi keadaan yang tidak terdapat di
penilaian objektif. Namun sistem ini memiliki beberapa kelemahan,yaitu yang pertama Lisa
dan Frits harus menentukan keputusan yang sulit dalam menghadapai kasus James ini karena
penilaiannya tidak objektif dimana Lisa dan Frits merupakan penentu akhir dan memiliki
pendapat personal dalam penilaian. Selain itu, ada kemungkinan penilaian subjektif ini
menimbulkan politik dalam organisasi untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Kriteria
penilaian subjektif ini dapat menurunkan reabilitas sistem penilaian baru ini.
James' Customer Satisfaction Ratings
80 72
70 66 63
60 54
50
40
30
20
10
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
Quaters
Di satu sisi James layak mendapatkan penilaian ‘below par’ karena kepuasan pelanggan
merupakan indikator utama pengukuran kinerja di mana kepuasan pelanggan menetukan
keberlanjutan bisnis ke depannya. Selain itu kepuasan pelanggan tersebut merupakan
terjemahan dari strategi Citibank. Ketegasan menerapan pengukuran yang baru ini, akan
meningkatkan kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya kepuasan pelanggan untuk
memenuhi strategi Citibank.
Di sisi lain, James berhak mendapatkan penilaian ‘par’ karena dia memiliki kinerja
keuangan yang sangat baik, di mana kinerja keuangan merupakan tujuan utama suatu bisnis.
Selain itu, pemilihan sampel untuk interview sangat terbatas jumlah dan kriterianya, yaitu
hanya 25 orang dan merupakan nasabah yang mengunjungi kantor cabang tersebut selama satu
bulan terakhir. Sehingga hasil survey yang didapatkan mungkin tidak dapat mewakili jawaban
dari nasabah Citibank secara keseluruhan. Biasanya konsumen utama Citibank jarang
mengunjungi kantor cabang, karena mereka lebih memilih menggunakan layanan-layanan
perbankan seperti melalui telepon, ATM, atau bahkan kunjungan pihak bank ke rumah atau
kantor mereka. Selain itu, ada beberapa pertanyaan dalam survey yang merupakan faktor-faktor
yang di luar kendari kantor cabang, misalnya ATM dan phone banking.
Jika ditinjau dari segi lingkungan bisnis, tempat di mana cabang James berada memiliki
nasabah-nasabah yang memiliki tuntutan yang tinggi dibandingkan nasabah pada cabang
Citibank yang lain. Penekanan yang terlalu berlebihan pada kepuasan konsumen dapat
mengakibatkan pengalokasian dana oleh James dengan tidak seimbang, yaitu ketika James
terlalu banyak menginvestasikan pada kepuasan konsumen.
Menurut kami, dari 2 sudut pandang diatas, James layak mendapat penilaian akhir “par”
dan tidak mendapat bonus maksimum. Meskipun hanya 1 indikator saja yang tidak memenuhi
persyaratan untuk mendapat rating” above par” namun indikator tersebut sangat penting bagi
keberlanjutan usaha di masa depan. Penilaian serta penetapan target Citibank masih belum
sempurna dan memiliki beberapa kekurangan, namun bila alasan kekurangan dalam sistem
penilaian dijadikan alasan untuk ‘memperbaiki’ penilaian terhadap James maka akan
memberikan dampak psikologis yang tidak bagus misalnya karyawan lain bahkan James
sendiri tidak akan respek dengan sistem penilaian baru dan menganggap kepuasan pelanggan
bukan aspek penting bagi Citibank. Hal ini akan berdampak buruk bagi Citibank, dimana
kepuasan pelanggan mencerminkan strategi Citibank. Baik Frits maupun Lisa harus tetap tegas
dan mengacu pada peraturan dimana hal ini bisa menjadi bukti bahwa Citibank berkomitmen
terhadap layanan berkualitas yang dapat diukur dengan kepuasan pelanggan. Diharapkan
kedepannya, mementingkan kualitas dan kepuasan pelanggan bisa menjadi budaya.
Standards
People
Control Customer
Satisfaction
Strategy
Implementation
Financial
Dari bagan di atas, dapat dilihat bahwa kepuasan pelanggan memiliki peranan yang
penting yang menentukan kinerja keuangan secara keseluruhan. Kemudian perlu diingat
kembali bahwa strategi Citibank tidak hanya untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan
bisnisnya, namun juga untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi bagi nasabahnya.
Jika ditinjau lebih lanjut, pelayanan yang berkualitas tinggi yang diberikan Citibank bagi
nasabahnya bertujuan untuk memuaskan nasabahnya. Sehingga kurang tepat jika dikatakan
bahwa kepuasan pelanggan tidak mencerminkan strategi secara keseluruhan. Menurut kami,
dengan memperhatikan indikator kepuasan pelanggan James yang tidak mencapai target, maka
James tidak layak mendapatkan penilaian akhir ‘above par’.
C. Kesimpulan
Sejak tahun 1996, Citibank California memutuskan untuk menggunakan Performance
Scorecard dalam evaluasi kinerja dimana terdapat indicator finansial dan non finansial, dimana
sebelumnya hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. Performance scorecard ini
dikembangkan dengan harapan strategi perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik ke
seluruh karyawan serta dapat diukur dengan jelas. Apa yang dilakukan oleh Citibank ini sudah
sangat baik dimana Citibank mempertimbangkan aspek-aspek yang mendukung long term
sustainability-nya dalam penilaian kinerjanya. Bila dilihat saat ini, nilai suatu perusahaan
tidaklah berasal dari nilai buku saja, namun sebagian besar diciptakan oleh aset non keuangan.
Pilihan yang dilakukan Citibank untuk menterjemahkan strateginya ke aspek finansial dan non
finansial sudah tepat.
Sayang sekali, scorecard yang diterapkan oleh Citibank ini masih memiliki beberapa
kekurangan. Yang pertama, dalam scorecard ini dimasukkan indikator penilaian yang tidak
dapat dikontrol oleh perusahaan seperti ATM dan phone banking dalam kinerja kepuasan
pelanggan. Sah –sah saja bila perusahaan ingin mengetahui kepuasan pelanggan atas layanan
tersebut, namun kurang tepat bila dijadikan dasar dalam penilaian kinerja. Selain itu, dalam
proses penentuan target perusahaan, sebaiknya target ditentukan dengan memperhatikan aspek
lingkungan bisnis yang bersangkutan. Untuk aspek kepuasan pelanggan dan aspek
pengendalian, target disamakan untuk setiap cabang di California. Hal ini terkesan kurang adil
dimana lingkungan bisnis tempat cabang beroperasi mempengaruhi pencapaian kinerja.
Apalagi hasil penilaian ini digunakan untuk menentukan bonus. Adanya target yang disamakan
ini bisa menjadi sumber masalah ketika terdapat area yang memiliki tingkat kesulitan berbeda.
Tentunya kepala cabang yang lingkungan bisnisnya “friendly” akan lebih mudah mendapat
penilaian yang bagus. Poin yang terahir ialah penilaian akhir yang ditentukan oleh Frits dan
timnya sangat subjektif. Bila ada kasus seperti James ini rentan sekali keputusan penilaian akhir
ini dibumbui oleh politik sehingga hasil penilaian akhir tidak sesuai dengan best interest
perusahaan.
Menurut kami, meskipun James memiliki kinerja yang sempurna di aspek keuangan
namun karena kinerja kepuasan pelanggan yang tidak mencapai target, James hanya layak
mendapat penilaian akhir “par”. Pilihan ini memang membutuhkan banyak pertimbangan
namun dengan adanya kasus ini bisa dijadikan sarana bagi top manajemen untuk memberikan
pelajaran bagi James dan karyawan lain bahwa kepuasan pelanggan merupakan aspek penting
yang tidak bisa diremehkan.
Berikut ini beberapa solusi atau masukan kami untuk Citibank:
Sebaiknya poin-poin yang tidak dapat dikendalikan oleh kantor cabang dihapuskan dalam
aspek penilaian kinerja. Misalnya ATM dan phone banking.
Dalam penentuan target, sebaiknya sejak awal mempertimbangkan keadaan lingkungan
bisnis sehingga target yang ditentukan realistis dan sesuai. Jika telah menetapkan target
sesuai dengan kondisi masing-masing lingkungan bisnis, tidak ada alasan untuk merubah
target apabila ada kasus-kasus khusus seperti kasus James ini. Bagaimanapun juga merubah
target setelah target telah ditentukan diawal bukan merupakan tindakan yang bagus.
Sebaiknya penilaian scorecard dibuat lebih objektif sehingga kemungkinan dilema serta
politik untuk mempengaruhi hasil akhir penilaian kinerja bisa diminimalisir. Salah satu
caranya ialah dengan memberikan bobot pada masing-masing kriteria penilaian. Misal
untuk setiap indikator penilaian memiliki bobot 20%. Selain itu dari tiap hasil penilaian,
“par”, “below par”, dan “above par” diberi nilai yang pasti. Misalnya par=3, below par=1,
dan above par=5. Adanya scoring yang pasti ini dapat memudahkan pemberian nilai akhir
dan mengurangi aspek keputusan personal dalam penilaian akhir sehingga lebih objektif.
Untuk kasus James ini, sebagai jalan tengah, Frits dan tim sebaiknya memberikan bonus
khusus untuk James pada tahun 1996, namun dengan catatan untuk tahun – tahun
berikutnya tidak akan terjadi hal seperti ini lagi. Selain itu, Frits dan Lisa harus menekankan
pada James bahwa kepuasan pelanggan merupakan indikator penting yang harus dicapai
selain indikator keuangan.