Vous êtes sur la page 1sur 11

Pengertian perilaku dan faktor yang mempengaruhinya.

Di dunia kesehatan masyarakat, tentu kita sangat paham teori Bloom, dimana dinyatakan
bahwa derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, dan faktor heredity. Berikut beberapa pendapat tentang pengertian dan aspek-
aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi antara
manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan.Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia
dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan,
emosi, inovasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor
ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik separti iklim, sosial
ekonomi,kebudayaan dan sebagainya.

Perilaku Buang Air Besar

Perilaku yang terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang
merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan respon yang merupakan
faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus
adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial budaya,
ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk
perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya tempat seseorang tersebut berada. Faktor
internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar adalah perhatian, pengamatan,
persepsi motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

Terdapat empat cara untuk membentuk perilaku, yaitu melalui penguatan positif, penguatan negatif,
hukuman dan pemunahan. Bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang menyenangkan,
respon tersebut penguatan positif. Bila suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau
ditarik kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, disebut penguatan negatif. Kedua
penguatan positif dan negatif tersebut akan menentukan hasil dari proses belajar.
Keduanya memperkuat respon dan meningkatkan kemungkinan untuk mengulangi perilaku
yang dipelajari. Penghukuman akan mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak dalam suatu
usaha untuk menyingkirkan suatu perilaku yang tidak diinginkan. Proses pembentukan sikap
dan perilaku berlangsung secara bertahap dan melalui proses belajar yang diperoleh dari berbagai
pengalaman atau menghubungkan pengalaman dengan hasil belajar.

Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses
adanyastimilus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut
merespon (teori Skinner atau teori Stimulus-Organism-Response). Berdasarkan teori S-O-R
perilaku manusia dikelompokan menjadi dua, yaitu perilaku tertutup dan perilaku terbuka.

Perilaku tertutup (covert behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus masih belum
dapatdiamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk covert behavior yang dapat
diukur adalah pengetahuan dan sikap. Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior), terjadi jikarespon
terhadap stimulus sudah berupatindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar.

Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.
Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Perilaku merupakan respon seseorang
terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat
pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau
melakukan tindakan.

Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive),
domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor).

Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini
selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya
akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan
stimulus atau objek tadi.

Terdapat beberapa teori determinan perilaku, atau faktor yang menentukan atau membentuk
perilaku menurut misalnya teori Green, dan teori WHO. Berdasarkan teori Green (didasarkan
pada masalah kesehatan), membedakan dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor
perilaku (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors ). Sedangkan faktor
pembentuk perilaku, antara lain : Predisposing factors, adalah faktor yangmempermudah
atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor berikutnya adalah enabling faktor, yait u
f akt or yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Antara lain umur,
status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana sertasumberdaya. Sedangkan faktor
terakhir berupa faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yaitu faktor yang mendorong
atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya denganadanya contoh dari para tokoh
masyarakat yang menjadi panutan.

Sedangkan menurut teori WHO, beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara
lain pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) atau pertimbangan pribadi seseorang
terhadap objek atau stimulus. Faktor selanjutnya adalah faktor personal references, faktor
sumber daya (resourcesserta faktor sosial budaya (culture) setempat.

Reference :

 Thoha. M. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
 Green, L.W, dan Kreuter, M.W. 2000.Health Promotion Planning; An Educational and Environmental Approach,
second edition, Mayfield Publishing Company, London.
 Notoatmodjo, S . 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, (edisi revisi), Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Gejala TBC, Penyebab dan Cara Pengobatan Penyakit TBC


Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh
bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama
untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat
ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman
mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Penyakit TBC Menular Lewat Udara


Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan
insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal
seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis
(TBC) di Indonesia.
Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen
dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya
angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan
pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen.

Gejala Penyakit TBC

Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami demam tapi tidak terlalu tinggi
yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang
serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu makan
dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan
tidak enak (malaise), dan lemah.

Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-gejala penyakit tuberculosis yang
perlu Anda ketahui.

Gejala utama

Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.

Gejala tambahan yang sering dijumpai

 Dahak bercampur darah/batuk darah


 Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
 Demam/meriang lebih dari sebulan
 Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
 Badan lemah dan lesu
 Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan

"Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam
hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus
didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan
keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas Sp(P), salah seorang
tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama.

Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim medis melakukan diagnosis
dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio
logis (foto rontgen).

Penyebab Infeksi TBC

Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru,
ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang,
sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.

Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran
napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak
semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.

Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi
yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang
mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup
udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi
TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC yang "tertidur" di dalam tubuh
dapat aktif kembali (reaktivasi).

Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas,
misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita
TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus
merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup
parah.

Pengobatan Penyakit TBC

Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada,
lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak
dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka
panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.

Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke
dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala
TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.

Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-
obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya,
harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan
pengobatan TBC sampai tuntas.

Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak
efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri
perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-
gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.

Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali
kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau
melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.

Pengobatan untuk penyakit-penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya harus diatur
dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius/berbahaya. Penyakit TBC dapat dicegah
dengan cara:

 Mengurangi kontak dengan penderita penyakit TBC aktif.


 Menjaga standar hidup yang baik, dengan makanan bergizi, lingkungan yang sehat, dan
berolahraga.
 Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat). Vaksin ini secara
rutin diberikan pada semua balita.
 Perlu diingat bahwa mereka yang sudah pernah terkena TBC dan diobati, dapat kembali
terkena penyakit yang sama jika tidak mencegahnya dan menjaga kesehatan tubuhnya.

Semoga informasi mengenai gejala penyakit TBC, faktor penyebab dan cara pencegahan di atas
bermanfaat buat anda yang membutuhkan informasi tersebut.
DokterGaul.Net - Gejala Penyakit TBC,Penyebab dan Pengobatannya -

Tuberkulosis atau biasa disebut dengan TBC atau TB ini

merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh

infeksinya saluran pernafasan yang dipicu oleh suatu

bakteri. Bekteri tersebut merupakan bakteri basil yang

sangat kuat sehingga memerlukan banyak waktu untuk

melakukan pengobatan. Bakter ini 90% sering

menyerang tubuh manusia bagian paru-paru, dibanding

dengan bagian tubuh manusia yang lain.

Tuberculosis (TBC) ini merupakan penyakit yang dapat

menular dan sangat menjadi perhatian di dunia. Hingga

saat ini, tidak ada satu negara pun yang bebas dari

penyakit TBC ini. Angka kematian dan kesakitan akibat

kuman mycibacterium tuberculosis ini sangat tinggi.

Hingga kini angka prevalensi pengidap TBC di indonesia

saat ini diperkirakan sudah mencapai 289 per 100.000

penduduk dan insidensi telah mencapai angka 189 per

100.000 penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk

sudah terancam meninggal dunia seperti yang telah

diutarakan oleh Direktorat Jendral Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia yang menghimpun angka

tersebut sejak tahun 2011 yang lalu mengenai

tuberkulosis (TBC) di indonesia. Namun pada tahun

2011 ini angka penyembuhan penyakit TBC ini sudah

sesuai dengan harapan yaitu sebesar 90,3 persen

pasien telah sembuh. Gejala dan Penyebab Penyakit

TBC | Sumber gambar : images.google.com Gejala

Penyakit TBC Penderita yang terserang basil akan

mengalami demam namun tidak demam tinggi yang


berlangsung lama, terkadang akan dirasakan pada

malam hari disertai dengan keringat malam serta seperti

serangan influenza yang bersifat hilang timbul. Gejala

lain seperti hilangnya nafsu makan dan berat badan,

batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (disertai dengan

darah), perasaan tidak enak dan badan terasa lemah.

Supaya anda dapat mengatasi gejala penyakit TBC

sejak dini, anda perlu memperhatikan gejala umum

penyakit TBC berikut ini. Gejala Utama Penyakit TBC

Mengalami batuk-batuk selama 3 minggu atau lebih

disertai dengan batuk berdahak. Gejala Tambahan yang

Sering Dijumpai Batuk Berdahak disertai dengan

keluarnya darah Merasa nyeri pada bagian dada dan

sesak nafas Mengalami meriang dan demam lebih dari

satu bulan Keluarnya keringat pada malam hari tanpa

sebab yang jelas Badan menjadi lemah dan lesu

Penurunan berat badan karena nafsu makan menurun "

Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena

tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari tanpa

penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung

ditetapkan tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu

salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak

berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam

hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas

Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di

RSUP Persahabatan di tempat sama. " Seperti yang

sudah dikatakan bahwa untuk memastikan sesorang

terjangkit penyakit TBC atau tidak diperlukan tim medis

untuk memeriksa dahak secara mikroskopis langsung

(BTA) dan gambaran radiologis (foto rontgen). Penyebab


Infeksi Penyakit TBC Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi

kuman mikrobakterium tuberkulosis yang dapat

menyerang paru-paru anda, atau bagian tubuh lainnya

seperti kelenjar getah bening, usus, gijal, kandungan,

tulang, hingga otak. TBC ini dapat menyebabkan

kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi

yang menyebabkan kematian manusia tertinggi di dunia.

Namun pada bahasan kali ini kami membahas penyebab

penyakit TBC paru-paru, TBC akan mudah menular

dengan cairan pada saluran pernafasan yang keluar ke

udara melalui batuk atau bersin dan kemudian dihirup

oleh orang-orang disekitarnya. Tidak semua orang yang

menghirup udara mengandung kuman TBC akan sakit.

Penularan Penyakit TBC | Sumber gambar :

images.google.com Pada orang-orang yang memiliki

daya tahan tubuh yang kuat dan menjaga gizi tubuh

dengan baik, penyakit ini tidak akan muncul dan

membuat kuman TBC akan "tertidur" . Namun pada

mereka yang mengalami kekurangan gizi, membuat

daya tahan tubuh menurun dan saat menghirup udara

yang mengandung kuman TBC lebih mudah terinfeksi

TBC secara aktif atau membuat para kuman yang

tadinya "tertidur" ,menjadi kuman yang aktif. Infeksi TBC

yang paling sering kita jumpai yaitu pada paru-paru.

Sering muncul dengan gejala yang tidak jelas dan tidak

khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga

mudah untuk anda abaikan begitu saja. Padahal

penderita TBC dapat dengan mudah menularkan

virusnya kepada orang lain disekitarnya dan akan

merusak jaringan paru-paru hingga muncul gejala yang


khas dan parah. Pengobatan Penyakit TBC Untuk

mendiagnosa penyakit TBC ini para dokter akan

melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah

paru-paru, lalu anda dapat meminta pemeriksaan

tambahan berupa foto rontgen paru-paru, tes

laboraturium untuk dahak dan darah, dan juga tes

tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC merupakan

pengobatan yang dilakukan jangka panjang, terkadang

selama 6 hingga 9 bulan dengan paling sedikit 3 macam

obat. Kondisi seperti ini sangat dibutuhkan ketekunan

dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan

kontrol ke dokter secara berkala agar dapat sembuh

dengan total. Apalagi gejala TBC setelah 2 hingga 3

minggu akan hilang sehingga pasien menjadi malas

untuk minum obat dan pergi ke dokter untuk kontrol.

Pengobatan TBC tidak tuntas akan berdampak bahaya

karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan

untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC. Akibatnya

anda akan diberikan obat-obatan yang mahal dan

berdosis sangat tinggi. Pengobatan untuk penyakit lain

selama pengobatan TBC pun sebaiknya diatur oleh

dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius

atau berbahaya. Penyakit TBC dapat kita cegah dengan

cara : Mengurangi kontak langsung dengan penderita

TBC aktif Menjaga kebiasaan hidup baik dengan selalu

menjaga gizi tubuh, lingkungan sehat dan berolahraga

Pemberian vaksin BCG (mencegah TBC yang lebih

berat). Vaksin inisecara rutin diberikan pada semua

balita. Perlu diingat bahwa seseorang yang sudah

pernah menderita TBC dan diobati, dapat kembali


terjangkit penyakit TBC kembali jika tidak mencegah dan

menjaga kesehatan tubuh. Semua informasi tentang

gejala penyakit TBC disertai dengan penyebab dan cara

mengobatinya telah DokterGaul.Net sampaikan untuk

anda. Semoga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan anda serta selalu berusaha mencegah

kemungkinan resiko penyakit TBC yang akan menyerang

anda.

Source article: http://www.doktergaul.net/2013/08/Gejala-

Penyakit-TBC-Penyebab-dan-Cara-Pengobatan.html

Copyright by DokterGaul.Net

Pengertian Diare Serta Pengobatannya – Apakah anda punya masalah dengan penyakit
diare? disinilah tempat penyelesaiannya karena kami mempunyai obat Ace Maxs yang
memadukan ekstrak kulit manggis dan ekstrak daun sirsak yang mampu
menyembuhkan penyakit diare anda. Apa itu diare? apa itu obat Ace Maxs? mari simak
penjelasan berikut ini.

Pengertian Diare Serta Pengobatannya


Pengertian Diare

Diare merupakan suatu penyakit dengan tanda-


tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya. ( 3x atau lebih dalam 1
hari ). Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang
dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun
penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan
menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program,
diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk,
angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996
sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/kota pada
tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk.
Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25%. Jauh menurun jika
dibandingkan 12 tahun sebelumnya.
Penyebab Penyakit Diare
Penyebab diare sendiri adalah peradangan usus yang di sebabkan oleh beberapa sebab,
yaitu:
 Bakteri, virus, parasit ( jamur, cacing, dan protozoa ).
 Keracunan makanan/minuman yang di sebabkan oleh bakteri maupun kimia.
 Kurang gizi.
 Alergi terhadap susu.
 Hilangnya kekebalan tubuh.
Gejala Penyakit Diare
Gejala Diare bisa kita kenali dari hal berikut ini pengeluaran tinja yang encer dengan
frekuensi 3x atau lebih dalam sehari, yang kadang kala disertai dengan :
 Muntah.
 Badan lesu atau lemah.
 Panas.
 Tidak nafsu makan.
 Darah dan lendir dalam kotoran.

Vous aimerez peut-être aussi