Vous êtes sur la page 1sur 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA GANGGUAN CA LAMBUNG

A. Konsep Dasar Medis


1. Definisi
. Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen danmenyerang lumen
dinding lambung (Harnawatiah, 2008). Banyak pengidap kanker lambung semula
melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur menyebabkan
berkembangnya tumor ganas. Pembedahan dan radiasi kini tidak diperlukan lagi karena
kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan Joan :2002).

2. Etiologi
Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh
dua warga Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin
Warren dan Barry J. Marshall. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter
Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi
penyebabnya misalnya :
1) Pola makan yang tidak sehat (seperti kurang mengkonsumsi buah dan sayur).
2) Gaya hidup tidak sehat (seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan makan
makanan yang dibakar (barbeque).
3) Faktor genetic karena dapat terjadi jika ada anggota keluarga lain yang juga
mengalami kanker lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan
golongan darah A. Riwayat keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal,
hanya 4% dari organ dgn karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.
4) Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
a. Asupan garam yang tinggi.
b. Asupan karbohidrat yang tinggi.
c. Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi.
d. Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.

1
3. Patofisiologi
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai massa
irregular dengan penonjolan ulserasi sentral ke lumen dan menyerang lumen dinding
lambung. Kanker mungkin menginfiltrasi dan menyebabkan penyempitan lumen yang
paling sering di antrum. Infiltrasi dapat melebar keseluruh lambung, menyebabakan
kantong tidak dapat meregang dengan hilangnya lipatan normal dan lumen yg sempit,
tetapi hal ini tidak lazim. Desi polipoid juga mungkin timbul dan menyebabkan sukar
untuk membedakan dari polip benigna pada X-ray.
Kanker lambung mungkin timbul sebagai penyebaran tumor superficial yang hanya
melibatkan permukaan mukosa dan menimbulkan keadaan granuler walupun hal ini
jarang. Kira-kira 75% dari karsinom ditemukan pada 1/3 distal lambung, selain itu
menginvasi struktur local seperti bagian bawah dari esophagus, pancreas, kolon
transversum dan peritoneum. Metastase timbul pada paru, pleura, hati, otak dan
lambung.

4. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal kanker lambung gejala mungkin tidak ada. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa gejala awal, seperti nyeri yang hilang dengan antasida, dapat
menyerupai gejala pada pasien ulkus benigna. Gejala penyakit progresif dapat meliputi:
a. Nyeri dan penurunan berat badan
b. Muntah
c. Anoreksia dan disfagia
d. Nausea
e. Kelemahan
f. Hematemasis
g. Regurgitasi
h. Mudah kenyang
i. Asites ( perut membesar)
j. Keram abdomen
k. Darah yang nyata atau samar dalam tinja
l. Pasien mengeluh rasa tidak enak pada perut terutama sehabis makan
m. Dispepsia

2
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah
endoskopi. Endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik
untuk mendiagnosa ca lambung. Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi
perubahan ringan pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang
mengarah pada karsinoma dini gaster.
2) Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada
keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk
gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan
kromatin inti yang tersebar merata.
3) Pemeriksaan makroskopis
Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua
golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm disebut dengan minute dan tumor
dengan ukuran 6 – 10 mm disebut dengan small.
4) Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi
metastasis ke hati,teraba hati hati yang ireguler, dan kadang kadang kelenjar limfe
klavikula teraba.
5) CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk melihat
stadium dengan dan penyebaran ekstrak lambung yang penting untuk penentuan
intervensi bedah radikal dan pemberian informasi prabedah pada pasien.
6) Pemeriksaan darah pada tinja
Pada ca lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood)
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.

6. Penatalaksanaan
a. Bedah
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahab sudah dapat
dilakukan sebagai tindakan paliatif. Reaksi kuratif akan berhsil bila tidak ada tanda

3
metastasis di tempat lain, tidak ada sisa Ca pada irisan lambung, reseksi cairan
sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limfa secukupnya.
b. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi memperlihatkan kurang berhasil.
c. Kemoterapi
Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi
kemoterapi. Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C,
hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.

7. Komplikasi
Menurut (Sudayo, 2006) komplikasi dari tumor gaster adalah sebagai berikut :
a. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
b. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
c. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai
keluhan mintah-muntah.
d. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi
dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut.

8. Pencegahan
Agar terhindar dari kanker lambung, lakukan beberapa langkah sehat berikut ini.
a. Tidak merokok
b. Menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan segar yang
kaya serat dan vitamin. Hindari makanan asin dan olahan.
c. Menjaga berat badan.
d. Jika menggunakan aspirin atau obat-obatan antiinflamasi non-steroid, bicarakan
dengan dokter untuk mengetahui pengaruhnya pada lambung.

4
B. Konsep Dasar Medis
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Mual dan nyeri perut bagian atas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal seperti nyeri pada perut bagian atas yang beraneka ragam coraknya,
bisa bersifat ringan dan berat serta menetap menyerupai gejala pada pasien ulkus
benigna sifatnya dan bisa hilang dengan antasida.kemudian pada kondisi yang
memburuk atau kronis nyeri bertambah saat makan atau sesudah makan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit magh.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama, orang yang
golongan darah A.
f. Riwayat kesehatan lainnya
Ada riwayat pemakaian obat-obatan anti inflamasi non steroid jangka panjang,
konsumsi alcohol dan rokok, gaya hidup ( makan tidak teratur),diet tinggi
asam,penyakit infeksi yang disebabkan bakteri dan virus,terpapar bahan korosif(
keracuna asam atau basa kuat),stress fisik dan fisiologis.
g. Riwayat psikososial
Karena penyakit prosedur pengobatan dan prognosa membuat cemas baik klien
maupun keluarga.terjadi perubahan konsep diri,tipe kepribadian mudah
marah,mudah stress.
h. Nutrisi metabolic
1) Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
2) Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
4) Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
5) Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
6) Adanya makanan tambahan
7) Napsu makan berlebih/kurang
5
i. Eliminasi
1) Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah
pengontrolan
2) Adanya mencret bercampur darah
3) Adanya Diare dan konstipasi
4) Warna feses, bentuk feses, dan bau
5) Adanya nyeri waktu BAB
6) Aktivitas dan latihan
j. Tidur dan istirahat
1) Adanya gejala susah tidur/ insomnia
2) Kebiasaan tidur per 24 jam
k. Persepsi kognitif
1) Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
2) Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
3) Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
4) Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu
l. Peran dan hubungan dengan sesame
1) Klien hidup sendiri/keluarga
2) Klien merasa terisolasi
3) Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat
m. Reproduksi dan seksualitas
1) Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
2) Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
n. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
1) Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
2) Mekanisme koping yang biasa digunakan
3) Respon emosional klien terhadap status saat ini
4) Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
o. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut dan apakah kegiatan ibadah terganggu.

6
2. Penyimpangan KDM

7
3. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi.

4. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx Keperawatan
1 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan riwayat nyeri
dengan agen cedera keperawatan selama 2x24 seperti lokasi nyeri,
biologis jam, diharapkan frekuensi frekuensi nyeri
nyeri yang dirasakan oleh (rentangan 0-10) dan
klien dapat berkurang durasi nyeri yang
dengan kriteria hasil: dirasakan.
1. Nyeri yang dirasakan 2. Ajarkan teknik relaksasi
berkurang. dan nafas dalam pada
2. Ekspresi wajah klien saat nyeri muncul.
rileks 3. Berikan tindakan
3. Klien dapat merasa kenyamanan dasar pada
nyaman dan aktivitas hiburan.
4. Kolaborasi dalam
pemberian analgesic
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor jumlah nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 dan kandungan kalori
kebutuhan tubuh jam, diharapkan nutrisi 2. Bantu pasien makan jika
berhubungan klien dapat terpenuhi tidak mampu.
dengan dengan kriteria hasil 3. Berikan dorongan
ketidakmampuan 1. Adanya peningkatan masukan cairan yang
mencerna makanan. berat badan sesuai adekuat, tetapi batasi
dengan tujuan. cairan pada waktu
2. Beratbadan ideal sesuai makan.
dengan tinggi badan. 4. Kolaborasi dengan ahli

8
3. Mampumengidentifikasi gizi untuk menentukan
kebutuhan nutrisi. jumlah kalori dan nutrisi
4. Tidak ada tanda tanda yang dibutuhkan pasien
malnutrisi.
5. Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
3 Ansietas Setelah diberikan asuhan 1. Berikan lingkungan yang
berhubungan keperawatan 2x24 jam rileks dan tidak
dengan penyakit dan diharapkan ansietas klien mengancam.
pengobatan yang menurun dengan criteria 2. Dorong pasien untuk
diantisipasi hasil : mengungkapkan pikiran
1. Klien lebih rileks dan perasaannya.
2. Nadi normal 3. Pertahankan kontak
3. Tidak terjadi sering dengan pasien,
peningkatan respirasi bicara dengan
4. Memberikan lingkungan menyentuh pasien bila
yang rileks tidak tepat.
mengancam 4. Anjurkan pasien
mendiskusikan perasaan
pribadi dengan orang
pendukung misalnya
rohaniawan bila
diinginkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Vol 3. Jakarta:
EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC

10

Vous aimerez peut-être aussi