Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN MEDIS
2.1 DEFINISI
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di daerah
anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks
yakni melibatkan beberapa unsure berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot disekitar
anorektal (Felix, 2006). Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus
Hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis
dengan penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011).
Klasifikasi hemoroid
1. Ambeien Internal
Hemoroid internal adalah pembengkakan terjadi dalam rektum sehingga tidak bisa dilihat atau
diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di
daerah rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah pendarahan saat buang air besar. Masalahnya
jadi tidak sederhana lagi, bila ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir anus yang
menyebabkan kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh dapat masuk
sendiri, tetapi bisa juga didorong masuk. Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat yaitu :
1. Derajat I
5. Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan dari benjolan hemoroid yang menonjol ke
dalam lumen
6. Derajat II
9.
3. Derajat III
5. Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus didorong dengan
jari (reposisi manual)
6. Derajat IV
2. Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat didorong masuk (meskipun sudah
direposisi akan keluar lagi)
7. Ambeien / Hemoroid Eksternal
Hemoroid eksternal diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, bentuk ini sangat nyeri
dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
ETIOLOGI
Menurut Vill alba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui
secara pasti, beberapa factor pendukung yang terlibat diantaranya adalah :
1. Penuaan
2. Kehamilan
3. Hereditas
7.
Menurut Mutaqqin (2011), kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis
atau penyalit, namun ada beberapa predisposisi penting yang dapat meningkatkan risiko hemoroid
seperti berikut:
4. Banyak duduk
PATOFISIOLOGI
Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan abdominal yang mampu
menekan vena hemoroidalis sehingga menyebabkan dilatasi pada vena. dilatasitersebut dapat
dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Nyeri
Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika
mengalami pembesaran, peradangan, atau prollaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses
menjadi kecil yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini
menyebabkan pembengkakan dari hemoroid., kemungkinan gengguan oleh venous return
(Muttaqin, 2011).
kongesti renal
Hemoroid
Prolaps Hemoroidectomy
tentang penyakit,
pengobatan Konstipasi
Resiko Infeksi
Nyeri
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid (Vill Alba dan Abbas, 2007 ) yaitu :
1. Hemoroid internal
2. Prolaps dan keluarnya
3.
4. Rasa tak
5.
6. Hemoroideksternal
1. Rasa terbakar.
3.
Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid dapat mengeluh hal-hal
seperti berikut :
1. Perdarahan
Keluhan yang sering dan timul pertama kali yakni : darah segar menetes setelah buang air besar
(BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus. Pendarahan dapat juga timbul di luar wakyu
BAB, misalnya pada orang tua. Perdaran ini berwarna merah segar.
1. Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau manual merupakan cirri
khas/ karakteristik hemoroid.
Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis ( sumbatan komponen darah di bawah anus), benjolan
keluar anus, polip rectum, skin tag.
Akibat penegluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan merupakan tanda hemoroid
interna, yang sering mengotori pakaian dalam bahkan dapat menyebabkan pembengkakan kulit.
PENATALAKSANAAN
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai benjolan yang nyeri pada anal verge.
Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian analgesik, sitz baths, dan pelunak
feses. Tetapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka eksisi di bawah anestesi lokal dianjurkan.
Pengobatan secara bedah menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan memerlukan waku
hanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala. Penatalaksanaan secara bedah yaitu pasien
berbaring dengan posisi menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar hematom
diinfiltrasi dengan anestetik lokal. Bagian atas bokong didorong untuk memaparkan trombosis
hemoroid. Kulit dipotong berbentuk elips menggunakan gunting iris dan forsep diseksi; hal ini
dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas di dalam hemoroid yang dapat
dikeluarkan dengan tekanan atau diangkat keluar dengan forsep.
2. Hemoroid Interna
Hemoroid Interna
I + – –
II + + Spontan
III + + Manual
IV + Tetap Irreponibel
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif
indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal yang sederhana
disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat tinggi, misalnya
sayuran dan buah-buahan Makanan berserat tinggi ini membuat gumpalan isi usus menjadi besar
namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara
berlebihan.
Pengobatan dengan krioterapi pada derajat III dilakukan jika diputuskan tidak perlu dilakukan
hemoroidektomi. Pengobatan dengan criyosurgery (bedah beku) dilakukan pada hemoroid yang
menonjol, dibekukan dengan CO2 atau NO2 sehingga mengalami nekrosis dan akhirnya fibrosis. Tidak
dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan (nekrosis) sukar ditentukan luasnya.
Hemoroidektomi dilakukan pada pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan mengalami
prolapsus besar (derajat III dan IV).
Ada 3 prinsip dalam melakukan hemoroidektomi yaitu pengangkatan pleksus dan mukosa,
pengangkatan pleksus tanpa mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus. Teknik
pengangkatan dapat dilakukan menurut 2 metode :
1. Metode Langen-beck : yaitu dengan cara menjepit radier hemoroid interna, mengadakan
jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic No. 00, mengadakan eksisi di atas klem. Sesudah
itu klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klem diikat, diikuti usaha kontinuitas mukosa.
Cara ini banyak dilakukan karena mudah dan tidak mengandung risiko pembentukan
jaringan parut sirkuler yang biasa menimbulkan stenosis.
3. Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. Metode ini lebih unggul dan
lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post operasinya berkurang
dibandingkan dengan metode yang lain.
Pada inspeksi hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus. Hemoroid
interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa. Untuk membuat prolaps
dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan.
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan
vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat
besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada
perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rektum.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan
untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya
dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas
panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen.
Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan
atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain
dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja
atau tanda yang menyertai.
KOMPLIKASI HEMOROID
3. Hemoroidal strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi oleh
sfingter ani.
DIAGNOSA BANDING
2. Carcinoma kolorektal
3. Divertikulitis
4. Kolitis ulserosa
5. Polip adenomatosa
7. Anorektal
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Penting bagi perawat untuk mengetahui bahwa setiap adanya riwayat trauma pada servikal
merupakan hal yang penting diwaspadai.
Pengkajian
Anamnesa
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
No. Registrasi :
Diagnose Medis :
Pengumpulan data
2. Identitas
Nama Pasien :
Usia :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pendidikan :
Agama :
3. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus
atau nyeri pada saat defikasi.
4. Riwayat penyakit
Pasien mulai keluar benjolan di anusnya beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
Pasien pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh atau terulang kembali. Dan pada
pasien waktu pengobatan terdahulu tidak dilakukan pembedahan sehingga akan kembali RPD.
5. Pemeriksaan Fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel pada
tempat tidur.
Inspeksi
Palpasi
Dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan ditambah vaselin dengan melakuakan rektal
tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Dan ditemukan benjolan tersebut dengan
konsistensi keras, dan juga ada perdarahan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post pembedahan, imunitas
tubuh primer menurun
3. PK: Perdarahan
4. Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan berhubungan dengan kurang
paparan sumber informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Menurut Arif Muttaqin (2008) tujuan perencanaan dan implementasi dapat mencakup
perbaikan pola pernapasan, perbaikan mobilitas, pemeliharaan integritas kulit, menghilangkan
retensi urine, perbaikan fungsi usus, peningkatan rasa nyaman, dan tidak terdapatnya komplikasi.
NOC : NIC :
Nyeri akut berhubungan
· Pain Level, · Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan:
komprehensif termasuk lokasi,
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, · pain control, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
psikologis), kerusakan jaringan dan faktor presipitasi
· comfort level
· Observasi reaksi nonverbal dari
Setelah dilakukan tinfakan
keperawatan selama …. ketidaknyamanan
DS:
Pasien tidak mengalami · Bantu pasien dan keluarga untuk
· Laporan secara verbal nyeri, dengan kriteria hasil: mencari dan menemukan dukungan
DO: · Mampu mengontrol · Kontrol lingkungan yang dapat
· Posisi untuk menahan nyeri (tahu penyebab nyeri, mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri mampu menggunakan ruangan, pencahayaan dan kebisingan
tehnik nonfarmakologi
· Tingkah laku berhati-hati untuk mengurangi nyeri, · Kurangi faktor presipitasi nyeri
· Gangguan tidur (mata mencari bantuan) · Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
sayu, tampak capek, sulit atau · Melaporkan bahwa nyeri menentukan intervensi
gerakan kacau, menyeringai) berkurang dengan · Ajarkan tentang teknik non
· Terfokus pada diri sendiri menggunakan manajemen farmakologi: napas dala, relaksasi,
nyeri distraksi, kompres hangat/ dingin
· Fokus menyempit · Mampu mengenali nyeri · Berikan analgetik untuk
(penurunan persepsi waktu, (skala, intensitas, frekuensi mengurangi nyeri: ………
kerusakan proses berpikir, dan tanda nyeri)
· Tingkatkan istirahat
penurunan interaksi dengan
· Menyatakan rasa
orang dan lingkungan) · Berikan informasi tentang nyeri
nyaman setelah nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa lama
· Tingkah laku distraksi, berkurang
nyeri akan berkurang dan antisipasi
contoh : jalan-jalan, menemui
· Tanda vital dalam ketidaknyamanan dari prosedur
orang lain dan/atau aktivitas,
rentang normal
aktivitas berulang-ulang) · Monitor vital sign sebelum dan
· Tidak mengalami sesudah pemberian analgesik pertama
· Respon autonom (seperti
gangguan tidur kali
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
· Perubahan autonomic
dalam tonus otot (mungkin
dalam rentang dari lemah ke
kaku)
NIC :
Konstipasi berhubungan
dengan Manajemen konstipasi
· Fungsi:kelemahan otot · Identifikasi faktor-faktor yang
abdominal, Aktivitas fisik tidak menyebabkan konstipasi
mencukupi
NOC: · Monitor tanda-tanda ruptur
· Perilaku defekasi tidak bowel/peritonitis
teratur · Bowl Elimination
· Jelaskan penyebab dan
· Perubahan lingkungan · Hidration rasionalisasi tindakan pada pasien
· Toileting tidak adekuat: Setelah dilakukan tindakan · Konsultasikan dengan dokter
posisi defekasi, privasi keperawatan selama …. tentang peningkatan dan penurunan
konstipasi pasien teratasi bising usus
· Psikologis: depresi, stress dengan kriteria hasil:
emosi, gangguan mental · Kolaburasi jika ada tanda dan
· Pola BAB dalam batas gejala konstipasi yang menetap
· Farmakologi: antasid, normal
antikolinergis, antikonvulsan, · Jelaskan pada pasien manfaat diet
antidepresan, kalsium · Feses lunak (cairan dan serat) terhadap eliminasi
karbonat,diuretik, besi,
· Cairan dan serat · Jelaskan pada klien konsekuensi
overdosis laksatif, NSAID, opiat,
adekuat menggunakan laxative dalam waktu
sedatif.
· Aktivitas adekuat yang lama
· Mekanis:
ketidakseimbangan elektrolit, · Hidrasi adekuat · Kolaburasi dengan ahli gizi diet
hemoroid, gangguan neurologis, tinggi serat dan cairan
obesitas, obstruksi pasca bedah, · Dorong peningkatan aktivitas yang
abses rektum, tumor optimal
· Fisiologis: perubahan pola · Sediakan privacy dan keamanan
makan dan jenis makanan, selama BAB
penurunan motilitas
gastrointestnal, dehidrasi,
intake serat dan cairan kurang,
perilaku makan yang buruk
DS:
· Nyeri perut
· Ketegangan perut
· Anoreksia
· Nyeri kepala
· Peningkatan tekanan
abdominal
· Mual
DO:
· Distensi abdomen
· Feses keras
· Perkusi tumpul
· Sering flatus
· Muntah
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, implementasi
keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan.
EVALUASI
Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Tahap
penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan
klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Komponen catatan perkembangan, antara lain
sebagai berikut :
2. Kartu SOAPIER sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai penilaian diagnosis
keperawatan dan penyelesaiannya. SOAPIER merupakan komponen utama dalam catatan
perkembangan yang terdiri atas:
1. S (Subjektif) : data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia.
2. O (Objektif) : data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tanda-tanda
akibat penyimpanan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
6. E (Evaluasi) : penilaian tindakan yang diberikan pada klien dan analisis respons klien
terhadapintervensi yang berfokus pada kriteria evaluasi tidak tercapai, harus dicari alternatif
intervensiyang memungkinkan kriteria tujuan tercapai.
7. R (Revisi) : tindakan revisi/modifikasi proses keperawatan terutama diagnosis dan tujuan jika
ada indikasi perubahan intervensi atau pengobatan klien. Revisi proses asuhan keperawatan
ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan.
BAB 4
PENUTUP
KESIMPULAN
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis (Muttaqin, 2011).
Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan penonjolan membrane
mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011). Menurut Mutaqqin (2011) etiologi
hemoroid yaitu : perubahan hormon (kehamilan), mengejan secara berlebihan hingga menyebabkan
kram, berdiri terlalu lama, banyak duduk, sering mengangkat beban berat, sembelit diare menahun
(obstipasi), makanan yang dapat memicu pelebaran pembuluh vena (cabe, rempah-rempah),
keturuna penderita wasir(genetik). Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien
hemoroid dapat mengeluh hal-hal seperti berikut : Perdarahan, Benjolan, Nyeri dan rasa tidak
nyaman, Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus. Pemeriksaan penunjang hemoroid yaitu :
anamnesa atau riwayat penyakit, pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur),
pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi dan rektoskopi, Pemeriksaaan dengan
Proktosigmoidoskopi, rontgen (colon inloop) dan kolonoskopi, pemeriksaan darah, urin, feses
sebagai pemeriksaan penunjang. Komplikasi dari hemoroid adalah Anemia, jarang terjadi dan
trombosis akut pada prolaps hemorroid.
SARAN
Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam setiap pemberian asuhan
keperawatan termasuk dalam asuhan keperawatan pada klien hemoroid menggunakan konsep yang
sesuai dengan kebutuhan dasar manusia yang bersifat holistic yang meliputi aspek biopsikospiritual
dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagai titik acuh khalayak umum.
DAFTAR PUSTAKA
Pierce A, Grace & Neil R Borley. 2007. At a Glance : Ilmu Bedah Ed.3.Jakarta : EMS
R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed.2.
beberapa sumber web : Conectique.com, hemorrhoid.net dan dewabenny.com
Carpenito, Moyet dan Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih Bahasa
Yasmin Asih. Editor Monika Ester. Edisi 10. Jakarta: EGC, 2006.
Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah . Alih Bahasa dr. Vidia