Vous êtes sur la page 1sur 32

FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

CASE REPORT

SEORANG ANAK USIA 3 BULAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Disusun Oleh:

Septian Guntur Rahmanda J510170013

Dyah Resti Mahardhika J510170050

Pembimbing:

dr. Sudarmanto, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD DR HARJONO S PONOROGO

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

CASE REPORT

SEORANG ANAK USIA 3 BULAN DENGAN BRONKOPNEUMONIA

Disusun oleh:

Septian Guntur Rahmanda J510170013

Dyah Resti Mahardhika J510170050

Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing:

dr. Sudarmanto, Sp.A (…………………………….)

Dipresentasikan dihadapan

dr. Sudarmanto, Sp.A (…………………………….)


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Nama :An.A Ruang : Delima


ANAMNESIS Umur :3 bulan 9 hari
Kelas : II
Berat Badan : 5,1 kg
Nama Lengkap : An. A Jenis Kelamin :Laki-laki
Tanggal Lahir :25 Juni 2018 Umur :3 bulan 9 hari
Nama Ayah : Tn. E Pendidikan Ayah : SMA
Pekerjaan Ayah : Swasta Umur :30 tahun
Nama Ibu : Ny. X Pendidikan Ibu : SMP
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga Umur : 27 tahun
Alamat :Wonoasri Ngadirojo Pacitan Diagnosis Masuk : Bronkopneumonia
Masuk RS tanggal :4 Oktober2018
Ko. Asisten :Septian Guntur, S.Ked
Dokter yang Merawat : dr.Sudarmanto,Sp.A
Dyah Resti M, S. Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

KELUHAN UTAMA : Batuk


KELUHAN TAMBAHAN : Sesak napas, demam(+)
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Harjono S Ponorogodiantar oleh keluarganya dengan keluhan
utama batuk disertai sesak napasdan demam sejak ± 5 hari yang lalu. Batuk tidak berdahak dengan
sesak napas tersebut dirasakan secara terus menerus. Selain itu, saat pasien bernapas disertai suara
grok-grok. Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam yang cukup tinggi dan
turun ketika diberi obat penurun panas dari puskesmas. Demam tidak disertai kejang, penurunan
kesadaran, mimisan, gusi berdarah, mual, muntah maupun diare. Setelah diobatkan ke puskesmas,
demam sudah berkurang tetapi batuk dan sesak napas belum membaik.Pasien sering rewel terutama
saat batuk dan sesak napasnya memberat, pasienmasih mau minum ASI, riwayat tersedak sebelum
timbul keluhan tersebut disangkal oleh orang tua pasien, BAB dan BAK dalam batas normal.
Kesan: batuk dan sesak napas dialami pada 5 hari SMRS, keluhan disertai suara napas grok-
grok. Sejak 5 hari SMRS, keluhan batuk dan sesak napasdisertai dengan demam yang cukup
tinggi.

2. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat keluhan serupa : disangkal
- Riwayat ISPA : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat TB : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat demam tifoid : disangkal
- Riwayat demam berdarah : disangkal
- Riwayat alergi makanan dan obat : disangkal
- Riwayat kejang demam : disangkal
- Riwayat mondok : disangkal

Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit yang berhubungan maupun tidak berhubungan
dengan penyakit pasien saat ini.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

3. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat sakit serupa : disangkal
- Riwayat TB/minum OAT : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal

Kesan: tidak didapatkan riwayat penyakitdalam keluarga yang dapat menular dan
berhubungan dengan keluhan pasien sekarang ini.

POHON KELUARGA

30 27

Kesan:tidak ada penyakit keluarga yang diturunkan dan riwayat keluarga yang ditularkan
yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

RIWAYAT PRIBADI

1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


a. Riwayat Kehamilan Ibu Pasien
Ibu G1P0A0 hamilsaat usia27 tahun. Ibu mulai memeriksakan kehamilan ketika usia kehamilan 1
bulan kemudian kontrol rutin ke dokter spesialis obsgyn untuk USG.Hasil USG menyatakan
bahwa posisi janin adalah presentasi kepala.Selama hamil ibu merasakan mual, muntah sampai
usia kehamilan 16 minggu. Ibu tidak memiliki riwayat trauma, perdarahan maupun infeksi saat
kehamilan.Tekanan darah ibu selama kontrol dalam kisaran normal yaitu sekitar 120/90 mmHg.
Berat badan naik kurang lebih 15 kg.

b. Riwayat Persalianan Ibu Pasien


Ibu melahirkan anaknya diRumah Sakit ditolong oleh dokter Spesialis Kandungan, persalinan
dilakukan secara Sectio Caesaria.Umur kehamilan 40 minggu, bayi lahir dengan berat badan
2,600 gram dengan panjang badan 51 cm.Bayi lahir langsung menangis spontan dan tidak
ditemukan adanya kecacatan.

c. Riwayat Paska Lahir Pasien


Setelah lahir bayi langsung menangis spontan dan gerak aktif, warna kulit merah, tidak biru,bayi
mendapat ASI pada hari pertama, BAK danBAB kurang dari 24 jam.
Kesan: riwayat ANC, persalinan dan PNC baik.

2. Riwayat Makan
- Umur 0 – 3 bulan9 hari: ASI
Kesan: ASIeksklusif sesuai dengan usianya.

3. Perkembangan
Motorik Halus Motorik kasar Bahasa Sosial

Bisa membuat kedua Memiringkaan - Tersenyum


tangan saling badan saat Mengoyangkan
menyatu berbaringkepala (3 badan saat melihat
(3 bulan) bulan) orang tuanya
(3 bulan)

Kesan: motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial sesuai usia.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

4. Vaksinasi
Jenis Usia Tempat Ulangan
Hepatitis B 4 kali 0, 2,3 bulan RS dan puskesmas -
BCG 1 kali 1 bulan Puskesmas -
DPT 3 kali 2,3bulan Puskesmas -
Polio 4 kali 0 2 3bulan RS dan Puskesmas -
HiB 3 kali 2, 3bulan Puskesmas -
Kesan: Mendapat vaksinasi sesuai umur menurut PPI.

5. Sosial Ekonomi danLingkungan


a. Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja swasta, dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Total penghasilan untuk
kebutuhan sehari-hari dirasakan cukup.

b. Lingkungan
Pasien tinggal di rumah bersama Ayah, Ibu, kakek dan nenek pasien. Rumah berukuran 8x15 m2,
terdapat 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Atap rumah terbuat dari genteng dengan
dinding semen, dan lantai rumah terbuat dari keramik biasa.WC dan kamar mandi menjadi satu,
gabung dengan rumah, tempat penampungan berupa bak yang dibersihkan dua minggu
sekali.Udara dan penerangan cukup, dan dirumah terdapat 5 pintu dan 8 jendela.Jarak antara
rumah dan septic tank adalah sekitar 10 meter. Ayah ataupun tetangga sekitar tidak ada yang
memelihara unggas, dan kandang hewan dekat rumah.
Kesan:keadaansosial ekonomi menengah keatas, dan lingkungan baik.

6. Anamnesis Sistemik
- Serebrospinal : Nyeri kepala (-),demam (+),kejang (-), penurunan kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-),kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk(+), pilek (-),sesak (+)
- Gastrointestinal :Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-),kembung (-), BAB (+) normal, diare (-),
kontipasi (-)
- Urogenital : BAK (+) normal, nyeri saat BAK (-)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

- Integumentum : Pucat (-),bintik merah (-), kuning ( -)


- Muskuloskeletal : Nyeri otot (-),lemas (-),nyeri sendi (-)
Kesan: didapatkan gangguan serebrospinal dan respiratorius.
7. Tanda Vital
- Keadaan umum : Tampak rewel
- Kesadaran : compos mentis
- Suhu badan : 37,1 o C
- Nadi : 116x/menit,
- Pernapasan : 28 x/menit
- SPO2 : 92 %
Kesan: keadaan umum tampak rewel, kesadaran compos mentis, hipoksemia.

8. Status Gizi
a. Perhitungan
- Panjang Badan : 58 Cm
- Berat Badan : 5,1 Kg
- Lingkar kepala : 42 cm
- BMI = BB (kg)/ TB (m)2 = kg/m2
=5,1/(0,58)2
= 21,4
b. Hasil Pengukuran
- Berat badan menurut panjang badan (BB//PB)
Hasil : 1 ( median sampai dengan 1SD)  normal proporsional
- Berat Badan Menurut Umur (BB//U)
Hasil : 0,8 (Median sampai dengan 1SD) berat badan lebih sesuai usia
- Panjang Badan Menurut Umur (PB//U)
Hasil : 1,5 (Median sampai dengan 1SD) tinggi badan normal sesuai umur
- BMI Menurut Umur (BMI//U)
Hasil : 3,5 (median sampai dengan 2SD)  gizi berlebih
Kesan: gizi baik dengan perawakakan normal proporsional.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

PEMERIKSAAN FISIK

- Kulit : Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-).
- Kelenjar limfe : Tidak didapatkan pembesaran limfonodi
- Otot : Tidak didapatkan kelemahan, atrofi, maupun nyeri otot
- Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang
- Sendi : Gerakan bebas
Kesan: kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, sendi dalam batas normal.

PEMERIKSAAN KHUSUS
- Kepala : Normochephal LK 42 cm (nilai normal 40-46 cm), rambut hitam, tidak
mudah dicabut,ubun-ubun kecil belum menutup, ubun-ubun cekung (-),
bulging fontanella (-)
- Mata : CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-), reflek cahaya (+/+) isokor, ukuran
pupil 3mm dx etsn,mata cowong(-/-),air mata berkurang (-)
- Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-/-)
- Telinga : Sekret (-), hiperemis (-)
- Mulut : Mukosa bibir kering (-),bibir sianosis (-), perdarahan gusi (-), sianosis (-)
Kesan: pada pemeriksaan hidung tidak didapatkan nafas cuping hidung,mata, telinga, mulut
dalam batas normal.

- Leher :Tidakada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa abnormaldan


tidak adapeningkatan vena jugularis
- Thoraks : Simetris, retraksisubcostaldan suprasternal (-), ketinggalan gerak (-)

Kanan DEPAN Kiri


Simetris (+), retraksi Inspeksi Simetris (+), retraksi subcostal,
subcostal, suprasternal (-) suprasternal (-)
Ketinggalan gerak (-), Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus
fremitus kanan kiri sama kanan kiri sama (+)
(+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+) normal , Rhonki Auskultasi SDV (+) normal, Rhonki
(+),wheezing (-/-) (+),wheezing (-/-)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Kanan BELAKANG Kiri


Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-), Palpasi Ketinggalan gerak (-), fremitus
fremitus kanan kiri sama kanan kiri sama (+)
(+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+/+) normal, Auskultasi SDV (+/+) normal, Ronkhi
Ronkhi (+),wheezing (-/-) (+),wheezing (-/-)

- Jantung :
• Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
• Palpasi : Tidak kuat angkat
• Perkusi
- Kanan atas : SIC II Linea Parasternalis dekstra
- Kanan bawah : SIC IV Linea Parasternalis dekstra
- Kiri atas : SIC II Linea Parasternalis sinistra
- Kiri bawah : SIC V Linea Midclavicularis sinistra
• Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-)

Kesan:pemeriksaan leher dan jantung dalam batas normal. Pemeriksaan thoraks, retraksi
subcostal, dan suprasternal (-),terdengar suara ronkhi di seluruh lapang paru.

- Abdomen :
• Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal
• Perkusi : Timpani (+), pekak beralih (-), ascites (-)
• Palpasi :Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan (-), turgor kulit menurun (-), undulasi
(-), nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
- Anogenital : Warna kulit coklat, tanda-tanda radang (-), penis dan skrotum dalam batas
normal.
Kesan : pemeriksaan abdomen dan anogenital dalam batas normal, tidak didapatkan
hepatomegali dan ascites (-) serta tanda dehidrasi (-).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

- Ekstremitas dan Status Neurologis


Edema (-/-), sianosis (-/-), akral dingin (-/-), petekie (-/-), a. dorsalis pedis teraba kuat, dan CRT < 2
detik.

LENGAN TUNGKAI
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus Negatif Negatif
Reflek
Biseps(+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
fisiologis
Reflek
Hoffman (-), tromner (-) Babinski (-), chaddock (-), gordon (-)
patologis
Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas Normal

Kesan : akral hangat, meningeal sign negatif, reflek patologis tidak didapatkan, reflek fisiologis
normal, danstatus neurologis dalam batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 04 Oktober 2018
Darah Lengkap Nilai Normal
Lekosit 7.4 5.0 – 10.0 103/ uL
Eritrosit 3.84 3.80 – 6.10 106/ uL
Hemoglobin 9.2 10.0 – 17.0 g/dL
Trombosit 534 150 – 450 103/ uL
Hematokrit 30.0 29.0 – 54.0
Index Eritrosit Nilai Normal
MCV 78.1 98.0 – 122.0 fl
MCH 24.0 33.0 – 41.0 pg
MCHC 30.7 31.0 – 35.0 g/dL
RDW – CV 13.2 11.0 – 16 .0 %
RDW – SD 37.5 35.0 – 56.0 fl
PDW 15.2 0.1 – 99.9 fl
MPV 8.5 8.0 – 11.0 fl
P-LCC 130 30 – 90 103/ uL
P-LCR 24.3 11.0 – 45.0 %
PCT 4.5 1.08 – 2.82 mL/L
Diff Count Nilai Normal
Lymph# 2.8 0.8 – 4.0 103/ uL
Mid# 0.8 0.1 – 1.5 103/ uL
Gran# 3.8 2.0 – 7.0 103/ uL
Lymph% 38.4 25.0 – 40.0%
Mid% 10.6 2.0 – 8.0%
Gran% 51.0 50.0 – 70.0%
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Pemeriksaan Foto Thorax


FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

RINGKASAN
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
LAB
1. Batuk dan sesak napas dialami pada 5 hari 1. Keadaan umum tampak 1. Pemeriksaan
SMRS. sesak, kesadaran compos laboratorium,
2. Keluhan disertai suara napas grok-grok. mentis, hipoksemia darah rutin
3. Sejak 5 hari SMRS, keluhan batuk dan sesak 2. Gizi baik dengan dalam batas
napas pada pasien disertai dengan demam perawakan proporsional. normal.
yang cukup tinggi. Kejang (-), penurunan 3. Kulit tidak pucat, kelenjar 2.
kesadaran (-). limfe, otot, tulang, sendi
4. Rewel dihari masuk rumahsakit. dalam batas normal.
5. Tanda dehidrasi(-) 4. Pada pemeriksaan hidung
6. Tidak didapatkan riwayat keluarga yang tidak didapatkan nafas
dapat menular dan berhubungan dengan cuping hidung,mata,
keluhan pasien sekarang ini. telinga, mulut dalam batas
7. Riwayat ANC, persalinan, PNC baik. normal.
8. ASIekslusif. 5. Pemeriksaan leherdalam
9. Motorik kasar, motorik halus, bahasa dan batas normal.
personal sosial sesuai usia. 6. Pemeriksaan jantung dalam
10. Mendapat vaksinasi sesuai umur menurut batas normal, tidak ada
PPI. bising jantung.
11. Keadaan sosial ekonomi menengah keatas, 7. Pemeriksaan fisik paru
dan lingkungan baik. tidak didapatkanretraksi
12. Didapatkan gangguan respiratorius. subcostal/suprasternal, pada
auskultasi terdengar suara
ronkhi dan seluruh lapang
paru.
8. Pemeriksaan abdomen, hati,
limpa, dan anogenital dalam
batas normal.
9. Pemeriksaan ekstremitas
dan status neurologis dalam
batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

DAFTAR MASALAH
a. Aktif
• Anamnesis
- Batuk dan sesak napas dialami pada 5 hari SMRS.
- Keluhan disertai suara napas grok-grok.
- Sejak 5 hari SMRS, keluhan batuk dan sesak napas pada pasien disertai dengan demam yang
cukup tinggi.
- Didapatkan gangguan serebrospinal dan respiratorius.
• Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum tampak sesak, kesadaran compos mentis, hipoksemia
- Pada pemeriksaan didapatkan di seluruh lapang paru.
- Pada pemeriksaan hidung didapatkan nafas cuping hidung.
• Pemeriksaan foto thorax
- Didapatkan gambaran diffuse bilateral dengan peningkatan corakan bronkovaskular
b. Inaktif
-
c. Kemungkinan Penyebab
• Bronkopneumonia
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

RENCANA PENGELOLAAN
a. Rencana Tindakan
- Nilai dan perbaiki airway, breathing, circulation
- Observasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernafasan, nadi /6 jam
b. Rencana penegakan diagnosis
- Pemeriksaan laboratorium cek darah rutin dengan diff count
- Pemeriksaan rontgen thorax
c. Rencana Terapi
• O2 1 lpm
• Inf. D5 ¼ 20 tpm (mikro)
• Inj. Amoxicilin 3 x 150 mg
• Inj. Dexamethasone 3 x 1/4 mg
• Nebulizer Salbutamol ½ + NaCl /8jam
• PO :
- Apialys drop 1 x 0.5 ml
- Paracetamol 4x1 cth (k/p)
d. Rencana Edukasi
• Menjelaskan tentang penyakit pasien pada orangtua
• Jika anak demam diberikan obat penurun panas dan di kompres air hangat
• Menghindari penyebab yang dapat memperberat kondisi pasien termasuk paparan asap rokok,
polusi kendaraan
• Menjelaskan tentang personal hygine dan lingkungan yang baik
• Istirahat yang cukup
• Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan
• Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas maupun kuantitas.

FOLLOW UP

TANGGAL SOA PLANNING


05-10-2018 S/ P/
Sesak napas (+), batuk (+), pilek (-), • O2 1 lpm
demam (-), mual (-), makan (-) dan • Inf. D5 ¼ 20 tpm (mikro)
minum (+), BAK (+) normal, BAB (+) • Inj. Cefotaxime 3 x 150 mg
normal. • Inj. Dexamethasone 3 x 1/4 mg
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

• Nebulizer Salbutamol ½ +
O/ NaCl /8jam
Vital sign: • PO :
T: 37,6°C, HR: 148x/menit, RR: - Apialys drop 1 x 0.5 ml
34x/menit, SpO2: 98%
BB : 5.1 kg
KU : Sedang, CM.
- Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-Edem
palpebra (-/-),napas cuping hidung(-/-
).
- Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh +/+,Wh
-/-, retraksi dinding dada (-), Cor :
BJ I/II reguler.
- Abdomen: Nyeri tekan (-),
Hepatomegali (-), Asites (-), supel (+),
peristaltic (+) normal.
- Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis
(-), ADP kuat

A/Bronkopneumonia
TANGGAL SOA PLANNING
06-10-2018 S/ P/
Sesak napas (+)masih seperti kemarin, • O2 1 lpm
batuk (+)seperti kemarin, pilek (-), demam • Inf. D5 ¼ 20 tpm (mikro)
(-), minum (+), BAK (+) normal, BAB (+) • Inj. Cefotaxime 3 x 150 mg
normal. • Inj. Dexamethasone 3 x 1/4 mg
• Nebulizer Salbutamol ½ +
O/ Vital sign: NaCl /8jam
T : 36,4°C, HR: 100x/menit, RR: • PO :
34x/menit SpO2: 99% - Apialys drop 1 x 0.5 ml
BB:5.1 kg
KU : Sedang, CM.
- Kepala: CA -/-, SI -/-, PKGB -/-,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Edem palpebra (-/-),napas cuping


hidung(-), mata cowong(-), bibir
kering(-).
- Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh (+/+),
Wh (-/-), retraksi dinding dada (-),
Cor : BJ I/II reguler.
- Abdomen: Nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), asites (-), supel (+).
- Ekstemitas: Akral dingin (-), sianosis
(-), ADP kuat.

A/Bronkopneumonia
TANGGAL SOA PLANNING
07-10-2018 S/
P/
Sesak napas (+) berkurang, batuk (+) sudah
• O2 1 lpm
mulai berkurang, pilek (-), demam (-),
• Inf. D5 ¼ 20 tpm (mikro)
minum (+), BAK (+) normal, BAB (+)
• Inj. Cefotaxime 3 x 150 mg
normal.
• Inj. Dexamethasone 3 x 1/4 mg
• Nebulizer Salbutamol ½ +
O/ Vital sign:
NaCl /8jam
T : 36,8°C, HR: 108x/menit, RR:
• PO :
36x/menit SpO2: 99%
- Apialys drop 1 x 0.5 ml
BB: 5.1 Kg
KU : Sedang, CM.
- Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-, napas
cuping hidung(-), mata cowong(-),
bibir kering(-).
- Thorax: Paru : SDV +/+, Rbh (+/+),
Wh (-/-), retraksi dinding dada (-),
Cor : BJ I/II reguler.
- Abdomen: Nyeri tekan (-),
hepatomegali (-) asites (-), supel (+).
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

- Ekstemitas: akral dingin (-), sianosis


(-), ADP kuat.

A/Bronkopneumonia
TANGGAL SOA PLANNING
08-10-2018 S/ P/
Sesak napas (-), batuk berdahak (-), pilek (- • Boleh Pulang
), demam (-), minum (+), BAK (+) • PO :
normal, BAB (+) normal. - Apialys drop 1 x 0.5 ml

O/ Vital sign:
T : 36,3°C, HR: 98x/menit, RR: 34x/menit
SpO2 : 99%
BB:5.1 kg
KU : Sedang, CM.
- Kepala: CA -/-, SI -/- PKGB -/-,
Edem palpebra (-/-),napas cuping
hidung(-), mata cowong(-), bibir
kering(-).
- Thorax: Paru : SDV +/+, Rh (-/-), Wh
(-/-), retraksi dinding dada (-), Cor :
BJ I/II reguler.
- Abdomen: Nyeri tekan (-)
hepatomegali (-), asites (-), supel (+).
- Ekstemitas: akral dingin (-), sianosis
(-), ADP kuat.

A/Bronkopneumonia
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

TINJAUAN PUSTAKA
BRONKOPNEUMONIA

A. Definisi
Bronkopneumonia atau pneumonia lobularis merupakan bagian dari pneumonia, yang
merupakan suatu infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang mengenai parenkim paru, yang dapat
disebabkan baik oleh bakteri, virus, jamur maupun benda asing lainnya.

B. Etiologi
Pada umumnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri, yaitu Streptococcus pneumoniae
dan Haemophillus influenzae.Pada bayi dan anak kecil dapat ditemukan Staphylococcus aureus
sebagai penyebab bronkopneumonia yang berat, serius dan sangat progresif dengan mortalitas yang
tinggi.Pada neonatus penyebab bronkopneumonia tersering adalah Streptococcus grup B, batang
gram negatif dan Chlamidia. Namun selain bakteri, bronkopneumonia yang paling sering dijumpai
pada anak usia kurang dari 2 tahun, biasanya juga disebabkan oleh virus, antara lain adenovirus,
virus parainfluenza virus influenza, dan enterovirus.
Etiologi pneumonia berdasarkan umur

C. Klasifikasi
Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

a. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).


b. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired bronkopneumonia/nosocomial pneumonia).
c. Pneumonia aspirasi.
d. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan bakteri penyebab:
a. Pneumonia bakteri/tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi
menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus
pada penderita pasca infeksi influenza. Bronkopneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma,
legionella, dan chalamydia.
b. Pneumonia virus.
c. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan
daya tahan lemah (immunocompromised).
Berdasarkan predileksi infeksi:
a. Pneumonia lobaris, terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan
maupun kiri.
b. Pneumonia lobularis / Bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada
berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering
terjadi pada bayi atau orang tua.
c. Pneumonia interstisial / bronkiolitis
WHO memberikan pedoman klasifikasi pneumonia, sebagai berikut :
1. Usia kurang dari 2 bulan
a. Pneumonia berat
- Chest indrawing (subcostal retraction)
- Bila ada napas cepat (> 60 x/menit)
b. Pneumonia sangat berat
- tidak bisa minum
- kejang
- kesadaran menurun
- hipertermi / hipotermi
- napas lambat / tidak teratur
2. Usia 2 bulan-5 tahun
a. Pneumonia
- bila ada napas cepat
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

a. Pneumonia Berat
- Chest indrawing
- Napas cepat dengan laju napas
 > 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
 > 40 x/menit untuk anak > 1 – 5 tahun
b. Pneumonia sangat berat
- tidak dapat minum
- kejang
- kesadaran menurun
- Malnutrisi.

D. Patogenesis Dan Patofisiologi

Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi, hematogen dr


fokus infeksi atau penyebaran langsung. Sehingga terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru
mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

darah putih keluar dari darah masuk ke dalam alveoli. Dengan demikian alveoli yang terinfeksi
secara progresif menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan
bakteri dari alveolus ke alveolus. Kadang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat
(consolidated) yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.
Bakteri Streptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat
asimptomatik pada kurang lebih 50% orang sehat. Adanya infeksi virus akan memudahkan
Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan. Jika Streptococcus
pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe II. Selanjutnya Streptococcus
pneumoniaeakan mengadakan multiplikasi dan menyebabkan invasi terhadap sel epitel
alveolus.Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari Kohn.
Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh
alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN.
Proses radang dapat dibagi atas 4 stadium yaitu :
1. Stadium I (4 – 12 jam pertama/kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terinfeksi.Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler di tempat infeksi.Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan
dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan.Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin.Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen.
Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos
vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.
Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga
terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara
kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida
maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan
saturasi oksigen hemoglobin.
2. Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang
terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga
warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat
singkat, yaitu selama 48 jam.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

3. Stadium III (3 – 8 hari)


Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah
paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera
dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus
masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan
kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
4. Stadium IV (7 – 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda,
sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke
strukturnya semula.

Sebagian besar pneumonia timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran
langsung kuman dari respiratorik atas. Hanya sebagian kecil merupakan akibat sekunder dari
bakterimia atau viremia atau penyebaran dari infeksi intra abdomen.Dalam keadaan normal mulai
dari sublaring hingga unit terminal adalah steril.Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme di paru.Keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Apabila
terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka
mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
Paru terlindung dari infeksi dengan beberapa mekanisme :

 Filtrasi partikel di hidung


 Pencegahan aspirasi dengan refleks epiglottis
 Ekspulsi benda asing melalui refleks batuk
 Pembersihan kearah kranial oleh mukosiliar
 Fagositosis kuman oleh makrofag alveolar
 Netralisasi kuman oleh substansi imun lokal
 Drainase melalui sistem limfatik.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

E. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda klinis bervariasi tergantung kuman penyebab, usia pasien, status imunologis
pasien, dan beratnya penyakit. Manifestsi klinis bisa sangat berbeda, bahkan pada neonatus mungkin
tanpa gejala. Gejala dan tanda pneumonia meliputi gejala infeksi pada umumnya demam, menggigil,
sefalgia, rewel, dan gelisah. Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan gastrointestinal seperti
muntah, kembung, diare, atau sakit perut.
Walaupun tanda pulmonal paling berguna, namun mungkin tanda-tanda itu tidak muncul
sejak awitan penyakit. Tanda-tanda itu meliputi nafas cuping hidung (neonetus), takipneu, dipsneu,
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

dan apneu. Otot bantu nafas interkosta dan abdominal mungkin digunakan. Batuk umumnya
dijumpai pada anak besar, tapi pada neonatus bisa tanpa batuk. Tanda pneumonia berupa retraksi
(penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernafas bersama dengan peningkatan
frekuensi nafas), perkusi redup, fremitus melemah, suara nafas melemah dan ronkhi.
WHO menetapkan kriteria takipneu berdasarkan usia, sebagai berikut :

- usia kurang dari 2 bulan : ≥ 60 kali per menit

- usia 2 bulan -1 tahun : ≥ 50 kali per menit

- usia 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali per menit.


bronkopneumonia Interstitial Pneumonia lobaris
- Lobularis - Interstitial - Segmental/lobus
- Ronki selalu - Pendataran diafragma - Konsolidasi
terdengar dan hiperinflasi - Ronki (+) saat kongestif
- Dullness (-) - Ronki ±, wheezing + dan resolusi
- Dullness (-) - Dullness (+) di lobus
yang terkena

F. Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat didahului dengan infeksi saluran
nafas akut bagian atas. Gejalanya antara lain batuk, demam tinggi terus-menerus, sesak, kebiruan
sekitar mulut, menggigil (pada anak), kejang (pada bayi), dan nyeri dada. Biasanya anak lebih
suka berbaring pada sisi yang sakit. Pada bayi muda sering menunjukkan gejala non spesifik
seperti hipotermi, penurunan kesadaran, kejang atau kembung. Anak besar kadang mengeluh
nyeri kepala, nyeri abdomen disertai muntah.
2. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik penderita bronkopneumoni ditemukan hal-hal sebagai berikut :
- Pada nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan pernapasan cuping
hidung.
- Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus
selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps
paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.
- Pada perkusi tidak terdapat kelainan
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

- Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.Crackles adalah bunyi non musikal,
tidak kontinyu, interupsi pendek dan berulang dengan spektrum frekuensi antara 200-2000
Hz. Bisa bernada tinggi ataupun rendah (tergantung tinggi rendahnya frekuensi yang
mendominasi), keras atau lemah (tergantung dari amplitudo osilasi) jarang atau banyak
(tergantung jumlah crackles individual) halus atau kasar (tergantung dari mekanisme
terjadinya). Crackles dihasilkan oleh gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan
napas/jalan napas kecil yang tiba-tiba terbuka.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya didapatkan Lekositosis hingga >
15.000/mm3 seringkali dijumpai dengan dominasi netrofil pada hitung jenis. Lekosit >
30.000/mm3 dengan dominasi netrofil mengarah ke pneumonia streptokokus. Trombositosis >
500.000 khas untuk pneumonia bakterial. Trombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus.
Biakan darah merupakan cara yang spesifik namun hanya positif pada 10-15% kasus terutama
pada anak- anak kecil.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologis
Foto toraks (AP/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi anatomik
dalam paru. Infiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama pada pasien bayi. Pada
bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. Jika
difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus pneumonia.

Foto toraks PA pada pneumonia lobaris: tampak bercak-bercak infiltrat pada paru kanan.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Pneumonia Interstitisal, terjadi edem dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial prebronkial.
Tampak bayangan udara padaalveolus masih terlihat, diliputi perselubungan yang tidak merata

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus atau bercak
yang mengikutsertakan alveoli yang tersebar. Air bronkogram biasanya ditemukan pada pneumonia
jenis ini.

b. C-Reactive Protein (CRP)


Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara
faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan
profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan infeksi bakteri
superfisialis daripada infeksi bakteri profunda. CRP kadang digunakan untuk evaluasi
respons terhadap terapi antibiotik
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

Kriteria Diagnosis :
Dasar diagnosis pneumonia adalah ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala berikut.
a. sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
b. panas badan
c. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
d. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
e. Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan, dan
bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang predominan)

G. Penatalaksanaan
Tatalaksana pasien pneumonia meliputi terapi suportif dan terapi etiologis. Terapi suportif
yang diberikan pada penderita pneumonia adalah :
1. Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui kateter hidung atau nasofaring. Jika penyakitnya berat
dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam 24-48 jam
2. Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang diberikan mengandung gula dan
elektrolit yang cukup.
3. Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi.
4. Mengatasi penyakit penyerta.
5. Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer bukan merupakan tata laksana rutin yang harus
diberikan.
Tatalaksana pneumonia sesuai dengan kuman penyebabnya. Namun karena berbagai kendala
diagnostik etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan antibiotik secara empiris. Walaupun
sebenarnya pneumonia viral tidak memerlukan antibiotik, tapi pasien tetap diberi antibiotik karena
kesulitan membedakan infeksi virus dengan bakteri.
Usia Rawat jalan Rawat Inap Bakteri Patogen
0-2 minggu 1. Ampisillin + - E. Coli
Gentamisin - Streptococcus B
2. Ampisillin + - Nosokomial
Cefotaksim enterobacteria
>2-4 minggu 1. Ampisillin + - E. Coli
Cefotaksim atau - Nosokomial
Ceftriaxon Enterobacteria
2. Eritromisin - Streptococcus B
- Klebsiella
- Enterobacter
- C. trachomatis
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

>1-2 bulan 1. Ampisillin + - E. Coli and other


Gentamisin Enterobacteria
2. Cefotaksim atau - H. influenza
Ceftriaxon - S. pneumonia
- C. trachomatis
>2-5 bulan 1. Ampisillin 1. Ampisillin - H. influenza
2. Sefuroksim 2. Ampisillin + - S. pneumonia
sefiksim Kloramfenikol
Sefuroksim
Ceftriaxon
>5 tahun 1. Penisillin A 1. Penisillin G - S. pneumonia
2. Amoksisilin 2. Sefuroksim - Mycoplasma9
Eritromisin Seftriakson
Vankomisin
Antibiotik parenteral diberikan sampai 48-72 jam setelah panas turun, dilanjutkan dengan
pemberian per oral selama 7-10 hari. Bila diduga penyebab pneumonia adalah S. Aureus, kloksasilin
dapat segera diberikan. Bila alergi terhadap penisilin dapat diberikan cefazolin, klindamisin, atau
vancomycin. Lama pengobatan untuk stafilokokkus adalah 3-4 minggu.
Untuk kriteria rawat inap adalah sebagai berikut:
a. Bayi
 Saturasi oksigen ≤92%, sianosis
 Frekuensi napas >60x/menit
 Distres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
 Tidak mau minum/menetek
 Keluarga tidak bisa merawat di rumah
b. Anak
 Saturasi oksigen ≤92%, sianosis
 Frekuensi napas >50x/menit
 Distres pernapasan
 Grunting
 Terdapat tanda dehidrasi
 Keluarga tidak bisa merawat dirumah
Untuk kriteria pulangadalah sebagai berikut:
 Gejala dan tanda pneumonia menghilang
 Asupan peroral adekuat
 Pemberian antibiotik dapat diteruskan dirumah (peroral)
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

 Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
 Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan dirumah

H. Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
 Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan
akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
 Empiema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di
satu tempat atau seluruh rongga pleura.
 Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
 Infeksi sitemik
- Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
- Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

I. Prognosis
Pada era sebelum ada antibiotik, angka mortalitas pada bayi dan anak kecil berkisar dari 20%
sampai 50% dan pada anak yang lebih tua dari 3% sampai 5%.Dengan pemberian antibiotik yang
tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%, anak dalam keadaan
malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
FAKULTAS KEDOKTERAN NO RM : 4 1 8 4 2 x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 0
SURAKARTA

ILMU KESEHATAN ANAK

DAFTAR PUSTAKA

1. Garna, herry, dkk. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bandung : UNPAD
2. Latief, abdul, dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Standar WHO. Jakarta : Depkes
3. Price, Sylvia Anderson.1994. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa
Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC
4. Sastroasmoro, sudigdo, dkk. 2007. Panduan Pelayanan Medis dept. IKA. Jakarta : RSCM
5. Rahajoe, Nastini.N.2008.Buku Ajar Respirologi,Edisi 1.Jakarta : IDAINelson .2000.Ilmu Kesehatan
Anak, Edisi 15,Volume 2.Jakarta :EGC.

Vous aimerez peut-être aussi