Vous êtes sur la page 1sur 15

1.

Kebijakan Analisa Laboratorium pada stasiun Perbusan dan Pemipilan

No. Banyak Lama Lama


Pengujian W1 W2 W3 W4 W5 Catatan
Sample pemanasan ekstraksi
1 Analisa TBS 12 tandan Berat Berat Berat tandan - - - -  Dalam setiap lori diambil
dari 3 lori sample sample kosong setelah 4 tandan dari 4 sudut
awal setelah dipipil lori.
direbus  Percobaan diulang
apabila terdapat 2 tandan
USB dalam thresser
2 Analisa 1 kg buah Berat Berat buah Berat buah Berat buah Berat - -  Pengujian dilakukan 10
terhadap setelah sample normal phartenocarpic yang tidak sampah hari sekali
buah yang pemipilan awal berkembang
sudah direbus
3 Buah yang 5 tandan Berat Berat setiap - - - - -  Sampel diambil pada
hilang kosong total tandan inclined empty bunch
didalam buah kosong conveyor
tandan yang  Sampel diambil setelah
kosong masih mencapai urutan 25, 30,
meleka 35, 40, 45.
t pada
tandan
kosong
4 Tandan yang 400  Sample diambil pada
tidak rontok tandan inclined empty bunch
conveyor
- - - - - - -  Tandan dikatakan tidak
rontok apabila masih
terdapat 5 % buah yang
melekat.

Analisa Kehilangan Minyak


1. Kehilangan 20 gram Berat Berat Berat sample + Berat bottom Berat minyak yang diperoleh
minyak timbel sample + timbel yang flask yang  Timble + sample dioven selama 12 jam
dalam tandan yang timbel sudah sudah  Minyak hasil ekstraksi dioven selama 2 jam
kosong sudah dikeringkan diekstraksi 4 jam
dikerin dan  Jumlah tandan yang diambil 2 tandan
gkan didinginkan  Tandan dicincang dan dikuarting
 Diambil sebanyak 500 gram dan dikuarting kembali hingga mencapai
30 gram
2. Kebijakan Analisa Laboratorium pada Stasiun press dan fibre cyclone

Analisa Mesin Press


No Analisa Titik Sample W1 W2 Catatan
Sample
1 Efisiensi Mesin Press 1 kg/jam Sampel Basah 1000 gr - Biji Pecah (gr) - Berat Sample Hasil Kwarting Pisahkan W2 dari
mesin - Biji Utuh (gr) W1
Press - Kernel Pecah (gr)
(%) - Kernel Utuh (gr)
- Cangkang Lepas (gr)

2 Kinerja Mesin Press 500 gr Sampel Basah 500 gr (Nut) - Biji Pecah (gr) - Berat Sample Hasil Kwarting Pisahkan W2 dari
mesin - Kernel (gr) W1
Press - Cangkang Lepas (gr)
Analisa Losses Press (%)
No Analisa Titik Berat W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 Pengeringan Pendinginan Ekstraksi Catatan
Sample Sample

1 Losses Mesin 25 gr Timbel + Timbel + Timbel + Wadah Minyak 12 jam 30 menit 4 Jam - Berat sampel di
Minyak Press Kapas Kapas + Kapas + (gr) kuarting hingga
Fiber (gr) Sample Sample masing- masing press
Press (%) Basah Kering dapat berat 25gr
(gr) (gr)
- Timbel yang
digunakan
dikeringkan 30 menit
suhu 105 c dan di
dinginkan 30 menit
di desikator
2 Losses Mesin 40 gr Cawan Cawan Nut Utuh Cangkang Timbel Timbel + Wadah Minyak 12 jam 30 menit 4 Jam - 500 sampel biji yg di
Minyak Press Petri + Petri + (gr) (gr) + Kaps Kapas + (gr) (gr) ambil dalam setiap
Nut (%) Sampel Kapas + (gr) Cangkang press, setelah
Basah Sample (gr)
dihitung berapa
(gr) Kering
(gr) persentase biji pecah
kemudian di
gabungkan
keseluruhannya.
- Pengambilan sampe
setiap jam
- Analisa di lakukan
setiap hari
Analisa Kadar Air Pada Biji
No Analisa Titik Berat W1 W2 Pengeringan Pendinginan Catatan
Sample Sample

1 Kadar air press 40 gr Sample Sample 12 jam 30 mnt - Berat sampel di kuarting hingga masing- masing press dapat berat 40gr
pada biji basah kering
(gr) (gr) - 500 sampel biji yg di ambil dalam setiap press, setelah dihitung berapa
persentase biji pecah kemudian di gabungkan keseluruhannya.

Analisa Losses Kernel Pada Fibre Cyclone


No Analisa Titik Sample Berat W1 W2 W3 W4 W5 Catatan
Sample
1 Fiber Fibre Cyclone 1 kg fiber 1 kg kernel Kernel nut Kernel nut Kernel - Pengambilan sample dengan gayung ke
Cyclone pecah (gr) utuh (gr) pecah (gr) Utuh (gr) bagian bawah cyclone yang berputar dari
sistem fibre cyclone

- Sample di tutup rapat dalam plastik

- Sample setiap jam di simpan secara terpisah


3. Kebijakan Analisa Laboratorium pada Stasiun Biji
Analisa Kadar Minyak

Berat
Titik
No. Pengambil Sampel W1 W2 W3 W4 W5 Ekstraksi Catatan
Sampel
an Sampel
Kernel Irisan Kernel Wadah Wadah+  Analisa kandungan air Kernel
4 jam + 2
Kandungan Basah kernel kering Minyak dilanjutkan proses analisa
jam ( digiling
1 Minyak ±1 kg 12 gram basah (10 kandungan minyak pada kernel
terlebih
dari Kernel – 12 g)  Analisa dilakukan 2 kali setiap 15
dahulu)
hari atau sesuai kebutuhan

Titik
Banyak
No Pengujian Pengambilan W1 W2 W3 W4 W5 W6 Catatan
Sampel
Sampel
1 Persentase Di bawah + 1 kg Nut utuh Cangkang - - - -  Pengambilan sampel dilakukan
cangkang elevator biji (¼ kg) dari biji setiap 1 jam
terhadap biji utuh
dari
Depericarper
2 Persentase Keluaran dari ¾ Nut utuh - - - - -  Analisa dilakukan setiap 1
Pengukuran Depericarper karung (0,5 kg) minggu sekali
Biji/TBS
3 Campuran Keluaran ½ kg Nut Nut utuh Nut Inti - -  Sampel diambil dengan
Pecahan Biji – Mesin pecah pecah pecah frekuensi ½ kg diambil dari
Efisiensi Pemecah Biji (dalam setengah setiap ripple mill sekali/shift/hari
Pemecahan (Ripple Mill) gram)
4 Kernel Dalam Keluaran + 1 kg Sampel Pecahan Nut utuh Kernel Pecahan -  Pengambilan sampel dilakukan
Cangkang LTDS cyclone Kernel kernel pecah kernel setiap 1 jam
LTDS dalam  Pada akhir proses produksi,
sampel semua sampel dikumpulkan
disortir menjadi 1 dan sampel dibagi
secara kwarter menjadi 1 kg
5 Kernel dalam Keluaran + 1 kg Sampel Kernel Kernel Batuan Kernel Kernel  Pengambilan sampel dilakukan
Cangkang Hydrocyclone yang Pecah Utuh dari biji dari setiap 1 jam
Hydrocyclone ditimba pecah biji  Pada akhir proses produksi,
ng utuh semua sampel per jam tadi
(dalam dikumpulkan menjadi 1 dan
gram) sampel dibagi secara kwarter
menjadi 1 kg
6 Cangkang di Ex LTDS ½ Sampel Sampel Sampel  Analisa dilakukan setiap 1
Hydrocyclone Cyclone (1 karung Hydrocy LTDS 1 LTDS 2 minggu sekali atau sesuai
dan LTDS dari dan 2) dan clone kebutuhan
Total Hydrocyclone
Cangkang
7 Produksi Ex hydroclone + 1 kg Kernel Cangkang Cangkan Cangk Kernel  Pengambilan sampel dilakukan
Kernel dan kernel dry utuh lepas dan g dari ang pecah setiap 1 jam
a. Kandungan separator sampah biji dari  Pada akhir proses produksi,
Kotoran dan pecah biji semua sampel dikumpulkan
kandungan pecah utuh menjadi 1 dan sampel dibagi
kernel pecah secara kwarter menjadi 1 kg
b. Kernel yang Bisley + 1 kg 50 butir Kernel - - - -  Belah kernel dengan pisau, dan
berjamur kernel yang perhatikan apakah telah ada
berjamur jamur
 Setengah dari kernel ini
(termasuk yang berjamur) akan
dipergunakan untuk analisa
kandungan air
c. Asam Kernel Silo + 1 kg Kernel Irisan Kernel Wadah Wadah + -  Analisa dilakukan 2 kali setiap
Lemak Basah kernel kering Minyak 15 hari atau sesuai kebutuhan
Bebas dari basah (10  Minyak sampel yang telah
Minyak – 12 g) dilakukan penentuan kandungan
Kernel minyak digunakan untuk analisa
ini
Analisa Kadar Air

Titik pengambilan
No. Titik Sampel Sampel W1 W2 W3 Oven Catatan
sampel
+ 1 kg Nut utuh Nut
Persentase Air Biji dari Di bawah elevator basah (+ utuh  Pengambilan sampel
1 W2-W1 12 jam
Depericarper biji 40 g) kering dilakukan setiap 1 jam

2 12 jam  Pengambilan sampel


dilakukan setiap 1 jam
Kadar Air Biji dari Mesin Pengering + 1 kg Nut utuh Nut
 Pada akhir proses
Mesin Pengering (Dryer) Biji (Nut Silo) basah (+ utuh
produksi, semua sampel
40 g) kering
W2-W1 dikumpulkan menjadi 1
dan sampel dibagi
secara kwarter menjadi
1 kg

3 d. Kandungan Air dalam Kernel dryer + 1 kg Kernel Irisan Kernel kering 4 jam  Pengambilan sampel
Kernel basah kernel dilakukan setiap 1 jam
basah
(10 –
12 g)
4. Kebijakan Analisa Laboratrium pada stasiun Klasrifikasi
Analisa Kadar Air

Berat
T
No. Titik Sampel Pengambilan Sampel W1 W2 W3 Centrifuge Oven
Sampel
Sampel
1 Crude Oil Tank (COT) ±200 ml/jam 250 ml 55-60 oC - - - 2 menit

Continous Settling Tank


2 ±200 ml/jam - 50-60 oC Wadah 20 gr Sampel kering - 6 jam
(CST)

3 Light Phase Decanter ±200 ml/jam - - Wadah 20 gr Sampel kering - 6 jam

4 Ex. Oil Purifier ±200 ml/jam - 55-60 oC Wadah 20 gr Sampel kering - 6 jam

5 Minyak Produksi (CPO) ±200 ml/jam - 55-66 oC Wadah 20 gr Sampel kering - 6 jam

6 Storage Tank ±200 ml/jam - 55-66 oC Wadah 20 gr Sampel kering - 6 jam


Analisa Kadar Minyak
Berat
Titik T Oven Desicat Ekstra Oven Desicat
No. Pengambilan Sampel W1 W2 W3 W4 W5
Sampel Sampel ke-1 or ke-1 ksi ke-2 or ke-2
Sampel

Sludge
1 ±200 ml/jam 10 ml - - - - - - - - - - -
Tank

Sludge Sampel Tabung Minyak 16 30 30


2 ±200 ml/jam 200 gr ±60 oC Wadah ±60 gr 4 jam 2 jam
Separator kering ekstraksi (gr) jam menit menit

Solid Sampel Tabung Minyak 16 30 30


3 ±500 gr/jam - - Wadah 40 gr 4 jam 2 jam
Decanter kering ekstraksi (gr) jam menit menit

Heavy
Sampel Tabung Minyak 16 30 30
4 Phase ±200 ml/jam - ±60 oC Wadah ±60 gr 4 jam 2 jam
kering ekstraksi (gr) jam menit menit
Decanter

Final Sampel Tabung Minyak 16 30 30


5 ±200 ml/jam 200 gr ±60 oC Wadah ±60 gr 4 jam 2 jam
Effluent kering ekstraksi (gr) jam menit menit

Analisa Kadar Kotoran

Berat
No. Titik Sampel Pengambila T Sampel W1 W2 W3 W4 Oven Desicator Catatan
n Sampel
Light Phase
1 ±200 ml/jam whatmant Wadah ±20 gr Sampel kering 30 menit 30 menit Hasil dalam 3 desimal
Decanter
2 Ex. Oil Purifier ±200 ml/jam 55-60 oC whatmant Wadah ±20 gr Sampel kering 30 menit 30 menit Hasil dalam 3 desimal

Minyak
3 ±200 ml/jam 55-60 oC whatmant Wadah ±20 gr Sampel kering 30 menit 30 menit
Produksi (CPO)

4 Storage Tank ±200 ml/jam whatmant Wadah ±20 gr Sampel kering 30 menit 30 menit Hasil dalam 3 desimal
Analisa Kadar FFA

No. Titik Sampel Berat Pengambilan Sampel IPA Phenolphthalein NaOH 0,1N Catatan
Sampel
1 Minyak Produksi (CPO) ±200 ml/jam 5 gr 50 ml 4 tetes NaOH (ml)

FFA: Asam palmitat C15H31COOH (Berat


2 Storage Tank ±200 ml/jam 5 gr 50 ml 4 tetes NaOH (ml) molekul=256)

Analisa Kadar Peroksida

No. Titik Sampel Berat Pengambilan Sampel Sampel T Sampel Chloroform Kalium Iodida Larutan kanji Natrium tiosulfat
1 Storage Tank ±200 ml/jam 5 gr 45-50 oC 30 ml 0,5 ml 0,5 ml Natrium tiosulfat (ml)

5. Kebijakan Analisa Laboratorium untuk tes Kolam Limbah

N Metode Titik Volume Volume Centrif Titrasi Distilasi Catatan


O Analisa Pengambilan Pengambila Sampel -uge
Sampel n Sampel Uji
Awal (mL)
1 Penentuan  Kolam Raw 250 10 ml 5 menit - -  Untuk sampel dari raw
Total Effluent effluent diambil dari pipa
Solid  Kolam Limbah sebelum masuk ke kolam
Primary  Untuk sampel dari kolam
 Kolam Limbah primary dan secondary
Secondary diambil pada 4 titik (masing-
masing sudut kolam
2 Penentuan  Kolam Raw 250 50 ml - Hingga -  Untuk sampel dari raw
Total Effluent pH effluent diambil dari pipa
Alkalinity  Kolam Limbah sampai sebelum masuk ke kolam
Primary 4.5  Untuk sampel dari kolam
 Kolam Limbah primary dan secondary
Secondary diambil pada 4 titik (masing-
masing sudut kolam)
 Bahan pentiter adalah H2SO4
0,1 N
3 Penentuan  Kolam Raw 250  Untuk - Hingga 45 menit  Untuk sampel dari raw
Volatile Effluent pembua sampai effluent diambil dari pipa
Fatty  Kolam Limbah tan titik sebelum masuk ke kolam
Acid Primary larutan equival  Untuk sampel dari kolam
(VFA)  Kolam Limbah blanko ent primary dan secondary
Secondary sesuai (merah diambil pada 4 titik (masing-
dengan muda) masing sudut kolam)
volume  Pembuatan larutan blanko
Steam  Condensate yang
pot digunakan sebanyak 5
 Untuk ml yang kemudian
uji ditambahkan 3 ml
sampel, H2SO4 50%
larutan  Penyulingan dilakukan
sampel hingga diperoleh larutan
yang 450 ml
digunak  Bahan pentiter yang
an 5 ml digunakan KOH 0,01 N
dan indikator yang
digunakan adalah
phenolphthalein 1% (10
tetes)
 Pengujian larutan sampel
 5 ml sampel yang telah
dicentrifuge tadi
kemudian ditambahkan
3 ml H2SO4 50%
 Penyulingan dilakukan
hingga diperoleh larutan
450 ml
 Bahan pentiter yang
digunakan KOH 0,01 N
dan indikator yang
digunakan adalah
phenolphthalein 1% (10
tetes)

6. Kebijakan Analisa Laboratorium untuk Tes Air


A. Pemeriksaan Raw Water
1. Flokulasi Jar Test

Sampel Alum 5% (ppm)


Titik Soda ash
No. Cuaca Cuaca Catatan
sampel pH Volume 5% (ppm)
Normal Hujan
2000 ml  Penambahan soda ash
1 S1 : 500 ml 25 65 dilakukan hingga pH air 6,5-
2 S2 : 500 ml 30 70 7,0
Air
3 S2 : 500 ml 35 75  Jar test Alum di pengaruhi
waduk
4 S2 : 500 ml 40 80 oleh cuaca
 Gunakan hasil yang sangat
jernih untuk dosis raw water.
Standart 6,5 - 7,0

2. Air Ex Sand Filter

Oven (105 C) Analisa


W3
No. Titik sampel W1 W2 TDS TS SS Catatan
(mg)
(mg) (mg) (ppm) (ppm) (ppm)
1 Air ex sand filter berat berat W2- (w3−w1)x 106
 TDS = (w2−w1)
beaker sampel W1 (w3−w1)x 106
glass 100 mg  TS = (w2−w1)
+  𝑆𝑆 = 𝑇𝐷𝑆 + 𝑇𝑆
beaker  Sampel TDS, dilakukan
glass ; penyaringan, sedangkan pada TS
dioven tidak disaring

7. Kebijakan umum Analisa Laboratorium

Berat sampel Titik pengambilan sampel


No Pengujian Sampel Pemanasan Catatan
(ml)
1 Analisa Minyak, 250 Klarifikasi, Semi Final Dipanaskan ± 60˚C  Goyangkan kira-kira 10
Penggabungan Limbah, dan Effluent, Final Effluent kali sampai semua sampel
Minyak dan Limbah Akhir homogen
Limbah  Masukkan kedalam botol
plastik sebelum diambil
sub sampel 100 ml
2 Analisa Cairan 250 Keran -  Pakailah botol plastik 250
Pengambilan ml (cuci terlebih dahulu)
Cairan  Biarkan keran terbuka
beberapa detik sebelum
pengambilan sampel
 Berikan label yang jelas
pada botol sampel
3 Analisa Sodium 25 - 120˚C selama 2 jam  Pada tabung kerucut
Standarisasi Hydroxide, Air timbang kira-kira 0,2 gram
Sodium Destilsi 25 ml di Pottasium Hydrogen
Hidroxide Phthalate + 4 tetes
Phenophthalein, titrasi
dengan larutan NaOH
sampai warna jingga muda
 Lakukan 3 kali ambil nilai
rata-rata dan nyatakan
hasilnya dalam 4 desimal
 Pendinginan selama 30
menit

Vous aimerez peut-être aussi