Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NIM : 1611020108
A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
sumber panas pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/radiasi
electromagnet (Smeltzer and Bare , 2010).
Cedera luka bakar biasanya terjadi akibat transfer energi dari sumber panas
ketubuh, sumber panas dapat berupa panas, zat kimia atau listrik (Morton, et al,
2013)
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase
lanjut.
B. Etiologi
1. Paparan api
a. Flame (kobaran api)
b. Benda panas (kontak)
c. Flash : jilatan api
2. Scalds (air panas)
3. Uap panas
4. Gas panas
5. Sunburn
6. Radiasi
7. Aliran listrik
Ditentukankontak, re oleh jenis arus, jumlah arus, alur arus , durasi kontak,
area kontak dan voltasenya
8. Zat kimia
a. Asam dan basa termasuk asam hidroflorat, formiat, amonia , fenol
b. Fosfor, unsur logam, Nitrat, hidrokarbon
C. Patofisiologi
a. Pembuluh darah yg terpajan suhu tinggi rusak & permeabilitas↑ sel darah rusak
anemia
b. Permeabilitas↑ edema bula yang mengandung banyak elektrolit volume
cairan intravaskuler ↓
c. Kerusakan kulit akibat luka bakar cairan ↓ akibat penguapan yang berlebihan,
masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II, dan
pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.
D. Klasifikasi Luka Bakar
Klasifikasi Luka Bakar Manifestasi Klinis
Derajat I Kerusakan terbatas pada bagian epitel
minimal
Kulit kering, eritema, merah muda
Pucat saat ditekan
Sangat Nyeri
Tidak ada bula
Derajat II Meliputi epidermis dan sebagian
dermis
Terdapat proses eksudasi
Ada bula
Dasar luka berwarna merah/pucat
Nyeri hiperestetik
Derajat III Kerusakan meliputi seluruh dermis
dan lapisan yg lebih dalam
Tidak ada bula
Kulit berwarna abu-abu dan pucat
Kering
Terdapat eskar
Tidak nyeri
E. Penghitungan luas luka bakar
1. Aturan Sembilan (Rule of Nine): untuk menentukan presentase area tubuh yang
terkena cedera luka bakar
2. Metode Lund dan Browder:presentase area tubuh yang terkena cedera luka bakar
F. Pembagian Luas Luka Bakar
Luka bakar berat (major burn) Derajat II-III > 20 % pada pasien
berusia di bawah 10 tahun atau di
atas usia 50 tahun
Derajat II-III > 25 % pada kelompok
usia selain disebutkan pada butir
pertama
Luka bakar pada muka, telinga,
tangan, kaki, dan perineum
Adanya cedera pada jalan nafas
(cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
Luka bakar listrik tegangan tinggi
Disertai trauma lainnya
Pasien-pasien dengan resiko tinggi
G. FaseLuka Bakar
1. Fase awal, fase akut, fase syok (injury-72 jam )
Gangguan pada saluran nafas akibat eskar melingkar di dada atau trauma multipel
di rongga toraks; dan gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit,
syok hipovolemia.
2. Fase setelah syok berakhir, fase sub akut
Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system Organ
Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
3. Fase lanjut
Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi jaringan. Masalah
yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur
dan deformitas lain
4. Fase Resusitasi
Survey Primer
a. A: Pemeliharaan jalan nafas dan melindungi tulang servical:
kaji jalan nafas, angkat dagu, mendorong rahang, memasang alat bantu nafas
OPA , ETT
Jangan hiperekstensikan leher curiga Fr. Cervical
b. B: Pernafasan dan ventilasi
Kaji kedalaman , kulitas dan frekuensi pernafasan
Berikan oksigen NRM 15 ml/m
Adakah luka bakar diarea dada yang dapat menganggu ventilasi
c. C:Sirkulasi dengan pengontrolan perdarahan :pengukuran TD dan Frek
jantung,
kanulisasi intravena,
Faktor Risiko gangguan sirkulasi :
Penurunana sensasi
Perburukan nyeri secara progresif
Parastesia
Penurunan pengisian kapiler
Pucat pada ektremitas
d. D:Disabilitas: Kaji defisit Neurologis
Biasanya pasien sadar, jika tidak biasnaya diikuti cedera penyerta: inhalasi,
trauma, cedera kepala , dll
Pengajian tingkat kesadaran : GCS &AVPU
e. E: Exposure
Lepaskan seluruh pakaian pasien, tetapi pertahankan suhu tubuh
Survey Sekunder
a. Pemeriksaan darah darah lengkap
b. Pemeriksaan kimia komprehensif, BUN
c. Urinalisis
d. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
e. Analisis gas darah
f. Radiologi – jika ada indikasi ARDS
g. EKG
h. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan
MODS
H. Penatalaksaan
Tatalaksana resusitasi jalan nafas:
1. Intubasi
2. Krikotiroidotomi (terlalu agresif dan menimbulkan morbiditas lebih besar
dibanding intubasi)
3. Pemberian oksigen 100%
4. Perawatan jalan nafas
5. Penghisapan sekret (secara berkala)
6. Pemberian terapi inhalasi
7. Bilasan bronkoalveolar
8. Perawatan rehabilitatif untuk respirasi
9. Eskarotomi pada dinding toraks memperbaiki komplian paru
Cara Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari
pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.