Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Keuntungan dari sistem matrik ialah untuk mengatur pelepasan bahan aktif
obat dari sediaan patch yang perlu diperhatikan adalah jenis polimer apakah yang
akan digunakan, dan tentunya polimer tersebut harus sesuai dengan bahan aktif dan
bahan yang lain (Kandavili, Nair, Panchagnula, 2002).
Dari sistem matrik ini, pemilihan polimer yang tadinya hanya terdiri dari
satu jenis polimer dapat dikembangkan menjadi beberapa jenis polimer yang
digunakan untuk sediaan patch. Dalam hal ini disebut sistem matrik kombinasi.
Dengan sistem ini dapat ketahui kombinasi yang sesuai antara polimer yang
hidrofilik dan lipofilik untuk melepaskan bahan aktif obat dari sediaan patch dengan
durasi waktu yang diinginkan.
Patch adalah salah satu rute pemberian obat secara perkutan yang ditujukan
untuk pemakain luar dengan sistem kontak dengan kulit secara tertutup. Sediaan
patch dibedakan menjadi 2 yaitu trasdermal lokal dan transdermal sistemik. Sistem
penghantaran obat dengan bentuk patch memiliki banyak keuntungan diantaranya:
Dalam sistem ini, reservoir tertanam antara lapisan backing layer dan
sebuah lapisan membran. Lapisan membran dapat berpori atau tidak
berpori. Obat bisa dalam bentuk larutan, suspensi, gel atau tersebar dalam
matrik polimer padat. Polimer hipoalergenik adesif dapat diterapkan
sebagai permukaan luar membran polimer yang kompatibel dengan obat.
Sistem ini mengikuti kinetika orde ke nol (Rani et al., 2011).
Respon klinik sesudah pemberian patch memiliki tahapan proses yaitu obat
lepas dari sediaan, berpenetrasi ke dalam kulit dan permeasi menembus kulit
sehingga dapat memberikan aktivitas respon farmakologi. Dalam pembuatan
sediaan patch terdapat beberapa persyaratan diantaranya adalah:
Obat/Zat aktif
Obat yang dibuat dalam bentuk sediaan transdermal harus
mempunyai kelarutan dengan air lebih besar dari 1 mg/ml, dengan
minyak lebih besar dari 1 mg/ml, bobot molekulnya kurang dari 1000,
dan dosisnya kurang dari 10 mg/ml. Kriteria pemilihan obat lainnya
antara lain:
1. Waktu Paruh
Salah satu pertimbangan pemilihan obat secara transdermal
didasarkan pada obat yang mencapai kesetimbangan secara tepat
dalam dosis rendah.
2. Toksisitas obat pada kulit
Obat yang diberikan secara transdermal memiliki waktu kontak
yang cukup lama dengan kulit. Oleh karena itu, sangat mungkin
apabila terjadi iritasi atau reaki imunitas. Selain dari krakteristik
fisikokimia dari bahan aktif obat, bahan eksipien (tambahan) dapat
menyebabkan kulitt terkelupas dan menimbulkan iritasi
Dewasa ini hanya beberapa obat daja yang dapat dihantarkan secara
transdermal, hal ini dikarenakan permebilitas obat tidak cukup baik
melewati kulit, toleransi obat tidak cukup oleh kulit, dan kebutuhan
penggunaan klinik. Kriteria penting dalam proses seleksi obat tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut:
3. Permeabilitas kulit yang cukup
Obat dengan bobot molekul rendah
Obat dengan suhu lebur rendah
Obat dengan kelarutan moderat dalam minyak dan air
Obat poten
4. Penerimaan kulit yang cukup baik
Obat tidak mengiritasi
Obat tidak menimbulkan sensitisasi
Obat tidak dimetabolisme di kulit
5. Kebutuhan klinik yang cukup
Kebutuhan untuk memperlama pemberian
Kebutuhan untuk meningkatkan penerimaan pasien
Kebutuhan untuk mengurangi efek samping pada jaringan
bukan sasaran.
Peningkat permeasi
Impermeabilitas kulit mendorong pengembangan sejumlah
strategi untuk meningkatkan permeasi melalui dua pendekatan antara
lain sebagai berikut:
1. Pendekatan dengan bahan kimia
Pendekatan kimia terbagi menjadi tiga cara antara lain :
a. Cara yang menyebabkan bahan aktif berada dalam keadaan
aktivitas termodinamika tinggi. Proses ini terjadi kehilangan
pelarut karena evaporasi atau difusi kedalam kulit. Selain itu
matrik polimer dalpat mengambil air dari kulit yang dapat
mengganggu sifat kelarutan polimer.
b. Penggunaan pelarut yang berpermeasi ke dalam kulit dan
berperilaku sebagai pembawa bahan aktif. Misal, beberapa pets
tipe reservoir pelaru didalamnya dapat berkodifusi dengan
bahan aktif sehingga akan memfasilitasi lewatnya obat melalui
stratum korneum.
c. Komponen formulasi berpermeasi ke dalam inter seluler lipid.
Hal ini akan mennimbulkan daerah imana difusi berlangsung
lebih cepat dan permeasi melalui stratum korneum akan
ditingkatkan
2. Pendekatan dengan fisika.
Pendekatan fisika contohnya adalah iontophoresis. Iontophoresis
adalah pemberian obat melalui kulit yang didorong oleh aliran
listrik dan memiliki tiga komponen dasar antara lain:
a. Sumber aliran listrik yang biasanya terdiri dari sebuah baterai
dan kontrol elektronik.
b. Sistem reservoir aktif yang mengandung bahan aktif dalam
bentuk ionik.
c. Sistem reservoir kembalian yang mengandung suatu elektrolit
dan berfungsi untuk mengembalikan aliran listrik
Gambar 3. Sistem Iontophoresis
Apabila sistem reservoir aktif dan reservoir kembalian
diletakkan di kulit, sumber arus menyebabkan aliran elektrolit
mengalir menuju reservoir aktif dan ditransformasi menjadi
aliran ionik dan sebaliknya.
Adhesif
Sediaan transdermal yang akan digunakan untuk jangka waktu
lama memerlukan adhesi untuk melekatkan sediaan ke kulit dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Biokompaktiilitas yang baik.
2. Menunjukkan adhesi yang baik terhadap kulit yang berminyak,
basah, mengkerut dan lembab.
3. Menunjukkan permeabilitas baik terhadap kelembaban untuk
mencegah oklusi berlebihan terhadap obat.
Model fisik penghalang terhadap permeasi obat
Pada model fisik sebagai model transdermal, terdapat 4 macam
penghalang terhadap permeasi obat, antara lain segai berikut:
1. Matrik polimer
2. Membran polimer
3. Lapisan adhesif
4. Stratum korneum
(Agoes, 2008; Kesarwani et al., 2013)
Manufacturing
1. Preparasi pembawa
Proses manufaktur yang tepat tergantung pada jenis patch sedang dibangun.
Secara umum, membran patch yang dibuat oleh salah satu dari beberapa teknik,
yang semuanya dirancang untuk menciptakan serangkaian difusi pori-pori seragam.
Misalnya, dalam metode presipitasi polimer, film polimer dimasukkan dalam steel
belt yang mengandung campuran pelarut-air. Sebagai pengeras film polimer,
pelarut berevaporasi dan menciptakan banyak lubang-lubang kecil. Membran
berpori juga dapat diciptakan oleh peregangan lelehan film tipis polimer. Karena
film ini merupakan peregangan yang tidak seragam, maka pori-pori kecil terbentuk.
Metode ini biasanya digunakan untuk polypropylene film. Tujuannya adalah untuk
membuat membran plastik tipis dengan banyak saluran mikroskopis yang dapat
dilalui obat secara difusi. Membran ini dapat dilekatkan plastik yang mengandung
obat pada proses berikutnya.
Dalam sistem dimana obat ini bercampur dengan bahan patch, seperti jenis
matriks dan jenis perekat campuran, proses ini agak berbeda. Campuran disiapkan
dalam tipe khusus dari mixer yang dikenal sebagai Hockenmeyer mixer. Perekat
ditambahkan pertama kali dan premixed pada kecepatan tinggi untuk jangka waktu
yang telah ditentukan. Selanjutnya, bahan tambahan lainnya seperti agen
pengendali kekentalan dapat ditambahkan, dan selanjutnya terbentuk campuran.
Kemudian komponen obat secara perlahan ditambahkan dan kecepatan campuran
ditingkatkan. Penyesuaian pH atau viskositas dapat dilakukan pada proses ini.
3. Quality Control
Semua obat harus menjalani pengujian ketat untuk memastikan mereka
benar disintesis dan mengandung bahan kimia yang murni. Untuk obat yang
digunakan melalui patch transepidermal, pengujian tambahan diperlukan untuk
menentukan dosis rata-rata produk. Angka ini dapat diukur dengan metode dimana
pengukuran dosis diaplikasikan pada sampel kulit perut yang dipotong melintang
di wadah kecil yang dikenal sebagai tipe sel difusi Franz. Jumlah obat yang
berdifusi melalui sampel kulit dan masuk ke dalam sel dapat diukur dengan
berbagai teknik analisis, seperti HPLC. Nilai ini dapat dihubungkan untuk
menentukan berapa banyak obat yang dilepaskan selama penggunaan produk yang
sebenarnya.
Tes lainnya dilakukan untuk memastikan patch melekat pada kulit dengan
benar. Kulit permukaan sangat tidak stabil yang senantiasa memuai dan mengkerut.
Biasanya, kekuatan perekat dievaluasi dengan menerapkan produk ke pelat baja.
Namun, metode ini tidak efektif untuk perekat medis, karena ikatan perekat pada
kulit jauh berbeda dari ikatan dengan logam. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti
menggunakan film kolagen (protein bahan kulit) untuk studi perlekatan kulit.
Perekat sendiri mungkin dievaluasi untuk memastikan tidak mudah basah. Hal ini
dilakukan dengan mengukur sudut kontak dari setetes air di perekat. Tetes air
seharusnya tidak membasah perekat, dan sudut harus tetap selama 24 jam. Ada tes
lain untuk perekat, termasuk geser statis dan uji Polyken tack. Juga harus dicatat
bahwa perekat ini ada di bawah peraturan pemerintah untuk perangkat medis, yang
memerlukan uji keamanan tertentu seperti tes iritasi mata dan skrining reaksi alergi
(Satas, Donald, 1989).
Daftar Pustaka
Agoes, G. (2008). Seri farmasi industri 3 : Sistem penghantaran obat pelepasan
terkendali. Bandung: Penerbit ITB.
Ansel, H.C, Allen, L.V.A., dan Popovich, N.G. 1999, ‘Transdermal Drug Delivery
Systems’ in Ansel, H.C., Allen, L.V.A, and Popovich, N.G., Pharmaceutical
Dosage Forms and Drug Delivery System, Lippincott Williams & Wilkins,
Philadelphia, pp 263-273.
Barhate SD, 2010, Development of Meloxicam Sodium Transdermal Gel, Int. J.
Pharm. Res. Dev. 2: 1-10.
Kandavilli, S., Nair, V., dan Panchagnula, R. 2002, Polymers in Transdermal Drug
Delivery System, Pharm. Tech., 1:201-211.
Kesarwani, A., Yadav, A. K., Singh, S., Gautam, H., Singh, H. N., Sharma, A., &
Yadav, C. (2013). An Official Publication of Association of Pharmacy
Professionals THEORETICAL ASPECTS OF T RANSDERMAL D RUG D
ELIVERY S YSTEM. Bulletin of Pharmaceutical Research, 3(2), 78–89.
Rani S., Kamal S., Navneet S., and Pooja M. 2011. Transdermal Patches a
Successful Tool in Transdermal Drug Delivery System: An Overview. Pelagia
Research Library. 2(5): 17-29.
Satas, Donald. 1989. Handbook of Pressure Sensitive Adhesives. New York: Van
Nostrand Reinhold.
Venkatraman, S., Davar, N., Chester, A., and Kleiner, L. 2002. An Overview of
Controlled Release System in Wise, D.L.Handbook of Pharmaceutical
Controlled Release Technology. New York: Marcel Dekker, Inc. p.445-52.