Vous êtes sur la page 1sur 3

ABSES TUBA - OVARIUM

RSU SATITI PRIMA HUSADA


Tulungagung
No. Dokumen No. Revisi Ditetapkan :
Direktur RSU Satiti Prima
Husada
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
(PPK) TanggalTerbit Halaman

…-…-… 1 dari 3
dr. I Komang Gede Arnawa

PENGERTIAN Bernanah yang terjadi pada ovarium dan tuba, satu sisi atau keduanya
(Mudgil, 2009)
ANAMNESIS Bervariasi bisa tanpa keluhan bisa tampak sakit, dari ringan sampai
berat disertai suhu badan naik, bisa akut abdomen sampai syok septic.
Nyeri panggul dan perut bawah disertai pula nyeri tekan, febris (60-80
% kasus), takhirkardi, mual dan muntah, bisa pula terjadi ileus.
Adanya masa pada perut bawah dan aneksa lebih memastikan suatu
absestubo ovarian (Mudgil, 2009).
PEMERIKSAAN FISIK Toucher :
 Nyeri kalau portio digoyangkan
 Nyeri kiri dan kanan dari uterus
 Kadang-kadang ada penebalan dari tuba yang sehat tak teraba
 Nyeri pada ovarium karena meradang ( Mudgil,2009)
KRITERIA DIAGNOSIS 1. Berdasarkan anamnesis adanya riwayat infeksi dari daerah
panggul
2. Pemeriksaan laboratorium : lekositosis, peningkatan Laju Endap
Darah ( LED )
3. X-foto abdomen dikerjakan apabila ada gejala ileus
4. Pemeriksaan rutin ginekologi, ditemukan masa fluktuatif / kakau
pada adneksa atau cav. Douglasi. Nyeri tekan (+)
5. USG dapat dilakukan : kecurigaan abses tuba ovarium, menilai
kemajuan pengobatan.

DIAGNOSIS KERJA ABSES TUBA-OVARIUM


DIAGNOSIS BANDING 1. Abses tuba ovarium yang utuh
a. Tumor ovarium terinfeksi
b. Kehamilan ektopik yang utuh / hematokel
c. Abses peri-appendikuler
d. Mioma uteri
e. Hidrosalfing
ABSES TUBA – OVARIUM
( LANJUTAN )
RSU SATITI PRIMA HUSADA
Tulungagung
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
(PPK) 2 dari 3

2. Abses tuba ovarium dengan keluhan :


a. Perforasi appendik
b. Abses dievrtikel pecah
c. Perforasi usus
d. Kistomaovarium terputir / terinfeks
PEMERIKSAAN -
PENUNJANG
TERAPI Berdasar (( CDC guideline for treatment of PID ))
I. Pengobatan rawat jalan pada abses tuba ovarium yang utuh tanpa
gejala :
1. Antibiotik golongan A
Ceftriaxone 250 mg/ im.+ doxycyline 100 mg tiap 12jam/
p.o/ selama 14 hari
2. Antibiotik
a. Ofloxacinc 400 mg tiap 12 jam/ p.o + clindamycinc 450
mg tiap 6jam/ selama 14hari
b. Ofloxacine 400 mg tiap 12jam / p.o + metronidazole
500mg tiap 12 jam/ selama 14hari
II. Pengobatan rawat inap bagi abses tuba ovarium dengan gejala
1. Antibiotik golongan A
a. Cefoxitine 2g tiap 6jam/ i.v + doxyxycline 100mg tiap
12 jam / p.o atau
b. Cefoxitine 2g tiap 12jam i.v + doxycycline 100mg tiap
jam/ p.o
2. Antibiotika golongan B
Clindamycine 900mg tiap 8jam/ i.v + gentamycine dosis
awal 2mg/kgBB/ i.v dilanjutkan 1,5 mg/kBB setiap 8jam/
i.v
Pada umumnya pengobatan ini akan memberikan angka
kesembuhan sekitar 75%, kegagalan terapi konservatif
dilanjutkan dengan terapi operatif.
Abses tuba ovarium yang pecah merupakan kasus darurat,
dilakukan laparatomi dikerjakan Histerektomi, Salfingo
ooforektomi, atau hanya pemasangan drain saja.
ABSES TUBA – OVARIUM
( LANJUTAN )
RSU SATITI PRIMA HUSADA
Tulungagung
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
(PPK) 3 dari 3

EDUKASI Kontrol sesuai dengan advis dokter


PROGNOSIS Abses tuba ovarium yang utuh
1. Pada umunya prognosisnya baik
2. Kemampuan fertilitas menurun
3. Kemungkinan reinfeksi
Abses tuba ovarium yang pecah
Kemungkinan terjadi sepsis berpeluang cukup besar, sehingga
memerlukan penanganan operatif segera
TINGKAT REKOMENDASI Rumah Sakit yang memiliki fasilitas memadai Spesialis Kebidanan dan
Kandungan

PENELAAH KRITIS Sepsis


KEPUSTAKAAN Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi
Perkumpulan Obstetri dan ginekologi Indonesia
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

Jakarta, 2006, Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSU
Dokter Soetomo Surabaya Edisi III Tahun 2008

Vous aimerez peut-être aussi