Vous êtes sur la page 1sur 57

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.”S”


DI DESA LANDO,LOMBOK TIMUR
LOMBOK BARAT
2018

DISUSUN OLEH :

NAMA : YULI
NIM : 038 SYEBID16
PRODI : D3 KEBIDANAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG DIII
MATARAM
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu “Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn.”S” Dengan


Anemia Pada Ibu Hamil Di Desa Lando, kec.Terara Lombok Timur” telah mendapat
pengesahan pada
hari…………….tanggal………………….. oleh :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Dian soekmawati R , M.Keb) ( Lalu Imran )

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn.”S” Dengan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Dusun Taman Desa Lando Terara Lombok Timur”.Dalam
penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. H. Zulkahfi, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram
2. dr.Hj.Wiwin Nurhasida selaku kepala desa Taman Ayu
3. Baiq Ricca Afrida, M.Keb., selaku pejabat Ketua Program Studi D.3 Kebidanan
STIKES Yarsi Mataram
4. Dian soekmawati ,R, M.Keb, selaku dosen pembimbing pendidikan.
5. Ny. “R”, selaku klien.

Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penyusun pada khususnya. Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak
kekurangan dalam hal pembuatan, penyusunan, ataupun materi yang disajikan belum
lengkap. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat mendorong kami
untuk menyempurnakan laporan selanjutnya.

Mataram, Desember 2018

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ........................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Tujuan .....................................................................................................
1.3 Manfaat ...................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Komunitas ..............................................................................................
2.2 Konsep Keluarga .....................................................................................
2.3 Konsep Dasar Kehamilan Normal ..........................................................
2.4 Anemia pada Ibu Hamil
2.5 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan………………………………….
2.5 Konsep Manejemen Asuhan Kebidanan Keluarga .................................
BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn.”S” Dengan Anemia
Pada Ibu Hamil Di Desa Lando,kec.Terara , Lombok Timur.................
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................
5.2 Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi.
Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup
banyak. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia, setiap tahunnya
diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 (SDKI
2012), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sekitar 359/100.000 kelahiran
hidup atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2007 yang hanya sebesar 228/100.000 kelahiran hidup.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2015 menyebutkan jumlah
kematian ibu pada tahun 2013 sebanyak 213 kasus, sedangakan pada tahun 2014
terjadi penurunan sebanyak 111 kasus, terakhir tahun 2015 jumlah kasus
menurun menjadi 95 kasus. Angka kematian ibu di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) tercatat di bawah nasional yakni 251 per 100.000 kelahiran hidup.
Tingginya AKI di NTB dipengaruhi oleh faktor kesehatan maupun diluar
kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas (DIKES
NTB, 2015).
Salah satu upayanya adalah melalui pembuatan pedoman Rencana Aksi
Nasional (RAN) program percepatan penurunan AKI, yang memuat program
peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan
sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, bahkan penyiapan
keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran (Profil Kesehatan
Provinsi NTB Tahun, 2015).
Asuhan Kebidanan Komunitas adalah salah satu bidang studi dalam kurikulum
DIII Kebidanan dengan tujuan melaksankan praktek kebidanan secara
komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat dalam tatanan di
komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh konsep,
keterampilan dan sikap profesional bidan dalam asuhan di komunitas yang
meliputi strategi pelayanan kebidanan, manajerial, pengelolaan program KIA/KB

5
di wilayah kerja, penggerakan dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk
hidup sehat dan sejahtera. (Meilani, 2009)
Berdasarkan hal di atas penyusun tertarik untuk mengambil kasus pada
keluarga Tn.”S” pada Praktik Kerja Lapangan di Desa Lando Lombok Timur
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga Tn”S”dengan kekurangan energy kronik trimester II.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian data pada Keluarga Tn “S”
khususnya Ny “M” dengan Trimester II G1P0A0H0 .
2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasarpada Keluarga
Tn “S” khususnya Ny “M” dengan Trimester II G1P0A0H0 dengan
kekurangan energy kronik.
3. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan pada Keluarga Tn “S”
khususnya Ny “M” dengan Trimester II G1P0A0H0 dengan Anemia
4. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan kebidanan pada Keluarga
Tn “S” khususnya Ny “R” dengan Trimester III G1P0A0H0 dengan
anemia berat.
5. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan yang
telah dilaksanakan pada Keluarga Tn “S” khususnya Ny “R” dengan
Trimester III G1P0A0H0 dengan anemia berat.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Manfaat Teoritis
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Kebidanan
khususnya dan pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat selama dibangku kuliah sebagai upaya pengaplikasian suatu
ilmu.
2. Bagi mahasiswa dapat menambah pengalaman dalam memberikan
Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.

6
3. Bagi mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan pasien sehingga
dapat tercipta hubungan yang baik diantara keduanya
4. Bagi Dusun Taman dapat dijadikan acuan sebagai peningkatan mutu
pelayanan kesehatan sehingga kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal.
5. Bagi Institusi tercapainya kompetensi yang di targetkan bagi institusi
pendidikan kepada mahasiswa, sehingga benar-benar melahirkan
calon bidan yang berkualitas baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 komunitas
2.1.1 Definisi
Komunitas (community) artinya masyarakat terbatas yang mempunyai
kesamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografis yang jelas dengan norma dan nilai
yang telah melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok
bayi, dan kelompok balita. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang
telah hidup saling berinteraksi dan bergantung serta bekerja sama untuk
mencapai tujuan. Kebidanan komunitas adalah bentuk- bentuk pelayanan
kebidanan yang dilakukan diluar bagian atau pelayanan berkelanjutan yang
diberikan di rumah sakit dengan menekan kepada aspek-aspek psikososial
budaya yang ada di masyarakat. (yulifa.2011).
1. Fokus/ sasaran kebidanan komunitas
Ukuran keberhasilan bidan dikomunitas adalah bangkitnya atau
lahirnya gerakan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhan kesehatan serta kwalitas hidup perempuan diwilayah tertentu
dengan sasaran sebagai berikut:
a. Sasaran umum
Lembaga swadaya masyarakat (LSM) , organisasi masyarakat, okoh
masyarakat, dan kelompok masyarakat
b. Sasaran khusus
Perempuan selama dalam siklus kehidupannya, yaitu mulai sejak
konsepsi sampai lanjut usia. Agar pelayanan kebidanan di komunitas
terarah dan tepat sasaran maka bidan harus menerapkan prinsip
asuhan kebidanan di komunitas.
2. Prinsip asuhan kebidanan komunitas sebagai berikut :
a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi , ilmu kbidanan dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.

8
b. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat
dan martabat kemanusian klien.
c. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi tersebut berupa kelompok sasaran yang terdiri atas
jumlah perempuan, jumlah kepala keluarga, jumlah neonatus, dan
jumlah balita.
d. Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama dengan berbagai mitra
seperti PKK, kader kesehatan, perawat, dokter dan lain- lain.
2.1.2 Masyarakat
1. Definisi
Ada beberapa mengenai komunitas, masyarakat, bneserta ciri-cirinya
yang berdasarkan beberapa toko dari berbagai dunia yaitu (meilani:
2009):
a. M.J. Herkovis
Masyarakat adalah sekolompok individu yang dikoordinasikan dan
mengikuti satu cara hidup tertentu.
b. J.L. Gilin dan J.P Gilin
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terbesar yang
memepunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan prasaan persatuan yang
sama.
c. Kontjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusai yang saling bergaul atau
dengan istilah lain saling berinteraksi. Satuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut sesuatu sistem adaptasi tertentu yang bersifat
kontunyu dan terikak oleh suatu rasa indentas-identitas bersama.
2. Ciri-ciri masyarakat
Dari berbagai pengertian tentang masyarakat diatas maka dapat
disimpilkan bahwa masyarakat memepunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Interaksi diantara sesama masyarakat.
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya.
d. Memiliki adatistiadat kebudayaan tertentu.
e. Memiliki identitas bersama.

9
2.2 Konsep Keluarga
2.2.1 pengertian keluarga
Ali (2010) mengatakan keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dlam satu rumah
tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua
orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Dari dua definisi diatas ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalia darah
4. Hidup dala satu rumah
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-
8. masing
9. Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.
2.2.2 struktur keluarga
Menurut Karwati (2011), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal
10
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga
sedarah istri
4. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan
Keluaarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.2.3Tipe / bentuk keluarga


Menurut Sudiharto (2007), beberapa tipe/bentuk keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Keluarga Inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena
ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak- anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat
asal seseorang dilahirkan.
3. Keluarga Besar (extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang
lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman,
sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga
tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4. Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau
kematian pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terjadi karena
perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
6. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan
poligami dan hidup bersama.
7. Keluarga kohabitasis (Cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga
tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk
keluarga ini tidak lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat
laun, keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.

11
8. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global
dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga
yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki, paman menikah
dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan
satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun
tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses
semakin hari semakin besar. Halini dapat kita cermati melalui
pemberitaan dari berbagai media cetak dan elektronik.
9. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan
keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga
tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi.
Contoh keluarga nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di
sebuah asrama.
2.2.4 fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :
1. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi
Yaitu fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
4. Fungsi ekonomi.
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

12
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.2.5Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru )
Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
Tahap VI : Keluarga dengan Anak Dewasa ( Pelepasan )
Tahap VII : Keluarga Usia Pertengahan
Tahap VIII : Keluarga Usia Lanjut
1.Tahap I
Pasangan Baru/Keluarga Baru (newly established couple (no
children). Dimulai saat individu laki-laki / perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan. Meninggalkan keluarga mereka masing-
masing baik fisik/psikologis.
Tugas Perkembangannya :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
Masalah Kesehatan Yang Muncul :
Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, Aspek luas tentang KB,
Penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah. Konsep perkawinan
tradisional : dijodohkan, hukum adat Tugas Perawat : membantu setiap
keluarga untuk agar saling memahami satu sama lain.

13
2. Tahap II
Keluarga Kelahiran Anak Pertama (Chlid-bearing family ( oldest child
birth to 2,5 years). Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi
berusia 30 bulan ( 2,5 tahun). Keluarga menanti kelahiran dan mengasuh
anak.
Tugas Perkembangannya :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Masalah Kesehatan Keluarga :
Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi,
konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah
kesehatan fisik secara dini.Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas
perawatan ibu dan anak.
3.Tahap III
Keluarga Anak Usia Prasekolah Family With Preschool Children
(oldest child 2,5 – 5 years)
Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 – 5 tahun. Keluarga lebih
majemuk dan berbeda. (Suami – Ayah = Istri – Ibu = anak laki-laki -
saudara = anak perempuan – saudari ).
Tugas Perkembangannya
a. Memenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal,
privasi dan rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.
b. Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
c. mMempertahankan hubungan yang sehat internal atau ekternal
keluarga, bagian tanggung jawab anggota keluarga
d. Stimulasi tumbang anak. Pembagian waktu untuk individu,pasangan
dan anak ( paling repot )
Masalah Keesehatan Keluarga:
Masalah kesehatan fisik : penyakit menular,jatuh,luka bakar,keracunan &
kecelakaan 2 lain.

14
4. Tahap IV
Keluarga Dengan Anak Sekolahatau Family With School
Children (oldest child 6 – 13 years )
Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal,keluarga sangat sibuk.
Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-2. Orang tua berjuang
dengan tuntutan ganda : perkemb anak & dirinya. Orang tua belajar
menghadapi/membiarkan anak pergi (dengan teman sebayanya). Orang
tua mulai merasakan tekanan yg besar dr komunitas di luar rumah ( sistem
sekolah )
Tugas Perkembangannya
a. Mebantu sosialisasi anak : meningktk prestasi belajar anak.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
c. Memenuhi kebutuhant & biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk biaya kesehatan.
5. Tahap V
Keluarga Dengan Anak Remaja atau Family With Teenagers (
oldest child 13 -19/20 years ). Dimulai ketika anak pertama melewati
umur 13 th,berlangs 6-7 th. Tujuan keluarga tahap ini : melonggarkan
ikatan yang memungkinkan tanggungjawab & kebebasan yg lebih
optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.
Tugas Perkembangannya :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Menfokuskan hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
Masalah-masalah kesehatan :
a. Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi promosi
kesehatan tetap perlu diberikan.
b.Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat ; penyakit jantung
koroner pada orang tua ( usia 35 th )
c. pada remaja : kecelakaan, penggunaan obat-obatan,alkohol,
mulai menggunakan rokok sebagai alat pergaulan,kehamilan
tidak dikehandaki.

15
d.Konseling dan pendidikan tentang sex education menjadi sangat
penting.
e. Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan anak remaja
tenting sex education –> konseling harus terpisah antara orang
tua dengan anak
f. Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan,AIDS,alat
kontrasepsi Dan aborsi.
6. Tahap VI
Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda atau Family As
Launching Center ( oldest child gone to departure of youngest ).
Dimulai Anak pertama meninggalkan rumah berakhir sama rumah
menjadi kosong. Tahap ini bisa singkat bisa lama tgant juml anak (
biasa berlangs 6 – 7 th ) –> faktor ekonomi menjadi kendala.
Tugas Perkembanganya :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
dari perkawianan anak-anaknya.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui & menyesuaikan kembali hubungn
perkawinan
c. Membantu orang tua/ lansia yg sakit-sakitan dari suami maupun istri.
Masalah Kesehatan:
Masalah komunikasi anak dengan orang tua ( jarak ), perawatan usia
lanjut, masalah penyak kronis: Hipertensi,Kolesterol, Obesitas,
Menopause, DM, Dll.
7. Tahap VII
Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan atau Middle-anged Family (
emptynest to retirement ). Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir
sampai pensiun at kematian pasangan. Biasanya dimulai saat orang tua
berusia 45-55th & berakhir saat masuk pensiun 16-18 th kemudian
Tugas Perkembangannya :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan & penuh arti
dengan para ortu lansia(teman sebaya) & anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawina
Masalah Kesehatan:
16
a. Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu luang
& tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal,no smoking,
pemeriksaan berkala.
b. Masalah hubungan perkawinan,komunikasi dengan anak-anak & teman
sebaya,masalah ketergantungan perawatan diri.
8.Tahap VIII
Keluarga Masa Pensiun & Lansia atau Aging Family ( retirement to
death of both spouses ). Dimulai salah satu/keduanya pensiun sampai
salah satu /keduanya meninggal. Kehilangan yg lazim pada usia ini :
ekonomi & pekerjaan (pensiun),perumahan ( pindah ikut anak/panti ) ,
social (kematian pasangan & teman-satunya), Kesehatan (penurunan
kemamp fisik )
Tugas Perkembangannya :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan Dan
integrasi hidup).
2.3 Konsep Dasar Kehamilan
2.3.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua
dimulai dari bulan ke empat sampai bulan ke enam dan triwulan ketiga dari
bulan ketujuh sampai 9 bulan. (Saifudin, 2010)
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan
yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim
ibu. (Prawirohardjo, 2012)
2.3.2 Proses Terjadinya Kehamilan
Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Ovum
17
yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria
infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus
kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina
dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu
spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus
spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat
memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya satu spermatozoa
yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada
spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan
kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase (Prawirohardjo, 2012).
2.3.3 Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
kehamilan, yaitu sebagai berikut:
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang
menyebabkan tidak terjadi pembentukan Folikel de graff dan ovulasi.
Hal ini menyebabkan terjadinya amenorea pada seorang wanita yang
sedang hamil. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT)
dengan perhitungan Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir
(HPL)nyaitu dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga
pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari
disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini
dapat diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan

18
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16
minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi Pada triwulan kedua, gejala ini sudah
menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik
usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum).
Pada dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra
semakin menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi
pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
j. Varices
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi
penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang
mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar
genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini
menghilang setelah persalinan.
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui:

19
1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang
dan lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat saling
bersentuhan.
2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah sehingga makin tampak dan kebiru-biruan karena
pengaruh estrogen.
3) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada
unilateral pada tempat implantasi (rahim).
4) Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang
disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.
5) Pemeriksaan test kehamilan positif.
c. Tanda Pasti Kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
3) Denyut jantung janin Didengar dengan stetoskop Laenec, alat
Kardiotografi, dan Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.
2.3.4 Konsep Kehamilan Trimester III
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janinKehamilan trimester III yaitu periode 3 bulan
terakhir kehamilan yang dimulai pada minggu ke-28 sampai minggu
ke-40.6 Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan
Fisiologis dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian.
Menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil
tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Saat ini juga merupakan
waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang
tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ke tiga, wanita
mungkin merasa cemas terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya
sendiri. Seperti : apakah nanti bayinya lahir abnormal, membayangkan
nyeri, kehilangan kendali saat persalinan, apakah dapat bersalin
normal, apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan.
Ibu juga mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi
hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus yang dirasakan selama
hamil, perpisahan terhadap janin dalam kandungan yang tidak dapat
20
dihindari, perasaan kehilangan karena uterusnya akan menjadi kosong
secara tiba-tiba. Umumnya ibu dapat menjadi lebih bergantung pada
orang lain dan lebih menutup diri karena perasaan rentannya yang
merupakan gejala depresi ringan. Menjelang akhir kehamilan ibu akan
semakin mengalami ketidak nyamanan fisik seperti rasa canggung,
jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang kuat dan konsisten
dari suami dan keluarga. Dan pada pertengahan trimester ke tiga,
hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya komunikasi jujur yang
dengan suaminya terutama dalam menentukan posisi dan kenyamanan
dalam hubungan sek.
Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester terjadi pada :
a. Uterus. Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena
kava dan aorta sehingga aliran darah tertekan. Pada akhir kehamilan
sering terjadi kontraksi uterus yang disebut his palsu (braxton hicks).
Itmus uteri menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen
bawah rahim yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan
lebih mudah dimasuki dengan satu jari pada akhir kehamilan.
b.Sirlukasi Darah dan Sistem Respirasi Volume darah meningkat 25%
dengan puncak pada kehamilan 32 minggu diikuti pompa jantung
meningkat 30%. Ibu hamil sering mengeluh sesak nafas akibat
pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah diafragma.
c. Traktus digestivus. Ibu hamil dapat mengalami nyeri ulu hati dan
regurgitasi karena terjadi tekanan keatas uterus. Sedangkan pelebaran
pembuluh darah pada rectum, bisa terjadi.
d. Traktus urinarius. Bila kepala janin mulai turun ke PAP, maka ibu hamil
akan kembali mengeluh sering kencing.
e. Sistem muskulus skeletal. Membesarnya uterus sendi pelvik pada saat
hamil sedikit bergerak untuk mengkompensasi perubahan bahu lbh tertarik
ke belakang, lebih melengkung, sendi tulang belakang lbh lentur sehingga
mengakibatnya nyeri punggung
f. Kulit. Terdapat striae gravidarum, mengeluh gatal, kelenjar sebacea lebih
aktif. Berat badan akan mengalami kenaikan sekitar 5,5 kg
g. Metabolisme Perubahan metabolisme seperti terjadi kenaikan
metabolisme basal sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester
21
ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter akibat hemodelusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan,
dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5
g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat
dari karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral untuk ibu
hamil seperti : kalsium 1,5 gram setiap hari dan 30-40 gram untuk
pembentukan tulang janin, Fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, Zat besi
800 mg atau 30-50 mg per hari dan air yang cukup.
Perubahan Kardiovaskuler. Volume darah total ibu hamil meningkat
30-50%, yaitu kombinasi antara plasma 75% dan sel darah merah 33%dari
nilai sebelum hamil. Peningkatan volume darah mengalami puncaknya pada
pertenahan kehamilan dan berakhir pada usia kehamilan 32 minggu, setelah
itu relative stabil
Postur dan posisi ibu hamil mepengaruhi tekanan arteri dan tekanan
vena. Posisi terlentang pada akhir kehamilan, uterus yang besar dan berat
dapat menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung
menurun. Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu
tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan tekanan diastolic
mengalami penurunan sekitar 12 poin. Pada kehamilan juga terjadi
peningkatan aliran darah ke kulit sehingga memungkinkan penyebaran panas
yang dihasilkan dari metabolisme.
Pertumbuhan dan perkemgangan janin pada trimester III, diantaranya
ada akhir bulan ke-7 (minggu ke-28), pertumbuhan rambut dan kuku yang
semakin memanjang, gerakan mata membuka dan menutup, gerakan
menghisap semakin kuat, panjang badan 23 cm dan berat 1000 gram. Minggu
ke-29 sampai ke-32 (bulan kedelapan), tubuh janin sudah terisi lemak dan
verniks kaseosa menutupi permukaan tubuh bayi termasuk rambut lanugo.
Kuku kaki mulai tumbuh sedangkan kuku tanga sudah mencapi ujungnya.
Janin sudah punya kendali gerak pernafasan yang berirama dan temperature
tubuh. Mata telah terbuka dan reflek cahaya terhadap pupul muncul diakhir
bulan. Ukuran panjang rata-rata 28 cm, berat 3,75 pon. Minggu ke-33 sampai

22
ke-36 (bulan kesembilan), kulit halus tanpa kerutan di akhir bulan, kuku jari
kaki mencapai ujungnya, biasanya testis .
Pada kehamilan trimester III juga terjadi ketidaknyamanan6, seperti
a. Frekwensi berkemih pada trimester ketiga sering dialami pada
kehamilan primi setelah terjadi lightening. Efek lightening
adalah bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul
dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih,
sehingga merangsang keinginan untuk berkemih. Terjadi
perubahan pola berkemih dari diurnal menjadi nokturia karena
edema dependen yang terakumulasi sepanjang hari diekskresi.
Dan cara mengatasinya dengan menjelaskan mengapa hal
tersebut bisa terjadi dan menyarankan untuk mengurangi asupan
cairan mnjelang tidur sehingga tidak mengganggu kenyamanan
tidur malam. Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik
yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi penurunan jumlah progesterone. Akibat pembesaran
uterus atau bagian presentasi menyebabkan penrgeseran pada
usus dan penurunan mortilitas pada saluran gastrointestinal. Dan
bisa juga akibat efek mengkonsumsi zat besi. Konstipasi dapat
memacu hemoroid.
b. Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar pada
vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan
penekanan Edema devenden dan Varises, kedua hal ini
disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena dan meningkatnya
tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah pada vena kava
inferior saat berbaring.
c. Nyeri Ligemen. Ligament teres uteri melekat di sisi-sisi tepat
dibawah uterus. Secara anatomis memiliki kemampuan
memanjang saat uterus meninggi an masuk kedalam abdomen.
Nyeri ligamentum teres uteri diduga akibat peregangan dan
penekanan berat uterus yang meningkat pesat pada ligament.
Ketidak nyamanan ini merupakan salah satu yang harus
ditoleransi oleh ibu hamil. Nyeri punggung bawah tepatnya pada
lumbosakral yang diakibatkan terjadinya pergeseran pusat
23
gravitasi dan postur tubuh ibu hamil, yang semakin berat seiring
semakin membesarnya uterus. Pengaruh sikap tubuh lordosis,
membungkuk berlebihan, jalan tanpa istirahat, mengangkat
beban berat terutama dalam kondisi lelah.
2.4 Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi
ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa
selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah :
keguguran (abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat
kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan
pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia
uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin serta
anemia yang berat (<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
pada persalinan (Wiknjosastro, 2007).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5
gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan
kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada
trimester 2 (Cunningham. F, 2009).
2.4.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11 gr % pada trimester I dan III atau kadar lebih kecil 10,5 gr % pada
trimester II (Cunningham,, 2009). Anemia pada kehamilan adalah
anemia karena kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian anemia
hamil berkisar antara 20 % sampai dengan 89 % dengan menetapkan
Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Hb 9 – 10 gr % disebut anemia ringan.
Hb 7 – 8 gr % disebut anemia sedang. Hb < 7 gr % disebut anemia
berat (Manuaba, 2010).
2.4.2 Anemia fisiologi dalam kehamilan
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil
mengalami hemodelusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30
% sampai 40 % yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34

24
minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18 % sampai 30 % dan
hemoglobin sekitar 19 % (Manuaba, 2010).
2.4.3 Bahaya anemia dalam kehamilan
Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal :
berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini,
anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan
lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi
subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus :
premature, apgar scor rendah, gawat janin.
Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat
menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai
kematian, gestosisdan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis
hingga kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat
menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan
anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat
lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
(Mansjoer A. dkk., 2008).
Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan
kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk
melahirkan bayi (Smith et al., 2012). Bahaya anemia pada ibu hamil
saat persalinan : gangguan his- kekuatan mengejan, Kala I dapat
berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung lama
sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi
kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum akibat atonia uteri, Kala IV dapat terjadi perdarahan post
partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi subinvolusi
uteri yang menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang, dekompensasi kosrdis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi
mammae (Saifudin, 2006)
2.4.5 Pengaruh anemia terhadap kehamilan :
a) Abortus
25
b) Persalinan prematuritas

c) Hambatan tumbuh kembang janin

d) Mudah infeksi

e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr %)

f) Heperemesis gravidarum

g) Perdarahan antepartum

h) Ketuban pecah dini


2.4.6 Pencegahan anemia
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain:
a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran
warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu,
wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama
kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi
hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu
yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak
mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi
kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga
suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes,
2008).
Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen
zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan.
Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom,
kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang).

26
Selain itu tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi
seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi
penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari .

2.5 Bahaya Rokok terhadap Kesehatan


Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan inI
sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi
maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang
kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok
memang mengganggu kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri.
Banyak penyakit telah terbukti akibat buruk dari merokok, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan
si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Asap rokok merupakan
polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan,
merokok juga menimbulkan akibat buruk di bidang ekonomi. Di negara
industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk berhenti merokok,
sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia justru cenderung
timbul peningkatan kebiasaan merokok. Asap rokok yang dihirup seorang
perokok mengandung komponen gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari
karbon monoksida, karbon dioksida,hidrogen sianida, amoniak, oksida dari
nitrogen dan senyawa hidrokarbon.
Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol,
dan kadmium. Hans Tjandra. “Merokok dan Kesehatan”. 2003. Berdasarkan
penjelasan di atas, rokok dan asapnya mempunyai dampak yang buruk bagi
kesehatan. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif
yang hanya ikut menghirup asapnya saja. Dilihat dari bahan – bahan yang
berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan darah dan
mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat,
karbon monoksida dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh
dengan mengikat dirinya pada HB darah, dan tar memicu timbulnya kanker.
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).
Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh
perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan
27
ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah
ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida
(CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap
utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahanbahan ini dapat bertahan
sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernapasan. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan
karena rokok bersifat candu. berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen
tersebut tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang
rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter.
Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).
Nikotin, karbon monoksida, dan bahanbahan lain dalam asap rokok terbukti
merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah
timbulnya penggumpalan darah. Rokok merupakan faktor risiko untuk
sekurang – kurangnya 25 jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi
kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim, kanker mulut, kanker
esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara, kanker paru,
penyakit saluran pernapasa kronik, strok, osteoporosis, jantung, kemandulan,
putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat,keguguran bayi, bronchitis,
batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah,penyakit mulut, dan
kerusakan mata.
2.5.1 Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok
Kebiasan merokok memang sulit untuk dihentikan. Sudah seharusnya
upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab
dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan,
khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha
penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan
kesehatan masyarakat pada umumnya. Tokohtokoh panutan masyarakat,
termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan
olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Profesi
kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan
28
dan menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter harus
segera dihentikan. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat
tempat umum, sekolah, kendaraan umum, tempat kerja, pengaturan dan
penertiban iklan promosi rokok, memasang peringatan kesehatan pada
bungkus rokok dan iklan rokok.
2.5.2 Pengaruh paparan asap rokok pada ibu hamil
Ibu hamil yang terpapar asap rokok memberi pengaruh buruk pada
kondisi janin yang dikandungnya. Asap rokok dapat menghambat tumbuh
kembang janin. Tumbuh kembang adalah proses yang terus menerus sejak dari
konsepsi sampai dengan maturitas (dewasa) yang dipengaruhi oleh factor
bawaan dan lingkungan. Tumbuh kembang sudah terjadi sejak bayi di dalam
kandungan hingga setelah kelahirannya. Faktor lingkungan prenatal yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin salah satunya adalah toksin atau
zat kimia (Sulistyawati, 2014). Oleh karena itu paparan asap rokok selama
kehamilan merupakan salah satu faktor penentu yang kuat terhadap
pertumbuhan janin dan risiko BBLR (Jaakkola, 2004).
Nikotin yang terdapat pada asap rokok merupakan zat vasokonstriktor
yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan
kontraksi jantung, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah pada ibu
hamil. Peningkatan tekanan darah ini akan memengaruhi aliran darah
umbilikal yang berupa penurunan suplai darah ke janin sehingga akan
merubah detak jantung janin. Penurunan suplai darah ke janin dan perubahan
detak jantung janin kemudian akan menyebabkan terjadinya penurunan suplai
nutrisi dan oksigen pada janin. Penurunan suplai oksigen dapat menyebabkan
suplai oksigen pada janin menjadi inadekuat sehingga dapat menginduksi
hipoksia pada janin yang menyebabkan pertumbuhan janin terganggu. Selain
itu, penurunan suplai nutrisi akan menyebabkan janin kekurangan nutrisi
sehingga hal ini juga akan menyebabkan gangguan pertumbuhan pada janin
(Zulardi, 2014).
Paparan kronik Pb berkadar rendah pada asap rokok dapat
menyebabkan akumulasi Pb pada tubula renalis, paru-paru, hepatosit, dan
jaringan. Sudah banyak diketahui bahwa Pb paling banyak terakumulasi pada
tulang. Pb yang terakumulasi pada tulang ibu dapat dilepaskan selama waktu
kehamilan yang akan menyebabkan paparan Pb pada janin. Peningkatan kadar
29
Pb pada darah ibu hamil dapat menjadi faktor risiko dari terjadinya hipertensi
gestasional/preeklampsia, abortus spontan, dan kelahiran prematur. Selain itu,
paparan dosis rendah dari Pb juga dapat menyebabkan efek samping pada
berat lahir dan gangguan perkembangan pada anak (Magdalena, 2013).
Radikal bebas yang terkandung dalam asap rokok juga berbahaya bagi
pertumbuhan janin. Radikal hidroksi dapat menimbulkan reaksi rantai yang
dikenal dengan peroksidasi lipid dan menghasilkan senyawa toksik. Nitrogen
dioksida dapat merusak membran memulai proses peroksidasi lipid, sehingga
dapat menyebabkan vasokontriksi. Hasil akhir dari peroksidasi lipid yang lama
bertahan dalam darah adalah malonialdehide. Malonialdehid merupakan
produk akhir dari peroksidasi lipid yang menggambarkan terjadinya stress
oksidatif. stress oksidatif pada plasenta dan sistem sirkulasi akan membuat
disfungsi dan kerusakan pada sel endotel. Selain itu radikal bebas juga
menyebabkan peningkatan vasokonstriktor, dan penurunan vasodilator
sehingga terjadi PPOK yang kemudian menyebabkan gangguan pertumbuhan
janin (Rufaridah, 2012).
Radikal bebas juga dapat menyebabkan defisiensi asam folat. Dengan
adanya gangguan metabolisme asam folat berarti nutrisi pertumbuhan fetus
akan terganggu. Selain nutrisi pertumbuhan fetus yang terganggu, defisiensi
asam folat juga dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
Anemia menyebabkan kadar Hb dalam darah ibu berkurang sehingga darah
tidak mampu membawa oksigen pada kadar yang cukup. Hal ini selanjutnya
akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen pada janin dan mengganggu
pertumbuhan janin (Surinati, 2011).
2.4 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA
Menurut Meilani (2009) dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan
menggunakan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam
menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan
tndakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan.
Langkah-langkah kebidanan komunitas:
1. Identitas masalah
Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengumpulan data
berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di
masyarakat (data subyektif) dan secara tidak langsung (data obyektif).
30
Data subyektif didapat dari informasi yang langsung diterima dari
masyarakat melalui wawancara. Data obyektif adalah data yang diperoleh
dari hasil obserfasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga,
masyarakat dan lingkungannya.
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini
adalah pengumplan data tentang keadaan kesehatan desa dan pencatatan
data keluarga sebagai sasaran pemeriksaan.
2. Data Desa
Data desa meliputi:
a. Wilayah desa (Luas, keadaan geografi, jarak desa dan fasilitas kesehatan
pemeriksaan).
b. Penduduk (jumlah, komposisi penduduk, jumlah keluarga, mata
pencaharian, pertumbuhan penduduk, dinamika penduduk).
c. Status kesehatan (angka kematian, jenis dan angka kesaktan ibu, anak
dan balita).
d. Keadaan lingkungan (jumlah sarana air minum, jumlah jamban keluarga,
pembuangan sampah dan kotoran, pembuangan tinja dan kondisi tinja).
e. Sosial ekonomi (pendidikan, pendapatan perkapita, organisasi dari
lembaga swadaya masyarakat yang ada, media komunikasi yang dimiliki
masyarakat).
f. Data keluarga
g. Pemeriksaan fisik anggota keluarga yaitu ibu, bayi dan balita.
h. Pemeriksaan lingkungan keluarga (rumah, pekarangan, pembuangan
sampah dan kotoran).
3. Analisa dan Perumusan Masalah
Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan
ditetapkan masalah kesehatan lingkungan di komuniti.
a. Analisis
Tujuan analisis adalah menggunakan data yang terkumpul dan
mencari kaitan satu dengan lainnya sehingga ditemukan berbagai
masalah, melalui proses analisis ditemukan jawaban tentang hubungan
antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial
budaya (perilaku). Pelayanan kesehatan serta faktor keturunan yang
berpengaruh terhadap kesehatan.
31
b. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil analisi.
Dalam rumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabnya
serta masalah potensial.
4. Rencana dan Tindakan
Bila sudah diketahui masalah utama kesehatan lingkungan serta
penyebannya, maka disusun rencana dan tindakan yang dilakukan. Tindakan
dilakukan berdasarkan rencana yang disusun:
a. Rencana
Rencana untuk pemecahan masalah kesehatan lingkungan di
komunitas dapat dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan, dan
evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran,
maka disusun rencana pelaksanaan.
Di dalam pelaksanaan mencakup:
1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan pada
keluarga.
Untuk mengetahui hasil suatu upaya, maka perlu ditentukan
kriteria keberhasilan, kriteria ini ditetapkan di dalam rencana evaluasi
tercakup:
1) Tingkat kesehatan lingkungan.
2) Frekuensi penyuluhan.
3) Partisipasi keluarga dalam bentuk tindakan.
b. Tindakan
Di dalam pelaksanaan kegiatan, bidan harus memonitor
perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan
kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi,
maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan
dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi.
5. Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan
antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian
dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji
32
kembali penyebabnya. Bila kegiatan berhasil mencapai tujuan maka
identifikasi dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan terjadi masalah
lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut.

33
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.”S”
DI DUSUN LANDO LAUQ,DESA LANDO
LOMBOK TIMUR
2018

Hari/Tgl : Selasa, 11 Desember 2018


Jam : 14.00 wita
RT/RW : 00/00
Desa :Lando
Kecamatan : Terara
Nama responden : Ny. R
Nama supervisor : Yuli
NIM :038 SYEBID 18

I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn.S
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sasak/indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Pendapatan Per Bulan : Rp. 300.000
Alamat : Dusun Lando lauq, Rt. 02, Desa Lando, Kec.
Gerung, Kab.Lombok Timur
Telepon :-
2. Daftar anggota keluarga
No Nama Umur JK Hub. keluarga Pendidikan Pekerjaan Agama
1 Tn. S 28 L Suami SD Petani Islam
2 Ny. R 16 P Istri SD IRT islam

34
Genogram
:

Keterangan Denogram:

Tipe keluarga : keluarga inti


Keterangan : Didalam keluarga hanya ada suami dan istri
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ibu mengatakan perkembangan keluarga yang dulu sampai saat ini
berkembang dengan baik.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ibu mengatakan masih banyak hal yang belum terpenuhi dalam
perkembangan keluarga
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ibu mengatakan kesehatan dari keluarga kurang baik-baik saja
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ibu mengatakan keluarga tidak memilki riwayat kesehatan penyakit
menular seperti Diabetes militus, Hipertensi, HIV/AIDS dan lain-lain.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Permanen, lantai menggunakan semen dan atap menggunakan genteng
Denah rumah:

Dapur

k. tidur

35
pintu

2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya


Ibu mengatakan karateristik tetangga dan komunitasnya baik dan saling
mendukung
3. Mobilitas geografis keluarga (lama keluarga tinggal di dusun atau
pindahan)
Ibu mengatakan sejak baru menikah sampe sekarang sudah tinggal di
Dusun Lando Lauq,Lando.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ibu mengatakan keluarga berinteraksi dengan baik terhadap masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
Ibu mengatakan sistem pendukung keluarga adalah BPJS
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran
a. Suami : Berperan sebagai pencari nafkah dengan berkerja sebagai
petani
b. Istri : Berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus suaminya
2. Nilai dan norma kleuarga
Keluarga menerapkan pola asuh yang sebaik mungkin
3. Pola komunikasi keluarga
Ibu mengatakan berkomunikasi dengan baik antar anggota keluarga
4. Struktur kekuasaan keluarga (siapa pengambil keputusan)
Ibu mengatakan pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi ekonomi
Ibu mengatakan ekonomi di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
membeli lauk pauk untuk makan dan sebagian ditabung sebagai modal
untuk kebutuhan rumah tangga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Ibu mengatakan tidak pernah dikucilkan
36
3. Fungsi pendidikan
Ibu mengatakan di dalam keluarga belum ada anak yang bersekolah
4. Fungsi sosial
Ibu mengatakan bersosialisasi baik dengan masyarakat
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Ibu mengatakan sudah bisa mengenal masalah kesehatan seperti batuk,
filek, hipertensi dan lain-lain. Dan sudah paham dan mengerti bila
anggota keluarga sakit harus segera di bawa ke fasilitas kesehatan
seperti Puskemas/pustu/Rumah sakit.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Ibu mengatakan yang mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan adalah kepala keluarga atau suami
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Ibu mengatakan sudah mampu merawat anggota keluarga yang sakit
dengan segera membawanya ke puskesmas.
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
yang kuat
Ibu mengatakan mampu memelihara lingkungan sekitar rumah
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Ibu mengatakan jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke
Fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, PUSTU atau Rumah Sakit
6. Fungsi religius
Ibu mengatakan keluarga selalu beribadah tepat waktu
7. Fungsi rekrasi
Ibu mengatakan sering jalan-jalan untuk menghilangkan setres
8. Fungsi reproduksi
Ibu mengatakan tidak ada keputihan
9. Fungsi afektif (saling asuh,keakraban dan identifikasi)
Ibu mengatakan sesama anggota keluarga sangat akrab dan saling
menyanyangi.
F. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan panjang :
- Stresor jangka pendek :
37
Ibu mengatakan beban pikiran yang sedang dipikirkan saat ini adalah
mengenai persalinannya.
- Stresor jangka panjang :
Ibu mengatakan beban pikiran jangka Panjang yang sedang dipikirkan
saat ini adalah mengenai pembangunan rumah.
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor :
Ibu mengatakan respon terhadap stressor saat ini dirundingkan secara
bersama-sama mengenai pembangunan rumah.
3. Strategi koping yang digunakan :
Ibu mengatakan dengan cara menabung dana untuk rencana pembangunan
rumahnya.
4. Strategi adaptasi disfungsional (pengambinghitaman,penggunaan
ancaman,dll) :
Ibu mengatakan tidak ada yang menjadi pengambinghitaman dan
penggunaan ancaman
G. KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Kebiasaan tidur
No Nama Kebiasaan tidur
anggota
keluarga
1 Tn S Tidur malam ± 6 jam, tidur siang ± 30 menit
2 Ny. R Tidur malam ± 6 jam, tidur siang ± 1 jam

2. Kebiasaan makan
No Nama anggota Kebiasaan makan
keluarga
1 Tn S Frekuaensi 3x sehari ,komposisi : nasi,lauk,
2 Ny. R sayur
Frekuensi 3x sehari, komposisi : nasi, lauk,
sayur

38
3. Pola eliminasi
No Nama anggota Pola eliminasi
keluarga
1 Tn S BAB 1x/hari , BAK ± 4s/d 5x/ hari
2 Ny. R BAB 1x/ hari , BAK ± 5s/d 6x/ hari

4. Kebersihan perorangan
No Nama Kebersihan Perorangan
Anggota
Keluarga
1 Tn. S Mandi 3x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti
pakaian 2x sehari
2 Ny. R Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti
pakaian 2x sehari

5. Kebiasaan kesehatan
 Merokok : Suami
 Olahraga : Kadang-kadang
 Minum obat/jamu : Tidak ada
 Penggunaan waktu senggang : Istirahat
 Rekreasi keluarga : Kadang-kadang
 Keadaan sosial ekonomi :
Penghasilan
Penghasilan 1 bulan : Rp.300.000,00
Penghasilan tambahan : Rp.100.000,00
Pengeluaran : Rp.400.000,00
Kebutuhan pokok : Rp.350.000,00
 Situasi lingkungan : Cukup baik
 Rumah milik sendiri : Milik orang tua ( numpang)
 Jenis rumah : Permanen
 Atap rumah : Genteng
 Lantai rumah : Semen/ plester

39
 Ventilasi : Ada dan dimanfaatkan
 Kebersihan dan kerapian : Bersih dan rapi
 Pembuangan sampah : Di buang ke sungai
 Sumber air : Sumur
 Saluran pembuangan air limbah : Selokan/got
 Jamban : Tidak ada
 Kandang ternak : Tidak ada
 Pemanfaatan perkarangan : Tidak ada
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Ibu mengatakan jika ada
keluarga yang sakit langsung dibawa ke Fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas dan Rumah Sakit
 Keluarga mempunyai asuransi kesehatan atau tidak: tidak
memiliki
H. KEADAAN KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan keluarga
2. Kebiasaan memeriksakan diri :
Waktu : bila sakit
Tempat : puskesmas, poskesdes
Alasan : .mudah di jangkau
3. Riwayat Kesehatan Psikososial dan Spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa : Tidak ada
b. Pemenuhan status sosial : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan mental keluarga : Ibu mengatakan tidak ada
keluarga yang menderita penyakit mental
d. Gangguan mental pada anggota keluarga : Tidak ada
e. Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol : Tidak ada
4. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
No. Nama Kegiatan menjalankan ibadah Keterangan
1 Tn.S 5 waktu Patuh
2 Ny. R 5 waktu Patuh

5. Kesadaran keluarga tentang HIV/AIDS : Keluarga kurang mengetahui


tentang HIV/AIDS

40
6. Tanggapan anggota keluarga terhadap pelayanan kesehatan dan pelayanan
sosial : Setiap pelayanan masyarakat diharapkan dapat meningkatkan
pelayanannya.
7. Riwayat perkawinan : Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama
8. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu : Tidak ada
9. Ada tidaknya riwayat penyakit 3 bulan terakhir : Tidak ada
10.Riwayat KB
Sebelum/setelah Jenis alat Lama Efek
No Pengetahuan
hamil ke- kontrasepsi penggunaan samping
1. Sebelum hamil Suntik Enam bulan Tidak Kurang
3 bulan ada

I. HARAPAN KELUARGA
Ibu mengatakan harapan kedepannya untuk keluarga bisa memiliki
rumah, ,untuk ibu diri sendiri mengatakan supaya keluarga tetap sehat selalu,
bisa melahirkan dengan lancar, sehat dan normal saat proses persalinan nanti.
J. DATA KESEHATAN IBU HAMIL (BILA ADA)
1. Ibu Hamil
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Teratur/tidak : Tidak
Dismenorhoe : Tidak
Flour albus : Kadang- kadang
Contact bleeding : Tidak ada
HPHT : 01-01-2019
b) Riwayat kehamilan yang lalu
No. Hamil Lahir UK Komplikasi Tempat Penolong BBL JK Keadaan Nifas
ke persalinan anak
1 Ini - - - - - - - - -

41
c) Riwayat kehamilan sekarang
Usia Kehamilan : 38 minggu
Gerakan Janin : masih dirasakan
ANC : 8 kali di poskesdes ,posyandu dan
puskesmas
Tanda bahaya/penyulit :Tidak ada
Keluhan umum : Pusing , mual dan sesak.
Obat /jamu yang dikonsumsi : Tidak ada
Imunisasi TT : TT1 (18-09-2018)
Perawatan payudara : Tidak pernah
Senam hamil : Tidak dilakukan
Kekhawatiran khusus : Tidak ada
Kepercayaan selama hamil : tidak ada
Keluarga brencana :-
d) Usaha sehat atau JPKM : Ada
e) Usaha pemeliharaan kesehatan : Ada
f) Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan
No. Nama Umur Jk Keadaan saat Perawatan
kunjungan
1 Tn S 28 L Sehat -
2 Ny. R 16 P Kurang sehat

II. PEMERIKSAAN FISIK


Kepala Keluarga / Anggota keluarga
1. Tn. S ( suami )
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/10 mmHg S : 36,7oC

42
N : 85 x/menit Rr : 24 x/menit
- Kepala
Inspeksi : Rambut hitam, lebat, ada ketombe
Palpasi : Rambut tidak rontok
- Muka
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada oedema dan nyeri tekan.
- Mata
Inspeksi : Simetris, tidak ada secret, sklera putih, konjungtiva merah
muda
- Hidung
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir tidak pucat, mukosa mulut lembab, gigi tidak
berlubang, gigi tidak berdarah, tidak ada karies pada gigi.
- Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serum
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
- Leher
Inspeksi : Simetris, bersih
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pemebesaran
vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limpe
- Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Ekstremitas atas dan bawah :
Inspeksi : Jari normal, tidak ada oedema pada ekstermitas atas dan
bawah, tidak ada varises pada ektermitas bawah
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
2. Ny. R (istri)
43
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 36,6 C (aksila)
- Nadi : 85 kali/menit
- Pernafasan : 19 kali/menit
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Berat bada saat ini : 58 kg
- Berat badan sebelum hamil : 65 kg
- Tinggi badan : 152 cm
- LILA : 29 cm
- HPL : 01-01-2019
d. Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka
dan lesi, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan.
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan dan oedema tidak ada benjolan.
e. Wajah
Inspeksi : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Palpasi : Tidak adanya oedema pada frontalis, zigomatikum.
f. Mata
Inspeksi : Simetris, kemampuan berkedip normal, gerakan mata normal,
pupil sama besar, konjungtiva tidak anemis, skelera tidak
ikterik.
g. Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, ada lubang telinga, tidak ada pengeluaran
sekret.
h. Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada polip.
i. Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir lembab dan tidak pucat, tidak pecah-pecah, lidah tidak
pucat, tidak ada caries, gusi tidak pucat.

j. Leher

44
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak adanya bekas luka operasi.
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat
pembengkakan kelenjar tiroid, tidak adanya bendungan vena
jugularis.
k. Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, keadaan puting tidak menojol, tidak ada lesi
dan bekas luka operasi.
Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan, tidak terdapat benjolan/massa, tidak
ada pengeluaran cairan /colostrums.
l. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, tidaka terdapat linea.
Palpasi :
Leopold I : TFU 30 cm
Leopold II : bagian kanan teraba datar keras seperti papan ( punggung)
Leopold III : teraba bulat keras meleting ( kepala) belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
Auskultasi : DJJ (140xmenit)
m. Ekstermitas
Ekstermitas atas : Kuku tangan tidak pucat, tidak oedema pada
metakarpal.
Ekstermitas bawah : Kuku kaki tidak pucat, tidak eodema pada tibia,
metakarpal dan tulang maleolus, reflek patella
kanan/kiri (+/+), tidak ada varises.

III. MASALAH
A. Analisis dan sintesis data (PES)
No Data Masalah Penyebab
1 Subjektif : Kurangnya kadar - Tidak mengkonsumsi
ibu mengatakan sering pusing-pusing hemoglobin (HB) makanan yang
Objektif : pada ibu ( mengandung zat besi.
KU:Baik,Kesadaran:Compostmentis, anemia)
TD:120/80mmhg,S:36,60C,N:85x/Menit,
RR: 19x/Menit hb:9,1gr %

45
Konjungtiva ibu: pucat
2. Subjektif: Kurangnya Merasa lebih enak jika
Ibu mengatakan suaminya merokok pengetahuan merokok (kecanduan)
Objektif: keluarga tentang
TD:120/80mmhg,N:80x/menit, bahaya merokok
R:20x/menit.
Suami: bibirnya hitam kehitaman dan
gusi hitam

B. Perumusan masalah kebidanan


No Masalah Kebidanan
1 Ibu kurang mengkonsumsi zat besi.
2. Bahaya asap rokok bagi tubuh perokok pasif dan perokok aktif

C. Penilaian (Skoring) masalah kebidanan


No. Kriteria Skor Pembenaran
1 a. Sifat masalah : ancaman 2/3 x 1 = 2/3 a. Masalah merupakan
kesehatan ancaman Ny.R saat
ini dalam kurangnya
kadar hemoglobin (
HB:9,1) dalam tubuh
ibu berdasarkan hasil
penilain skor ibu
b. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1/4 b. Masalah dapat
diubah: hanya sebagian diubah hanya
sebagian dengan
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat besi
(sayur hijau,tempe
,daging tahu dan
lain-lain.

46
c. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 c. Potensial masalah
diubah: cukup dapat diubah dengan
cukup karena kadar
hemoglobin dalam
darah ( HB) bisa
dirubah dengan
konsumsi zat besi
yang sesuai
sedangkan ibu tidak
terlalu menyukai
sayur hijau.
d. Menonjolnya masalah: masalah 2/2 x 1 = 2/2 d. Masalah perlu
perlu segera ditangani segera ditangani
karena dampaknya
langsung
mengancam nyawa
dari ibu dan janin.
JUMLAH: 2 1/12

47
2. a. Sifat masalah : ancaman 2/3 x 1 = 2/3 a. Masalah merupakan
kesehatan ancaman kesehatan
pada Tn.S dan Ny.R
yang sebagai perokok
aktif dan pasif adalah

Bagi perokok aktif:


menganggu kesehatan
tubuh termasuk organ
dalam seperti jantung
,paru-paru dan lain-
lain.

Bagi perokok pasif :

Khususnya pada ibu


hamil : menyebabkan
komplikasi yaitu
sindrom kematian
mendadak pada bayi
(SIDS) dan Ibu hamil
yang terpapar asap
rokok memberi
pengaruh buruk pada
kondisi janin yang
dikandungnya
b. masalah dapat diubah: hanya
1/2 x 2 = 1/4 b. Masalah hanya dapat
sebagian
diubah hanya sebagian
dengan memeberikan
KIE tentang
bagaimana pengaruh
dan dampak perokok
aktif dan pasif.

c. Potensial masalah untuk c. Potensial masalah


diubah: cukup 2/3 x 1 = 2/3
dapat diubah cukup
karena merubah

48
seseorang perokok
yang telah kecanduan
cukup susah sedangkan
perokok ininsudah
sejak lama memulai
rokok.

d. Masalah tidak perlu


d. Menonjolnya masalah: 1/2x2=1/4
segera ditanganin
masalah tidak perlu segera
karena dampaknya
ditangani
tidak langsung terjadi
dan terlalu mengancam
nyawa .

Jumlah 1 10 /12

D. Prioritas masalah kebidanan


Prioritas Masalah Kebidanan Skor
1 Kurangnya kadar hemoglobin ( 25/12
HB:9,1 gr %) (Anemia) dalam tubuh
ibu
2. Kurangnya pengetahuan keluarga 22/12
tentang bahaya merokok

IV. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


Masalah Kebidanan :kurangnya pengetahuan Ny. R tentang Anemia
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Beritahu ibu tentang pengetahuan kesehatan tentang gizi ibu hamil
3. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang di rasakan
4. Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup
5. Beritahu ibu cara mengkonsumsi tablet FE atau penambah darah yang
benar.
6. Jelaskan pada ibu tentang penyakit anemia
49
7. Anjurkan ibu untuk kunjungan satu minggu lagi
Masalah kebidanan : kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok bagi perokok
aktif dan pasif.
1 beritahu hasil pemeriksaan
2 beritahu bapak tentang bahaya rokok bagi perokok aktif dan pasif
khususnya untuk ibu yang sedang hamil.
3 menjelaskan kepada bapak tata cara jika ingin merokok

Tujuan Kriteria Hasil/standar Intervensi


Untuk 1. Keluarga 1. Keluarga 1. Lakukan pendekatan
mengatasi dapat paham hasil terapeutik kepada
anemia pada mengetahui pemeriksaan keluarga
Ny.”R” manfaat dan 2. Keluarga Dengan pendekatan
mengkonsmsi paham terapeutik akan tercipta
makanan tentang yang hubungan saling percaya
yang di komsumsi dan terjalin kerjasama
mengandung untuk yang baik antara petugas
zat besi. meningkatka kesehatan dan klien
n kadar Diskusi tentang :
hemohlobin Menjelaskan pada ibu
(HB) atau tentang anemia ringan :
anemia a. Menjelaskan
3. Keluarga pengertian anemia
paham ringan pada ibu hamil.
dampak jika b. Menjelaskan manfaat
kadar jika kadar
hemoglobin HB(hemoglobin) ibu
(HB) ibu hamil normal
hamil kurang c. Menjelaskan dampak
(anemia ). yang akan timbul jika
ibu hamil menderita
anemia.
d. Mengajarkan pada ibu

50
untuk mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat besi
dan teratur
mengkonsumsi tablet
penaambah darah (
FE).

Untuk 1. keluarga 1. keluarga 2. Lakukan pendekatan


meningkatkan dapat paham hasil terapeutik kepada
pengetahuan mengetahui pemeriksaan keluarga
Tn.S bahaya rokok Dengan pendekatan
2. keluarga
Tentang bagi rokok aktif terapeutik akan tercipta
paham tentang
merokok dan perokok hubungan saling percaya
bahaya dari
pasif. dan terjalin kerjasama
merokok bagi
yang baik antara petugas.
perokok aktif
kesehatan dan klien
3. keluarga Diskusi : Menjelaskan
paham tentang tentang rokok :
bahaya dari a. apa itu perokok aktif
rokok bagi dan pasif.
perokok pasif b.bahaya rokok bagi
perokok aktif (suami)
c.bahaya merokok bagi
perokok pasif khsussnya
ibu hamil ( istri)
c. tata cara jika ingin
merokok.

51
V. IMPLEMENTASI
No. Tanggal & waktu Masalah Kebidanan Implementasi
1. Tanggal : 09 desember 1. Kurangnya kadar 1. Beritahu ibu hasil
2018 ,pkl 02.00 wib hemoglobin ( HB:9,1 pemeriksaan yang telah
gr%) atau anemia. dilakukan
2. Menberikan KIE tentang
gizi pada ibu hamil .
3. Menjelaskan tentang apa
yang dirasakan oleh ibu (
keluhan)
4. Menjanjurkan kepada ibu
untuk istrahat yang cukup.
5. Memberikan KIE tentang
cara meminum tablet
penambah darah yang benar
( FE).
6. Menjelaskan tentang
penyakit anemia pada ibu
hamil
7. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan
ulang seminggu lagi.
2.tanggal:13 desember Kebiasaan merokok 1 memberitahu hasil
2018,waktu:14.00 wib pemeriksaan
2 menjelaskan tentang
bahaya rokok bagi
perokok aktif dan perokok
pasif.
3 Menjelaskan kepaada
bapak tata cara merokok
jika ingin merokok.

52
VI. EVALUASI

No. Tanggal & waktu Masalah Kebidanan Implementasi


1. Tanggal :14 desember 1. Kurangnya S:ibu mengatakan pusingnya sudah
2018,waktu:14.00 wita pengetahuan ibu berkurang .
tentang anemia O:TD:120/80 mmhg ,
pada ibu hamil N:80x/menit,R:20x/menit.
Ibu:konjungtiva merah muda
A: Ny”R”G1P0A0H0 Uk 38
minggu dengan anemia pada ibu
hamil.
P: ibu mengerti,paham dan siap
melakukan semua yang
ddijelaskan sehingga anemia yang
diderita teratasi serta kesehatannya
terjaga dan siap melakukan
kunjungan ulang seminggu lagi.

2. tanggal : 14 desember Kurangnya S: ibu mengatakan suami tetap


2018 , waktu: 14:30 wita pengetahuan keluarga merokok
tentang bahaya
merokok O:TD:120/90 mmhg.R:80x/menit
,N:20x/menit. Bibirnya hitam ,
gusi hitam dan gigi kekuningan.

A:Tn.R seorang petani , umur 28


tahun

P: keluarga mengerti tentang apa


bahaya rokok bagi perokok aktif
dan pasif. Dan akan merubah
sikapnya dalam hal merokok dan
juga tidak merokok didepan
istrinya yang sedang hamil.

53
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama praktik kerja lapangan desa lando , Lombok timur, saya
melakukan asuhan kebidanan keluarga paa Tn.S dengan anggota keluarga 2
orang yaitu suami dan istri dengan jenis rumah permanen, tidak memiliki
hewan peliharaan, terdapat tempat pembuangan sampah sampah dan
pembuangan air limbah . pekerjaan Tn.S adalah petani dengan pengahasilan
perbulan Rp.300.000 dari hasil pengkajian yang didapatkan ada dua masalah
yaitu kurangnya kadar hemoglobin ( anemia) paa kehamilan dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok.
Dari permasalahan tersebut dibuat perencanaan planning of Action
(POA)untuk masing-masing permasalahan yang ada dikeluarga Tn.S Evaluasi
pelaksanaan kegiatan:
a. Anemia pada kehamilan
Permasalahan yang muncul setelah pengkajian adalah kurangnya
konsumsi ibu terkait makanan yang mengandung zat besi . perencanaan
yang telah saya buat untuk permasalahan tersebut adalah dengan
melakukan pendidikan kesehatan dan mengajak pada ibu bagaimana cara
mengatasi masalah anemia pada kehamilan , dengan keluarga Tn”S” pada
tanggal 13 desember 2018,pukul 14.00 wita hasilnya keluarga telah
mengetahui dan melakukan bagaimana agar anemia yang ada paa ibu
hamil teratasi sesuai dengan kondisi ibu Ny”R” yang menderita anemia.
b. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok
Permasalahan yang muncul setelah pengkajian adalah kurangnya
pengetahuan keluarga Tn”S” tentang bagaimana bahaya dari merokok
.perencanaan yang telah saya buat untuk permasalahan tersebut adalah
melakukan pendidikan kesehatan dan mengajarkan pada bapak Tn”S”
Pada tanggal 13 desember 2018,pukul :14.30 wita , hasilnya keluarga telah
mengetahui tentang apa itu bahaya merokok terutama bagi ibu hamil ,
sesuai dengan kondsi Tn”S” yang merokok (suami).

54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas
kebidanan, sebagai berikut :
a. Dari data yang diperoleh selama pengkajian, keluarga Tn. “S” termasuk ke
dalam struktur keluarga Nutclear family.
b. Dari hasil analisa data selama melakukan pengkajian, terdapat prioritas
masalah sebagai berikut:
55
c. Kurangnya pengetahuan ibu tentang anemia pada ibu hamil dan kurangnya
pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok
Dari hasil diagnosa masalah, dilakukan beberapa rencana tindakan yang
kemudian diimplementasikan sesuai dengan prioritas masalah yang ada,
kemudian dilakukan evaluasi dengan hasil sebagai berikut :
a) Keluarga mengerti dan mampu melakukan apa yang membuat
anemia pada ibu hamil teratasi.
b) Keluarga mampu menjelaskan tentang bahaya pada rokok untuk
perokok sendiri dan pada ibu hamil.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat
untuk institusi agar dapat meningkatkan kualitas mahasiswanya,
menambah bahan bacaan agar dapat menjadi acuan untuk mahasiswa.
7.2.2 Bagi Desa lando
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dusun cempaka putih
agar dapat lebih meningkatkan lagi pelayanan komunitas khususnya
asuhan kebidanan anemia pada ibu hamil, untuk mempermudah ibu dalam
proses menjalani kehamilannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifuddin.2010. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Manuaba, IBG.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta : EGC
Meilani, Niken, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Mochtar, Rustam. 2005. Sinopsis Obstetri. EGC:Jakarta.
Oxorn, Harry, Et Al. 2010. Ilmu kebidanan patologi & fisiologi persalinan.
Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica(Yem).

56
Prawiroharjo, Sarwono. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sulisyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Varney, Hellen.2010.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta:EGC
Wildan, M Dan Hidayat.2008.Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

LAMPIRAN

57

Vous aimerez peut-être aussi