Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
TUJUAN
2
PENDAHULUAN
Trauma lahir merupakan salah satu
penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitas neonatus
Trauma lahir merupakan trauma yang
paling dapat dicegah.
3
INSIDENS
DI AMERIKA SERIKAT
4
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor Ibu: Faktor janin
Primigravida Presentasi abnormal Sungsang,
Disproporsi cepalopelvik, presentasi muka
Ibu bertubuh pendek, BBLR atau BBLSR
Kelainan panggul ibu Makrosomia janin
Partus lama atau partus Kepala janin besar
presipitatus Kelainan janin
Distosia Intervensi obstetrik
Oligohidraminion Pemakaian forsep letak tinggi atau
ekstraksi vakum
Versi dan ekstraksi
5
JENIS-JENIS TRAUMA
1. KEPALA
Ekstrakranial
Kranial
Intrakranial
Syaraf
Wajah
2. Tulang
3. Intra abdomen
6
Kaput Suksedaneum
Trauma Ekstrakranial
Hematoma sefal
Perdarahan subgaleal dengan fraktur tengkorak
7
KAPUT SUKSEDANEUM
8
Kaput suksedaneum
Epikranial
Kulit
aponeuroses
Periosteum
Tengkorak
9
HEMATOMA SEFAL
Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh
darah antara tengkorak dan periosteum.
Benturan kepala janin dengan pelvis
Komplikasi
Tidak ada perluasan melintasi garis sutura
Ikterus, anemia
Paling umum terlihat di parietal tetapi kadang-kadang Infeksi: aspirasi
terjadi pada tulang occipital diagnostik
Periosteum
Tengkorak
12
PERDARAHAN SUBGALEAL
Darah di bawah galea apneurosis
Mid-forceps dan vakum
Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
Perdarahan intrakranial atau
Fraktur tengkorak
Adanya gambaran ini tidak berkorelasi dengan
beratnya perdarahan
Anemia/hipovolemia/syok
13
PERDARAHAN SUBGALEAL
Diagnosis umumnya bersifat klinis:
Massa padat berair yang berkembang di kepala
Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam
Hematoma menyebar di selruruh kalvarium
Pembengkakan melintasi garis sutura
Penatalaksanaan: suportif
Observasi ketat untuk mendeteksi kemajuan
Memantau hematokrit
Memantau hiperbilirubinemia
Pemeriksaan untuk koagulopati mungkin diindikasikan
14
Kulit Caput Hematoma sefal
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum
Tengkorak
Dura
15
PERBEDAAN LESI EKSTRAKRANIAL AKIBAT TRAUMA LAHIR
16
FRAKTUR TENGKORAK
Tidak umum terjadi karena tengkorak dapat ditekan
& sutura terbuka
Forsep/partus lama
Linear/terdepresi
Biasanya tanpa gejala
Perdarahan intrakranial mungkin menyebabkan
gejala
17
FRAKTUR TENGKORAK
Fraktur Tengkorak Linear
Fraktur pada bagian cembung tengkorak
Mungkin terjadi hematoma sefal
Depressed Skull Fractures
Lekukan ping-pong
Biasanya tanpa gejala
Penatalaksanaan:
Konservatif: elevasi fraktur dengan vakum
Elevasi melalui pembedahan
Prognosis: sembuh dalam beberapa bulan
18
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
1. Epidural
2. Subdural
3. Subarachnoid
19
PERDARAHAN EPIDURAL
JARANG : 2,2% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada bagian tengah arteri meningeal
Gejala klinik:
Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
Diagnosis:
CT kepala
Foto rontgen: fraktur tengkorak yang terkait dengan keadaan perdarahan
Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi secara pembedahan
20
PERDARAHAN SUBDURAL
Paling sering: 73% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada vena dan sinus vena serta laserasi:
Tentorium
Falx
Vena serebral superfisial
Osteodiastasis occipital
Gejala klinis (dalam 24 jam):
Respirasi: apnea, sianosis
SSP: kejang, defisit fokal, letargi, hipotonia
Fossa posterior : ↑tekanan intrakranial:apnea, pupil tidak simetris, deviasi mata, koma
21
PERDARAHAN SUBDURAL
Diagnosis:
CT kepala
MRI: untuk melihat batas-batas hematoma fossa posterior
Foto rontgen: yang terkait dengan fraktur tengkorak
Terapi:
Konservatif (suportif) atau evakuasi pembedahan
22
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Insidens: 0,1 per 1000 kelahiran
Trauma terhadap vena penghubung pada ruang subarachnoid
Gejala klinis:
Bisa tanpa gejala
SSP: kejang biasanya pada hari ke-2, antar kejang terlihat normal
Diagnosis:
CT kepala
CSS: berdarah
Terapi:
Konservatif
suportif
Memantau hidrosefalus pasca perdarahan
23
TRAUMA SYARAF DAN SUMSUM TULANG BELAKANG
Disebabkan oleh hiperekstensi, ketegangan, dan peregangan berlebihan yang
terjadi pada rotasi simultan
Trauma ini dapat berkisar dari neurapraksia yang terlokalisasi hingga transeksi
syaraf lengkap atau transeksi modula spinalis
Diakibatkan oleh traksi atau rotasi berlebihan
Lokasi utama cedera:
Daerah servikal bawah dan toraks atas untuk persalinan sungsang:
Daerah servikal atas atau tengah untuk persalinan verteks
24
TRAUMA SYARAF DAN SUMSUM TULANG BELAKANG
Presentasi klinis:
Tidak adanya fungsi motorik ke arah distal:
↓ fungsi pernafasan
Hilangnya refleks tendon dalam
Gangguan kontrol sirkulasi → ketidakstabilan suhu
Konstipasi, retensi urin
Diagnosis: penilaian terhadap luasnya cedera: CT, MRI
Penatalaksanaan:
Resusitasi
Pencegahan cedera lebih lanjut
Dukungan untuk hilangnya fungsi neurologis
25
NERVUS PALSI FASIALIS
Etiologi
Kompresi syaraf tepi, disebabkan oleh: forsep, partus lama,
kompresi in utero
Trauma SSP: pada fraktur tulang temporal
Manifestasi Klinis
Paralisi awitan dini
Unilateral/bilateral
Sisi yang terkena kelainan rata/berada di posisi lebih turun
Lebih jelas saat menangis
26
NERVUS PALSI FASIALIS
Penatalaksanaan
Suportif: penutup mata protektif, lubrikasi kornea setiap 4 jam
Mulai pemberian asupan
Prognosis
85% sembuh dalam 1 minggu
90% sembuh dalam 1 tahun
Pembedahan jika tidak sembuh sendiri dalam 1 tahun
27
TRAUMA PLEXUS BRAKIALIS
Etiologi
BMK >3500g pada 50-70% kasus
Presentasi abnormal atau persalinan disfungsional
Tanda-tanda gawat janin pada 44%
Distosia bahu
Persalinan sungsang
28
TRAUMA PLEXUS BRAKIALIS
Trauma bilateral pada 8-23%
Lesi traumatis terkait dengan trauma plexus brakialis:
Fraktur klavikula 10%
Fraktur humerus 10%
Subluksasi servikalis 5%
Trauma cervical 5-10%
Palsi fasialis (10-20%)
29
PALSI ERB
Etiologi
Cedera akibat regangan C5-C7 (pleksus atas)
90% kasus
Diagnosis:
Pemeriksaan klinis
Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan
trauma tulang
30
MANIFESTASI KLINIS PALSI ERB
Ekstremitas yang kena berada:
Dalam posisi aduksi
Dalam posisi pronasi dan terotasi secara internal
Relfleks Moro, biseps dan radial tidak ada
Refleks genggam biasanya ada
2-5% paresis nervus frenikus ipsilateral
Postur "waiter's tip“
Gawat nafas jika n. frenikus juga cedera
31
PALSI KLUMPKE
ETIOLOGI
Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus brakialis)
10% kasus
DIAGNOSIS:
Pemeriksaan klinis
Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan cedera tulang
MANIFESTASI KLINIS
Refleks genggam tidak ada
Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
Terkait dengan:
Sindrom Horner (ptosis, myosis, anhidrosis): Trauma terhadap serabut simpatis T1
32
TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS: PENATALAKSANAAN
Pencegahan kontraktur
Untuk mencegah ketidaknyamanan: Imobilisasi ekstremitas secara
perlahan melintang di atas perut untuk minggu pertama lalu
Mulailah latihan pasif pada semua sendi
Splint penahan pergelangan tangan
Eksplorasi pembedahan (???) – jika tidak terjadi pemulihan fungsional
bermakna dalam 3 bulan
Eksplorasi setelah 6 bulan hanya memberikan sedikit keuntungan
33
TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS: PROGNOSIS
Bergantung pada berat dan luas lesi:
Regangan - 90-100% pemulihan dalam 1 tahun
Ruptur – memerlukan koreksi dengan pembedahan
‘Avulsion’ - memerlukan koreksi dengan pembedahan
88% sembuh dalam waktu 4 bulan; 92% sembuh dalam waktu 12 bulan; 93%
sembuh dalam 48 bulan
Defisit residual jangka panjang
Kelainan pembentukan tulang yang progresif
Atrofi otot
Kontraktur sendi
Gangguan pertumbuhan ekstremitas
34
TRAUMA SYARAF LARINGEAL
Trauma terjadi akibat postur di dalam rahim atau selama persalinan ketika kepala
terotasi dan menekuk ke arah lateral
Ditemui bersamaan dengan tangisan serak atau stridor pernafasan
Diagnosis: direct laryngoscope
Terapi: Suportif
Pemberian asupan dalam jumlah kecil dan sering ketika bayi stabil
Meminimalkan risiko aspirasi
Bayi dengan kelainan bilateral mungkin memerlukan pemberian asupan dengan
cara sonde dan trakeotomi
Prognosis: pemulihan spontan dalam waktu 4-6 minggu, pemulihan penuh dalam
waktu 6-12 bulan
35
FRAKTUR TULANG PANJANG
Tidak umum: 0,1 per 1000 kelahiran hidup
Faktor risiko:
Sungsang
Bedah sesar
Berat lahir rendah
Klinis:
Pergerakan menurun
Pembengkakan dan nyeri pada pergerakan pasif
Obgyn mungkin merasakan atau mendengar bunyi fraktur pada
saat persalinan
36
FRAKTUR TULANG PANJANG
Diagnosis: Foto rontgen
Tata laksana:
Splinting/immobilisasi dalam posisi aduksi
Reduksi tertutup dan pemasangan gips jika bergeser
Mengamati adanya cedera nervus radial
Pembentukan kalus terjadi dan pemulihan lengkap diharapkan terjadi dalam 2-4
minggu.
Dalam 8-10 hari, pembentukan kalus cukup untuk menghentikan imobilisasi
37
TRAUMA ORGAN DALAM PERUT
Jarang
Riwayat persalinan yang sulit
Perdarahan merupakan komplikasi akut yang paling serius
Hati merupakan organ internal yang paling sering mengalami kerusakan
Gejala-gejala klinis:
Perdarahan: fulminant (syok) atau perlahan
Kulit abdomen di atasnya: perubahan warna menjadi kebiruan
38
TRAUMA ORGAN DALAM PERUT
Tindakan diagnostik :
Foto rontgen abdomen:
Tidak bersifat diagnostik
Mungkin menunjukkan cairan peritoneal bebas
USG: mungkin memperlihatkan hati yang robek, limpa, atau ginjal
Parasentesis bila tidak ada USG/CT
Terapi:
Penggantian volume
Mengoreksi koagulopati
Pembedahan untuk mengontrol perdarahan
39
40