Vous êtes sur la page 1sur 40

Debora S.Liana, dr.,Sp.

TRAUMA LAHIR FK UNDANA


2016

1
TUJUAN

1. Mengenali insidens trauma lahir.


2. Mengidentifikasi faktor predisposisi trauma lahir.
3. Mengidentifikasi gambaran klinis dan tatalaksana
dari berbagai trauma kepala.
4. Mengidentifikasi gambaran klinis dan tatalaksana
trauma leher dan bahu.
5. Mengidentifikasi gambaran klinis dan tatalaksana
trauma di bagian dalam perut.

2
PENDAHULUAN
Trauma lahir merupakan salah satu
penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitas neonatus
Trauma lahir merupakan trauma yang
paling dapat dicegah.

3
INSIDENS
DI AMERIKA SERIKAT

1981- penyebab paling sering nomor enam untuk kematian neonatus


(23,8/100.000 kelahiran hidup)

1984- penyebab paling sering nomor delapan untuk kematian


neonatus (8,9/100.000 kelahiran hidup)

1993- penyebab paling sering nomor sebelas untuk kematian


neonatus (3,7/100.000 kelahiran hidup)

1998- penyebab paling sering nomor tigabelas untuk kematian


neonatus (2.7/100,000 kelahiran hidup)

4
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor Ibu: Faktor janin
 Primigravida  Presentasi abnormal Sungsang,
 Disproporsi cepalopelvik, presentasi muka
 Ibu bertubuh pendek,  BBLR atau BBLSR
 Kelainan panggul ibu  Makrosomia janin
 Partus lama atau partus  Kepala janin besar
presipitatus  Kelainan janin
 Distosia Intervensi obstetrik
 Oligohidraminion  Pemakaian forsep letak tinggi atau
ekstraksi vakum
 Versi dan ekstraksi

5
JENIS-JENIS TRAUMA
1. KEPALA
 Ekstrakranial
 Kranial
 Intrakranial
 Syaraf
 Wajah

2. Tulang
3. Intra abdomen
6
Kaput Suksedaneum
Trauma Ekstrakranial

Hematoma sefal
Perdarahan subgaleal dengan fraktur tengkorak

7
KAPUT SUKSEDANEUM

Paling sering ditemukan


Tekanan pada kulit kepala
terhadap serviks
Akumulasi darah/serum subkutan, Komplikasi
ekstraperiosteal Langka
Melintasi garis sutura Kaput hemorargik
Menghilang dalam beberapa hari Infeksi
Ikterus
TIDAK diperlukan terapi Anemia
DB-hematoma sefal

8
Kaput suksedaneum
Epikranial
Kulit
aponeuroses

Periosteum
Tengkorak

9
HEMATOMA SEFAL
 Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh
darah antara tengkorak dan periosteum.
 Benturan kepala janin dengan pelvis
Komplikasi
 Tidak ada perluasan melintasi garis sutura
 Ikterus, anemia
 Paling umum terlihat di parietal tetapi kadang-kadang  Infeksi: aspirasi
terjadi pada tulang occipital diagnostik

 Ukurannya bertambah sejalan dengan bertambahnya  Sembuh dalam waktu


2-8 minggu
waktu  Kalsifikasi mungkin
 5-18% berhubungan dgn fraktur tengkorak bertahan selama > 1
tahun
 Forsep atau vakum
10
11
Kaput suksedaneum
Epikranial
Kulit Hematoma sefal
aponeuroses

Periosteum

Tengkorak

12
PERDARAHAN SUBGALEAL
Darah di bawah galea apneurosis
Mid-forceps dan vakum
Pembengkakan kulit kepala, ekimoses
Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
Seringkali berkaitan dengan trauma kepala (40%)
 Perdarahan intrakranial atau
 Fraktur tengkorak
 Adanya gambaran ini tidak berkorelasi dengan
beratnya perdarahan
Anemia/hipovolemia/syok
13
PERDARAHAN SUBGALEAL
Diagnosis umumnya bersifat klinis:
 Massa padat berair yang berkembang di kepala
 Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam
 Hematoma menyebar di selruruh kalvarium
 Pembengkakan melintasi garis sutura

Penatalaksanaan: suportif
 Observasi ketat untuk mendeteksi kemajuan
 Memantau hematokrit
 Memantau hiperbilirubinemia
 Pemeriksaan untuk koagulopati mungkin diindikasikan

14
Kulit Caput Hematoma sefal
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum

Tengkorak

Dura

15
PERBEDAAN LESI EKSTRAKRANIAL AKIBAT TRAUMA LAHIR

LESI PEMBENGKAKAN ↑ SETELAH MELINTASI GARIS ↑↑↑KE-HILANGAN


EKSTERNAL LAHIR SUTURA DARAH AKUT

Caput succedaneum Lunak tidak ya tidak

Hematoma sefal Padat, tegang ya tidak tidak

Hematoma subgaleal Padat, berair ya ya ya

16
FRAKTUR TENGKORAK
 Tidak umum terjadi karena tengkorak dapat ditekan
& sutura terbuka
 Forsep/partus lama
 Linear/terdepresi
 Biasanya tanpa gejala
 Perdarahan intrakranial mungkin menyebabkan
gejala

17
FRAKTUR TENGKORAK
Fraktur Tengkorak Linear
Fraktur pada bagian cembung tengkorak
Mungkin terjadi hematoma sefal
Depressed Skull Fractures
Lekukan ping-pong
Biasanya tanpa gejala
Penatalaksanaan:
Konservatif: elevasi fraktur dengan vakum
Elevasi melalui pembedahan
Prognosis: sembuh dalam beberapa bulan
18
PERDARAHAN INTRAKRANIAL

1. Epidural
2. Subdural
3. Subarachnoid

19
PERDARAHAN EPIDURAL
JARANG : 2,2% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada bagian tengah arteri meningeal
Gejala klinik:
 Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
 Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
Diagnosis:
 CT kepala
 Foto rontgen: fraktur tengkorak yang terkait dengan keadaan perdarahan
Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi secara pembedahan

20
PERDARAHAN SUBDURAL
Paling sering: 73% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada vena dan sinus vena serta laserasi:
 Tentorium
 Falx
 Vena serebral superfisial
 Osteodiastasis occipital
Gejala klinis (dalam 24 jam):
 Respirasi: apnea, sianosis
 SSP: kejang, defisit fokal, letargi, hipotonia
 Fossa posterior : ↑tekanan intrakranial:apnea, pupil tidak simetris, deviasi mata, koma

21
PERDARAHAN SUBDURAL
Diagnosis:
 CT kepala
 MRI: untuk melihat batas-batas hematoma fossa posterior
 Foto rontgen: yang terkait dengan fraktur tengkorak

Terapi:
Konservatif (suportif) atau evakuasi pembedahan

22
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Insidens: 0,1 per 1000 kelahiran
Trauma terhadap vena penghubung pada ruang subarachnoid
Gejala klinis:
 Bisa tanpa gejala
 SSP: kejang biasanya pada hari ke-2, antar kejang terlihat normal
Diagnosis:
 CT kepala
 CSS: berdarah
Terapi:
 Konservatif
 suportif
Memantau hidrosefalus pasca perdarahan
23
TRAUMA SYARAF DAN SUMSUM TULANG BELAKANG
 Disebabkan oleh hiperekstensi, ketegangan, dan peregangan berlebihan yang
terjadi pada rotasi simultan
 Trauma ini dapat berkisar dari neurapraksia yang terlokalisasi hingga transeksi
syaraf lengkap atau transeksi modula spinalis
 Diakibatkan oleh traksi atau rotasi berlebihan
 Lokasi utama cedera:
 Daerah servikal bawah dan toraks atas untuk persalinan sungsang:
 Daerah servikal atas atau tengah untuk persalinan verteks

24
TRAUMA SYARAF DAN SUMSUM TULANG BELAKANG
 Presentasi klinis:
 Tidak adanya fungsi motorik ke arah distal:
 ↓ fungsi pernafasan
 Hilangnya refleks tendon dalam
 Gangguan kontrol sirkulasi → ketidakstabilan suhu
 Konstipasi, retensi urin
 Diagnosis: penilaian terhadap luasnya cedera: CT, MRI
 Penatalaksanaan:
 Resusitasi
 Pencegahan cedera lebih lanjut
 Dukungan untuk hilangnya fungsi neurologis
25
NERVUS PALSI FASIALIS
Etiologi
Kompresi syaraf tepi, disebabkan oleh: forsep, partus lama,
kompresi in utero
Trauma SSP: pada fraktur tulang temporal
Manifestasi Klinis
 Paralisi awitan dini
 Unilateral/bilateral
 Sisi yang terkena kelainan rata/berada di posisi lebih turun
 Lebih jelas saat menangis

26
NERVUS PALSI FASIALIS
Penatalaksanaan
 Suportif: penutup mata protektif, lubrikasi kornea setiap 4 jam
 Mulai pemberian asupan
Prognosis
 85% sembuh dalam 1 minggu
 90% sembuh dalam 1 tahun
 Pembedahan jika tidak sembuh sendiri dalam 1 tahun

27
TRAUMA PLEXUS BRAKIALIS
Etiologi
 BMK >3500g pada 50-70% kasus
 Presentasi abnormal atau persalinan disfungsional
 Tanda-tanda gawat janin pada 44%
 Distosia bahu
 Persalinan sungsang

28
TRAUMA PLEXUS BRAKIALIS
Trauma bilateral pada 8-23%
Lesi traumatis terkait dengan trauma plexus brakialis:
Fraktur klavikula 10%
Fraktur humerus 10%
Subluksasi servikalis 5%
Trauma cervical 5-10%
Palsi fasialis (10-20%)

29
PALSI ERB
Etiologi
 Cedera akibat regangan C5-C7 (pleksus atas)
 90% kasus

Diagnosis:
 Pemeriksaan klinis
 Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan
trauma tulang

30
MANIFESTASI KLINIS PALSI ERB
 Ekstremitas yang kena berada:
 Dalam posisi aduksi
 Dalam posisi pronasi dan terotasi secara internal
 Relfleks Moro, biseps dan radial tidak ada
 Refleks genggam biasanya ada
 2-5% paresis nervus frenikus ipsilateral
 Postur "waiter's tip“
 Gawat nafas jika n. frenikus juga cedera

31
PALSI KLUMPKE
ETIOLOGI
Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus brakialis)
10% kasus

DIAGNOSIS:
Pemeriksaan klinis
Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan cedera tulang

MANIFESTASI KLINIS
Refleks genggam tidak ada
Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
Terkait dengan:
Sindrom Horner (ptosis, myosis, anhidrosis): Trauma terhadap serabut simpatis T1
32
TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS: PENATALAKSANAAN
 Pencegahan kontraktur
 Untuk mencegah ketidaknyamanan: Imobilisasi ekstremitas secara
perlahan melintang di atas perut untuk minggu pertama lalu
 Mulailah latihan pasif pada semua sendi
 Splint penahan pergelangan tangan
 Eksplorasi pembedahan (???) – jika tidak terjadi pemulihan fungsional
bermakna dalam 3 bulan
 Eksplorasi setelah 6 bulan hanya memberikan sedikit keuntungan
33
TRAUMA PLEKSUS BRAKIALIS: PROGNOSIS
Bergantung pada berat dan luas lesi:
 Regangan - 90-100% pemulihan dalam 1 tahun
 Ruptur – memerlukan koreksi dengan pembedahan
 ‘Avulsion’ - memerlukan koreksi dengan pembedahan
88% sembuh dalam waktu 4 bulan; 92% sembuh dalam waktu 12 bulan; 93%
sembuh dalam 48 bulan
Defisit residual jangka panjang
 Kelainan pembentukan tulang yang progresif
 Atrofi otot
 Kontraktur sendi
 Gangguan pertumbuhan ekstremitas

34
TRAUMA SYARAF LARINGEAL
 Trauma terjadi akibat postur di dalam rahim atau selama persalinan ketika kepala
terotasi dan menekuk ke arah lateral
 Ditemui bersamaan dengan tangisan serak atau stridor pernafasan
 Diagnosis: direct laryngoscope
 Terapi: Suportif
 Pemberian asupan dalam jumlah kecil dan sering ketika bayi stabil
 Meminimalkan risiko aspirasi
 Bayi dengan kelainan bilateral mungkin memerlukan pemberian asupan dengan
cara sonde dan trakeotomi
 Prognosis: pemulihan spontan dalam waktu 4-6 minggu, pemulihan penuh dalam
waktu 6-12 bulan

35
FRAKTUR TULANG PANJANG
 Tidak umum: 0,1 per 1000 kelahiran hidup
 Faktor risiko:
 Sungsang
 Bedah sesar
 Berat lahir rendah
 Klinis:
 Pergerakan menurun
 Pembengkakan dan nyeri pada pergerakan pasif
 Obgyn mungkin merasakan atau mendengar bunyi fraktur pada
saat persalinan

36
FRAKTUR TULANG PANJANG
Diagnosis: Foto rontgen
Tata laksana:
 Splinting/immobilisasi dalam posisi aduksi
 Reduksi tertutup dan pemasangan gips jika bergeser
 Mengamati adanya cedera nervus radial
 Pembentukan kalus terjadi dan pemulihan lengkap diharapkan terjadi dalam 2-4
minggu.
 Dalam 8-10 hari, pembentukan kalus cukup untuk menghentikan imobilisasi

37
TRAUMA ORGAN DALAM PERUT
 Jarang
 Riwayat persalinan yang sulit
 Perdarahan merupakan komplikasi akut yang paling serius
 Hati merupakan organ internal yang paling sering mengalami kerusakan
 Gejala-gejala klinis:
 Perdarahan: fulminant (syok) atau perlahan
 Kulit abdomen di atasnya: perubahan warna menjadi kebiruan

38
TRAUMA ORGAN DALAM PERUT
Tindakan diagnostik :
Foto rontgen abdomen:
Tidak bersifat diagnostik
Mungkin menunjukkan cairan peritoneal bebas
USG: mungkin memperlihatkan hati yang robek, limpa, atau ginjal
Parasentesis bila tidak ada USG/CT
Terapi:
 Penggantian volume
 Mengoreksi koagulopati
 Pembedahan untuk mengontrol perdarahan

39
40

Vous aimerez peut-être aussi