Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok 5 :
Ajijah, S. Kep
Alviana Harlinda Ulva, S. Kep
Any Halimah, S. Kep
Desi Natalia, S.Kep
Eky Vefbruary, S.Kep
Fitri Barokah, S. Kep
Handi Kusanto Enal, S.Kep
Maria Malvega. E.H, S. Kep
Meilan, S. Kep
M. Alfiannor, S.Kep
1
BAB I
PENDAHULUAN
Proses menua akan terjadi perubahan-perubahan baik anatomis, biologis, fisiologis maupun
psikologis. Gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul
keriput, mulai beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan
mulai lamban dan kurang lincah masalah tersebut akan berpotensi pada masalah kesehatan
baik secara umum maupun kesehatan jiwa (Juniarti 2008). Adanya perubahan-perubahan
yang dialami lansia, seperti perubahan pada fisik, psikologis, spiritual, dan psikososial
menyebabkan lansia mudah mengalami stres (Azizah, 2011).
Faktor yang mempengaruhi stres pada lansia ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal adalah sumber stres yang berasal dari diri seseorang sendiri, seperti penyakit
dan konflik. Sedangkan faktor eksternal adalah sumber stres yang berasal dari luar diri
seseorang seperti keluarga dan lingkungan. Stres juga dapat menimbulkan dampak negatif,
misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu
makan berubah, tidak bisa tidur ataupun merokok terus menerus (Niken, 2014).
Menurut Isnaeni (2010), untuk menghindari dampak dari stres, maka diperlukan adanya
suatu pengelolaan stres yang baik. Dalam mengelola stres dapat dilakukan dengan terapi
farmakologi yang meliputi penggunaan obat cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti
depressant), serta terapi nonfarmakologi yang meliputi pendekatan perilaku, pendekatan
kognitif, serta relaksasi. Salah satu jenis terapi yang dapat mengurangi stres dan belum
banyak di terapkan di Indonesia adalah terapi life review atau terapi telaah pengalaman
hidup.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui definisi dari terapi modalitas kelompok
1.2.2 Manfaat terapi aktivitas kelompok
1.2.3 Klasifikasi dari terapi aktivitas kelompok
1.2.4 Cara mengaplikasikan terapi modalitas kelompok
1.3 Manfaat
1.3.1 Dapat mengetahui definisi dari terapi modalitas kelompok
1.3.2 Sapat mengetahui manfaat terapi aktivitas kelompok
1.3.3 Dapat mengetahui klasifikasi dari terapi aktivitas kelompok
1.3.4 Dapat mengetahui cara mengaplikasikan terapi modalitas kelompok
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.3 Klasikiasi Terapi Modalitas Pada Lansia (Maryam Siti, dkk 2008):
a) Psikodarma
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia
b) Terapi aktivitas kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,
bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini
dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator.
c) Terapi Musik
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan kebersamaan, gairah
hidup dan dapat mengenang masa lalu.
d) Terapi Berkebun
Bertujuan melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang.
e) Terapi dengan binatang
4
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan
bermain bersama binatang
f) Terapi Okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan
membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
g) Terapi Kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat, mengisi
TTS, dan lain-lain.
h) Liter review terapi/ terapi rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan
melihat pemandangan.
i) Terapi Keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa
nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan lain-lain.
j) Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga semua masalah keluarga yang dirasakan diindentifikasi dan
kontribusi dari masing-masing anggoa keluarga terhadap munculnya masalah tersebut
digali. Dengan demikian terlebih dahulu masing-masing anggota keluarga mawas diri;
apa masalah yang terjadi di keluarga, apa kontribusi masing-masing terhadap timbulnya
masalah, untuk kemudian mencari solusi untuk mempertahankan keutuhan keluarga dan
meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
k) Terapi Aroma
Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian minyak alami yang
diuapkan dari berbagai tanaman. Mereka yang menggunakan terapi aroma mengatakan
terapi aroma efektif dalam menurunkan stress, mencegah penyakit tertentu baik fisik
maupun psikologis.
5
Klien mampu melakukan senam hipertensi secara mandiri dan nyeri berkurang
setelah melakukan senam hipertensi
c) Sasaran
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka sasaran klien yang dilibatkan
dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan masalah hipertensi.
d) Metode
Metode yang digunakan demonstrasi dan redemonstrasi.
e) Strategi Pelaksanaan
1) Deskripsi struktur kelompok
a. Leader dan Co Leader
Memimpin acara : menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan
Menjelaskan peraturan dan membuat kontrak dengan peserta
Memberikan motivasi kepada peserta
Mengarahkan acara dalam pencapaian tujuan
Memberikan reinforcemen positif terhadap peserta
b. Fasilitator
Ikut serta dalam kegiatan kelompok
Memberikan stimulus atau motivasi pada peserta lain untuk berpartisipasi
aktif
Memberikan reinforcement terhadap keberhasilan peserta lainnya
Membantu melakukan evaluasi hasil
c. Observer
Mengamati dan mencatat respon klien
Mencatat jalannya aktivitas terapi
Mengikuti proses evaluasi
d. Peserta
Mengikuti seluruh kegiatan
Berperan aktif dalam kegiatan
Mengikuti proses evaluasi
2) Langkah-langkah kegiatan
a. Fase Orientasi
Waktu : 10 menit
Salam terapeutik
Kontrak
6
- Waktu : 45 menit
- tempat : Halaman Mushala
- topik : Senam Hipertensi
tujuan aktivitas : melatih gerakan sendi para lansia agar meminimalisasi
sakit akibat hipertensi
aturan main : setiap peserta harus memperhatikan, mengikuti dan kemudian
dapat mempraktekkan hal yang diajarkan
b. Fase Kerja
Waktu : 20 menit
Menjelaskan pentingnya senam hipertensi
Menjelaskan cara-cara melakukan senam hipertensi
Melatih pasien mempraktekkan senam hipertensi
Berikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan memberi tepuk
tangan
c. Fase Terminasi
Waktu : 15 menit
Evaluasi
- Pemimpin TAK mengeksplorasi perasaan anggota kelompok setelah
mempraktekkan cara mandi. Contoh : “bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini ?”
- Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
- Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mempraktekkan kembali dalam kehidupan sehari-hari.
7
e. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
: Sound / alat music
: Pohon
f. Organisasi Kelompok
Leader : Ajijah, S.Kep
Co Leader : Maria Malvega Eka Huang, S.Kep
Fasilitator : Alviana Harlinda Ulva, S.Kep
Eky Vefbruary, S.Kep
Desy Natalia, S.Kep
Fitri Barokah, S.Kep
Meilan, S.Kep
Observer : Any Halimah, S.Kep
Operator dan : Handi Kusanto Enal, S.Kep
perlengkapan
Dokumentasi : M.Alfiannor
Peserta : Lansia dengan Hipertensi
8
- Respons fisik dan verbal yang ditunjukkan oleh klien yang menjadi
peserta TAK
- Penilaian ulang respons klien akan penilaian diri dua jam setelah
kegiatan oleh observer dan fasilitator
Pendokumentasian di masing-masing proses keperawatan klien
- Klien mendengarkan dan memperhatikan secara seksama dan
antusias apa yang di sampaikan oleh terapis
- Klien dapat mempraktekkan dengan benar apa yang telah diajarkan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemberian terapi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pemulihan kesehatan
pada lansia. Pemberian modalitas alamiah ataupun dengan menggunakan peralatan khusus
biasanya hanya mengurangi keluhan yang bersifat sementara, akan tetapi latihan-latihan
yang bersifat pasif maupun aktif yang bertujuan untuk mempertahakan kekuatan pada
sekelompok otot-otot tertentu. Agar mobilitas tetap terjaga, sebaiknya dilaksanakan secara
berkesinambungan.
3.2 SARAN
Peran perawat sangat diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan lansia dengan
taraf setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, oleh
karena itu perkembangan ilmu dan praktek dalam pembelajaran sangat penting untuk
memenuhi kualitas sumber daya yang diperlukan.
10
Barito Kuala, Desember 2018
Ners Muda,
( Kelompok 5 )
Pembimbing Akademik,
(.....................................................)
11