Vous êtes sur la page 1sur 6

Nama : Riki Purwanto

NIM : D0117086
Kelas : AP B 17

ABSTRAK 1

KAJIAN IDENTIFIKASI PANGAN POKOK BERBASIS KEARIFAN


LOKAL PADA RUMAH TANGGA PRA SEJAHTERA DI JAWA TENGAH
Erlyna Wida R1, Heru Irianto1 dan Choirul Anam2
1
Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS
2
Prodi Ilmu Tehnologi Hasil Pertanian Fak. Pertanian UNS
erlyn4@yahoo.com

ABSTRAK
Pangan pokok seringkali diidentikkan dengan beras, padahal ada juga masyarakat yang
mengkonsumsi bahan pangan pokok lain seperti jagung, sagu, umbi-umbian dan gandum. Tujuan
khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi pangan pokok berbasis kearifan lokal di rumah
tanggapra sejahtera Jawa Tengah. Desain penelitian menggunakan riset eksploratori. Metode yang
digunakan adalah survei sedangkan metode pendekataannya menggunakan cross sectional study.
Dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah diambil tiga kabupaten secara purposive dengan
pertimbangan kabupaten yang memiliki proporsi rumah tangga pra sejahtera terbesar yaitu
Kabupaten Grobogan, Rembang, dan Blora. Untuk menganalisis tujuan penelitian dengan
menggunakan analisis deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi pangan pokok
rumah tangga pra sejahtera di Jawa Tengah menurut jenis pangan pokok sebesar 75,56 persen
rumah tangga pra sejahtera mengkonsumsi beras saja sebagai pangan pokok dan 12,22 persen
mengkonsumsi nasi jagung. Cara budidaya yang dilakukan dalam setahun 2 – 3 kali pola tanam
dimana tanaman yang sering dibudidayakan adalah padi dan jagung. Cara budidaya masih
konvensional dan zero tillage dilakukan untuk budidaya kacang hijau. Panen dan pengelolaan
pasca panen dilakukan oleh petani menyimpan gabah antara 30 – 90 persen dari total panen dimana
sebagian besar petani menyimpan 50 persen dari total panennya. Distribusi dan kelembagaan
pangan pokok berbasis kearifan lokal di tingkat rumah tangga petani sudah ada pengelolaan
cadangan pangan sedangkan di tingkat rukun tetangga maupun desa tidak ada lumbung pangan.
Kata Kunci : Pangan pokok, kearifan lokal, cadangan pangan, ketahanan pangan
ABSTRAK 2

REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENDIDIKAN DASAR


REVITALIZATION OF LOCAL WISDOM IN EDUCATION
Sularso
Prodi PGSD FKIP
Universitas Ahmad Dahlan Yogyaakarta
Email: sularso@pgsd.uad.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab persoalan (1) bagaimana wujud revitalisasi kearifan
lokal di tingkat pendidikan dasar; (2) mengapa materi kearifan lokal diberikan pada pendidikan
tingkat dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari kajian pustaka
dan observasi. Metode analisis data menggunakan metode analisis data kualitatif. Peneliti
mencermati aspek pendidikan dasar dan kearifan lokal secara terminologis. Keduanya diletakkan
sebagai satu kesatuan yang saling terhubung secara konseptual. Hubungan logis yang terbingkai
secara konseptual tersebut selanjutnya dianalisis dan digunakan untuk menjawab persoalan yang
telah diajukan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa nilai kearifan lokal ditempatkan secara
terintegral dengan seluruh materi pembelajaran. Alasan kearifan lokal penting diberikan pada
tingkat pendidikan dasar agar peserta didik tidak kehilangan nilai dasar kulturalnya, tidak
kehilangan akar sejarahnya serta memiliki wawasan dan pengetahuan atas penyikapan realitas
sosial dan lingkungannya secara kultural.
Kata Kunci: Revitalisasi, Kearifan Lokal, Pendidikan Dasar
ABSTRAK 3

SEBUAH PARADOKSAL KRISIS PANGAN DAN IRONI KETAHANAN PANGAN


Tinjauan Perspektif Islam

PAUD Bahrul Ulum Kudus, Indonesia


e-mail: mmaryatin@gmail.com
Subiyanto
SMP 1 Undaan Kudus, Indonesia

ABSTRAK
Saat ini dunia dihadapkan pada krisis besar yaitu krisis Ekonomi. Termasuk di dalamnya krisis
pangan. Salah satu cara mengatasi krisis dengan program ketahanan pangan, Negeri yang kaya
raya ini mengalami krisis pangan sebuah paradoksal. Penelitian ini menggunakan metode library
research dengan analisis deskriptif, yaitu untuk mengkaji krisis pangan, ketahanan pangan menurut
kapitalis dan bagaimana Islam mengatasi krisis pangan atau yang di sebut ketahanan pangan
perspektif Islam. Di samping itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan pengumpulan data dari kepustakaan yang kemudian dikelompokkan kepada data
primer dan sekunder. Cara mendapatkan data diperoleh dengan cara membaca leteratur buku,
makalah, majalah, dan hasil laporan penelitian. Untuk mengatasi krisi pangan maka ada program
ketahanan pangan. Ketahanan pangan menurut kapitalis terdiri dari tiga sub sistem utama yaitu
ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan. ketersediaan pangan adalah dalam jumlah yang
cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang berasal dari produksi
sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan ini dilihat secara makro. Jika stok
memadai ketersediaan pangan dianggap cukup. Begitu pula akses pangan bukanlah berarti jaminan
bagi setiap induvidu bisa mendapatkan kebutuhan pangannya. Melainkan bagaimana masyarakat
mampu memenuhi kebutuhannya dengan memproduksi sendiri, membeli, ataupun mendapat
bantuan agar bisa membeli. Jadi distribusi yang menentukan akses pangan itu tetap berdasarkan
mekanisme harga sebagaimana doktrin ekonomi kapitalis. Islam memandang bahwa ketahanan
pangan dapat dicapai dengan menempatkan konsep kepemilikan secara jelas. ketahanan pangan
dalam Islam mencakup: (1) Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok pangan; Negara yang menjamin
kebutuhan pokok rakyatnya (2) Ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan oleh individu
masyarakat; dan (3) Kemandirian Pangan Negara.
Kata Kunci: paradoksal, krisis pangan, dan ketahanan pangan
ABSTRAK 4

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN


PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA GORONTALO
ASNA ANETA
Dosen Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk implementasi
kebijakan program penanggulangan kemiskinan di kota Gorontalo, mengetahui dan menganalisis
tingkat responsivitas pemerintah kota Gorontalo dalam implementasi kebijakan program
penanggulangan kemiskinan, mengetahui dan menganalisis tingkat keberterimaan masyarakat
terhadap kebijakan program penanggulangan kemiskinan, dan mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan
di Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara dan focus group discussion (FGD).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk implementasi kebijakan program
penanggulangan kemiskinan di Kota Gorontalo telah dilaksanakan sesuai tahapan kebijakan
P2KP, responsivitas pemerintah Kota Gorontalo tinggi dalam implementasi kebijakan program
penanggulangan kemiskinan, masyarakat menerima dan mendukung program penanggulangan
kemiskinan, dan faktor komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, dan struktur birokrasi
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan P2KP di Kota
Gorontalo.
Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan
ABSTRAK 5

MENGANGKAT BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL DALAM


SISTEM KONSERVASI TANAH DAN AIR

Maridi

Prodi P. Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. Ir. Sutami No.
36 Kentingan, Surakarta
E-mail: maridi_uns@yahoo.com / maridi@staff.uns.ac.id

ABSTRAK
Kualitas lingkungan hidup saat ini sebagian besar mengancam kelangsungan perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan yang tangguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Berbagai asas
dipergunakan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu asas tersebut
adalah budaya dan kearifan lokal. Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari. Kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai
luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat. Salah satu permasalahan yang menjadi
perhatian saat ini adalah krisis air yang diakibatkan berkurangnya sumber air dan menurun-nya
kualitas tanah dan air yang mengancam ketersediaan air di Indonesia. Berbagai upaya telah
dilakukan dalam rangka konservasi tanah dan air baik oleh pemerintah maupun pemerhati
lingkungan. Pengelolaan sumber daya air dan tanah bukan hanya tanggung jawab pemerintah yang
dituangkan dalam berbagai kebijakan tertulis, namun juga tanggung jawab masyarakat setempat
yang nampak dalam pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam aktivitas menjalankan
berbagai aktivitas pengelolaan air dan tanah. Sinergi yang baik antara pemerintah, pemerhati
lingkungan, serta budaya dan kearifan lokal yang telah lama berkembang dan dipertahankan di
masyarakat diharapkan dapat menjadi strategi konservasi tanah dan air yang efektif.
Kata Kunci: kearifan lokal, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, nilai-nilai luhur,
budaya, air dan tanah
ABSTRAK 6
INDIKATOR DAN PENILAIAN TINGKAT KERAWANAN PANGAN KELURAHAN
UNTUK DAERAH PERKOTAAN

Nuhfil Hanani1, Sujarwo1, dan Rosihan Asmara1


1
Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun indikator kerawanan pangan tingkat kelurahan. Kegiatan
penelitian terdiri dari 2 tahap, yaitu: (1) menyusun indikator kerawanan pangan daerah perkotaan
tingkat kelurahan, dan (2) menilai tingkat kerawanan pangan kelurahan. Penelitian dilakukan di
Jawa Timur dengan mengambil sampel kota Malang, Pasuruan dan Batu. Seleksi indikator
kerawanan pangan tingkat kelurahan dilakukan menggunaan Analisis Faktor dengan metode
ekstraksi Principal Components Analysis (PCA). Analisis kerawanan pangan menggunakan indeks
komposit dari seluruh indikator dengan menggunakan References Based Analysis (RBA).
Indikator kerawanan pangan yang sesuai dan tersedia untuk menganalisis kerawanan pangan
kelurahan adalah: konsumsi dan ketersediaan pangan domestik (%), keberadaan toko-toko
pracangan/klontong, rata-rata ukuran rumah tangga (%), penduduk tidak bekerja/pengangguran
(%), penduduk miskin (%), kematian bayi (IMR) (perseribu), penduduk tidak akses air bersih (%),
balita gizi kurang (%), penduduk dengan pendidikan kurang dari SD (%). Tidak ada kota yang
memiliki kelurahan dengan kategori rawan atau sangat rawan, yang ada adalah agak rawan.
Indikator yang menjadi penyebab rendahnya status ketahanan pangan tingkat kelurahan adalah
jumlah pengangguran, kemiskinan dan IMR.
Kata kunci: indikator, kerawanan pangan, perkotaan, kelurahan, principal component analysis

Vous aimerez peut-être aussi