Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
SITI AISYAH
2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,
dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah
ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30
tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun
mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
3. Manifestasi klinis
Gejala umum Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus
pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar,
erosi dan terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar
kalsium darah meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik
ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah ber¬darah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain
5. Penatalaksanaan medis
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan
secara mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal,
tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
6. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
B. Landasan Teoritis Mastectomy
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis
pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan
payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola
dan puting susu serta kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah
bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc TANPA mengangkat
m.pektoralis major dan minor.
Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada
beberapa factor meliputi :
1. Usia
2. Kesehatan secara menyeluruh
3. Status menopause
4. Dimensi tumor
5. Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya
6. Stadium tumor dan keganasannya
7. Status reseptor homon tumor
8. Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum
6. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak
jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi.
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara,
termasuk kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna
biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung
sel kanker.
8. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak
diperlukan jika biopsy dengan sayatan ini berhasil mengangkat
seluruh tumor.
Indikasi operasi
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara
Tekhnik operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang
dioperasi diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang
dioperasi diganjal bantal tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan
leher, bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai
pertengahan mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi
lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku
kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan
mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup
dengan kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer,
Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi
tumor, kemudian dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal
ipsilateral, flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi
anterior m. Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis
dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat
perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah
parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor
dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis
minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal
otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila
Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis
minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih
tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema
lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi. Selanjutnya
mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,
interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya
jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en
bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu
juga dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek
sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan
dibawah vasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan
ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi
1. Dini :
a. pendarahan,
b. lesi n. Thoracalis longus wing scapula
c. Lesi n. Thoracalis dorsalis
2. Lambat :
a. Infeksi
b. nekrosis fla
c. wound dehiscence
d. seroma
e. edema lengan
f. kekakuan sendi bahu kontraktur
Mortalitas
hampir tidak ada
Follow up
Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan
Tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan
Setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan
Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
Thorax foto : tiap 6 bulan
Lab. Marker : tiap 2-3 bulan
Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi
USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:
1) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh,
psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual
2) Kerusakan integrasi kulit/ jaringan berhubungan dengan
pengangkatan bedah kulit/ jaringan , perubahan sirkulasi, adanya
edema, drainase , perubahan pada elastisitas kulit, sensasi,
dekstrusi jaringan ( radiasi )
3) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan ,trauma
jaringan , interupsi saraf, diseksi otot.
4) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular , nyeri / ketidaknyamanan , pembentukan edema
ditandai dengan : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis
,dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/
mengingat, salah interpretasi/ informasi
5) Perubahan pola seksual berhubungan dengan dampak kehilangan
payudara/ kehilangan gambaran dan atau proses penyakit terhadap
hubungan seksual.
c. Rencana Keperawatan
1) Gangguan citra tubuh b.d kehilangan payudara
Defenisi : Kebingungan tentang gambaran mental fisik pribadi
Batasan karakteristik :
a) Prilaku menghindar akibat kehilangan salah satu organ tubu
b) Respon non verbal akibat perubahan actual tubuh
c) Respon non verbal terhadap penerimaan perubahan tubuh
d) Kehilangan organ tubuh
e) Tidak mau melihat bagian tubuh
f) Tidak mau menyentuh bagian tubuh
Citra Tubuh
Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi
tubuh
Indicator:
a) Gambaran internal tubuh
b) Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubu
c) Kepuasan penmapilan tubuh
d) Pengaturan penampilan fisik tubuh
e) Pengaturan perubahan fungsi tubuh
Perbaikan Citra Tubuh
Defenisi :
Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan
terhadap tubuhnya
Aktivitas:
a) Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan
perkembangannya
b) Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi
akibat penyakit dan pembedahan
c) Membantu pasien memelihara perubahan tubuh
d) Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari
perasaan yang beharga
e) Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang
sama penampilan tubuh.
f) Monitoring pandangan diri secara berkala
g) Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh
h) Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri
sehubungan denagn bagian tubuh dan berat badan
i) Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam
isolasi social
j) Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang
akan meningkat
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh,
psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual
Defenisi
ketidakmampuan dalam memelihara persepsi diri yang terintegrasi
dan kompleks
Batasan Karakteristik :
a) Gangguan citra tubuh
b) Gangguan peran hubungan
c) Perasaaan kosong
d) Gender confusion
e) Koping yang tidak efektif
f) Penampilan peran yang tidak efektif
Identitas
Defenisi
kemampuan untuk membedakan pribadi awal dan akhir dan
mengkarakteristikkannya
Indicator :
a) Penguatan secara verbal tentang identitas diri
b) Penjelasan secara verbal tentang identitas diri
c) Membedakan diri dengan manusia lainnya
d) Menampilkan peran social
DAFTAR PUSTAKA