Vous êtes sur la page 1sur 18

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

POST OPERATIF CA. MAMAE

DISUSUN OLEH :

SITI AISYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
POST OPERATIF CA. MAMAE

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko
Prodjo, 2010).

2. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa
faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker
payudara, yaitu :
a. Tinggi melebihi 170 cm
b. Masa reproduksi yang relatif panjang.
c. Faktor Genetik
d. Ca Payudara yang terdahulu
e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini,
dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.
f. Kelainan payudara ( benigna )
Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah
ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang
porliferatif sedikit meningkat.
g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain
h. Faktor endokrin dan reproduksi
Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30
tahun, Menarche kurang dari 12 tahun
i. Obat anti konseptiva oral
Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun
mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
3. Manifestasi klinis
Gejala umum Ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran
karena mulai timbul pembengkakan
c. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar
puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus
pada payudara
d. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
e. Ada cairan yang keluar dari puting susu
f. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar,
erosi dan terjadi retraksi
g. Ada rasa sakit
h. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar
kalsium darah meningkat
i. Ada pembengkakan didaerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
k. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
l. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun
sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik
ke dalam.
m. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
n. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah ber¬darah.
o. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh
lain

4. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic


a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal
marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
b. Test diagnostik lain:
1) Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
2) Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy,
Incisi biopsy, Eksisi biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
a. Pemeriksaan payudara sendir
b. Pemeriksaan payudara secara klinis
c. Pemeriksaan manografi
d. Biopsi aspirasi
e. True cut
f. Biopsi terbuka
g. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy
medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

5. Penatalaksanaan medis
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non
pembedahan). Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan
secara mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi radikal,
tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.

6. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati.
B. Landasan Teoritis Mastectomy
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis
pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan
payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola
dan puting susu serta kulit diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah
bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc TANPA mengangkat
m.pektoralis major dan minor.
Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada
beberapa factor meliputi :
1. Usia
2. Kesehatan secara menyeluruh
3. Status menopause
4. Dimensi tumor
5. Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya
6. Stadium tumor dan keganasannya
7. Status reseptor homon tumor
8. Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori :


mastektomi radikal, mastektomi total dan prosedur yang lebih terbatas (
contoh segmental, lumpektomi ).
1. Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic
mastectomy.operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan
mengangkat seluruh payudara dan putting atau berupa subcutaneous
mastectomy dimana seluruh payudara diangkat namun putting tetap
dipertahankan .
2. Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara
tetapi semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
3. Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa
atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot
dada mayor masih utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur
yang jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot
pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus
limfe mamari internal atau supra klavikular.
4. Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada
pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan
sekitarnya diangkat. Lumpektomi dianggap tumor non-metastatik bila
kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan putting.prosedur
meliputi dignostik ( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila
dikombinasi dengan terapi radiasi.
Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan
menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi
bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker tanpa
meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini
dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan II)
Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat
kanker payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker
secara mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya
dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan penderita seperti
perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker
payudara stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV.
Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot
mayor dan minor, nodus limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya.
b. Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot
pektoralis mayor dipertahankan.
c. Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan
mempertahankan otot-otot yang menyokong.
d. Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya
termasuk nodus limfe.
e. Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya,
jaringan payudara dan kulitnya dipertahankan.

Beberapa tipe mastektomi yang ada pada saat ini


1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)
Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi
ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh
payudara dan puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana
seluruh payudara diangkat namun puting tetap dipertahankan.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker payudara
dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif
pada wanita dengan risiko tinggi.

2. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)


Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya,
namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus,
sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai
tiga simpul limfe pertama.

3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy


Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-
mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih
ringan daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di
Amerika. Dengan MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta
simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor) –
otot penggantung payudara – masih tetap dipertahankan. Kulit dada
dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti
dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah
plastik.

4. Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)


Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’,
termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit
payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening).
Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan
bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.

5. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental


Mastectomy)
Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan
kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan
breast-conserving therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan
mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini
biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel
kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan
penuh akan ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara.
Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke
bagian tubuh yang lain.

6. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak
jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi.
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara,
termasuk kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna
biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung
sel kanker.

7. Lumpectomy atau sayatan lebar


Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan
sedikit jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy)
hanya mengangkat tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan
payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian hari,
dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat
re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).

8. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak
diperlukan jika biopsy dengan sayatan ini berhasil mengangkat
seluruh tumor.

Indikasi operasi
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara

Kontra indikasi operasi


1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar

Tekhnik operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang
dioperasi diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang
dioperasi diganjal bantal tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan
leher, bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai
pertengahan mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi
lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku
kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan
mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup
dengan kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer,
Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi
tumor, kemudian dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal
ipsilateral, flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi
anterior m. Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis
dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat
perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah
parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor
dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis
minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal
otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila
Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis
minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih
tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema
lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi. Selanjutnya
mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,
interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya
jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en
bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu
juga dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek
sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan
dibawah vasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan
ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis

Komplikasi operasi
1. Dini :
a. pendarahan,
b. lesi n. Thoracalis longus  wing scapula
c. Lesi n. Thoracalis dorsalis
2. Lambat :
a. Infeksi
b. nekrosis fla
c. wound dehiscence
d. seroma
e. edema lengan
f. kekakuan sendi bahu  kontraktur
Mortalitas
hampir tidak ada

Perawatan pasca bedah


Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi
drain, memeriksa Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin
dengan melatih pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-
masing drain < 20 cc/24 jam. Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih
awal, karena produksinya lebih sedikit. Jahitan dilepas umumnya hari ke10
s/d 14.

Follow up
Tahun 1 dan 2  kontrol tiap 2 bulan
Tahun 3 s/d 5  kontrol tiap 3 bulan
Setelah tahun 5  kontrol tiap 6 bulan
Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
Thorax foto : tiap 6 bulan
Lab. Marker : tiap 2-3 bulan
Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi
USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

C. landasan Asuhan Keperawatan


1. Asuhan Keperawatan Post Operasi
a. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit
yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana
pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan?
Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?
2) Pola nutrisi metabolic
Untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi
pasien setelah operasi, maka klien perlu dianjurkan:
a) Makan makanan bergizi
b) Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti :
daging, telur, ayam, ikan.
c) Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari
Namun pasien tidak mau makan telur atau ikan karena takut
lukanya gatal dan lama sembuh. Maka perawat perlu
memberitahukan kepada klien tentang pentingnya konsumsi
protein seperti telur dan ikan untuk penyembuhan luka pasca
operasi.
3) Pola eliminasi
Control eliminasi urin klien pasca operasi, baik warna, bau,
frekuensi. Lihat apakah klien kesulitan dalam BAB maupun BAK.
Perawat juga harus memperhatikan pemakaian drain redonm. Drain
redonm harus tetap vakum dan diukur jumlah cairan yang
tertampung dalam botol drain tiap pagi, bila drain buntu, misalnya
terjadi bekuan darah, bilain drain dengan PZ 5-10 cc supaya tetap
lancar. Pada mastektomi radikal atau radikal modifikasi, drain
umumnya dicabut setelah jumlah cairan dalam 24 jam tidak
melebihi 20-30 cc, pada eksisi tumor mamma tidak melebihi 5 cc.
4) Pola aktivas latihan
Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk
mencegah atropi otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu,
untuk mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya, maka latihan
harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.
5) Pola istirahat tidur
Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama
klien tidur dalam sehari? Biasanya pasien mengalami gangguan
tidur karena nyeri pasca operasi.
6) Pola kognitif persepsi
Kaji tingkat kesadaran klien, Kaji apakah ada komplikasi pada
kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan.
7) Pola persepsi diri dan konsep diri
Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan
atau kehilangan akibat operasi payudara sangat terasa oleh klien.
Klien akan merasa kehilangan haknya sebagai wanita normal, ada
rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan
hilangnya daya tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi
menyusui.
8) Pola peran hubungan
Klien merasa malu dalam berhubungan dengan orang lain karena
kondisinya saat ini, hal ini juga tampak pada reaksi Ny E yang
tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka saat perawat
akan merawat lukanya. Klien kawatir setelah pulang nanti dia akan
dijauhi oleh orang lain dan apakah suaminya masih menyayangi
dan mau menerimanya.
9) Pola reproduksi dan seksualitas
Setelah operasi, akan adanya gangguan pada seksualitas pasien.
Hal ini dapat terjadi karena klien merasa rendah diri ketika
berhubungan dengan suaminya karena kondisinya saat ini.
10) Pola koping dan toleransi stress
Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah
klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres?
Diperlukan dukungan keluarga dan orang sekitar termasuk perawat
untuk menghilangkan kecemasan dan rasa rendah diri klien
terhadap keadaan dirinya.
11) Pola nilai dan kepercayaan
Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi
penyakitnya? Apakah ada pantangan agama dalam proses
penyembuhan klien? Diperlukan pendekatan agama supaya klien
dapat menerima kondisinya dengan lapang dada.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah:
1) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh,
psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual
2) Kerusakan integrasi kulit/ jaringan berhubungan dengan
pengangkatan bedah kulit/ jaringan , perubahan sirkulasi, adanya
edema, drainase , perubahan pada elastisitas kulit, sensasi,
dekstrusi jaringan ( radiasi )
3) Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan ,trauma
jaringan , interupsi saraf, diseksi otot.
4) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular , nyeri / ketidaknyamanan , pembentukan edema
ditandai dengan : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis
,dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/
mengingat, salah interpretasi/ informasi
5) Perubahan pola seksual berhubungan dengan dampak kehilangan
payudara/ kehilangan gambaran dan atau proses penyakit terhadap
hubungan seksual.
c. Rencana Keperawatan
1) Gangguan citra tubuh b.d kehilangan payudara
Defenisi : Kebingungan tentang gambaran mental fisik pribadi
Batasan karakteristik :
a) Prilaku menghindar akibat kehilangan salah satu organ tubu
b) Respon non verbal akibat perubahan actual tubuh
c) Respon non verbal terhadap penerimaan perubahan tubuh
d) Kehilangan organ tubuh
e) Tidak mau melihat bagian tubuh
f) Tidak mau menyentuh bagian tubuh
Citra Tubuh
Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi
tubuh
Indicator:
a) Gambaran internal tubuh
b) Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubu
c) Kepuasan penmapilan tubuh
d) Pengaturan penampilan fisik tubuh
e) Pengaturan perubahan fungsi tubuh
Perbaikan Citra Tubuh
Defenisi :
Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan
terhadap tubuhnya
Aktivitas:
a) Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan
perkembangannya
b) Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi
akibat penyakit dan pembedahan
c) Membantu pasien memelihara perubahan tubuh
d) Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari
perasaan yang beharga
e) Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang
sama penampilan tubuh.
f) Monitoring pandangan diri secara berkala
g) Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh
h) Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri
sehubungan denagn bagian tubuh dan berat badan
i) Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam
isolasi social
j) Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang
akan meningkat
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh,
psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual
Defenisi
ketidakmampuan dalam memelihara persepsi diri yang terintegrasi
dan kompleks
Batasan Karakteristik :
a) Gangguan citra tubuh
b) Gangguan peran hubungan
c) Perasaaan kosong
d) Gender confusion
e) Koping yang tidak efektif
f) Penampilan peran yang tidak efektif
Identitas
Defenisi
kemampuan untuk membedakan pribadi awal dan akhir dan
mengkarakteristikkannya
Indicator :
a) Penguatan secara verbal tentang identitas diri
b) Penjelasan secara verbal tentang identitas diri
c) Membedakan diri dengan manusia lainnya
d) Menampilkan peran social
DAFTAR PUSTAKA

Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih Bahasa Ns.
Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta
Carpenito, & Lyinda Jual. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi ke-10.Alih
Bahasa, Yasmin Asih. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Doenges, E.M. 2009. Nursing Diagnosis Manual : planning, individualizing, and
documenting client care. 2nd ed. United States of America
F. A. Davis Company Grace A pierce. 2010. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Kumar. 2011. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC
Nancy R dan Judith M Wilkinson. 2012 Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda
Nic Noc. Jakarta: EGC.
Nasar I Made (ed). 2010. Patologi II (Khusus). Jakarta: Sagung Seto.
Price Sylvia, & Wilson. 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Dasar Penyakit (
Pathophysiologi: Clinical Concepts of Diasase Process. Jakarta : EGC.
Reksoprodjo, Soelarto (ed). 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tangerang: Bina
Rupa Aksara.
Sjamsuhidajat dan Wim De Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 3. Jakarta: EGC.
Sujono dan Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi Pertama Jogjakarta:
Graha Ilmu
Suzanne, C Smeltser (ed). 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC.
Apriyanti.2012. Latar Belakang Fibroadenomma Mammae. Diakses: 27 Mei 2013.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/137/jtptunimus-gdl-apriyanthi-6802

Vous aimerez peut-être aussi

  • BAB III IV Muhandisah
    BAB III IV Muhandisah
    Document10 pages
    BAB III IV Muhandisah
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document14 pages
    Daftar Pustaka
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document14 pages
    Bab I
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document13 pages
    Bab I
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document92 pages
    Bab Ii
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document11 pages
    Bab Iv
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • NOTULEN TKRS 06-12-2022 New
    NOTULEN TKRS 06-12-2022 New
    Document4 pages
    NOTULEN TKRS 06-12-2022 New
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document11 pages
    Bab Iv
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document13 pages
    Bab I
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Outline
    Outline
    Document2 pages
    Outline
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document13 pages
    Bab I
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Kuesioner Penelitian
    Lembar Kuesioner Penelitian
    Document7 pages
    Lembar Kuesioner Penelitian
    Annaas Setyawan
    100% (1)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document1 page
    Bab Iii
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Cover Sap
    Cover Sap
    Document1 page
    Cover Sap
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LP LK SP Halusinasi
    LP LK SP Halusinasi
    Document35 pages
    LP LK SP Halusinasi
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Kuesioner Penelitian
    Lembar Kuesioner Penelitian
    Document7 pages
    Lembar Kuesioner Penelitian
    Annaas Setyawan
    100% (1)
  • Askep BP
    Askep BP
    Document9 pages
    Askep BP
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LP Dan LK Askep Postnatal
    LP Dan LK Askep Postnatal
    Document19 pages
    LP Dan LK Askep Postnatal
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Sap GGK
    Sap GGK
    Document5 pages
    Sap GGK
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Dengan CKD
    Asuhan Keperawatan Dengan CKD
    Document1 page
    Asuhan Keperawatan Dengan CKD
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LP Kejang Demam
    LP Kejang Demam
    Document13 pages
    LP Kejang Demam
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LP TB Paru
    LP TB Paru
    Document30 pages
    LP TB Paru
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LP LK Halusinasi Panti
    LP LK Halusinasi Panti
    Document20 pages
    LP LK Halusinasi Panti
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Sap BP
    Sap BP
    Document4 pages
    Sap BP
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Askep RDS
    Askep RDS
    Document5 pages
    Askep RDS
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • API Halusinasi
    API Halusinasi
    Document12 pages
    API Halusinasi
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Sap BP
    Sap BP
    Document4 pages
    Sap BP
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • SAP Perawatan BBL Di Rumah
    SAP Perawatan BBL Di Rumah
    Document11 pages
    SAP Perawatan BBL Di Rumah
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • Askep BP
    Askep BP
    Document9 pages
    Askep BP
    suhartono
    Pas encore d'évaluation
  • LK Askep Keluarga Dengan Asma
    LK Askep Keluarga Dengan Asma
    Document12 pages
    LK Askep Keluarga Dengan Asma
    suhartono
    Pas encore d'évaluation