Vous êtes sur la page 1sur 13

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Kelompok IV

Oleh:

Edi Prasetio (14076009)

Fitri Anisyah (14016062)

Mimi Putri Utami (14016084)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


SEPTEMBER 2014
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta hidayah nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Asas-asas Pendidikan”,
yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, dalam menempuh pendidikan di Universitas Negeri
Padang.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam


penyajian data dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan penulis mohon maaf.

Padang, 23 Agustus 2014

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN

1. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

2. Tujuan........................................................................................................................... 1

PEMBAHASAN

1. Asas Pokok
Pendidikan................................................................................................ 2

2. Macam-Macam Asas Pendidikan................................................................................. 2

a. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu.................................................................. 2

b. Asas Pendidikan Seumur Hidup.............................................................................. 3

c. Asas Tanggung Jawab Bersama............................................................................... 4

d. Asas Manfaat, Adil, dan Merata.............................................................................. 5

e. Asas Tut Wuri Handayani........................................................................................ 5

f. Asas Kemandirian dalam Belajar............................................................................. 6

PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................................................... 7

Saran................................................................................................................................... 7

DAFTAR RUJUKAN......................................................................................................... 8
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus


komunikasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang
Norma kehidupan dan ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang
berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal karena cepatnya arus
informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita yang
bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi
bangsa. Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan
teknologi, menjadi semakin penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran
kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal fisik atau sumber daya alam ke
modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.

Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ),
yaitu yang memberikan keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi
tinggi pada peserta didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu
berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Kecakapan ini sebenarnya
telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun yang
bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang
belajar sepanjang hayat (Life Long Learning).

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian asas-asas pendidikan?

2. Ada berapa asas asas pendidikan?

C. Tujuan

Untuk mengetahui asas-asas pendidikan dan macam-macam asas pendidikan.


PEMBAHASAN

A. Asas Pokok Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Asas-asas tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum
pendidikan di dunia maupun yang bersumber dari pemikiran dan
pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Diantara asas
tersebut adalah Asas semesta menyeluruh dan terpadu, Asas Belajar Sepanjang Hayat,
Asas tanggung jawab bersama, Asas Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing
Madyo Mangun Karso, dan Asas Kemandirian dalam Belajar. Asas-asas itu dianggap
sangat relevan dengan upaya pendidikan, baik masa kini maupun masa datang.
Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga
asas tersebut agar dapat menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan
pendidikan sehari-hari.

B. Macam-Macam Asas Pendidikan

1. Asas Semesta Menyeluruh dan Terpadu.


Semesta maksudnya pendidikan diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh
rakyat Indonesia. Menyeluruh maksudnya, pendidikan harus mencangkup semua
jenis dan jenjang pendidikan. Terpadu artinya pendidikan tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan pembangunan Bangsa.

Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu, yang berarti bahwa pendidikan


nasional terbuka bagi setiap manusia Indonesia, mencakup semua jenis dan
jenjang pendidikan, dan merupakan satu kesatuan usaha sadar yang tidak dapat
dipisahkan dari keseluruhan usaha pembangunan bangsa.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mempunyai hak untuk memperoleh


pendidikan yang sama dengan anak normal. Hal tersebut telah dinyatakan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 tentang hak dan kewajiban
warga negara, bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapat
kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat termasuk Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK).

Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang


berbeda dengan anak pada umumnya, tanpa menunjukkan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik. Karena, karakteristik dan hambatan yang dimiliki anak
berkebutuhan hidup memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing anak.
Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB)
sesuai dengan kekhususannya masing-masing.

Pendidikan luar biasa adalah merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Selain itu pendidikan luar biasa juga berarti pembelajaran yang
dirancang khususnya untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan
fisik. Pendidikan luar biasa akan sesuai apabila kebutuhan siswa tidak dapat
diakomodasikan dalam program pendidikan umum. Secara singkat pendidikan
luar biasa adalah program pembelajaran yang disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan unik dari individu siswa.

2. Asas Pendidikan Sepanjang Hayat

Artinya, setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang


sepanjang hidupnya dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan
agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar.

Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang harus :

a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.

b. Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan


penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment)


setiap individu.

d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.

e. Mengakui konstribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin


terjadi termasuk yang formal, nonformal, dan informal.

Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat


harus dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi sebagai
berikut :

a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi disamping


keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus pula
terkait dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dimensi
vertikal diantara lain :

1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.

2) Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan

3) “the forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum


berdasarkan suatu prognosis.
4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.

5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab.

6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.

7) Dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkan dengan tetap


mengikuti pendidikan.

b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara


pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah, antara
lain :

1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.

2) Memperluas kegiatan belajar keluar sekolah.

3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar


mengajar.

3. Asas Tanggung Jawab Bersama.

Tanggung jawab adalah kewajiban terhadap segala sesuatunya; fungsi


menerima pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain.
Tanggung jawab sangat berkaitan dengan kewajiban seseorang terhadap tugas
atau perbuatan yang dilakukan. Sesuatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan
tanpa adanya tanggung jawab akan terjadi secara tidak terarah dan cenderung
asal-asalan saja dan bahkan dapat menimbulkan masalah yang lain lagi.

Kegiatan dalam proses pendidikan haruslah selalu didasarkan pada asas


tanggung jawab, karena kegiatan apapun yang dilakukan dalam pendidikan selalu
diarahkan untuk mencapai tujuan yakni membimbing dan mendidik para siswa
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan
dan potensi yang dimiliki.

Aktualisasi dari pengembangan dan penerapan asas tanggung jawab dalam


proses pelaksanaan kegiatan pendidikan akan tercermin dalam pemilihan dan
penetapan materi, metode, strategi, pelaksanaan, hubungan antara guru dengan
siswa, sampai pada evaluasi, harus berfokus pada pencapaian tujuan pendidikan
dan pembelajaran itu.

4. Asas Manfaat, Adil, dan Merata.

Yang memandang manusia Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi


antara rakyat kota, desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin, agama,
dan lain-lain.
Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, dan bagi pengembangan
pribadi setiap manusia indonesia.

5. Asas Tut Wuri Handayani.

Asas tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas) yang
merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini bersumber dari asas Taman
Siswa. Asas ini dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Asas tut wuri
handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri
dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Asas ini
merupakan inti dari sistim among dari perguruan tinggi itu yang merupakan asas
pertama. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini mendapat
tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa).

Terdapat dua semboyan untuk melengkapinya agar menjadi satu kesatuan asas,
yakni :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan,
seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam
sistem ilmu pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran / gagasan /
pendapat para muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih luas. Dalam
posisi ini ia membimbing dan memberi teladan. Akhirnya, dengan filosofi
semacam ini, siswa (dengan bantuan guru dan teman-temannya)
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di antara pengetahuan yang
telah dikonstruksi oleh banyak orang termasuk oleh para ahli.

b. Ing Madya Mangun Karsa

Ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan kehendak)


diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu
untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan untuk
memperkuat motivasi. Dan, guru maju ke tengah- tengah (pemikiran) para
muridnya. Dalam posisi ini ia menciptakan situasi yang memungkinkan para
muridnya mengembangkan, memperbaiki, mempertajam, atau bahkan
mungkin mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga
diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih
banyak manfaatnya.

6. Asas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas ; tut wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

Pengembangan kemandirian dalam belajar ini sebaiknya dimulai dalam


kegiatan intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler atau untuk latar perguruan tinggi.
Dimulai dalam kegiatan tatap muka dan dikembangkan lalu dimantapkan dalam
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan intrakurikuler berfungsi
membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai sumber
belajar, yang menjadi dasar pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam
bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri atau kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler.
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Oleh karena itu pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin
dengan memperhatikan sejumlah asas pendidikan.

Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang pelopor
pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam kegiatan pendidikan yang
masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri handayani, asas ing
ngarso sung tolodo, dan asas ing madyo mangun karso.

Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan
sistem pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan
nasional daripada kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri
Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari
semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

Saran

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah ini dan bermanfaat
khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.
DAFTAR RUJUKAN

Syahril, dan Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina


http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/, diakses 15
September 2014
H.Zahara Idris, dan H.Lisma Jamal.1992. Pengantar Pendidikan 2. Jakarta :
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
Suardi.2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta:PT. Indeks.

Vous aimerez peut-être aussi