Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan ini yang
berjudul “Laporan Praktek Belajar Lapangan IV Manajemen Keperawatan Di
Ruang bedah mawar Rumah Sakit umum daerah kota Bandung“.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dewi Mustikaningsih, S.Kep., Ners, M.Kep. selaku Koordinator Praktek
Belajar Lapangan IV, sekaligus Dosen Pembimbing
2. N. Suhastuti, S.Kep. Ners selaku Ka. Ruangan dan Clinical Instructure (CI)
yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam proses
Praktek Belajar Lapangan IV
3. Seluruh Staff dan Karyawan di Rumah Sakit umum daerah kota Bandung
4. Mahasiswa dan Mahasiswi prodi S1 Keperawatan
5. Semua pihak yang ikut membimbing, mengarahkan dan membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika penulisannya, maka dari itu penulis berterima kasih apabila ada kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
kontribusi menciptakan perawat professional yang berakhlakul karimah.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
1
Manajemen asuhan keperawatan dapat dilakukan oleh semua perawat
karena setiap perawat adalah manager dalam pemberian asuhan yaitu setiap
perawat bisa merawat beberapa pasien, setiap pasien pasti menerima asuhan
lebih dari satu perawat dan tim multidisiplin kesehatan dan memimpin
kelompok perawat dalam memberikan asuhan ke kelompok pasien. Tentang
ilmu dan konsep yang dimilki tersebut perlu diimplementasikan didalam
situasi nyata yaitu disaran pelayanan kesehatan. Manajemen perawatan yang
bertujuan untuk mengenalkan mengenai proses manajemen dalam asuhan
keperawatan diruang rawat inap rumah sakit. Fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengrahan, dan pengendalian diruang perawatan oleh
perawat melalui pengkajian, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
yang meliputi unsur-unsur input, proses, dan output, sehingga terwujud sistem
asuhan keperawatan yang komprehensif kepada pasien secara profesional.
Manajer asuhan pasien yaitu mengelola diri sendiri dan mengelola orang lain
yang terlibat dan memberi dukungan dalam asuhan pasien.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan analisis
Perencanaan
2. Bagaimana cara mengkaji manajemen seperti fungsi pengorganisasian
yang ada di Rumah Sakit ?
3. Bagaimana cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan fungsi
pengarahan yang ada di Rumah Sakit ?
4. Bagaimana cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan fungsi
pengendalian yang ada di Rumah Sakit ?
5. Bagaimana cara menganalisis SWOT ?
6. Bagaimana cara membuat perencanaan manajemen asuhan keperawatan ?
2
7. Bagaimana cara membuat implementasi dan evaluasi manajemen asuhan
keperawatan di Rumah sakit ?
C. Tujuan masalah
1. Memahami cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan analisis
Perencanaan
2. Memahami acara mengkaji manajemen seperti fungsi pengorganisasian
yang ada di Rumah Sakit
3. Memahami cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan fungsi
pengarahan yang ada di Rumah Sakit
4. Memahami cara mengkaji manajemen asuhan keperawatan fungsi
pengendalian yang ada di Rumah Sakit
5. Memahami cara menganalisis SWOT
6. Memahami cara membuat perencanaan manajemen asuhan keperawatan
7. Memahami cara membuat implementasi dan evaluasi manajemen asuhan
keperawatan di Rumah sakit
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
2. Pelaksanaan
Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
4
3. Tujuan pre conference
5
a. Tahap prapenerimaan pasien baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
3) Menyiapkan format pengkajian
4) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
5) Menyiapkan nursing kit
6) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
b. Tahap pelaksanaan peneriman pasien baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat
primer/perawat yang diberi delegasi
2) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya
3) Perawat menunjukan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan
4) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat
tidur (apabila pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan
berikan posisi yang nyaman
5) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan
format
6) Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan,perawat (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat),medis (dokteryang bertanggung jawab), dan tata
tertib ruangan.
8) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
telah disampaikan
9) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas,maka diminta untuk
mendatangani informed concent sentralisasi obat.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
6
a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b. Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat
asosiate yang telah diberi wewenang/delegasi
c. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
d. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik
7
dapur,kamar mandi,ruang perawat,ruang dokter,atau depo farmasi
merupakan bagian pengenalan ruangan/lingkungan. Setelah itu
pasien dan keuarga dianjurkan tidak membawa barang berharga.
Mengenalkan klien baru dengan klien lain yang sekamar juga
perlu dilakukan. Kemudian perawat menanyakan kembali tentang
kejelasan informasi yang telah disampaikan diisi dengan check
list.
3) Pemberian tanggal dan tanda tangan perawat primer dan
pasien/keluarga.
C. Operan shift dinas
1. Pengertian
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat,jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat,tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi
yang penting.
b. Tujuan khusus
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
2) Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien
8
3) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
3. Manfaat
a. Bagi perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar
perawat
3) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
b. Bagi pasien
1) Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap
4. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
b. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
d. Informasi yang disampaikan harus akurat,singkat,sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan
pasien
e. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien
f. Pada saat operan di kamar pasien,menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat klien
g. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
9
D. Ronde keperawatan
1. Pengertian
Ronde Keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanaka asuhan
keperawan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik
yang memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis kedalam peraktek keperawatan secara langsung.
2. Karakteristik metode keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan focus kegiatan
c. Perawat asosiate , perawat primer dan konsuler merupakan diskusi
bersama
d. Konsuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiate ,
perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
3. Tujuan Ronde Keperawatan:
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhakan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memotidifikasi rencana perawatan.
10
4. Peran ketua Tim dan Anggota Tim
a. Menjelaskan keadaan dan data demografik klien.
b. Menjelaskan masalah keperawan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang sudah diambil.
11
b. Pelaksanaan
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan /telah dilaksanakan dan memiih prioritas yang
perlu diprioritaskan.
2) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/
kepala ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan
dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
.
d. Keluhan Ronde Keperawatan
Keluhan metode ini adalah klien dan keluarga kurang nyaman serta
privasinya terganggu
Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian
12
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi
post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim
(Modul MPKP, 2006)
2. Pelaksanaan
13
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
14
BAB III
HASIL KAJIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN
I. PENGUMPULAN DATA
A. Perencanaan
1. Konsep /ideal
Perencanaan Memperasatukan kegiatan dari seluruh sistem dalam
organisasi kearah pencapaian tujuan bersama (Swanburg,1999) Diperlukan
Visi, misi, nilai-nilai yang dianut, filosofi dan tujuan serta strategi . Menurut
Gillies (1989) Perencanaan diarahkan u;ntuk merumuskan misi,visi dan
tujuan keperawatan melibatkan semua unsur dalam organisasi tersebut:
a. Visi dan Misi
1) Visi
Menyelenggarakan pelayanan keperawatan bedah terhadap klien
rawat inap secara prima dan paripurna
2) Misi
a) Memberikan pelayanan keperawatan bedah secara
komprehensif dan berkualitas kepada klien.
b) Mengembangkan aplikasi skill dan pengetahuan tenaga
keperawatan secara berkelanjutan
c) Melaksanakan kolaborasi yang harmonis dengan tim
pelayanan yang laion dan berorientasi kepada penyembuhan
klien
d) Melaksanakan kproses keperawatan yang bertanggung jawab
dan bertanggung gugat melalui penampilan pelayanan yang
ramah, kekeluargaan dan berorientasi kepada kepuaasan klien
15
e) Mengupayakan perlindungan hukum, keamanan dan
kenyamanan kerja bagi petugas dalam lingkup perawatan
bedah.
16
2. Kajian/Riil
a. Perencanaan kepala ruangan
Hasil wawancara kepada kepala ruangan , perencanaan kepala
ruangan sudah dirancang akan tetapi tidak di tentukan untuk tanggal
pelaksanaan.
b. Perencanaan ketua tim
Hasil wawancara kepada kepala ruangan , perencanaan ketua
ruangan sudah dirancang akan tetapi tidak di tentukan untuk tanggal
pelaksanaan
17
mawar adalah sebanyak 12 orang dengan 1 kepala ruangan dan 2
ketua tim total keseluruhan 15 orang perawat . Dari hasil perhitungan
dengan cara douglas diperoleh bahwa tenaga perawat yang saat ini
tersedia di ruang jumlahnya masih kurang dari hasil perhitungan
tenaga yang dibutuhkan. Perhitungan ini belum memiliki keakuratan
yang pasti karena memiliki beberapa kekurangan, karena observasi
yang dilakukan sesaat.
Table. 1.4
Nurse Station
18
No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
4 Kulkas 1 Baik
8 Keranjang 2 Baik
17 Wastafel 1 Baik
19
18 Handsrub 1 Baik
20 Penlight 2 Baik
23 Regulator O2 2 Baik
24 Jam 1 Baik
25 Telfon 1 Baik
26 Brankar 1 Baik
Table 1.5
Ruang perawat
20
8 Jam 1 Baik Ruang perawat
Table 1.6
Ruangan obat
No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
2 Meja 1 Baik
6 Stetoscop 3 Baik
9 Torniqet 4 Baik
21
15 Nerbeken kecil 1 Baik
Table 1.7
Ruang loker
No Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Loker 4 Baik
3 Laken 36 Baik
4 Selimut 19 Baik
5 Bantal 21 Baik
8 Perlak 7 Baik
11 Kursi 1 Baik
Table 1.8
Ruang tindakan
22
1 Lemari alkes 1 Baik
5 Sterilisator 1 Baik
7 Bad 1 Baik
8 Tirai 3 Baik
9 Sampiran 1 Baik
14 Baki 4 Baik
15 Waskom 3 Baik
20 Lampu 3 Baik
23
21 Sakson 2 Baik
29 Wastafel 1 Baik
30 Handsrub 2 Baik
35 Korentang 2 Baik
24
Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari jumlah peralatan di ruang
mawat sudah cukup bila ada yang mengalami kerusakan segera
ditindaklanjuti. Di ruangan nurse station sudah terdapat pembagian sampah
medis dan non medis. Namun setelah dilakukan pengamatan secara langsung
didapatkan bahwa masih adanya sampah medis didalam sampah non medis
begitupun sebaliknya
3. Kesimpulan/Analisis
B. Pengorganisasian
1. Konsep / ideal
Keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
25
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 1983)
Keseluruhan pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk mencapai
tujuan, termasuk penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas
pengawasan setiap kelompok, dan menentukan cara dari penkoordinasian
aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun
horisontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
(Swansburg,1996. hal. 321)
Pengorganisasian pelayanan keperawatan perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna. Dengan
memperhatikan dan menerapkan prinsip-prinsip pengorganisasian, maka
segala kegiatan keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
straregi organaisasi
a. Pengorganisasian model pelayanan keperawatan profesional
Dari hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan di ruang
Mawar atau ruang bedah menggunakan metode MPKP dengan
metode tim. Tim tersebut dibagi menjadi 2, masing-masing tim
mempunyai 6 perawat pelaksana. Tim 1 memegang kamar mawar
A , B1, dan B2 sedangkan Tim 2 memegang kamar mawar C d=an
D. Jumlah perawat diruang bedah adalah 13 orang perawat yang
terdiri dari 1 kepala ruangan, ketua tim dan 10 perawat primer
dengan jumlah pasien rata-rata perhari hampir memenuhi ruangan
dengan kapasitas 36 Bed , 1 bed rusak.
Dari hasil observasi selama 3 hari diruangan bedah, didapatkan
sudah ada struktur yang jelas mengenai pembagian tim serta
perawat sudah mempunyai masing-masing Surat Keputusan yang
diberikan oleh pihak RS , serta sudah ada kejelasan mengenai
tugas dan tanggungjawab masing-masing. Namun setelah
26
observasi masih didapatkan yang cara kerjanya masih berpacu
mengurusi pasien yang bukan masuk dalam pasien tim, seperti
contohnya dalam melakukan pengecekan TTV, sehingga metode
yang digunakan seperti masih metode fungsional. Karena jumlah
perawat yang sedikit sehingga masih berfokus pada siapa saja yang
bisa mengerjakannya.
b. Sistem penugasan
Krisna A,B1
Retno C,D
Deli B2
Asty A,B1
Silvia B2
Sinta C,D
Malam Dul
Meka A,B1
Imam C,D
Nurul B2
27
c. Uraian tugas
1) Kepala ruangan
a) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
b) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan
yang diperlukan sesuai kebutuhan
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan dan asuhan
keperawatan yang diselengarakan sesuai kebutuhan
d) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
e) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan
1) Ketua tim
a) Melakukan pembagian tugas/pasien kepda anggota
kelompok
b) melaksanakan asuhan keperawatan
c) Melakukan pengkajian awal terhadap pasien baru
d) Membuat rencana asuhan
e) Melaksanakan tindakan
f) Melaksanakan evaluasi
g) Menyiapkan peralatan untuk pelaksanakan asuhan
keperawatan
h) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok, mendiskusikan
permasalahan yang ada dan bila perlu melaporkannya ke
kepala instalasi rawat inap
i) Menciptakan kerjasama yang harmonis
j) Membuat laporan pasien
2) Perawat pelaksana
a) Melakukan serah terima tugas setiap pergantian dinas yang
mencakup pasien dan peralatan
b) Melakukan asuhan keperawatan pasien
28
c) Menyiapkan ,memelihara serta menyimpan peralatan agar
selalu siap pakai
d) Melakukan dinas secara rotasi sesuai jadwal yang telah
dibuat oleh kepala ruangan
e) Memelihara lingkungan instalasi rawat inap demi
kelancaran pelayanan
f) Melakukan serah terima tugas setiap pergantian dinas yang
mencakup pasien dan peralatan
g) Melakukan asuhan keperawatan pasien
h) Menyiapkan ,memelihara serta menyimpan peralatan agar
selalu siap pakai
i) Melakukan dinas secara rotasi sesuai jadwal yang telah
dibuat oleh kepala ruangan
j) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain
yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
kesehatan
k) Menyiapkan pasien yang pulang
l) Menyedikan formulir untuk menyelesaikan administrasi
m) memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarga sesuai keadaan kebutuhan pasien
n) Mentaati peraturan yang telah ditetapkan rumah sakit
o) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan diruangan
d. Tanggung jawab dan kewenangan sesuai hubungan staf
1) Kepala ruangan
1. Wewenang kepala ruangan
Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
Memberi petunujk dan bimbingan pelaksanaan tugas
staf keperwatan
29
Mengawasi, mengendalikan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan
keperawatan di ruang keperawatan
Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan
menjadi wewenang kepala ruangan
Menghadiri rapat berkala dengan kepala instalasi/ Ka
Sie Keperawatan/ Direktur Rumah Sakit untuk
kelancaran pelaksaan pelayanan keperawatan
Tanggung jawab kepala ruangan
2. Ketua tim
i. Wewenang ketua tim
Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarga sesuai kebutuhan pasien
ii. Tanggung jawab ketua tim
Kebenaran dan ketetapan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
Kebenaran dan ketetapan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan
3. Perawat pelaksana
i. Wewenang perawat pelaksana
Meminta informasi dan petunjuk pada atasan
Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
ii. Tanggung jawab perawat pelaksana
Kebenaran dan ketetapan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai aturan
Kebenaran dan ketetapan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan
30
e. Penentuan klasifikasi pasien menurut douglas
Klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap keperawatan
menurut douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam/24
jam dengan kriteria hasil
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b) Ambulasi dengan pengawasan
c) Observasi dengan pengawasa
d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/ 24jam
dengan kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantU.
b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
d) Folley catheter intake output dicatat
e) Klien dengan pemasangan infu, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
3) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/
24 jam dengan kriteria ;
a) Segalanya diberikan/dibantu
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
c) Makan memerlukan NGT, Menggunakan terapi
intravena.
d) Pemakaian suksion
e) Gelisah, disorientasi
31
2. Kajian/RiI
Table 1.2
Lembar ceklis Uraian ketua tim
32
√
Total 8 2
Dari hasil observasi terhadap tugas dan tanggung jawab ketua tim, didapatkan
hasil ketua tim sudah cukup melaksanakan tugasnya sebagai ketua tim
Table 1.2
Lembar ceklis Uraian tugas kepala ruangan
33
3. Merencanakan dan menentukan jenis √
kegiatan dan asuhan keperawatan yang
diselengarakan sesuai kebutuhan
B. Melaksanakan Fungsi Pergerakan dan √
Pelaksanaan:
1. Mengatur dan mengkoordinasi
seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat inap
2. Menyusun dan mengatur daftar √
dinas keperawatan tenaga perawat
sesuai kebutuhan dan ketentuan/
peraturan yang berlaku (harian,
bulanan, tahunan, dll)
3. Melaksanakan program orientasi √
kepada tenaga perawat baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di
ruangan
4. Memberikan kepada √
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruangan sebagai
lahan praktek
Total 7 0
34
Dari hasil observasi selama 3 hari di ruangan bedah didapatkan rata-rata
kepala ruangan sudah melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik ( 90%)
Namun dari hasil yang didapatkan kepala ruangan tidak mengatur dan
mengkoordinasikan pemeliharaan alat.
Table 1.3
Lembar ceklis Uraian tugas perawat pelaksana
d. Melakukan evaluasi √
e. Melakukan pencatatan dan dokumntasi
√
35
5. Memelihara lingkungan intalasi rawat inap √
demi kelancaran pelayanan
6. Melaksanakan program orientasi kepada pasien √
tentang ruangan perawatan dan lingkungannya,
peraturan dan tata tertib yang berlaku, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya.
- Petunjuk diet
- Resep obat drumah bila
√
diperlukan
36
- Surat rujukan, pemeriksaan √
tulang
√
- Surat keterangan lunas
pembayaran administrasi
perawatan
- Diet
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan
cara penggunaannya √
Total 10 1
Rata-rata 95% 5%
37
baru yang akan masuk, setelah itu pasien diantarkan dari ruang IGD ke ruang
mawar dan ditempatkan di ruangan yang telah dicarter tadi. Selanjutnya
perawat mawar menjelaskan/mengorientasikan ruangan kepada pasien baru
tersebut. Akan tetapi perawat tidakn melakukan pengkajian fokus serta
memeriksa tanda-tanda vital pada pasien.
b. Operan shift dinas perawat
Berdasarkan Hasil observasi pada tanggal 3 mei 2017 keefektifan
komunikasi yang dilakukan saat operan dinas cukup efektif dan dilakukan
secara langung didepan pasien, terkecuali hal-hal yang tidak patut untuk
dikatakan didepan pasien dan akan dibahas di nurse station. Dalam operan
antar perawat juga sudah memenuhi standar yaitu dalam operan perawat
menyebutkan identitas pasien yang terdiri dari nama pasien, diagnosa dan
nama dokter yang menangani.
c. Pre conference
Hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan mawar selalu
melakukan pre conference. Hasil observasi juga menunjukan adanya pre
conference setiap pergantian dines dan menghasilkan komunikasi dan
pendelegasian yang aktif. Akan tetapi, pre conference ini dilakukan secara
bersamaan dengan operan agar waktu lebih efisien.
d. Post conference
Hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan mawar selalu
melakukan post conference. Dan hasil observasi juga menunjukan adanya post
conference setiap pergantian dines dan menghasilkan komunikasi dan
pendelegasian yang aktif. Akan tetapi, post conference ini dilakukan secara
bersamaan dengan operan agar waktu lebih efisien.
e. Ronde keperawatan
Hasil wawancara dengan kepala ruangan, bahwa di ruangan Mawar
ada ronde keperawatan dan dari pihak rumah sakit pun menganjurkan untuk
melakukan ronde keperawatan, namun jarang dilakukan di ruang Mawar.
38
Karena ada beberapa faktor, contohnya, pasien diruang mawar rata-rata adalah
pasien post operasi dan jarang terdapat kasus khusus. Namun bila ada kasus
khusus, ruang Mawar melakukan ronde keperawatan. Kemudian kepala
ruangan mengatakan, jika ronde keperawatan dilakukan di ruang mawar akan
efektif selagi ada Kes-Manager, namun untuk saat ini Kes-Manager belum
ada, masih bersifat pengangkatan sementara kepala ruangan merangkap
menjadi Kes-Manager, idealnya terpisah. Belum terpisahnya Kepala Ruangan
dengan Kes-Manager karena terbatasnya waktu pelatihandan lain-lain, jadi
saat ini masih merangkap Kepala Ruangan menjadi leader.
3. Kesimpulan/Analisis
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian uraian tugas, kewenangan
dan tanggung jawab kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana sudah
cukup dilaksanakan. Kemudian untuk penerimaan pasien baru, pre conference,
post conference, operan shif sudah dilaksanakan. Tetapi ada beberapa kegiatan
yang tidak sesuai dengan teori, contohnya pre dan post conference karena
dilakukan secara bersamaan dengan operan yang seharusnya dilakukan secara
terpisah di masing kegiatan tersebut. Dan untuk ronde keperawatan juga belum
dilaksanakan diruangan mawar RSUD Kota Bandung.
C. Pengarahan
1. Konsep/ ideal
Melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan : mengatur, mengarahkan dan
memaksimalkan SDM dengan tujuan organisasi Tercapai (Gillies, 1989)
Tercermin dalam : aktivitas penggunaan kekuasaan, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, komunikasi, manajemen konflik, kegiatan memotivasi
staf
2. Kajian/Riil
a. Manajeman waktu : Rencana Harian
39
Di ruang mawar perawat di ruang mawar memiliki rencana harian
diantaranya :
1) Melakukan serah terima tugas setiap pergantian dinas yang mencakup
pasien dan peralatan
2) Melakukan asuhan keperawatan pasien
3) Menyiapkan ,memelihara serta menyimpan peralatan agar selalu siap
pakai
4) Melakukan dinas secara rotasi sesuai jadwal yang telah dibuat oleh
kepala ruangan
5) Menyiapkan ,memelihara serta menyimpan peralatan agar selalu siap
pakai
6) Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih
mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan
b. Komunikasi efektif dan pendelegasian melalui kegiatan
1) Operan antar shift dinas
Operan dinas diruang mawar dipimpin oleh kepala ruangan kemudian
ketua tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan kepada perawat bagian dinas
selanjutkan
2) Pre conference tim
Hasil pengkajian Pre coference tim dilakukan oleh ketua tim kepada
perawat pelaksana setelah operan selesai, kemudian ketua tim
membahas rencana asuhan keperawatan
3) Post conference tim
Hasil pengkajian post conference tim dilakukan oleh ketua tim
membahas hasil kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada
shift berikut. Tetapi pre dan post conference yang dilakukan oleh
perawat di ruangan itu dilakukan bersamaan dengan operan shift.
c. Pendelegasian kewenangan bertahap dan supervisi
40
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, supervisi dilakukan oleh
petugas khusus dibawah pelayanan medic dan perawatan RSUD Kota
Bandung. Namun supervisi kepala ruangan kepada Katim dan dari Katim ke
Perawat Pelaksana sudah dilakukan akan tetapi belum optimal.
Saat Ka. Ruangan tidak bisa melaksanakan tugas nya Ka. Ruangan
akan melakukan pendelegasian pertama kali kepada Clinical Instructure (CI)
tetapi jika CI berhalangan tidak dapat mewakilkan Ka. Ruangan,
pendelegasian dilimpahkan kepada Ka. Tim dan jika Ka. Tim tidak bisa,
pendelegasian selanjutnya akan diberikan kepada perawat senior pada saat
jadwal dinas tersebut dan yang dapat dibebankan wewenang, tetapi Ka.
Ruangan terlebih dahulu akan melakukan pertimbangan. Pendelegasian yang
dilakukan kepala ruangan kepada ketua tim tidak secara tertulis melainkan
secara lisan
3. Kesimpulan/Analisis
Hasil observasi dan pengkajian secara langsung, post dan pre conferense
antar shif yang dilakukan oleh perawat di ruang mawar RSUD Kota Bandung
dilakukan secara bersamaan dengan operan shift. Menurut teori pre dan post
conference seharusnya dilakukan secara terpisah dengan operan agar masalah
klien teratasi secara efektif.
D. Pengendalian
1. Konsep/ideal
Pengendalian dalam manajemen asuhan keperawatan yang meliputi fungsi
monitoring dan pengawasan rencana, proses dan sumber daya yang efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan. Pengawasan atau evaluasi merupakan kegiatan
untuk meyakinkan bahwa alur dan proses kegiatan yang telah dijalankan sesuai
dengan tujuan dan cara pencapaian tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
a. Menetapkan standar
Menurut swansbrug ( 1996) elemen primer manajemen pelayanan
keperawatan adalah adanya sistem untuk mengevaluasi seluruh upaya,
41
termasuk evaluasi proses manajemen, praktik keperawatan dan seluruh
pelayanan keperawatan. Evaluasi memerlukan standar yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur kualitas pelyanan. Standar juga dapat
digunakan sebagai alat bantu menentukan sasaran tiap divisi dalam
keperawatan
2. Kajian/Riil
a. Penilaian kinerja dan prestasi kerja
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan penilaian kinerja dan
prestasi di evaluasi tiap tahun dilaporkan ke bagian SDM
b. Menetapkan standar
Hasil observasi di ruang bedah RSUD. Observasi dilakukan dengan
menggunakan buku instrumen evaluasi penerapan Standar Asuhan
keperawatan yang ada di rumah sakit (SOP). Ketidaksesuaian yang sering
muncul selama pengamatan perawat meliputi sebagian besar perawat
tidak menggunkan perlak pada saat melakukan tindakan keperawatan
memberikan injeksi intravena dan memasang infus dan sebagian besar
perawat tidak mengucapkan salam dan memperkenalkan diri mereka
sebelum melakukan tindakan kepada pasien
c. Jaminan keselamatan pasien
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Hal ini termasuk : Assesment Risiko, Identifikasi dan Pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, Pelaporan dan Analisis Insiden,
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
3. Kesimpulan/Analisis
42
Dari hasil wawancara kepala ruangan penilaian dan prestasi kerja di
evaluasi dan di laporan kebagian SDM, di ruang mawar setiap tindakan sudah
tersedia SOP, akan tetapi Ketidaksesuaian yang sering muncul selama
pengamatan perawat meliputi sebagian besar perawat tidak menggunkan
perlak pada saat melakukan tindakan keperawatan memberikan injeksi
intravena dan memasang infus perawat tidak menggunkan perlak pada saat
melakukan tindakan keperawatan memberikan injeksi intravena dan
memasang infus
43
11. Timbang terima sudah dilakukan dengan baik (PP)
12. Melaporkan identitas pasien, keluhan utama
NO KELEMAHAN
3 post dan pre conferense antar shif yang dilakukan oleh perawat di
ruang mawar dilakukan secara bersamaan dengan operan shift
Faktor Eksternal
NO PELUANG (OPPORTUNITY)
1. Adanya mahasiswa yang sedang praktek di ruangan bedah
NO ANCAMAN (THREAT)
44
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum.
Nilai
Faktor Strategik Internal Bobot Rating (Bobot X Komentar
Rating)
Kekuatan
Sumber Daya Manusia Seluruh pegawai
1. Seluruh perawat di ruang mawar sudah 0,1 4 0,4 mendapatkan
mematuhi penggunaan APD saat tunjangan hari tua
melakukan tindakan ke pasien.
dalam kepesertaan
2. Kepala Ruangan sudah melaksanakan 0,1 3 0,3
BPJS ketenaga
uraian tugas sesuai standar yang
ditetapkan. kerjaan.
3. Ketua tim sudah melaksanakan uraian 0,1 3 0,3
tugas sesuai standar yang ditetapkan. Kebutuhan
4. Kepala Ruangan dan Ketua Tim 0,06 3 0,18 perawat di
membuat rencana bulanan dan tahunan ruangan mawar
untuk ruangan mawar
sudah sesuai
5. Sudah terdapat Visi dan Misi ruang 0,06 3 0,18
bedah
45
Sarana dan prasarana Seluruh perawat
di ruang mawar
1. Nilai BOR sudah sesuai dengan ideal
77% 0,1 4 0,4 sudah mematuhi
2. Tersedianya nurse station 0,06 3 0,18 penggunaan APD
3. Adanya buku khusus untuk pelaporan
timbang terima 0,06 3` 0,18 saat melakukan
tindakan ke
pasien.
Ruang bedah
menggunakan
metode MPKP
dengan metode
tim
Observasi
dilakukan dengan
46
menggunakan
buku instrumen
evaluasi
penerapan
Standar Asuhan
keperawatan yang
ada di rumah sakit
(SOP)
Timbang terima
sudah dilakukan
dengan baik (PP)
Sudah terdapat
Visi dan Misi
ruang bedah
Total 1 43 3,36
Kelemahan
47
yang belum
dilaksanakan
secara teratur di
ruang mawar
Total 1 5 1,6
Keterangan ;
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor ; sangat penting = 1,00 sangat tidak penting sangat tidak
penting = 0,00 total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respons organisasi terhadap faktor tersebut 4 respons rating,1 ; tidak ada
respons
48
Matriks EFAS ( External Factor Analysis Summary )
Nilai
Faktor Strategik External Bobot Rating (Bobot X Komentar
Rating)
Peluang
Adanya
pengembangan
pendidikan dan
pelatihan
Adanya
kesempatan dari
kepala ruangan
untuk
mengadakan
ronde
keperawatan pada
perawat dan
mahasiswa
praktik
49
Peranan pemerintahan Sistem pembayaran
dan asuransi biaya
1. Adanya kebijakan pemerintahan 0,3 4 1,2
tentang syatem rekrutmen perawat pasien dengan
yang profesional menggunakan BPJS.
3. Sistem pembayaran dan asuransi 0,3 4 1,2
biaya pasien dengan menggunakan
BPJS.
Total 1 15 3,8
Ancaman
50
Total 1 8 1,7
Peluang-Ancaman
Keterangan ;
Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor ; sangat penting = 1,00 sangat tidak penting sangat tidak
penting = 0,00 total bobot adalah 1,00
Rating menunjukkan tingkat respons organisasi terhadap faktor tersebut 4 respons rating,1 ; tidak ada
respons
51
Faktor internal Kekuatan (S) Kelemahan (w)
52
Adanya kebijakanP Persaingan antar-ruang
pemerintahan tentang bedah di rumah sakit lain
syatem rekrutmen perawat semakin kuat dalam
yang professional pemberian pelayanan.
53
1. Persaingan antar- Memanfaatkan kekuatan Pada kegiatan yang
ruang bedah di untuk mengatasi ancaman bersifat depensif dan
rumah sakit lain 1. Meningkatkan berusaha meminimalkan
semakin kuat pelayanan asuhan kelemahan yang ada serta
dalam pemberian keperawatan di menghindari ancaman
pelayanan ruang bedah. 1. Membenahi fungsi
2. Makin tingginya 2. Meningkatkan manajerial dengan
kesadaran ketanggapan melakukan evaluasi
masyarakat akan terhadap kebutuhan berkala
hukum. masyarakat yang 2. Mengoptimalkan
3. Persaingan antar- dilayani kembali manajemen
RS yang semakin operasional secara
kuat bertahap dengan
pengembangan SDM
Buat matriks
54
BAB IV
PERENCANAAN PLAN OF ACTION
Perencanaan PJ/N
Indikator
No Masalah Tujuan S
Keberhasilan
Strategi Waktu Tempat
1. S supervisi sudah Mampu Adanya 1. Mengajukan 3 bulan Rumah sakit
komunikasi antara umum
dilaksanakan menerap proposal
manager dan daerah
tetapi belum kan kepala ruangan pelaksanaan
optimal supervisi alur
keperaw supervisi.
atan 2. Melaksanaka
dengan n supervisi
benar. keperawatan
bersama-
sama perawat
dan kepala
ruangan.
3. Mendokumen
tasikan hasil
pelaksanaan
supervisi
keperawatan
4. .Membuat
format
supervisi
5. supervisi
55
terdokumenta
sikan dengan
baik dan
benar.
BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Evaluasi
Rencana
No Masalah Kegiatan Waktu Faktor Faktor Kendala tindak
Pendukun lanjut
g
1. Supervisi 1. Mengajukan 3 bulan Kepala 1. Waktu yang
belum proposal ruangan kurang, karena
dilaksanakan mendukung perawat
tidak optimal pelaksanaan supervisi berfokus pada
alur supervisi. pendokumenta
sian.
2. Melaksanakan
2. Perawat
supervisi diruang mawar
keperawatan belum
memahami
bersama-sama supervisi
perawat dan seperti apa
kepala
56
ruangan.
3. Mendokument
asikan hasil
pelaksanaan
supervisi
keperawata
4. Membuat
format
supervisi.
5. Supervisi
terdokumentas
ikan dengan
baik dan
benar.
57
BAB V1
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien sebab
dari perhitungan gilles dan douglas jumlah perawat di ruangan bedah masih
mengalami kekurangan. Adanya proposal permintaan ketenagaan kepada
pihak RS untuk ruangan bedah dapat membantu ruangan bedah dalam hal
memberikan pelayanan yang optimal sehingga kepuasaan pasien akan
meningkat dengan pemberian pelayanan yang diberikan oleh perawat.
Dari hasil observasi selama 3 hari diruangan bedah, didapatkan sudah
ada struktur yang jelas mengenai pembagian tim serta perawat sudah
mempunyai masing-masing Surat Keputusan yang diberikan oleh pihak RS ,
serta sudah ada kejelasan mengenai tugas dan tanggungjawab masing-
masing. Namun setelah observasi masih didapatkan yang cara kerjanya
masih berpacu mengurusi pasien yang bukan masuk dalam pasien tim,
seperti contohnya dalam melakukan pengecekan TTV, sehingga metode
yang digunakan seperti masih metode fungsional. Karena jumlah perawat
yang sedikit sehingga masih berfokus pada siapa saja yang bisa
mengerjakannya.
supervisi dilakukan oleh petugas khusus dibawah pelayanan medic dan
perawatan RSUD Kota Bandung. Namun supervisi kepala ruangan kepada
Katim dan dari Katim ke Perawat Pelaksana tidak dilakukan. Begitupun hasil
observasi, tidak ditemukan adanya pelaksaan supervisi.
58
f. Rekomendasi
Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien sebab dari
perhitungan giles dan douglas jumlah perawat di ruangan bedah masih
mengalami kekurangan Ada tindak lanjut dari pihak RS untuk dapat memenuhi
kebutuhan jumlah perawat sehingga dalam memberikan pelayanan dapat
dilaksanakan secara optimal Perlu dilakukan pengkajian ulang tentang jumlah
kebutuhan perawat di ruangan bedah
59
DAFTAR PUSTAKA
60