Vous êtes sur la page 1sur 6

1.

Apa yang dimaksud dengan AMDAL


 AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di
Indonesia.
2. Dokumen AMDAL terdiri dari empat dokumen, jelaskan
 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
Dokumen KA-ANDAL menjabarkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
yang disepakati oleh pemrakarsa penyusun AMDAL dan komisi penilai.
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Dokumen ANDAL memuat telaah cermat dan mendalam tentang dampak besar
dan penting suatu rencana usaha berdasarkan arahan yang disepakati dalam
dokumen KA-ANDAL.
 Dokumen Rencana Kelola Lingkungan (RKL)
Dokumen RKL memuat upaya penanganan dampak serta petunjuk bentuk
rekayasa teknologi untuk mengurangi dampak.
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Dokumen RPL memuat rencana pemantauan dampak dan penanggung jawab
seperti dalam bidang kesehatan penanggung jawab oleh dinas kesehatan begitu
pula dalam bidang transportasi penanggung jawab oleh dinas perhubungan.
3. Jelaskan manfaat dari AMDAL
 Mencegah terjadinya kerusakan/degradasi sumber daya alam di tapak proyek,
karena kegiatan proyek yang bersangkutan.
 Mencegah terjadinya kerusakan/degradasi sumber daya alam di luar tapak proyek.
 Bahan bagi perencana pembangunan wilayah.
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungandari
rencana kegiatan atau usaha.
 Sebagai masukan untuk penyusunan design rinci teknis kegiatan atau usaha
tersebut.
 Masukan penyusunan rencana kelola lingkungan dari kegiatan atau usaha
tersebut.
 Memberi informasi bagi masyarakat dampak positif dan menghindari dampak
negatif yang akan ditimbulkan oleh rencana kegiatan atau usaha tersebut.
4. Siapa saja pihak – pihak yang terlibat dalam AMDAL
 Pihak – pihak yang terlibat:
a. Pemrakarsa
b. Kaum penilai
c. Masyarakat yang berkepentingan
5. Jelaskan manfaat AMDAL bagi masing – masing pemangku kepentingan
 Bagi pemerintah
 Mencegah sumber daya alam yang dikelolah rusak.
 Mencegah sumber daya alam di luar proyek juga rusak.
 Menghindari pengrusakan lingkungan hidup.
 Menjamin proyek sesuai dengan rencana pembangunan daerah.
 Untuk menghindari pertikaian antara pemilik proyek dengan masyarakat
maupun dengan pemilik proyek lain.
 Menjamin proyek memiliki manfaat yang jelas bagi masyarakat dan
pemerintah.
 AMDAL dipergunakan sebagai alat pengambil keputusan.
 Bagi Pemilik
 Dapat melihat masalah – masalah lingkungan yang dihadapi dimasa
mendatang.
 AMDAL merupakan sumber informasi mengenai keadaan sosial budaya
masyarakat sekitar.
 Dapat mengetahui keadaan dan kondisi lingkungan.
 Memiliki kepastian hukum.
 Terhindar dari tuduhan pencemaran lingkungan.
 Dapat mengetahui kelemahan dan menyempurnakannya.
 Bagi masyarakat
 Mengetahui rencana pembangunan dan mempersiapkan diri untuk adaptasi.
 Ikut berpartisipasi
 Tidak terjadi salah paham dan dapat bekerja sama dengan pemilik proyek.
 Hak dan kewajiban terhadap proyek tersebut.
6. Jelaskan prosedur pembuatan AMDAL

PROSEDUR AMDAL
Rencana Kegiatan
dari Pemrakarsa
Dampak
Penting
Proses penapisan:Daftar Kegiatan wajib
AMDAL (KepMenLH No 17 Tahun 2001)

Bebas AMDAL AMDAL dipersyaratkan

Pemberitahuan rencana studi AMDAL ke


sekertariat Komisi penilai AMDAL Pusat
Rekomendasi dari
instansi yang
Pengumuman rencana kegiatan dan
bertanggung jawab
konsultasi masyarakat

Penyusunan KA - ANDAL

Penilain KA – ANDAL dilakukan oleh


komisi AMDAL

Penyusunan dokumen
ANDAL, RKL, dan RPL

Tidak layak lingkungan


(kegiatan ditolak) Penilaian ANDAL,
RKL, dan RPL
SK tidak layak
lingkungan oleh
MenLH/Gubernur
Layak lingkungan
/Bupati/Walikota

SK kelayakan lingkungan oleh


MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota

Proses Perijinan

7. Jelaskan dasar pertimbangan suatu kegiatan wajib AMDAL


 Jumlah manusia yang terkena dampak
 Luas wilayah yang persebaran dampak
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
 Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak
 Sifat komulatif dampak
 Berbalik (reversible) atau tidak berbalik dampak (irrevesible)
8. Siapa saja yang harus menyusun AMDAL
 Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/ataukegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasakonsultan untuk
menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AM DALhams telah memiliki
sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya
9. Kapan dokumen AMDAL dikatakan kadaluarsa
 Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau kegiatan.
Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila kegiatan
fisik utama suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka
waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungannya.
Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka pemrakarsa dapat
mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi yang bertanggung jawab
(KLH/Bapedalda/Bagian Lingkungan Hidup daerah) untuk dikaji kembali apakah
harus menyusun AMDAL baru atau dipergunakan kembali untuk dipergunakan
dalam rencana kegiatannya.
10. Apakah ada kaitan AMDAL dengan Tata Ruang.
 Ada, Bagi kegiatan yang diwajibkan membuat AMDAL harus melihat apakah
kegiatan yang akan dilakukan sudah sesuai dengan tata ruang, jika tidak sesuai
kegiatan tersebut harus ditolak untuk proses AMDALnya . Hasil AMDAL dapat
menjadi bahan kajian dalam penyusunan tata ruang wilayah. Kesesuaian tata
ruang hanyalah salah satu hal yang mempurmudah perencanaan dan penanganan
lingkungan. Walaupun sudah sesuai dengan tata ruang, suatu kegiatan atau usaha
bisa bermasalah terhadap lingkungan jika tidak melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan dengan baik.

11. Apa perbedaan antara AMDAL dengan UKL dan UPL


 AMDAL
Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola lingkungan yang wajib disusun
oleh penyelenggara kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang termasuk
dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No.05 thn 2012 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi AMDAL.
AMDAL terdiri dari :
1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
 UKL/UPL
UKL-UPL sama halnya seperti AMDAL, berfungsi sebagai panduan pengelolaan
lingkungan bagi seluruh penyelenggara suatu kegiatan. Namun, skala kegiatan yang
diwajibkan UKL-UPL relatif cukup kecil dan dianggap memiliki dampak terhadap
lingkungan yang tidak terlalu besar dan penting. Hal ini menyebabkan kegiatan
tersebut tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL. Namun demikian, dampak
lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu dikelola untuk menjamin terlaksananya
pengelolaan lingkungan yang baik
12. Jelaskan dasar hukum yang melandasi pelaksanaan RKL dan RPL
 Keputusan MENLH Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

13. Jelaskan manfaat pelaporan pelaksanaa RKL dan RPL bagi pemrakarsa usaha atau
kegiatan
 Manfaat pelaporan pelaksana RKL bagi pemrakarsa adalah sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup.
 Manfaat pelaporan pelaksana RPL bagi pemrakarsa adala untuk mengetahui
efektifitas pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan.

14. Apa yang dimaksud izin lingkungan dan siapa yang berhak mengeluarkan izin
lingkungan.
 Izin lingkungan adalah: izin yang wajib dimiliki setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan
 Yang berhak mengeluarkan izin usaha/kegiatan
 Menteri, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi
UKL-UPL yang diterbitkan oleh Menteri;
 gubernur, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi
UKL-UPL yang diterbitkan oleh gubernur; dan
 bupati/walikota, untuk Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau
Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh bupati/walikota. (Pasal 47
ayat (1) UU No 32/2009)

Vous aimerez peut-être aussi