Vous êtes sur la page 1sur 3

1. Unilever Indonesia Holding B.V.

(Unilever)
Unilever adalah perusahaan yang bergerak di bidang personal and beauty care
yang telah memasarkan produknya di Indonesia sejak 5 Desember 1933 dan mulai
menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1982. Unilever di Indonesia memiliki 2 divisi
yaitu Home & Personal care (76%) dan Foods and Ice cream (24%). Unilever memiliki
14 kategori termasuk oral care, skin care, skin cleansing, hair care, deodorant, fabric
cleaning, fabric conditioner, HHC, SCP, savoury, TBB, snacks, NVP, dan ice cream.
Struktur kepemilikan saham Unilever Indonesia Holding B.V adalah sebagai
berikut:
Pemegang Saham Persentase
Ortiz Finance B.V. 100%

Unilever membentuk anak perusahaan di Indonesia dengan nama PT Unilever


Indonesia Tbk (‘perseroan”) yang didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Setelah mengalami perubahan nama sesuai dengan
perkembangan perusahaan dan pada akhirnya dengan akta no. 92 tertanggal 30 Juni
1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk yang disetujui oleh
Menteri Kehakiman tertanggal 23 Februari 1998 dan mengalami pertumbuhan yang
pesat sampai perusahaan Go Publik dan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16
November 1981 dengan kode IDX : UNVR. UNVR memiliki 2 divisi yaitu Home &
Personal care (76%) dan Foods and Ice cream (24%).
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal
13 Juni 2000 UNVR bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa
penelitian pemasaran yang oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu
Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dan memulai operasi komersialnya pada
tahun 1933.
Struktur Kepemilikan saham dari PT Unilever Indonesia, Tbk adalah sebagai
berikut:
No. Pemegang Saham Persentase
1. Unilever Indonesia Holding B.V. 84.99%
2. Publik 15,01%

Nilai penjualan dan Aset 3 tahun terakhir PT Unilever Indonesia, Tbk adalah
sebagai berikut:
Tahun 2007 2008 2009
Nilai Penjualan Rp. 12.545 M Rp. 15.578 M Rp. 18.247 M
Nilai Aset Rp. 5.333 M Rp. 6.505 M Rp. 7.485 M
(Sumber: Annual Report Unilever 2007-2009)
2. PT Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk. (”Sara Lee”)
PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk (Sara Lee) didirikan pada tanggal 11
Agustus 1962 berdasarkan akta notaris yang disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam
Surat Keputusan No. JA 5/138/23 tanggal 24 Oktober 1963 dan diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara No. 97 tanggal 3 Desember 1963. Sara Lee bergerak dalam
bidang pembuatan produk perawatan tubuh untuk orang dewasa, anak-anak dan bayi
serta barang-barang kosmetik lainnya dan produk perawatan gigi. Sara Lee
memproduksi beberapa merek produk di Indonesia yaitu Zwitsal, brylcreem, she,
sanex, ambipur.
Struktur kepemilikan saham Sara Lee yaitu:
No. Pemegang Saham Persentase
1. Sara Lee/DE N.V. 89%
2. Publik 11%

Nilai Penjualan dan Aset 3 tahun terakhir Sara Lee adalah sebagai berikut:
Tahun 2007 2008 2009
Nilai Penjualan Rp. 216.542 juta Rp. 238.665 juta Rp. 223.935 juta
Nilai Aset Rp. 220.653 juta Rp. 261.927 juta Rp. 262.028 juta

3. Akuisisi Unilever Indonesia Holding B.V. (Unilever) Terhadap PT Sara Lee Body Care
Indonesia, Tbk. (”Sara Lee”)
Unilever dan Sara Lee memiliki kegiatan usaha yang sama (horizontal overlap)
berupa produksi produk perawatan kecantikan dan personal, perawatan mandi,
deodoran, parfum, perawatan rambut, perawatan kulit, dan men’s grooming.
UNVR merupakan salah satu perusahaan yang resmi melakukan akuisisi pada 9
Juli 2010 terhadap Sara Lee yang didukung dengan dikeluarkannya surat penetapan
dari KPPU Nomor 128/KPPU/PEN/VII/2010 yang menyatakan bahwa tidak keberatan
(No Objection) terhadap proses pengambilalihan UNVR terhadap Sara Lee dengan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Berdasarkan dokumen notifikasi, tidak ditemukan pengendalian yang sama
antara UNVR dan Sara Lee sehingga kedua perusahaan tersebut merupakan
pelaku usaha yang independen, maka Ketentuan Pedoman Pelaksanaan Perkom
1/2009 Terpenuhi.
b. Tidak ada perilaku anti persaingan yang mungkin menciptakan kerugian bagi
konsumen pasca pengambilalihan Sara Lee oleh Unilever.
c. Pengambilalihan Sara Lee oleh UNVR tidak didasarkan karena alasan kepailitan,
maka tidak ada kekhawatiran terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan
usaha tidak sehat pasca pengambilalihan

Unilever mengambil alih 1.340.217 (Satu Juta Tiga Ratus Empat Puluh Ribu
Dua Ratus Tujuh Belas) saham dengan kepemilikan sebesar 89.34% terhadap Sara
Lee. UNVR tergolong perusahaan besar yang memiliki kemampuan dalam melakukan
usahanya di Indonesia dan memiliki pangsa pasar yang luas dan listing di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 16 November 1981.
Produk dari UNVR mampu menguasai pangsa pasar berdasarkan dari target
pasar pada setiap produknya. UNVR tergolong perusahaan yang sudah memiliki
konsumen tetap berdasarkan target pasar produknya sehingga UNVR dituntut untuk
bisa mempertahankan dan terus mengembangkan inovasi produknya.
Pada tahun 2009 UNVR mampu mendapatkan penjualan sebesar Rp. 18.247
Milyar sehingga diyakini mampu untuk melakukan akuisisi terhadap PT. Sara Lee, Tbk
yang melakukan usaha di bidang yang sama.
Tujuan utama UNVR melakukan pengambilalihan PT. Sara Lee Body Care
Indonesia, Tbk karena Sara Lee bermaksud untuk memfokuskan kegiatan usahanya
di bidang makanan dan minuman, Sara Lee merupakan sebuah grup perusahaan
multinasional yang memproduksi sejumlah produk terkenal di dunia yang meliputi
tiga perusahaan, yakni PT Sara Lee Indonesia, PT Sara Lee Household Indonesia dan
PT Sara Lee Body Care Indonesia. Keputusan melakukan akuisisi PT. Sara Lee Body
Care Indonesia, Tbk memberikan peluang UNVR untuk berusaha meningkatkan
pangsa pasar karena PT. Sara Lee Body Care Indonesia, Tbk memproduksi sektor
produk kecantikan dan perawatan tubuh yang sama dengan UNVR.
Salah satu produk kedua perusahaan tersebut yaitu produk deodorant roll on
yang memberikan peluang UNVR mengambil kebijakan untuk mencapai efisiensi dari
produk tersebut pasca pengambilalihan karena deodorant roll on di Indonesia masih
relatif sangat baru. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia terhadap deodorant roll on hanya sebesar 2,5 ml per tahun/orang. Dasar
pertimbangan fokus terhadap produk tersebut dilihat dari sisi biaya produksinya,
bahan untuk membuat isi roll on hanya membutuhkan beberapa campuran bahan
kimia dan tidak perlu memakai teknologi tinggi. Sehingga adanya pengambilalihan
Sara Lee oleh UNVR akan menciptakan efisiensi dengan bertambahnya kapasitas
produksi, namun hal ini harus memperhatikan biaya-biaya lain yang termasuk pada
biaya variabel (variable cost) yang dapat menciptakan sunk cost.
Pencapaian tingkat efisiensi yang dapat diraih UNVR pada bahan baku dalam
pembuatan produk terutama pada produk deodorant roll on dan produk men's hair
style cream, memungkinkan membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak
dengan harga yang lebih rendah. Akuisisi yang dilakukan oleh UNVR diyakini
berpengaruh terhadap pergerakan penjualan saham UNVR yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia, hal itu dapat dilihat saham (UNVR) mencatatkan kenaikan tertinggi
dalam 15 bulan terakhir. Pada 24 Januari 2012 pukul 11.31, saham UNVR melonjak
hingga 7,33% menjadi Rp 21.950. Ini merupakan lonjakan tertinggi sejak 13 Oktober
2010.

Vous aimerez peut-être aussi