Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien percobaan bunuh diri dalam situasi kritis yang dirawat di ruang UPIP.
Bunuh diri merupakan tindakan yang mengancam keselamatan hidup, sehingga
diperlukan penanganan segera agar pasien dapat diselamatkan. Saudara dapat
mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai panduan, sehingga
saudara mampu menangani pasien yang melakukan percobaan bunuh diri. Selamat
mempelajari modul ini !
A. Tujuan Pembelajaran
B. Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan kategori pasien di UPIP maka tanda dan
gejala bunuh diri dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
(Skor: 1-10 Skala RUFA) (Skor: 11-20 Skala RUFA (Skor: 21-30 Skala RUFA
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri,
masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah:
C. Diagnosa Keperawatan
Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera
melakukan tindakan keperawatan intensif untuk melindungi pasien sesuai
dengan tingkat tindakan intensifnya
D. Tindakan Keperawatan
SpK 1: Bina hubungan saling percaya, identifikasi alasan, cara, dan waktu
pasien melakukan tindakan bunuh diri, ajarkan cara menvegah
tindakan bunuh identifikasi alternatif mekanisme koping
Orientasi:
”Assalamu’alaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya adalah perawat B”. ”Saya yang dinas
pagi ini di ruang intensif UPIP, dari jam 07.00-14.00”. ”Nama bapak siapa, senang
dipanggil apa, kalau ibu?, senangnya dipaggil apa bu?”. ”Bagaimana kalau kita
bicarakan tentang kondisi anak ibu dan bapak? Juga tanda dan gejala bunuh diri
dan cara melindungi anak bapak dan ibu yang ingin bunuh diri”. ”Dimana kita akan
diskusi?, berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?”
Kerja:
”Apa yang Bapak/Ibu lihat dari perilaku atau ucapan B?”
” Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda dan gejala
bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri menunjukkan
tanda melalui percakapan misalnya ’Saya tidak ingin hidup lagi, orang lain akan
lebih baik tanpa saya’. Apakah B pernah mengatakan hal seperti ini?”
”Kalau Bapak / Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka sebaiknya Bapak /
Ibu mendengarkan ungkapan perasaan dar Bi. Pengawasan terhadap B ditingkatkan,
jangan biarkan dia sendirian di rumah atau jangan dibiarkan mengunci diri di
kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang
akan digunakan untuk bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan
pengawasan dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
Katakan bahwa Bpk/Ibu sayang pada B. Katakan juga kebaikan-kebaikan B!”
”Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu mencari
bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk ke Puskesmas atau
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah
kembali ke rumah, Bapak/Ibu perlu membantu agar B terus berobat untuk mengatasi
keinginan bunuh diri”.
Terminasi:
” Bagaimana Pak/Bu? Ada yang mau ditanyakan? Bapak/Ibu dapat ulangi kembali
cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?”
”Ya, bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh
diri segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan
datang tentang cara-cara meningkatkan harga diri B dan penyelesaian masalah”
”Bagaimana Bapak/Ibu setuju?” Kalau demikian sampai bertemu lagi besok disini”.
SpP 1: Bina hubungan saling percaya, identifikasi alasan, cara, dan waktu
pasien melakukan tindakan bunuh diri, identifikasi alternatif
mekanisme koping
Orientasi:
”Assalamu’alaikum, kenalkan saya adalah perawat B”. ”Saya yang dinas pagi ini di
ruang intensif UPIP, dari jam 07.00-14.00”. ”Namanya siapa, senang dipanggil
apa?”. “Apa yang membuat A melakukan tindakan untuk mengakhiri hidup A?”.
”Bagaimana kalau kita bicarakan tentang hal ini?, disini saja selama 10 menit,
setuju A?”
Kerja:
“Apakah alasan A melakukan tindakan memotong urat nadi?” (identifikasi alasan
bio-psiko-sos-psi)
”Bagimana cara A melakukannya?, coba ceritakan kepada saya””Kapan A
melakukan tindakan ini?”
”Menurut A adakah cara lain untuk menyelesaikan masalah selain bunuh diri?”.
”Ada cara yang lebih baik selain bunuh diri yaitu setiap kali A merasa tidak berguna
dan putus asa coba A ceritakan perasaan itu kepada keluarga atau teman atau
perawat, kemudian pikirkan sisi positif dari masalah yang A alami dan coba lakukan
hal atau aktivitas positif yang A senangi”.”Selain itu baca doa dan sholat setiap kali
A merasa perasaan A tidak enak”
“Selama di ruang intensif I ini kami akan melindungi A sampai keinginan untuk
bunuh diri itu hilang”.
”Saya akan rawat luka A akibat sayatan silet ini ya”
Terminasi
”Bagaimana perasaan A sekarang?”
”Sementara saya tinggalkan, A pikirkan sisi positif dari masalah yang A alami,
pikirkan aktivitas positif yang A senangi, selain itu coba tenangkan pikiran, baca doa
dan arahkan pikiran ke sang Pencipta”.
”Saya akan kembali 10 menit lagi untuk memberikan obat”.
Kerja:
“Baiklah A coba sekarang A pikirkan sisi positif dari kejadian tidak enak yang A
alami”. ”Bagus A dapat menyebutkannya dengan baik”. ”Sekarang apa aktivitas
positif yang A sukai?”. Wah banyak juga ya. Bagaimana kalau hal-hal ini kita
masukkan kedalam jadual A. Kalau begitu jadual sholat dan baca doanya bisa kita
masukkan juga kedalam jadual”.
Terminasi
”Bagaimana perasaan A setelah kita latihan melakukan hal-hal positif?”
”Sementara saya tinggalkan coba A lakukan jadual yang sudah kita buat tadi ya”.
”Saya akan kembali 30 menit lagi untuk memberikan obat”.
SpK 2: Bina hubungan saling percaya dengan keluarga pasien, diskusikan masalah
yang
dirasakan keluarga, jelaskan kepada keluarga tanda dan gejala bunuh diri,
cara
melindungi pasien dari perilaku bunuh diri, mencari rujukan fasilitas
kesehatan,
alasan pasien melakukan tindakan bunuh diri, dan mekanisme koping positif
yang dapat dilakukan pasien untuk mencegah tindakan bunuh diri
Orientasi:
”Bapak/Ibu, perkenalkan, saya suster B yang merawat A diruang PICU ini”
”Nama bapak dan ibu siapa?, senangnya dipanggil apa?”
”Pak, bu, melihat keadaan A, kita perlu bekerjasama untuk menjaga agar A tetap
selamat dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana Pak/Bu?”
”Berapa lama bapak dan ibu bisa barcakap-cakap dengan saya?”
Kerja:
”Bapak/Ibu, karena kondisi A yang dapat mengakiri kehidupannya sewaktu-waktu,
kita semua perlu mengawasi A terus-menerus. Oleh karena itu Bapak/Ibu harus
mengawasi A secara ketat..pokoknya kalau dalam kondisi serius seperti ini A tidak
boleh ditinggal sendirian sedikitpun”.
”Selain itu amankan barang-barang yang dapat digunakan A untuk bunuh diri,
seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-barang tersebut tidak
boleh ada disekitar A”. ”Ajak juga A untuk selalu berpikir positif, melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif dan jangan lupa baca doa dan sholat”. ”Dorong juga
A untuk menceritakan perasaannya kepada ibu dan bapak”. Katakan bahwa Bpk/Ibu
sayang pada B. Katakan juga kebaikan-kebaikan B”.”Tetapi kalau sudah terjadi
percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu mencari bantuan orang lain. Apabila
tidak dapat diatasi segeralah rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, Bapak/Ibu
perlu membantu agar B terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.
Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah bercakap-cakap dengan saya?”
”Apakah ada yang ingin ditanyakan? Bapak/Ibu dapat ulangi kembali cara-cara
merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?”
”Ya, bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda-tanda keinginan bunuh
diri segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang akan
datang tentang cara-cara meningkatkan harga diri B dan penyelesaian masalah”
”Setelah pertemuan ini coba bapak dan ibu diskusikan lagi cara-cara mengamankan
A dari tindakan mencederai diri”
”Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi? Jam berapa pak, bu?”
”Baik besok kita akan barcakap-cakap tentang cara berbicara dengan A supaya A
tidak melakukan tindakan mencederai diri sendiri lagi”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum B! Bagaimana perasaan B hari ini? Masih adakah dorongan
mengakhiri kehidupan? Apa saja yang telah B lakukan? Baik, hari ini kita akan
membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki. Mau
berapa lama? Dimana?”
Kerja:
(Ikuti tindakan keperawatan untuk harga diri rendah, fokus kepada hal positif di
keluarga dan diri sendiri) “Keluarga masih membutuhkan B. Coba B ceritakan hal-
hal yang baik dalam kehidupan B. Keadaan yang bagaimana yang membuat B
merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan B masih ada yang baik yang patut B
syukuri. Coba B sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan selama ini”.
Terminasi:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-
apa saja yang B patut syukuri dalam hidup B?”.
”Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan B jika terjadi dorongan
mengakhiri kehidupan (affirmasi). Bagus B. Coba B ingat-ingat lagi hal-hal lain yang
masih B miliki dan perlu disyukuri!”
”Setengah jam lagi kita bertemu untuk membahas tentang cara mengatasi masalah
dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah. Tapi kalau ada yang tidak terkendali
segera panggil saya ya!”.
E. Evaluasi
A Pasien
1 Mampu mengungkapkan perasaannya
2 Mampu menyebutkan cara mengontrol diri bila
ada dorongan bunuh diri
3 Mampu menyebutkan cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah bunuh diri
4 Menyingkirkan barang-barang yang bisa
digunakan untuk bunuh diri
5 Meminta bantuan orang lain jika ada dorongan
bunuh diri
6 Menyebutkan hal-hal positif diri
7 Menyusun rencana kehidupan di masa datang
yang realistis
8 Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
9 Menjelaskan pola mengatasi masalah yang
selama ini
10 Memberikan penilaian terhadap pola mengatasi
masalah yang selama ini dilakukan
11 Memilih cara mengatasi masalah yang lama
yang konstruktif
12 Memilih cara baru yang konstruktif untuk
mengatasi masalah
13 Menerapkan cara baru mengatasi masalah secara
konstruktif
14 Menggunakan obat sesuai program
B Keluarga
1 Mengenal tanda dan gejala perilaku bunuh diri
2 Menempatkan pasien di tempat yang aman dan
mudah diawasi
3 Menyimpan dengan tertib barang-barang yang
bisa digunakan untuk bunuh diri
4 Mengawasi pasien secara ketat, terutama bila
tanda dan gejala bunuh diri meningkat
5 Menemani pasien setiap saat (tidak
meninggalkan pasien sendirian)
6 Meminta bantuan tetangga atau pemuka
masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh
diri pasien
7 Memantau dan memenuhi kebutuhan dasar
pasien
8 Memantau secara ketat program pengobatan
untuk pasien
9 Memanfaatkan sumber-sumber pelayanan
kesehatan terdekat
10 Melaporkan kemajuan perkembangan pasien