Vous êtes sur la page 1sur 5

Yuk, Kenali Tipe Kepala Puskesmas Kamu!!!

Hasirun
Capacity Training Center
FETP Universitas Airlangga

Pelayanan di Pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas sangat ditentukan dengan tipe
Kepala Puskesmas sebagai tokoh sentral di Puskesmas. Ibarat Nahkoda kapal, Kepala
Puskesmas menentukan arah penyelenggaraan manajemen puskesmas dengan “power of
leadership” yang ia punya. Apakah mau berjalan lambat atau berjalan dengan layar terkembang
lebar menuju visi misi dan tujuan puskesmas. Nah, berikut ini beberapa tipe kepemimpinan
yang wajib kita ketahui:

1. Pemimpin yang otokratis


Kepala Puskesmas yang tipe ini lebih dominan dalam setiap pengambilan keputusan.
Kekuasaan pada tipe pemimpin seperti ini berpusat pada Kapus itu sendiri. Kepemimpinan
tipe ini cenderung kurang mempertimbangkan masukan, ide-ide, pendapat dari pegawai
puskesmas dan komunikasi pun cenderung satu arah yaitu Kapus ke pegawai. Kepala
Puskesmas cenderung tidak mau menerima kritik dan saran dari pegawai puskesmas.
Pegawai Puskesmas hanya melaksanakan tugas yang diberikan dan kurang
mengembangkan ide-ide program. Perlu menjadi catatan, tipe ini bisa menghasilkan
kurang kepercayaan dari bawahan kepada kepala Puskesmas.

2. Pemimpin yang birokratis


Puskesmas memiliki banyak peraturan dan prosedur yang harus dipatuhi. Jelas, karena
saat ini setiap tindakan/kegiatan harus memiliki SOP. Tipe kapus ini, berupaya agar setiap
kegiatan di Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan alur prosedur yang telah ditetapkan.
Ini sangat bagus bukan. Konflik antara kepala Puskesmas dan pegawai pun terhindarkan.
Namun, kekurangannya yaitu sedikit ruang bagi para pegawai untuk melakukan kreatifitas
dan inovasi karena semuanya sudah diatur dengan alur prosedur yang ada.

3. Pemimpin yang Demokratis


Kepemimpinan tipe ini sangat memungkinkan ide-ide dari pegawai berkembang. Kapus
memberikan ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan. Hubungan saling percaya baik atasan maupun pegawai tercipta dengan baik.
Ada budaya kerja sama (teamwork) untuk menyelesaikan pekerjaan diantara pegawai.
Kapus sangat menerima pendapat pegawai lainnya.

4. Pemimpin yang delegatif/Laisser Faire


Kapus memberikan kebebasan atau keleluasaan lebih besar kepada pegawai untuk
melakukan kegiatan masing-masing. Keputusan sering dibuat oleh siapa saja sehingga
kerja sama tim pada umumnya menjadi rendah. Kepala Puskesmas tetap memberikan
masukan dan saran bagi pegawai, namun deadline dan cara kerja ditentukan oleh
bawahan. Tipe ini akan merugikan apabila pegawai belum cukup matang untuk
melaksanakan tanggung jawab dan tidak bisa diandalkan.

5. Pemimpin yang melayani (servant leadership)


Tipe pemimpin seperti ini menempatkan pelayanan kepada orang lain, pegawai, pasien,
dan juga masyarakat sebagai prioritas nomor satu. Pimpinan menghormati orang lain dan
menyadari bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Kepercayaan antara
atasan dan pegawai akan tumbuh dengan kuat. Selain itu, pimpinan tipe ini juga
mementingkan kesuksesan dan kapasitas pegawainya.

Dewasa ini, tipe pemimpin yang melayani atau servant leadership ini telah dikembangkan di
berbagai perusahaan. Berikut ini adalah ciri-ciri seorang pemimpin yang melayani yang bisa
dimiliki oleh kepala Puskesmas (diadopsi ciri-ciri servant leadership-menurut Greenleaf, Spears
2010):
1. Listening
Kepala Puskesmas harus mampu melakukan komunikasi dan mengambil keputusan. Itu
saja belum cukup, Kepala Puskesmas juga harus punya kemampuan mendengarkan
secara aktif terlebih lagi dalam menjalankan manajemen puskesmas, misalnya Kepala
Puskesmas harus mendengarkan ide-ide dari pegawai, masyarakat dan
stakeholder/lintas sektor saat perencanaan, monitoring maupun evaluasi.

2. Empati
Pimpinan harus mendengarkan dan peduli atas keluhan dan masalah yang muncul baik
datang dari pegawai maupun dari masyarakat. Pimpinan juga harus memahami
keterbatasan yang dimiliki oleh pegawai, dan mencari solusi untuk meningkatkan
kompetensinya. Dengan sifat ini, pimpinan akan mendapatkan dukungan yang penuh
dari pegawai dalam rangka menjalankan pelayanan di Puskesmas.

3. Healing
Dalam menjalankan pelayanan tentu tidak selalu mulus, ada saja kendala yang
dihadapi. Nah, pimpinan mampu memberikan semangat kembali serta energi positif
baik bagi dirinya dan juga pegawai lainnya.

4. Awareness
Peduli, memperhatikan kondisi lingkungan baik dalam gedung maupun luar gedung
akan memperkuat kondisi sikap pemimpin. Pimpinan akan menyadari apa saja
kejadian/perubahan yang muncul disekitarnya atau kebutuhan yang diperlukan di
Puskesmas.

5. Persuasif
Dalam mengambil keputusan, pimpinan menggunakan pendekatan persuasif
ketimbang pendekatan kekuasaan atau dengan otoritasnya. Nah, dengan pendekatan
ini kepala puskesmas akan mengfasilitasi pegawai lainnya untuk ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan.
6. Conceptualize
Sikap ini harus melekat di pimpinan dalam hal ini kepala Puskesmas. Kapus harus
memiliki pola pikir konseptual, punya perencanaan yang matang. Kapus juga
menanamkan visi misi puskesmas yang dimiliki pada dirinya sendiri dan pegawai
lainnya. Pola pikir pimpinan harus menyeluruh tidak separuh-separuh dalam mengelola
roda organisasi puskesmas.

7. Foresight
Kepala puskesmas harus berpikir ke depan dengan belajar dari pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Sikap ini sangat membantu dalam mengambil keputusan di
masa yang akan datang.

8. Stepwarship / penata layanan


Pimpinan memegang teguh amanah yang diberikan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya. Pemimpin yang memiliki sikap ini dengan sungguh-sungguh menjalankan
amanah yang diberikan dan memastikan menjalankan roda organisasi puskesmas
dengan baik, program-program diimplementasikan dengan baik, dan memberikan nilai
positif pada pegawai dan juga masyarakat.

9. Commitment to growth of people


Pimpinan yang baik adalah yang merangkul bawahannya dengan baik. Ia berkomitmen
untuk membangun tim dan mengembangkan sumber daya manusia. Kepala Puskesmas
mementingkan kompetensi pegawainya, ia berkomitmen agar pegawainya menjadi ahli
di bidangnya masing-masing dan memiliki skill serta pengetahuan tambahan.

10. Building community


Selain, mampu membangun orang-orang yang terlibat dengannya, seorang pemimpin
yang melayani juga membangun komunitas yang ada di sekitarnya. Dimulai dari
membangun tim dan lintas sektor yang terlibat dalam pelaksanaan program untuk
bersinergi, saling bahu membahu menjalankan program untuk masyarakat. Pimpinan
harus meningkatkan koordinasi dan kepercayaan tim dan pihal linsek yang terlibat
sehingga terbentuk komunitas yang se-irama dan bersinergi dalam menjalankan
program.

Kepala puskesmas selalu dituntut menjadi “sempurna” di mata pegawainya. Namun, apakah
pegawai puskesmas pernah melakukan evaluasi diri sendiri sejauh mana performa/kinerja yang
sudah dicapai? Nah, ini ada 4 tipe pegawai Puskesmas (diadopsi dari Hersey dan Blancard,
1979):
1. Kurang kemauan dan kurang kemampuan
Apakah anda di tipe pertama? Tipe ini terlihat malas tau dengan urusan kantor, kurang
inisiatif untuk bekerja dan juga menyelesaikan tugas dengan tidak bersemangat. Jika
anda merasa berada di tipe ini, maka segeralah mencari penanganannya. Anda perlu
memotivasi diri anda sendiri. Anda tidak lupa selalu mengisi diri dengan ilmu-ilmu yang
bisa menunjang kerjaan anda di Puskesmas. Jangan malu untuk bertanya hal ini itu
kepada orang lain, toh tujuannya untuk masyarakat umum. Kepegawaian harus melihat
pegawai tipe ini, agar dicari solusinya bagaimana untuk meningkatkan kompetensi
pegawai ini.

2. Tinggi kemauan tetapi kurang kemampuan


Pegawai di tipe ini sangat berinisiatif untuk memulai, dan biasanya banyak inovasi-
inovasi yang keluar. Namun, sering minder dengan diri sendiri karena merasa kurang
kemampuan atau pengetahuan. Nah, anda sudah memiliki modal yang baik dengan
kemauan yang tinggi. Persoalan kemampuan bisa dimulai dengan belajar kembali dan
terus berkarya sehingga menambah pengalaman-pengalaman anda. Jangan malu untuk
berdiskusi dengan pegawai lainnya untuk menambah kemampuan anda. Kepegawaian
harus melihat pegawai tipe ini, agar dicari solusinya bagaimana untuk meningkatkan
kompetensi pegawai ini.

3. Kurang kemauan namun tinggi kemampuan


Tipe ini agak susah, disatu sisi memiliki kemampuan dan kompetensi yang mumpuni,
namun kemauan untuk bekerja itu kurang. Biasanya ini disebabkan beberapa faktor
bisa saja miss-komunikasi dengan pegawai lainnya, atau merasa kurang nyaman
dengan orang-orang tertentu, atau merasa sudah melakukan kinerja yang baik namun
tidak pernah dihargai atasan, atau bisa jadi gaya kepemimpinan kepala Puskesmas tidak
sesuai yang diharapkan dan lain sebagainya. Dalam penyelenggaraan Puskesmas
memang harus ada akuntabilitas, ada koordinasi dan komunikasi, ada transparansi
apalagi terkait KEUANGAN yang terbilang sensitif. Intinya jangan ada DUSTA diantara
“KITA” agar semua pegawai saling support dalam bekerja, kemauan pun secara
perlahan akan tumbuh.

4. Tinggi kemauan dan juga tinggi kemampuan


Tipe ini adalah modal besar bagi penyelenggaraan Puskesmas. Pegawai memiliki
kemauan yang tinggi, dan di sisi lain memiliki kemampuan dan kompetensi yang luar
biasa. Kombinasi ini sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan di wilayah kerja
Puskesmas. Pencapaian target kinerja pun meningkat pada tipe pegawai seperti ini.
Nah, yang perlu dipertimbangkan adalah tidak semua pegawai Puskesmas berada di
tipe ke 4 ini, bisa jadi dalam satu puskesmas terdapat tipe 1-4. Menjadi “PR” bagi
Kepegawaian Puskesmas menjawab “PR” ini. Untuk tipe 3 dan 4, yang memiliki
kemampuan dan kompetensi cukup tinggi, butuh wadah untuk transfer ilmu dengan
pegawai lainnya. Jangan lupa prinsip “saling mengisi”.

Nah yang sudah lebih paham bisa transfer ilmu dengan yang lainnya agar kemampuan
itu merata di Puskesmas. Misalnya, mengoperasikan komputer, bisa dibuatkan jadwal
secara rutin untuk transfer ilmu ke yang belum lancar mengoperasikan komputer.
Pegawai puskesmas harus saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain. Jangan
ada sekat, jangan ada dusta. Berbesar hatilah menerima pendapat orang lain, dan saling
mendukung dengan kesepatan yang telah dibuat bersama.
Sumber:
Larry C. Spears, 2010. Character and Servant Leadership: Ten Characteristics of Effective,
Caring Leaders
Lisa, Rezac, 2013. Different leaderhsip styles: What suits your workplace?
A summery: Situational Leadership of Hersey and Blanchard, 2014 on com-peds-
pulmonary.sites.medinfo.ufl.edu
10 Model Kepemimpinan Servant Leadership dan Implementasinya dalam Model
Kepemimpinan Proyek. 2016. on manajemen-proyek-ti.com

Vous aimerez peut-être aussi