Vous êtes sur la page 1sur 3

Tipe Manakah Perencanaan di Puskesmas-mu?

Hasirun, SKM., M.Epid


FETP Universitas Airlangga
Founder Capacity Training Center
085242379634

Pusat kesehatan masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PUSKESMAS merupakan ujung
tombak kesehatan yang bertanggung jawab mewujudkan menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya serta mewujudkan masyarakat sehat level kecamatan melalui prinsip-
prinsip berupa paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
pemerataan, teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan. Hal ini sesuai dengan amanah
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 Tahun 2014.

Salah satu poin penting dalam penyelenggaraan tersebut ada Perencanaan (P1). Luaran perencanaan
puskesmas ini dapat berupa Renstra 5 tahunan, RUK Puskesmas, RKA, RPK Puskesmas dan harus
disinkronkan dengan pendanaan di PKM baik JKN, BOK, Jampersal maupun dana desa atau sumber
lainnya (baik itu perencanaan kegiatan upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan
maupun manajerial). Namun, prakteknya masih sering ditemui kendala dalam perencanaan, yaitu
diantaranya:

1. Manusia.
Pertama, Bendahara dan pegawai lainnya belum memahami tentang prosedur perencanaan
di Puskesmas.
Kedua, Kedua, Kepala Puskesmas kurang mengkontrol dalam hal perencanaan atau bahkan
bisa jadi mengambil alih peran bendahara.

2. Lingkungan.
Pertama, Komunikasi antar bendahara dan pegawai lainnya kurang harmonis. Hasilnya,
perencanaan tidak berdasarkan buttom up atau tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan
yang telah digali oleh pengelola program dan unit terkait di Puskesmas.

3. Metode.
Pertama, Puskesmas belum menjalankan perencanaan sesuai dengan prosedur perencanaan
yang distandarkan (baca permenkes 44 Tahun 2018 atau lihat Pedoman Manajemen
Puskesmas Dengan Pendekatan Keluarga).
Kedua, tidak adanya TRANSPARANSI dalam pengelolaan keuangan, sehingga berkurangnya
percaya antar sesama. Ketiga, lokmin tidak mengfasilitasi perencanaan kegiatan bulanan.

Untuk mewujudkan pelayanan yang baik, Puskesmas dituntut menyelenggarakan pelayanan harus
berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat yang tertuang ke dalam perencanaan tingkat
Puskesmas. Sekaligus menyesuaikan dengan sumber daya yang ada di Puskesmas. Seringkali,
perencanaan di Puskesmas tidak berjalan mulus. Berikut tipe-tipe perencanaan diantaranya:

1. Tipe Pertama
Puskesmas mengkopi paste perencanaan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi disebabkan salah
satunya karena faktor SDM yang kurang mumpuni dalam perencanaan sehingga yang terjadi
yaitu menggunakan perencanaan di tahun-tahun sebelumnya. Ini terkesan “yang penting
diselesaikan dan disetor di Dinas Kesehatan tanpa melihat kualitas perencanaan. Faktor
lainnya yang melatarbeakangi hal tersebut terjadi yaitu kepala Puskesmas Centered. Tipe
Kepala Puskesmas yang mengendalikan segalanya tak bisa dipungkiri itu masih ada, bahkan
urusan perencanaan pun Kepala Puskesmas mengambil alih. Hasilnya bisa saja kurang tepat
sasaran dan bisa jadi trust/kepercayaan internal terhadap Kepala Puskesmas. Selain itu,
kurangnya pembinaan Dinas Kesehatan dalam meng-verifikasi perencanaan di Puskesmas. Ini
menjadi hambatan tersendiri di lapangan.

2. Tipe kedua ini yaitu pegawai Puskesmas telah melaksanakan proses perencanaan berupa
menyusun lima tahunan, RUK dan RPK melalui rapat/lokakarya perencanaan. Namun, hanya
sekedar menyusun perencanaan dengan menerima usulan dari programmer, tanpa melalui
proses identifikasi dan analisis masalah. Hal terjadi dikarenakan tim Perencanaan Tingkat
Puskesmas belum dibentuk. Tugas tim ini cukup vital yaitu mengkoordinir segala perencanaan
tingkat Puskesmas. Tipe ini, programer tidak saling berkoordinasi dan tidak saling terintegrasi
satu sama lain dalam hal perencanaan. Sehingga, perencanaan tingkat Puskesmas tidak efektif
dan efisien bahkan tidak melibatkan masyarakat sama sekali dalam peencanaan. Sehingga
yang terjadi adalah program yang ada tidak sesuai dengan kondisi di lapangan bahkan kurang
menyelesaikan permasalahan yang ada.

3. Tipe ketiga. Puskesmas yang sudah menyelenggarakan perencanaan tingkat Puskesmas yang
betul-betul sesuai dengan permasalahan kesehatan, kebutuhan dan harapan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas ini berhasil menangkap jenis pelayanan atau program apa yang
mesti direncanakan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang ada (evidance based).
Puskesmas mampu mengidentifikasi masalah, kemudian memprioritaskan, mencari akan
masalahnya, menyusun alternative pemecahan masalahnya bersama-sama lintas program
bahkan melibatkan masyarakat dalam perencanaan melalui Survei Mawas diri, Musyawarah
Masyarakat Desa, Pertemuan Lintas sektoral, transect walk dan lain sebagainya. Perencanaan
seperti ini yang diharapkan terselenggara di tingkat Puskesmas agar program yang disusun
memang bersifat buttom up dan up buttom. Masyarakat pun diajak menjadi subjek/pelaku
dan terlibat dalam pembangungn bukan lagi sebagai objek pembangunan kesehatan itu
sendiri.

Tipe Manakah Puskesmas kamu?

Selain itu, berikut beberapa hal berikut ini yang perlu diketahui untuk memperbaiki kualitas
perencanaan Puskesmas:

1. Puskesmas harus berkomitment untuk TRANSPARANSI dalam pengelolaan keuangan dan


serta harus proaktif memperbaiki tahapan perencanaan sesuai dengan prosedural
2. Dibentuk tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (terdiri dari bendahara dan penanggung jawab
upaya serta pelaksana kegiatan) yang bertugas “mengkoordinir” perencanaan puskesmas.
3. Perencanaan di puskesmas haruslah melalui tahapan yang sesuai prosedur. Adapun proses
perencanaan ditingkat Puskesmas yaitu:
a. Puskesmas menyusun jenis kegiatan dan pelayanan berdasarkan kebutuhan dan harapan
masyarakat dan juga capaian yang ada di Puskesmas. Proses untuk mendapatkan data
tersebut diantaranya melalui pendataan keluarga sehat, survei SMD, hasil MMD, forum-
forum masyarakat atau lintas sektor, data-data epidemiologi, capaian kinerja, dan data-
data lainnya di Puskesmas.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan potensi pemecahannya
c. Melakukan prioritas masalah kesehatan
d. Membuat rumusan masalah
e. Mencari penyebab masalah kesehatan
f. Menetapkan cara pemecahan masalah
g. Memasukkan pemecahan masalah ke dalam rencana usulan kegiatan
h. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
4. Perlu penguatan dalam pelaksanaan dan penggerakkan (P2), pengawasan, pengendalian dan
penilaian (P3).
5. Perkuat implementasi PERMENKES NO 44 Tahun 2016 dan Manajemen Puskesmas dengan
Pendekatan Keluarga Sehat.

Vous aimerez peut-être aussi