Vous êtes sur la page 1sur 14

AQIDAH AKHLAK

“Iman Kepada Qadha & Qadhar”

Dosen Pengampu:
Dr.Muliati,.M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK 9

SULTAN IBRAHIM NIM : 18.2600.052


MUH RIDWAN AP NIM : 18.2600.063

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


JURUSAN SYARIAH & EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas
segala karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “BERIMAN KEPADA QADHA’ DAN QADHAR ” dengan baik
meskipun masih jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam semoga dilimpah
kan kepada rasulullah SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan
kealam yang terang benderang yang disinari oleh ilmu pengetahuan ,iman dan
islam.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
dari segi materi, sistematika,maupun ilustrasi pembahasannya. oleh karena itu
kritik dan saran semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. kami juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen yaitu Ibu Dr.Muliati,.M.Ag yang telah membimbing kami belajar akidah
akhlak.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin .

Parepare, 12 Desember 2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Qadha, Qadar & Takdir..................................................................... 3
2.2. Iman Kepada Qadha, Qadar & Takdir ................................................................ 4
2.3. Ikhtiar dan Berdoa serta Hubungannya dengan Qadha’ dan Qadar .................... 5
2.4. Macam-macam Takdir ........................................................................................ 6
2.5. Tingkatan Qadha & Qadar .................................................................................. 6
2.6. Fungsi Iman Kepada Qadha’ dan Qadar ............................................................. 8
2.7. Ciri-ciri orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar.................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan
(tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak
satupun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah
terjadi adalah kehendak dan kuasa Allah SWT.Begitu pula dengan bencana-
bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa kita. Gempa, tsunami, tanah
longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain yang telah melanda bangsa
kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.Dengan bekal keyakinan
terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak
pernah mengenal kata frustrasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri
dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.

Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan
sesuai ketentuan-ketentuan Ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Dengan tidak adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini,
maka kita harus berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha
keras untuk menggapai cita-cita tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu
melihat Rabbul’alamin dan menjadi penghuni Surga.

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.Yang


terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun
takdir yang buruk.Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat
fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang. Terdapat beberapa
permasalahan yang harus dipahami oleh setiap muslim terkait masalah takdir ini.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Qada’ dan Qadar?
2. Apa fungsi beriman kepada Qada’dan Qadar Allah SWT.?
3. Bagaimana hubungan ikhtiar dengan Qadha dan Qadar?
4. Macam-macam takdir?
5. Bagaimana ciri – ciri orang yang beriman kepada Qada’ dan Qadar?

1.3. Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami iman kepada qada’ dan qadar
2. Untuk memahami fungsi iman kepada qada’ dan qadar
3. Untuk mengetahui ciri-ciri orang yang beriman kepada qada’ dan
qadar.
4. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada’
dan qadar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Qadha, Qadar & Takdir

Secara bahasa, kata Qadha ‘ mempunyai banyak arti, antara lain “menunaikan
memutuskan, membayar, mencegah dan lain-lain”. Sedangkan Qadha menurut
istilah dapat diartikan sebagai pengetahuan Allah tentang segala sesuatu yang
sedang terjadi dan yang akan terjadi.

Adapun Qadar dari segi bahasa berarti “kepastian, peraturan, atau ukuran “
dengan kata lain perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua
makhluk dalam kadar dan bentuk tertentu sesuai dengan ridah-Nya.

Defenisi Qadar tersebut menimbulkan dua hal. Pertama, ilmu Allah yang
bersifat Azalilah yang menghendaki makhluk berwujud sesuai dengan rencana-
Nya. Dia pula yang menentukan sifat-sifat sesuatu yang dikehendaki
perwujudannya. Kedua, hal-hal yang tejdai pada makhluk sesuai dengan rencana
Allah sebelumnya. Peristiwa yang terjadi pada dasarnya sebagai perwujudan
rencana-Nya tersebut.1

Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah
sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan
dengan makhluk. Adapun menurut Islam qadar Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dialah yang menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (QS .Al-Furqan ayat 2).2

1 Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Al-Qadha’ wa Qadar, Beirut:Dar Al Nafa’Is, 2005, hlm 22
2 Toto Suryana, Dkk. 2009.Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

3
2.2.Iman Kepada Qadha, Qadar & Takdir

Iman kepada qadha dan qadar artinya mempercayai bahwa semua kejadian
baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan tejadi adalah kehendak dari
ketentuan Allah SWT. Beriman kepada Qadha dan Qadar yang selanjutnya
disebut dengan Takdir termasuk hal pokok dalam Akidah Islam, bahkan trmasuk
salah satu rukun iman.3 Hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam
hadisnya yang diriwayatkan oleh Umar Bin Khattab:

“Iman itu ialah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta beriman kepada Qada dan
Qadar” . (HR.R.Muslim, Abu Daud, Turmudzi dan Nasa’i).

Beriman kepada Qadha dan Qadar adalah setiap manusia wajib mempunyai itikad
atau keyakinan yang sungguh-sungguh bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh
seluruh makhluk, baik yang sengaja, seperti makan, minum, duduk, berdiri,
ataupun yang tidak disengaja, seperti jatuh,terpeleset dan sebagainya telah
ditetapkan oleh Allah SWT.4

Berdasarkan paparan diatas, beriman kepada qadha dan qadar terdiri atas
empat rukun. Pertama, beriman kepada Allah yang komperhensif dan meliputi
setiap makhluk. Kedua, beriman kepada catatan Allah di Lauh Mahfuz mengenai
peristiwa yang akan terjadi pada makhluk sampai hari akhir. Ketiga, beriman
kepada kehendak Allah yang berlaku pada setiap makhluk dan kepada kehendak-
Nya yang sempurna. Keempat, beriman kepada kesendirian Allah dalam
menciptakan makhluk.5

Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.Yang


terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun
takdir yang buruk. Salah memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat
fatal, menyebabkan batalnya keimanan seseorang.

3 Abdul Majid Az-Zindani, et.al.,Al-Imran, Terj.Hawin Murtadho, Al-Qowam,2000,hlm.212


4 Al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, hlm.618-619
5 Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Al-Qadha Wa Al-Qadar, hlm 26

4
2.3. Ikhtiar dan Berdoa serta Hubungannya dengan Qadha’ dan Qadar

Dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan qadar ialah takdir, dan yang
dimaksud dengan qadha’ ialah penciptaan.Yakni, menciptakan semua itu. Qadha’
dan qadar adalah dua perkara yang beriringan, salah satunya tidak terpisah dari
yang lainnya, karena salah satunya berkedudukan sebagai pondasi, yaitu qadar,
dan yang lainnya berkedudukan sebagai bangunannya, yaitu qadha’. Barangsiapa
bermaksud untuk memisahkan di antara keduanya, maka dia bermaksud
menghancurkan dan merobohkan bangunan tersebut. Dikatakan pula sebaliknya,
bahwa qadha’ ialah ilmu Allah yang terdahulu, yang dengannya Allah
menetapkan sejak zaman azali. Sedangkan qadar ialah terjadinya penciptaan
sesuai timbangan perkara yang telah ditentukan sebelumnya

Manusia diwajibkan untuk berikhtir dan berusaha untuk mencapai yang dicita-
citakan dan apa yang telah ditakdirkan Allah untuknya. Ikhtiar adalah berusaha
keras menggunakan segala potensi yang telah diberikan oleh Allah untuk
memperoleh sesuatu yang diinginkan.

Selain itu ikhtiar juga harus ditopang dengan kekuatan doa. Kaitannya dengan
Qadha dan Qadar, sebelum hadis menjelaskan bahwa doa dapat menghindarkan
Qadha yang buruk. Doa pun dapat menjadi penghalang musibah. Doa ikhtiar
merupakan sesuatu yang harus diusahakan oleh manusia sebagai salah satu wujud
keimanan kepada Qadha dan Qadar.6

Pada uraian tentang pengertian qadha’ dan qadar dijelaskan bahwa antara
qadha’ dan qadar selalu berhubungan erat. Qadha’ adalah ketentuan, hukum atau
rencana Allah sejak zaman azali. Sedangkan Qadar adalah kenyataan dari
ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan
perbuatan.7

6 Rosihin Anwar dan Saehudin, AKIDAH AKHLAK, Bandung;Pustaka Setia,2016,hlm 238


7 Miftah Faridl. 2004. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka. Hlm 34

5
2.4. Macam-macam Takdir

Para ulama berpendapat bahwa Takdir terdiri atas dua macam yaitu takdir
Mu’allaq dan Takdir Mubram:8

Taqdir Mu’allaq

Taqdir mu’allaq adalah takdir Allah SWT. yang masih dapat diusahakan
atau diubah oleh manusia dengan berusaha, bekerja keras dan berdoa. Sebagai
contoh dalam kehidupan ini, orang miskin menjdi kaya karena berusaha dan
berdoa, orang yang berat badannya berlebihan menjadi normal karena selalu
berolahraga.

Takdir Mubram

Takdir mubram ialah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan
kejadiannya. Dapat kita beri contoh nasib manusia, kelahiran, kematian, jodoh,
terjadinya kiamat dan sebagainya. Qadha dan qadar Allah yang berhubungan
dengan nasib manusia adalah rahasia Allah SWT, hanya Allah SWT yang
mengetahuinya. Manusia diperintahkan mengetahui qadha dan qadar melalui
usaha dan berikhtiar.9

2.5. Tingkatan Qadha & Qadar

Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah, qadha dan qadar mempunyai empat tingkatan:

a) Al-‘Ilm (pengetahuan)
Artinya mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT. atas segala sesuatu.
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, secara umum maupun
terperinci, baik itu termasuk perbuatan-Nya sendiri atau perbuatan makhluk-Nya,
tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya.

8 M.Noor Matdawan, Pembinaan Aqidah Islamiyah (Theologi Islam), Yogyakarta;Bina


Karier,1984,hlm 116
9 Miftah Faridl. 2004. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka. Hlm 35

6
b) Al-kitabah (penulisan)
Artinya mengimani bahwa Allah SWT. telah menuliskan ketetapan segala
sesuatu dalam Lauh Mahfuzh. Kedua tingkatan ini sama-sama dijelaskan oleh
Allah SWT. dalam firman-Nya:

َّ ‫ب ِإ َّن ذَلِكَ َعلَى‬


‫َّللاِ َيسِير‬ ِ ‫س َماء َو ْاْل َ ْر‬
ٍ ‫ض ِإ َّن ذَلِكَ فِي ِكتَا‬ َّ ‫أَلَ ْم ت َ ْعلَ ْم أ َ َّن‬
َّ ‫َّللاَ َي ْعلَ ُم َما ِفي ال‬

“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja
yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam
sebuah kita (Lauh Mahfuzh). sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi
Allah”. (Al-Hajj:70)

Dalam ayat ini disebutkan lebih dahulu bahwa Allah SWT. mengetahui
apa saja yang ada di langit dan di bumi, kemudian dikatakan bahwa yang
demikian itu tertulis dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh.

c) Al-Masyiah (kehendak)
Artinya bahwa segala sesuatu, yang terjadi atau tidak terjadi, di langit dan
di bumi, adalah dengan kehendak Allah SWT. Hal ini dinyatakan jelas dalam Al-
Qur’an Al-Karim. Dan Allah SWT. telah menetapkan bahwa apa yang diperbuat-
Nya, serta apa yang diperbuat para hamba-Nya juga dengan kehendak-Nya.
Firman Allah:

َ‫َّللاُ َربُّ ْال َعالَ ِمين‬


َّ ‫ َو َما تََشَاُؤُونَ ِإ َّاَّل أَن يََشَاء‬. ‫يم‬
َ ‫ِل َمن شَاء ِمن ُك ْم أَن يَ ْستَ ِِق‬

Artinya : “bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus dan
kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apa bila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam”. (At Takwir : 28 -29).

d) Al–Khalq (penciptaan)
Artinya mengimani bahwa Allah SWT. pencipta segala sesuatu. Apa yang
ada di langit dan di bumi penciptanya tiada lain kecuali Allah SWT. Sampai“
kematian” lawan dari kehidupan itupun diciptakan Allah. Allah SWT berfirman;

7
َ ْ‫الَّذِي َخلَقَ ْال َم ْوتَ َو ْال َحيَاةَ ِليَ ْبلُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أَح‬
‫سنُ َع َم ًل‬

“Yang menjadikan hidup dan mati, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebih baik amalnya”. (Al-Mul: 2).10

2.6. Fungsi Iman Kepada Qadha’ dan Qadar

Allah SWT mewajibkan umat manusia untuk beriman kepada qada dan qadar
(takdir), yang tentu mengandung banyak fungsi (hikmah atau manfaat), yaitu
antara lain;11

Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah


tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana.
Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk
melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa) yang
merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di
perolehnya itu akan di manfaatkannya secara adil, demi terwujudnya
kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di akherat.

Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan


sesuai dengan ketentuan – ketentuan Allah SWT (sunatullah) atau hukum
alam. Kesadaran yang demikian dapat mendorong umat manusia (umat islam)
untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing,
kemudian mengadakan usaha-usaha penelitian terhadap setiap mahluk Allah
seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, barang tambang, dan gas.

Sedangkan hasil – hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan


kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi. (lihat dan pelajari Q.S.
Almujadalah, 58 : 11)

10 Miftah Faridl. 1999. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka


11 Miftah Faridl. 2004. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

8
Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat
menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta
ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus,
dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir
semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain
itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat
manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam
kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu
akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan
manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat
dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka
jahanam. (lihat dan pelajari Q.S. Ali Imran, 3 : 131 – 133).

Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta


prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam
yang bertakwa ) tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar,
tawakal, qanaah, dan optimis dalm hidup. Juga akan mampu memelihara diri
dari sikap dan prilaku tercela, seperti: sombong, iri hati, dengki, buruk
sangka, dan pesimis dalam hidup. Mengapa demikian? Coba kamu renungkan
jawabannya! (lihat dan pelajari Q.S. Al-Hadid, 57 : 21-24).

Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas


hidupnya meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul
beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak
akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-
sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang
telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling
bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “sebaik-baiknya
manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia”. (H.R. At-Tabrani).

9
2.7. Ciri-ciri orang yang beriman kepada Qadha dan Qadar

Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt pastinya
memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt menyangkut
hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qada
dan qadarnya Allah swt adalah;12

 Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala


larangan Allah swt.
 Berusaha dan bekerja secara maksimal.
 Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa.
 Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akhirat.
 Memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt.
 Bersabar dalam menghadapi cobaan.

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mendapatkan ketenangan
jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan
Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah
atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi.

12 Miftah Faridl. 2004. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka, hlm 35

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas, maka dapat kita simpulkan sebagai berikut;
 Qadha dan qadar adalah ketetapan Allah SWT. yang wajib kita imani.
 Qadha berarti penetapan hukum, atau pemutusan penghakiman sesuatu.
Seorang qadhi (hakim) di namakan demikian sebab ia bertugas atau
bertindak menghakimi dan memutuskan perkara antara kedua orang yang
bersengketa di muka pengadilan.
 Takdir terbagi menjadi dua yaitu
Pertama takdir mu’allaq, yaitu qadha yang diketahui, ditulis dan
dikehendakai-Nya. Akan tetapi, Allah menggantungkan (masyarakat)
penciptaannya (terjadinya), baik dengan adanya sebab atau tidak adanya
sebab. Kedua takdir qadha mubram yang ia adalah qadha yang pasti
terjadi dan tidak bisa di tolak dengan sebab apapun. Ini terbagi menjadi
dua; pertama, yang dipengaruhi oleh sebab dalam mencapai akibat dengan
izin Allah SWT.Kedua, yang tidak bisa dipengaruhi sebab, dan sebab
tersebut tidak akan bermanfaat baginya.
 Orang yang beriman kepada qadha dan qadar adalah orang yang
bisa qona’ah, ikhlas, dan ridha dalam menyikapi setiap persoalan yang
datang. Yang hasil dari pada itu adalah terciptanya kehidupan yang sehat
lahir dan batin.

11

Vous aimerez peut-être aussi