Vous êtes sur la page 1sur 8

astroenteritis

Penulis : Dani Iswara Tanggal : 2017-09-21


Daftar isi

 Gastroenteritis adalah
 Gejala
 Penyebab
 Pengobatan

GASTROENTERITIS ADALAH
Penyakit ini sering disebut diare atau mencret. Padahal mencret hanyalah salah satu dari
kumpulan gejala gastroenteritis. Jika dilihat dari golongan umur dan frekuensinya, belum
tentu juga semua mencret bisa disebut diare. Yang dimaksud diare menurut organisasi
kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) adalah kejadian buang air besar dengan
bentuk tinja yang lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi lebih sering dari biasanya,
selama satu hari atau lebih. Jadi, konsistensi tinja atau kotoran yang ditekankan. Penyebutan
diare pada bayi menyusui akan berbeda dengan dewasa. Bayi yang memperoleh air susu ibu
(ASI) eksklusif biasanya mengeluarkan tinja yang agak cair, di mana frekuensinya bisa 5 kali
sehari. Hal ini juga belum bisa disebut diare.

Gastroenteritis sering disingkat dengan GE. Kasus GE masih menjadi perhatian karena sering
menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak, golongan lanjut usia, serta orang
yang memiliki masalah dengan daya tahan tubuh rendah. Lebih banyak kematian terjadi di
negara yang sedang berkembang dengan tingkat kebersihan yang rendah. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), WHO menyebutkan angka kematian
karena diare di Indonesia sudah menurun, tapi angka penderitanya tetap tinggi, terutama di
negara berkembang. Kasus rawat inap karena diare pun masih menempati urutan atas di
setiap rumah sakit di Indonesia pada tahun 2008.

GEJALA
Penyakit yang melibatkan saluran cerna ini umumnya memunculkan gejala mual, muntah,
buang air besar yang encer atau mencret beberapa kali/diare, kadang demam ringan atau
meriang, dan yang lebih jarang yaitu kejang perut. Dari kondisi kekurangan cairan atau
dehidrasinya, penderita bisa disebut termasuk diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi
ringan/sedang, atau diare dehidrasi berat.

 Pada kasus tanpa dehidrasi, setidaknya memenuhi 2 atau lebih tanda berikut, yaitu
keadaan umum penderita baik, mata tidak tampak cekung, minum seperti biasa, dan
kulit perut saat dicubit atau dijepit (disebut pemeriksaan turgor) kembali dengan
cepat.
 Untuk dehidrasi ringan/sedang, penderita biasanya gelisah atau rewel, mata tampak
cekung, haus dan ingin minum banyak, serta turgor kembali lambat.
 Jika sudah dehidrasi berat, penderita tampak sangat lesu hingga tidak sadar, mata
tampak cekung, malas atau tidak bisa minum, dan turgor kembali sangat lambat lebih
dari 2 detik.

Perlu juga diketahui ada atau tidaknya darah di muntahan serta tinja. Ini menentukan tindakan
perawatan dan pengobatan selanjutnya. Sebaiknya, penderita mengkonsultasikan dengan
dokter bila ada keluhan mual, muntah, diare yang masih berlangsung hingga lebih dari dua
hari. Waspadai juga jika keluhan bertambah parah menjadi muntah dan diare yang disertai
darah, demam tinggi, dan tanda-tanda kekurangan cairan. Tanda-tanda dehidrasi lain yang
mungkin ditemukan yaitu rasa pusing yang berat, kulit bibir jadi kering, urin atau kencing
tampak kuning pekat, kencing atau berkemih yang jarang, bahkan hingga tidak kencing
dalam waktu yang lama. Pada bayi bisa terlihat ubun-ubun cekung.

PENYEBAB
Gastroenteritis bisa disebabkan karena infeksi dan non-infeksi. Penyebab GE terbesar adalah
karena infeksi. Gastroenteritis infeksi bisa disebabkan oleh organisme virus, bakteri, dan atau
parasit. Tersering disebabkan oleh virus, yaitu rotavirus, yang terkait dengan diare akut.

Sedangkan penyebab non-infeksi bisa terjadi karena alergi makanan, minuman, obat-obatan,
dan keracunan, misalnya pada bayi menyusui karena ibunya mengalami perubahan pola diet.
Efek samping makanan, minuman, dan obat yang dikonsumsi juta turut punya andil sebagai
penyebab keluhan di perut ini.

Menurut perjalanan penyakitnya, gastroenteritis dibedakan menjadi gastroenteritis akut, akut


berdarah, dan persisten. Viruslah yang paling sering dikaitkan dengan kasus gastroenteritis
akut. GE jenis ini disebut akut karena sifat pemunculan gejalanya yang tiba-tiba, tapi cepat
membaik dalam hitungan hari hingga 2 mingguan sesuai perjalanan alamiah penyakitnya.
Gastroenteritis akut berdarah sering disebut disentri. Ada keterlibatan organisme yang
merusak usus dan ditemukannya darah dalam tinja. Jika gastroenteritis berlanjut hingga lebih
dari 14 hari, maka disebut persisten. Seringpula terjadi pada penderita dengan status gizi
buruk, mengalami masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan sedang dalam keadaan
infeksi.

Virus, bakteri, atau parasit penyebab bisa masuk ke saluran cerna melalui mulut atau melalui
perantara makanan dan minuman tercemar yang dikonsumsi, sehingga penyakit ini disebut
food borne disease. Bahkan rotavirus diduga dapat menular lewat udara. Setelah masuk ke
saluran cerna melewati hadangan asam lambung, organisme menuju ke usus. Di usus ini
organisme penyebab diare berkembang biak. Mereka mampu mengubah struktur dinding
usus, menimbulkan peradangan, mengeluarkan toksin, dan mengganggu kerja sel usus dalam
proses pencernaan dan penyerapan makanan/minuman. Hal ini menyebabkan gerak khas
kontraksi atau peristalsis dinding usus meningkat. Gelombang kembung kempis ini memaksa
isi usus yang belum tercerna dan terserap dengan baik terus maju dan meluncur makin ke
bawah menuju pembuangannya, sehingga terjadilah mencret.

PENGOBATAN
Penanggulangan utama diare disusun oleh Depkes RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI) melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare). Langkah-langkah tersebut
yaitu (1) oralit formula baru, (2) pemberian zinc selama 10 hari, (3) melanjutkan pemberian
ASI dan makanan, (4) pemberian antibiotika tertentu sesuai indikasi, dan (5)
konseling/nasihati ibu. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan jika terserang gastroenteritis
antara lain hindari kontak dengan terduga penyebab, pencegahan kekurangan cairan atau
jangan sampai dehidrasi, dan istirahat yang cukup.

Cairan tubuh yang hilang karena muntah, buang air, dan demam, harus segera diganti untuk
mencegah dehidrasi. Juga selalu ingat untuk selalu mencuci tangan. Jika tersedia oralit,
berikan segera. Oralit adalah campuran garam elektrolit. Oralit berosmolaritas rendah seperti
yang telah beredar di pasaran saat ini sangat direkomendasikan karena dapat mengurangi
sensasi mual dan muntah. Campurkan satu bungkus oralit ke dalam satu gelas air minum, lalu
diaduk rata, dan pastikan penderita meminumnya.

Jika belum tersedia oralit, bisa berikan cairan rumah tangga (CRT) seperti air tajin, kuah
sayur, atau cukup air matang. Sesuaikan dosis oralit dengan status dehidrasi dan umur
penderita. Penderita sebaiknya segera dibawa ke sarana kesehatan jika tidak mampu minum
yang cukup untuk dipertimbangkan pemberian cairan melalui pembuluh darah atau infus.

 Untuk diare tanpa dehidrasi bisa diberikan oralit sebanyak ¼ – ½ gelas (umur < 1
tahun), ½ – 1 gelas (1 – 4 tahun), dan 1 – 1 ½ gelas (> 5 tahun) tiap kali mencret.
 Pada diare derajat ringan/sedang, oralit 3 jam pertama diberikan sebanyak 75 ml/kg
berat badan. Pemberian selanjutnya sesuai dengan diare tanpa dehidrasi.
 Penderita diare dengan dehidrasi berat sebaiknya dibawa ke sarana kesehatan untuk
mendapat infus.

Pemberian suplemen mikronutrien zinc atau seng segera setelah mengalami diare dianjurkan
karena terbukti bisa mengurangi lama dan keparahan diare, mengurangi seringnya mencret,
mengurangi banyaknya kotoran, dan mengurangi risiko kekambuhan 3 bulan kemudian.
Dianjurkan untuk tetap minum zinc hingga 10 hari setelah diare berhenti.

Jika masih bisa makan dan minum, berikan makanan dan minuman dalam porsi yang lebih
sedikit, tapi lebih sering. Prinsipnya adalah memberikan suatu yang mudah dicerna seperti
bubur dan berkuah, rendah serat, sehingga tidak membuat saluran cerna bekerja terlalu keras
memprosesnya, dan tidak mengiritasi saluran cerna. Untuk bayi dan anak, kalau tidak
bermasalah dengan diet ibunya, boleh melanjutkan air susu ibu seperti biasa. Hal yang sama
berlaku untuk bayi dan anak yang mendapat susu formula, bahkan pemberiannya harus lebih
sering dari biasanya untuk mencegah penurunan berat badan. Setelah penyembuhan pun
makanan ekstra harus tetap diberikan untuk menunjang perbaikan berat badan.
Konsumsi obat-obatan seperti antimual, antimuntah, antidiare, dan terutama antibiotika harus
benar-benar selektif menurut pertimbangan dokter, apalagi jika penderita adalah bayi dan
anak-anak. Perlu diingat bahwa muntah dan diare dalam batas tertentu bisa dianggap sebagai
respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing, racun/toksin, dan organisme penyebab.
Kembali ke pertimbangan rasionalitas, efektivitas, dan efek samping obat.

Pemerintah juga menekankan pemberian konseling dan nasihat jika terjadi hal-hal yang lebih
berat. Kalau diare menjadi lebih sering, muntah berulang yang menghambat rehidrasi oral,
sangat haus, sedikit makan dan minum, disertai demam, tinja berdarah, dan tidak ada
perbaikan dalam 3 hari, periksakan kembali penderita ke sarana kesehatan.

Pencegahan lebih baik dibanding pengobatan. Kebiasaan menjaga dan memperbaiki kondisi
kesehatan atau higiene dan sanitasi tetap menjadi upaya ampuh yang sederhana untuk
mengurangi risiko terkena penyakit, misalnya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
sebelum kontak dengan mulut, sebelum menyiapkan makanan/minuman, sebelum memegang
bayi, dan sebelum menyuapi anak. Jangan lupa cuci tangan juga setelah buang air besar dan
kecil. Gunakan selalu jamban dengan benar dan pengelolaan buang sampah yang baik

Mengonsumsi makanan secara sembarangan tanpa memperhatikan kebersihannya dapat


menyebabkan sakit perut. Pastinya, sakit perut bisa membuat tidak nyaman karena harus bolak-
balik ke toilet. Lebih parahnya lagi, kebiasaan mengonsumsi makanan secara sembarangan
dapat menyebabkan kamu terkena diare atau muntaber.

Sebenarnya, apakah diare dan muntaber berbeda? Mengingat keduanya membuat pengidapnya
harus bolak-balik ke toilet, mungkinkah kedua penyakit ini sama? Berikut penjelasan mengenai
perbedaan diare dan muntaber.

Baca juga: Begini Mengatasi Diare Pada Anak. Jangan Sampai Salah, Ya!

Apa itu Diare dan Muntaber?

Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air besar (BAB) lebih
sering dari biasanya. Selain itu, diare juga ditandai dengan kondisi feses yang lebih encer dari
biasanya. Penyakit ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dalam kasus tertentu
bisa berlangsung hingga berminggu-minggu.

Berdasarkan riset oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada 2007, diare merupakan
salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kematian di semua umur, yaitu di posisi ke-13.
Sedangkan, berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki posisi ke-3 setelah
pneumonia dan TBC. Selain itu, balita merupakan golongan usia yang sering mengalami diare.

Umumnya, diare diakibatkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang telah terjangkiti
bakteri, virus, atau parasit. Meskipun penyakit ini dianggap umum terjadi, tapi penyakit ini bisa
membuat pengidapnya mengalami dehidrasi. Maka dari itu, ketika penyakit ini menjangkiti
seseorang, kamu harus segera mengatasinya.

Muntaber merupakan kondisi ketika saluran pencernaan mengalami peradangan, khususnya


lambung, usus besar, dan usus kecil. Berbeda dengan diare yang hanya menyebabkan
pengidapnya sering BAB, muntaber dapat membuat pengidapnya mengalami diare, kram perut,
mual dan muntah. Dalam beberapa kondisi, muntaber juga disertai dengan demam, sakit
kepala, kembung, dan kelelahan.

Sama halnya dengan diare, muntaber juga biasanya berlangsung selama beberapa hari dan
dalam kondisi tertentu dapat berlangsung selama seminggu. Begitu pun dengan pengidapnya,
muntaber juga bisa diidap oleh orang dari berbagai umur. Muntaber pun harus segera ditangani,
karena dapat menyebabkan pengidapnya mengalami dehidrasi.

Baca juga: 7 Cara Tepat Menghentikan Diare

Penyebab Diare dan Muntaber

Diare bisa disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, parasit, dan virus,
seperti norovirus dan rotavirus. Selain itu, diare juga bisa dipicu oleh beberapa hal. Di
antaranya adalah intoleransi terhadap makanan, alergi makanan, efek samping obat, gelisa,
konsumsi kopi dan alkohol secara berlebihan, serta penyakit usus.

Perbedaan diare dan muntaber lainnya adalah muntaber seringnya disebabkan oleh virus, bukan
oleh parasit dan bakteri. Sama halnya dengan diare, muntaber juga disebabkan oleh norovirus
yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.

Pencegahan dan Pengobatan

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, sebaiknya biasakan untuk mengonsumsi makanan
yang sehat dan bersih. Sebab, kedua penyakit ini terjadi karena konsumsi makanan dan
minuman yang sudah terkontaminasi. Maka dari itu, pastikan kebersihan makanan yang akan
konsumsi.

Selain memastikan kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, sebaiknya kamu
juga menjaga kebersihan dengan cara selalu mencuci tangan sebelum menyiapkan dan
menyantap makanan. Jangan lupa juga untuk selalu menyiapkan bahan-bahan makanan segar
untuk disantap. Pastikan juga untuk memisahkan antara makanan yang mentah dengan yang
matang.

Jika kamu terkena kedua penyakit ini, kamu bisa melakukan pengobatan di rumah. Di
antaranya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya akan potasium, sodium, dan serat. Selain
itu, hindari konsumsi makanan terlalu manis, gorengan, kafein, dan produk susu. Apabila
kondisi sudah semakin parah, ada baiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari saat Diare

Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kesehatan? Kamu bisa menghubungi dokter tepercaya
melalui aplikasi Halodoc. Dengan menggunakan aplikasi ini, kamu juga dapat bertanya pada
dokter mengenai perbedaan diare dan muntaber melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu,
kamu juga bisa membeli produk kesehatan dan suplemen di Halodoc tanpa perlu keluar rumah.

Mual dan muntah saat sedang hamil umum terjadi. Sekitar 7 dari 10 wanita hamil mengalami
mual dan/atau muntah-muntah, dan tidak cuma terjadi pagi hari. Bagi banyak wanita, kondisi
ini membaik atau benar-benar hilang pada sekitar minggu ke-14, meskipun pada beberapa
wanita bisa lebih lama. Namun, beberapa wanita hamil mengalami mual dan muntah-muntah
berlebih. Mereka bisa muntah berkali-kali dalam sehari dan tidak bisa makan atau minum,
yang bisa memberikan dampak negatif dalam keseharian mereka.

Kondisi ini juga dikenal sebagai hiperemesis gravidarum (HG) dan sering kali memerlukan
penanganan medis. Jumlah pasti wanita yang menderita HG tidak diketahui, seperti beberapa
kasus yang tidak dilaporkan, tapi diperkirakan sekitar 1 dari 100.

Jika Anda sering muntah dan tidak bisa makan makanan Anda, beri tahu bidan atau dokter
Anda, atau hubungi rumah sakit secepatnya. Ada risiko Anda mengalami dehidrasi, dan bidan
atau dokter Anda akan memastikan bahwa Anda diberikan penanganan yang tepat.

Gejala hiperemesis gravidarum


Kondisi HG jauh lebih buruk dibandingkan mual dan muntah pada saat hamil atau “morning
sickness” biasa. Tanda-tanda dan gejala HG yaitu:

 Mual dan muntah yang berkepanjangan – beberapa wanita muntah sampai 50 kali
sehari.
 Dehidrasi – tidak memiliki cukup cairan pada tubuh, karena Anda tidak bisa minum.
Jika Anda minum kurang dari 500 ml sehari, Anda perlu mencari bantuan.
 Ketosis – kondisi serius yang berdampak pada penumpukan asam kimia dalam darah
dan urin; keton diproduksi saat tubuh memecah lemak, bukan glukosa, untuk tenaga.
 Kehilangan berat badan.
 Tekanan darah rendah (hipotensi) saat berdiri.

Tidak seperti mual dan muntah saat hamil pada umumnya, HG mungkin tidak akan membaik
setelah 14 minggu dan mungkin belum akan hilang sepenuhnya setelah bayi lahir, meskipun
beberapa gejala mungkin akan membaik sekitar 20 minggu. Temui bidan atau dokter Anda
jika Anda mengalami mual dan muntah parah, idealnya sebelum Anda menderita dehidrasi
dan kehilangan berat badan.

Ada beberapa kondisi lainnya yang menyebabkan mual dan muntah, seperti radang usus
buntu, yang perlu ditangani lebih dulu oleh dokter Anda.

Apa penyebab hiperemesis gravidarum?


Penyebab HG tidak diketahui, begitupun dengan kenapa beberapa wanita bisa mengalaminya
dan lainnya tidak. Beberapa ahli percaya hal ini terkait dengan perubahan hormon tubuh yang
terjadi selama kehamilan.

Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa HG menurun pada keluarga, jadi bila
Anda memiliki ibu atau saudara kandung perempuan yang mengalami HG saat kehamilan,
Anda mungkin juga akan mengalaminya.

Jika Anda pernah memiliki HG pada kehamilan sebelumnya, Anda lebih rawan
mengalaminya lagi pada kehamilan selanjutnya, daripada wanita yang tidak pernah
mengalami sebelumnya. Jadi akan lebih baik bila Anda mempersiapkan diri Anda lebih siap
lagi.
Mengatasi hiperemesis gravidarum
Ada beberapa obat yang bisa digunakan saat hamil, termasuk di 12 minggu pertama, untuk
meringankan gejala HG. Obat ini yaitu seperti obat-obatan anti mual (anti-emetic), vitamin
(B6 dan B12), steroid, atau kombinasi obat-obatan tersebut.

Jika mual dan muntah Anda tidak bisa dikendalikan, Anda perlu dirawat di rumah sakit agar
dokter dapat melihat kondisi Anda dan memberi penanganan yang tepat, bagi Anda dan bayi
Anda.

Pengobatan bisa termasuk cairan intravena, yaitu pemberian cairan yang diberikan langsung
ke dalam pembuluh darah lewat infus. Jika Anda mengalami muntah parah, obat anti-mual
juga mungkin akan diberikan melalui pembuluh darah atau otot.

Apakah hiperemesis gravidarum membahayakan bayi?


HG memiliki gejala yang tidak mengenakkan, tapi berita baiknya kemungkinan besar tidak
akan membahayakan bayi Anda, jika ditangani dengan efektif. Namun, jika HG
menyebabkan kehilangan berat badan, risiko kelahiran bayi untuk lahir dengan ukuran yang
lebih kecil (berat badan lahir rendah) akan meningkat. Itulah mengapa dehidrasi penting
untuk diawasi.

Pregnancy Sickness Support berhubungan dengan banyak wanita yang memiliki HG, dan
mereka melaporkan adanya gejala berikut sebagai tambahan pada gejala utama yang
disebutkan di atas, yaitu:

 Peningkatan drastis indra penciuman


 Produksi air liur berlebih atau ptyalism
 Sakit kepala dan sembelit yang disebabkan dehidrasi
 Rasa sakit dan tekanan akibat waktu yang lama di tempat tidur
 Inkontinesia urin (mengompol), disebabkan kombinasi muntah dan hormon
kehamilan relaxin

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, Anda tidak sendiri. Banyak wanita yang berhasil
melewati kondisi ini sampai HG berhenti atau bayinya lahir.

Apa pengaruh hiperemesis gravidarum terhadap kondisi


saya?
Rasa mual dan muntah akibat HG dapat memberi pengaruh besar pada hidup Anda, di mana
Anda seherusnya bisa menikmati kehamilan dan menantikan kelahiran bayi Anda. Hal ini
dapat mempengaruhi Anda secara emosional dan fisik. Gejala-gejala tersebut tidak hanya
membuat Anda menderita, tapi juga dapat menyebabkan komplikasi seperti depresi atau
luka pada esofagus.

Rasa mual yang parah dapat sangat melelahkan dan menghambat aktivitas sehari-hari Anda,
seperti bekerja atau bahkan bangun dari tempat tidur. Anda juga dapat merasakan:
 Gelisah saat pergi keluar atau jauh dari rumah, jika ingin muntah
 Terkucilkan, karena Anda tidak tahu siapa-siapa yang mengerti bagaimana rasanya
memiliki HG
 Bingung, kenapa hal ini dapat terjadi pada Anda
 Tidak yakin apakah Anda dapat bertahan dengan kehamilan jika terus-terusan merasa
mual

Apabila Anda merasakan salah satu dari hal tersebut, jangan pendam sendiri. Bicarakanlah
pada dokter atau bidan Anda. Anda juga bisa membicarakannya pada pasangan, keluarga atau
teman Anda.

Ingatlah bahwa HG adalah kondisi yang lebih buruk dibandingkan mual saat kehamilan
biasanya, bukanlah akibat dari yang Anda lakukan atau tidak lakukan, dan Anda memerlukan
penanganan dan dukungan yang tepat.

Apakah saya akan mengalaminya lagi di kehamilan


selanjutnya?
Jika sebelumnya Anda pernah mengalami HG, Anda mungkin akan mengalaminya lagi pada
kehamilan selanjutnya. Jika Anda memutuskan untuk hamil lagi, Anda dapat melakukan
persiapan sebelumnya, seperti menitipkan anak pada penitipan anak agar Anda dapat
beristirahat. Ingatlah apa saja yang membantu Anda pada kehamilan sebelumnya, seperti
beberapa minuman tertentu, dan lakukan lagi pada kehamilan berikutnya.

Konsultasikan dengan dokter Anda tentang menggunakan pengobatan lebih awal.

BACA JUGA:

 Cara Ampuh Mengatasi Mual dan Muntah (Morning Sickness) Saat Hamil
 Tips Mengendalikan Perubahan Emosi Drastis Saat Hamil
 6 Jenis Buah-Buahan Terbaik untuk Dikonsumsi Selama Hamil

Vous aimerez peut-être aussi