Vous êtes sur la page 1sur 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

ULKUS KORNEA

Disusun Oleh :
Muhamad Agung L :16320090P
Iwan F :163200 P
Emmy Bulan :16320059P
Muchamad Dimas :16320088P
Endah susilawati :16320060P
Kiki :16320076P

UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG

1
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya
destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. (Darling,H Vera, 2000, hal 112)
2. Etiologi
Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :
 Bakteri : Kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah
streptokok pneumoniae, sedangkan bakteri lain menimbulkan ulkus kornea
melalui faktor-faktor pencetus diatas.
 Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola
 Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium
 Reaksi hipersensifitas : Reaksi terhadap stapilokokus (ulkus marginal), TBC
(keratokonjungtivitis flikten), allergen tak diketahui (ulkuscincin) (Sidarta
Ilyas, 1998, 57-60)

Faktor penyebabnya antara lain:


 Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,
sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya
 Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena trauma,
penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka
 Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik,
exposure-keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena
defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.
 Kelainan - kelainan sistemik ; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens -
Jhonson, sindrom defisiensi imun.
 Obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya : kortikosteroid,
IUD, anestetik local dan golongan imunosupresif.

2
3. Patofisiologi

1. Kelainan pada bulu 1. Bakteri


mata dan sistem air 2. Virus
mata 3. Jamur
2. Trauma kornea 4. Hipersensitivitas
3. Kelainan kornea
4. Kelainan sistemik
5. Obat penurun
Menginfeksi kornea
mekanisme imun

Terpajannya reseptor Ulkus


nyeri

Tumpukan pus di Perforasi kornea


Nyeri camera oculi anterior

Ruptur kornea

TIO meningkat

Penglihatan terganggu

Perubahan Persepsi Resiko cidera Ansietas


sensori :
penglihatan

3
4. Tanda dan Gejala
 Pada ulkus yang menghancurkan membran bowman dan stroma, akan
menimbulkan sikatrik kornea.
 Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis.
Gejala obyektif berupa infeksi silier, hilangnya sebagian jaringan kornea dan
adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai
hipopion.
 Fotofobia
 Rasa sakit dan lakrimasi (Darling,H Vera, 2000, hal 112)

5. Klasifikasi Ulkus Kornea


Ulkus kornea dibagi dalam bentuk :
a. Ulkus kornea sentral meliputi :
 Ulkus kornea oleh bakteri
Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak
ada faktor pencetusnya ( kornea yang sebelumnya betul-betul sehat )
adalah:
 Streptokokok pneumonia
 Streptokokok alfa hemolitik
 Pseudomonas aeroginosa
 Klebaiella Pneumonia
 Spesies Moraksella
Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri
patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit,
periokular, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan
sistem barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi.
Bakteri pada kelompok ini adalah :
 Stafilokukkus epidermidis
 Streptokokok Beta Hemolitik
 Proteus

 Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokus


Bakteri kelompok ini yang sering dijumpai pada kultur dari infeksi ulkus

4
kornea adalah
 Streptokok pneumonia (pneumokok)
 Streptokok viridans (streptokok alfa hemolitik)
 Streptokok pyogenes (streptokok beta hemolitik)
 Streptokok faecalis (streptokok non-hemolitik)
Walaupun streptokok pneumonia adalah penyebab yang biasa terdapat pada
keratitis bakterial, akhir-akhir ini prevalensinya banyak digantikan oleh
stafilokokus dan pseudomonas.
Ulkus oleh streptokok viridans lebih sering ditemukan mungkin disebabkan
karena pneumokok adalah penghuni flora normal saluran pernafasan,
sehingga terdapat semacam kekebalan. Streptokok pyogenes walaupun
seringkali merupakan bakteri patogen untuk bagian tubuh yang lain, kuman
ini jarang menyebabkan infeksi kornea. Ulkus oleh streptokok faecalis
didapatkan pada kornea yang ada faktor pencetusnya.
Gambaran Klinis Ulkus korneao leh bakteri Streptokokok:
Ulkus berwarna kuning keabu-abuan, berbetuk cakram dengan tepi ulkus
menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi
kornea, karen aeksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia
Pengobatan : Sefazolin, Basitrasin dalam bentuk tetes, injeksi
subkonjungtiva dan intra vena.

 Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus


Infeksi oleh Stafilokokus paling sering ditemukan. Dari 3 spesies
stafilokokus Aureus, Epidermidis dan Saprofitikus, infeksi oleh
Stafilokokus Aureus adalah yang paling berat, dapat dalam bentuk : infeksi
ulkus kornea sentral, infeksi ulkus marginal, infeksi ulkus alergi(toksik).
Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila
ada faktor penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa, infeksi herpes
simpleks dan lensa kontak yang telah lama digunakan.
Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus:
Pada awalnya berupa ulkus yang berwarna putih kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epithel. Apabila tidak diobati
secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai oedema stroma dan

5
infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus sering kali indolen
yaitu reaksi radangnya minimal. Infeksi kornea marginal biasanya bebas
kuman dan disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap Stafilokokus
Aureus.

 Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas


Berbeda dengan ulkus kornea sebelumnya, pada ulkus pseudomonas
bakteri ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri pseudomonas
bersifat aerob obligat dan menghasilkan eksotoksin yang menghambat
sintesis protein. Keadaan ini menerangkan mengapa pada ulkus
pseudomonas jaringan kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan.
Bakteri pseudomonas dapat hidup dalam kosmetika, cairan fluoresein,
cairan lensa kontak.
Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas:
Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian sentral kornea dengan
infiltrat berwarna keabu-abuan disertai oedema epitel dan stroma. Ulkus
kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi
kornea. Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.
Pengobatan : gentamisin, tobramisin, karbesilin yang diberikan secara
lokal, subkonjungtiva serta intravena.

 Ulkus Kornea Oleh Virus


Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang
bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk
disiform bila mengalami nekrosis dibagian sentral.

 Ulkus Kornea Oleh Jamur


Ulkus kornea oleh jamur banyak ditemukan, hal ini dimungkinkan oleh :
 Penggunaan antibiotika secara berlebihan dalam jangka waktu yang
lama atau pemakaian kortikosteroid jangka panjang
 Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma
yang disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang

6
yang terbang mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea oleh
benda atau binatang yang melukai kornea dan bukan dari adanya defek
epitel dan jamur yang berada di lingkungan hidup.
 Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim
tropik, maka faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.
 Fusarium dan sefalosporium terdapat dimana-mana, ditanah, di udara
dan sampah organik. Keduanya dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman dan pada manusia dapat diisolasi dari infeksi kulit, kuku,
saluran kencing.
 Aspergilus juga terdapat dimana-mana dan merupakan organisme
oportunistik , selain keratitis aspergilus dapat menyebabkan
endoftalmitis eksogen dan endogen, selulitis orbita, infeksi saluran
lakrimal.
 Kandida adalah jamur yang paling oportunistik karena tidak
mempunyai hifa (filamen) menginfeksi mata yang mempunyai faktor
pencetus seperti exposure keratitis, keratitis sika, pasca keratoplasti,
keratitis herpes simpleks dengan pemakaian kortikosteroid.
 Pengobatan : Pemberian obat anti jamur dengan spektrum luas, apabila
memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes sensitifitas
untuk dapat memilih obat anti jamur yang spesifik.

b. Ulkus Marginal
Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk
bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan
terdapat daerah kornea yang sehat dengan limbus. Ulkus marginal dapat
ditemukan pada orang tua dan sering dihubungkan dengan penyakit rematik
atau debilitas. Dapat juga terjadi ebrsama-sama dengan radang konjungtiva
yang disebabkan oleh Moraxella, basil Koch Weeks dan Proteus Vulgaris.
Pada beberapa keadaan dapat dihubungkan dengan alergi terhadap makanan.
Secara subyektif ; penglihatan pasien dengan ulkus marginal dapat menurun
disertai rasa sakit, lakrimasi dan fotofobia. Secara obyektif : terdapat
blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat atau ulkus yang sejajar dengan
limbus.

7
Pengobatan : Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3 hingga
4 hari, tetapi dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi stafilokok
atau kuman lainnya. Disensitisasi dengan toksoid stafilokkus dapat
memberikan penyembuhan yang efektif.
 Ulkus Cincin
Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh lingkaran
kornea, bersifat destruktif dan biasaya mengenai satu mata.
Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan bersama-sama penyakit
disentri basile, influenza berat dan penyakit imunologik. Penyakit ini
bersifat rekuren
Pengobatan bila tidak erjad infeksi adalah steroid saja.

 Ulkus Kataral Simplek


Letak ulkus perifer yang tidak dalam ini berwarna abu-abu dengan sumbu
terpanjag tukak sejajar dengan limbus. Diantara infiltrat tukak yang akut
dengan limbus ditepiya terlihat bagian yang bening.
Terjadi pada pasien lanjut usia.
Pengobatan dengan memberikan antibiotik, steroid dan vitamin.

 Ulkus Mooren
Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea
berjalan progresif ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan untuk
perforasi. Gambaran khasnya yaitu terdapat tepi tukak bergaung dengan
bagan sentral tanpa adanya kelainan dalam waktu yang agak lama. Tukak
ini berhenti jika seluuh permukaan kornea terkenai.
Penyebabya adalah hipersensitif terhadap tuberkuloprotein, virus atau
autoimun.
Keluhannya biasanya rasa sakit berat pada mata.
Pengobatan degan steroid, radioterapi. Flep konjungtiva, rejeksi
konjungtiva, keratektomi dan keratoplasti.(Sidarta Ilyas, 1998, 57-60)

8
6. Pemeriksaan Diagnostik
 Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan )
 Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 15 - 20 mmHg
 Pemeriksaan oftalmoskopi
 Pemeriksaan Darah lengkap, LED
 Pemeriksaan EKG
 Tes toleransi glukosa

7. Penatalaksanaan
Pasien dengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian
berseri (kadang sampai tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan
berkala oleh ahli opthalmologi. Cuci tangan secara seksama adalah wajib. Sarung
tangan harus dikenakan pada setiap intervensi keperawatan yang melibatkan
mata. Kelopak mata harus dijaga kebersihannya, dan perlu diberikan kompres
dingin. Pasien dipantau adanya peningkatan tanda TIO. Mungkin diperlukan
asetaminofen untuk mengontrol nyeri. Siklopegik dan midriatik mungkin perlu
diresep untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
Tameng mata (patch) dan lensa kontak lunak tipe balutan harus dilepas
sampai infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat pertumbuhan
mikroba. Namun kemudian diperlukan untuk mempercepat penyembuhan defek
epitel.

9
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
 Aktivitas / Istrahat
Gejala : Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
Tanda : Nampak berhati-hati dalam beraktivitas
 Neurosensori
Gejala : Klien mengeluh penglihatan kabur, klien mengeluh
penglihatan silau
Tanda : Penurunan ketajaman mata, penurunan visus, tidak dapat
melihat dengan jarak jauh, Nampak mengecilkan mata bila
ada respon cahaya, mata Nampak merah, Nampak kotor
 Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Klien mengeluh nyeri pada daerah matanya, klien
mengeluh sakit kepala
Tanda : Nampak memegang area mata, ekspresi wajah Nampak
meringis
 Integritas ego
Gejala : Klien mengeluh takut dengan keadaan matanya, klien
mengeluh akan kondisi matanya
Tanda : Nampak takut, bertanya tentang kondisi, penyakitnya.
Bingung bila ditanya tentang penyakitnya, klien nampak
bingung bila ditanya tentang penyakitnya.

10
b. Pengelompokan Data
Data Subyektif :
 Klien mengeluh tidak dapat beraktivitas seperti biasanya karena
gangguan penglihatan
 Klien mengeluh penglihatan kabur
 Klien mengeluh penglihatan silau
 Klien mengeluh nyeri pada daerah matanya
 Klien mengeluh sakit kepala
 Klien mengeluh takut dengan keadaan matanya
 Klien mengeluh akan kondisi matanya

Data Obyektif :
 Nampak berhati-hati dalam beraktivitas
 Penurunan ketajaman mata, penurunan visus
 Tidak dapat melihat dengan jarak jauh
 Nampak mengecilkan mata bila ada respon cahaya
 Mata nampak merah
 Nampak kotor
 Nampak memegang area mata
 Ekspresi wajah nampak meringis
 Nampak takut
 Bertanya tentang kondisi penyakitnya
 Bingung bila ditanya tentang penyakitnya.

11
c. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
Ds : Nyeri Inkulirensi kornea
 Klien mengeluh nyeri pada daerah
matanya
 Klien mengeluh sakit kepala

Do :
 Ekspresi wajah nampak meringis
 Nampak memegang area mata
Ds : Gangguan penurunan ketajaman mata
 Klien mengeluh tidak dapat persepsi
beraktivitas seperti biasanya karena sensori :
gangguan penglihatan penglihatan
 Klien mengeluh penglihatan kabur
 Klien mengeluh penglihatan silau

Do
 Nampak berhati-hati dalam
beraktivitas
 Penurunan ketajaman mata,
penurunan visus
 Tidak dapat melihat dengan jarak
jauh
 Nampak mengecilkan mata bila ada
respon cahaya
 Mata nampak merah
 Nampak kotor
Ds : Ansietas kurang informasi tentang
 Klien mengeluh takut dengan penyakit
keadaan matanya
 Klien mengeluh akan kondisi
matanya

12
Do :
 Nampak takut
 Bertanya tentang kondisi penyakitnya
 Bingung bila ditanya tentang
penyakitnya.
Do : Resiko keterbatasan lapang
 Klien mengeluh penglihatan kabur cidera pandang
 Nampak berhati-hati dalam
beraktivitas
 Penurunan ketajaman mata,
penurunan visus
 Tidak dapat melihat dengan jarak
jauh

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan inkulirensi kornea
b. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan ketajaman mata
c. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit
d. Resiko cidera berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang

13
3. Perencanaan

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O keperawatan dan
data penunjang
1 Nyeri berhubungan Setelah a. Pantau skala nyeri a. untuk mengetahui
dengan inkulirensi dilakukan yang dialami klien derajat nyeri yang
kornea ditandai tindakan b. Berikan kompres dirasakan klien
dengan kep. selama dingin sesuai sehingga
Ds : beberapa dengan permintaa memudahkan
 Klien mengeluh hari nyeri untuk trauma dalam menentukan
nyeri pada beransur – tumpul tindakan
daerah matanya ansur hilang c. Kurangi tingkat selanjutnya
 Klien mengeluh dengan pencahayaan b. mengurangi edema
sakit kepala kriteria : d. Anjurkan klien sehingga membantu
- Klien untuk beristrahat mengurangi rasa
Do : mengata yang cukup nyeri
 Ekspresi wajah kan e. Anjurkan klien c. tingkat
nampak nyeri menggunakan pencahayaan yang
meringis berkuran kacamata hitam lebih rendah lebih
Nampak memegang g pada cahaya yang nyaman setelah
area mata - Ekspresi kuat pembedahan
wajah f. Kolaborasi dengan d. istrahat membantu
nampak tim dokter dalam memberihkan rasa
tenang pemberian obat nyaman yang kuat
analgetik menyebabkan rasa
tak nyaman setelah
penggunaan tetes
mata dilator
e. pemakaian obat
sesuai resep akan
mengurangi nyeri
dan TIO dan
meningkatkan rasa

14
nyaman.
2 Gangguan persepsi Setelah 1. Pastikan derajat 1. Agar klien dapat
sensori dilakukan tipe kehilangan beristrahat dengan
berhubungan tindakan penglihatan nyaman
dengan penurunan kep. selama 2. Orientasikan klien 2. Agar klien terbiasa
ketajaman mata beberapa terhadap sehingga mampu
Ds : hari lingkungan. memenuhi
 Klien mengeluh gangguan 3. Tunjukkan aktivitasnya
tidak dapat penglihatan pemberian tetes 3. Agar klien dapat
beraktivitas beransur- mata, contoh melakukan aktivitas
seperti biasanya ansur menghitung secara mandiri
karena membaik tetesan, mengikuti tanpa terikat oleh
gangguan dengan jadwal, tidak salah orang disekitarnya.
penglihatan criteria : dosis 4. Membantu klien
 Klien mengeluh - Pengliha 4. Lakukan tindakan memenuhi
penglihatan tan klien membantu pasien kebutuhannya
kabur normal menangani 5. Secara langsung
 Klien mengeluh - Klien keterbatasan mengikut sertakan
penglihatan dapat penglihatan klien serta
silau melakuk 5. Perkenalkan mengajarkan klien
an pasien dengan cara perawatan
Do aktivitas lingkunganny mata yang benar
 Nampak sehari 6. Beritahu pasien 6. Untuk
berhati-hati hari untuk memperkenalkan
dalam dengan mengoptimalkan pada klien tentang
beraktivitas baik alat indera lainnya lingkungan dan
 Penurunan yang tidak aktifitas sehingga
ketajaman mata, mengalami dapat
penurunan visus gangguan meningkatkan
 Tidak dapat 7. Kurangi bising stimulus
melihat dengan dan berikan penglihatan
jarak jauh istirahat yang 7. Memudahkan
 Nampak seimbang dalam menentukan

15
mengecilkan tindakan
mata bila ada selanjutnya yang
respon cahaya akan diberikan
 Mata nampak
merah
 Nampak kotor
3 Ansietas Setelah 1. Kaji derajat dan 1. Isolasi social dan
berhubungan dilakukan durasi gangguan waktu luang yang
dengan kurang tindakan visual. Dorong terlalu lama dapat
informasi tentang kep. selama percakapan untuk menimbulkan
penyakit beberapa mengetahui perasaan negative.
Ds : hari ansietas keprihatikan 2. Pasien mungkin tak
 Klien mengeluh beransur- pasien, perasaan, mampu melakukan
takut dengan ansur dan tingkat semua tugas
keadaan membaik pemahaman sehubungan dengan
matanya dengan 2. Orientasikan penanganan dari
 Klien mengeluh criteria : pasien pada perawatan diri
akan kondisi - Klien lingkungan yang 3. Perawatan diri dan
matanya tidak baru kemandirian akan
Do : takut 3. Menjelaskan meningkatkan rasa
 Nampak takut akan rutinitas sehat
 Bertanya penyakit perioperatif 4. Pasien yang
tentang kondisi nya 4. Menjelaskan mengalami
penyakitnya - Klien intervensi sedetil- gangguan visual
Bingung bila dapat detilnya bergantung pada
ditanya tentang menerim 5. Dorong untuk masukan indera
penyakitnya. a kondisi menjalankan yang lain untuk
mata kebiasaan hidup mendapatkan
- Klien sehari-hari bila informasi
memaha mampu 5. Pasien yang telah
mi 6. Dorong partisipasi banyak mendapat
tentang keluarga atau informasi lebih
penyakit orang yang berarti mudah menerima

16
serta dalam perawatan penanganan dan
perawata pasien mematuhi intruksi
n yang 7. Dorong partisipasi 6. Mengenalan
akan dalam aktivitas terhadap lingkungan
dilakuka social dan membantu
n. pengalihan bila mengurangi ansietas
memungkin dan meningkatkan
keamanan
7. Informasi dapat
menghilangkan
ketakutan yang
tidak diketahui,
mekanismekoping
dapat membantu
pasien berkompromi
dengan kegusara,
ketakutan, depresi,
tegang,
keputusasaan,
kemarahan dan
penlakan.

4 Resiko cidera Setelah 1. Bantu pasien 1. Memanfasilitasi


kemandirian dan
berhubungan dilakukan ketika mampu
menurunkan resiko
dengan tindakan melakukan cidera
2. Meningkatkan
keterbatasan lapang kep. selama ambulasi
keamanan
pandang beberapa pascaoperasi mobilitas dalam
lingkungan
Do : hari tanda- sampai stabil dan
3. Tameng logam
 Klien mengeluh tanda cidera mencapai atau kacamata
melindungi mata
penglihatan tidak akan penglihatan dan
terhadap cidera
kabur terjadi keterampilan 4. Tekanan pada mata
dapat
 Nampak dengan koping yang
menyebabkan
berhati-hati criteria : memadai, kerusakan serius
lebih lanjut.

17
dalam - Klien menggunakan 5. Menurunkan resiko
jatuh atau cidera
beraktivitas dapat teknik bimbingan
ketika langkah
 Penurunan beraktivi penglihatan sempoyongan atau
tidak mempunyai
ketajaman mata, tas 2. Bantu pasien
keterampilan
penurunan visus dengan menata koping untuk
kerusakan
 Tidak dapat baik lingkungan
penglihatan.
melihat dengan - Beraktivi 3. Orientasikan 6. Cidera dapat
terjadi bila wadah
jarak jauh tas pasien pada
obat menyentuh
secara ruangan mata
mandiri. 4. Bahas perlunya
penggunaan
perisai metal atau
kaca mata bila
diperintahkan
5. Jangan
memberikan
tekanan pada mata
yang terkena
trauma
6. Gunakan prosedur
yang memadai
ketka memberikan
obat mata

18
PERTANYAAN dan JAWABAN
1. Apakah penyakit keturunan biasa menyebabakan ulkus koenea, missal pnyakit
DM ?
Jawaban: penyakit DM hanya sebagai pencetus atau factor pendukung terjadinya
ulkus koernea, apabila dengan kadar gula yg tinggi kemudian terjadi trauma atau
terinfeksi virus atau bakteri sehingga terjadi infeksi maka pnyakit DM yg tidak
terkontrol bias mempercepat atau memperparah kondisi tersebut.
2. Selain ketiga diagnose tersebut, apakah ada diagnose yg bias diangkat.?
Jawaban : kita bisa mengambil diagnose Infeksi b.d adanya ulkus di kornea/ luka
di kornea.
3. Sejauh mana intevensi keperawatan yg kelompok anda andkat dapat
menyembuhkan penyakit ulkus kornea?
Jawaban : intervensi keperawatan tidah serta merta dapat menyembuhkan suatu
penyakit, namun intervensi yang selanjutnya kita aplikasikan dalam
implementasi ini akan sangat membantu untuk mempercepat atau menggurangi
ganguan2 yang di timbulkan akibat penyakit ulkus kornea dengan kolaborasi
pemberian terapai dari Dr spesialis Mata.
4. Pada tanda dan gejala disebutkan pada ulkus yang menghancurkan membrane
bowman dan stroma akan menimbulkan sikatrik kornea.
apasih sikatrik kornea.itu ?
Jawab : SIKATRIKS KORNEA Sikatriks kornea adalah terbentuknya jaringan
parut pada kornea oleh berbagai sebab. Kondisi medis berikut adalah beberapa
kemungkinan penyebab luka kornea . Abrasi kornea Laserasi kornea Burns
Herpes simpleks Neurotrophic keratitis Syphilis Kornea cedera Cedera mata
Bisa disebabkan oleh luka pada kornea (abrasi, laserasi, luka bakar, atau
penyakit), tergantung pada tingkat jaringan parut, visus dapat berkisar dari blur
ke kebutaan total walaupun sangat menyakitkan atau penyembuhan transparan
(tidak meninggalkan bekas luka).
5. Saya ingin tau penjelasan hipopion yang muncul di tanda dan gejala ?
Jawab : Hipopion (hypopyon) adalah akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang
anterior mata.
6. Apasih perbedaan dari klasifikasi ulkus kornea yg di sebabkan oleh bakteri atau
jamur atau virus dan lainnya. apakah ada perbedaan yg timbul ?
Jawab : perbedaannya hanya pada hasil setelah di lakukan pemeriksaan kultur
nya saja.. klau hasil yg di temukan ada bakteri brarti ulkus korneanya di
sebabkan oleh bakteri yg menginfeksi kornea mata, begitu juga yg lainnya. apa
bila yg di temukan adalah jamur brati yg menginfeksi adalah jamur , begitu
seterusnya.

19

Vous aimerez peut-être aussi