Vous êtes sur la page 1sur 24

Nyeri Pinggang pada Pasien dengan Ureterolithiasis

Yakin Arung Padang


102016028
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 1151
Email: yakin.2016fk028@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Penyakit batu saluran kemih adalah kelainan paling sering diketemukan dan mempunyai
komposisi yang berbeda tergantung kepada kelainan metabolik yang terdapat di dalam tubuh.
Salah satu kelainan penyakit batu saluran kemih yang sering dijumpai adalah ureterolithiasis
atau batu pada saluran ureter. Jenis batu yang paling sering ditemukan adalah batu kalsium
yang diakibatkan oleh hiperkalsiuria dan mempunyai berbagai faktor lain. Tatalaksana yang
dapat dilakukan bertujuan untuk mengatasi gejala nyeri yang timbul dan mengeluarkan batu
pada saluran kemih. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan Percutaneous
Nephrolithotomy (PCNL) dapat digunakan untuk mengeluarkan batu dengan pada saluran
kemih. Pencegahan dilakukan untuk menghindari risiko kambu. Kekambuhan dapat terjadi
50% pada pasien yang tidak melakukan kontrol sehingga kristal dapat tumbuh kembali di
dalam saluran kemih.
Kata kunci: Batu saluran kemih, ureterolihiasis, hyperkalsiuria, ESWL, PNCL

Abstract
Urinary stone disease is a disorder most often be found and that there were a different
composition depend on the metabolic abnormalities that is in in the body. One of an
abnormality of disease a urinary stone that is often found is ureterolithiasis or stone on a
tract of the ureter. Any type of rock that are found most often are of stone calcium that
caused by hipercalciuria and has a variety of other factors. Teraphy that can be done is
working to reduce symptoms pain arising and brings forth stones at of the urinary tract.
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) and percutaneous nephrolithotomy (PNCL)
can be used to eject a rock with of the urinary tract. Prevention is done to avoid the risk
relapse. A relapse can occur 50 % to patients who are not took early control so that it can
grow crystalline get back in the urinary tract.
Key words: Urinary stone disease, ureterolihiasis, hypercalciuria , ESWL, PNCL

1
Pendahuluan
Batu saluran kemih sudah dijumpai pada penemuan-penemuan arkeologis yang berusia lebih
dari 4800 SM, dokter-dokter Yunani dan Romawi kuno sudah membuat catatan mengenai
simptom dan pengobatan batu. Batu saluran kemih (urolithiasis) menurut tempatnya
digolongkan menjadi batu ginjal dan batu kandung kemih. Batu ginjal merupakan keadaan
tidak normal di dalam ginjal, dan mengandung komponen kristal serta matriks organik.
Lokasi batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau pelvis dan bila keluar dapat terhenti di ureter
atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu Oksalat,
kalsium oksalat atau kalsium fosfat secara bersama dapat dijumpai sampai 65-85% dari
jumlah keseluruhan batu ginjal. Terdapat 5 jenis batu yang utama pada saluran kemih yaitu
batu kalsium oksalat, kalsium fosfat, struvite, asam urat dan batu sistin.1

Anamnesis
Anamnesis adalah pengumpulan data status pasien yang didapat dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan pasien. Tujuan dari anamnesis
antara lain: mendapatkan keterangan sebanyak mungkin mengenai penyakit pasien,
membantu menegakkan diagnosa sementara dan diagnosa banding, serta membantu
menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Wawancara yang baik seringkali sudah dapat
mengarah masalah pasien dengan diagnosa penyakit tertentu. Adapun anamnesis meliputi:
pencatatan identitas pasien, keluhan utama pasien, riwayat penyakit pasien serta riwayat
penyakit keluarga.2
Pasien dengan batu saluran kemih mempunyai keluhan yang bervariasi mulai dari tanpa
keluhan, sakit pinggang ringan sampai dengan kolik, disuria, hematuria, retensio urin, anuria.
Keluhan ini dapat disertai dengan penyulit berupa demam dan tanda-tanda gagal ginjal.
Sebagai dokter yang penting untuk ditanyakan adalah: durasi, beratnya akut/kronik, periodik,
derajat gangguan, hal-hal berkaitan (demam, BB turun, lemah)
Identitas penderita: Nama, alamat, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, status sosial ekonomi keluarga, anak penderita (jumlah, jenis kelamin, dan
berapa yang masih tinggal bersama penderita) serta lingkungan tempat tinggal. Termasuk
anamnesis mengenai faktor resiko dan mengenai adanya gangguan aktivitas.2
Untuk pasien dengan batu ginjal dapat ditanyakan beberapa pertanyaan seperti3:
- Bagaimana diet seharian? Adakah sering makan /mengkonsumsi coklat, teh,
strawberri, kacang-kacangan atau bayam?

2
- Adakah sering terkena paparan sinar matahari? Faktor cuaca yang panas dikatakan
mempengaruhi kadar kalsium dan oksalat yang dimediasi oleh sintesa vitamin D yang
diperoleh dari sinar matahari.
- Adakah minum air dalam kuantiti yang sedikit? Adakah terjadi dehidrasi?
- Adakah pernah konsumsi obat-obatan seperti loop diuretics, asetazolamid,
kortikosteroid,antasida,thiazide, aspirin, allupurinol, supplemen vitamin C maupun D?
- Adakah ada faktor predesposisi seperti UTI rekurens (batu magnesium ammonium
fosfat), kelainan metabolisme (hiperkalsiuria,hiperparatiroidism dll), kelainan traktus
urinarius (obstruksi, hidronefrosis, horshoe kidney dll), pemasangan kateter?
- Adakah ada ahli keluarga yang pernah menderita penyakit batu ginjal?  risiko
meningkat 3 kali lipat.
- Adakah ada infeksi pada bagian atas dari batu ginjaldemam,loin pain?

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih dapat bervariasi mulai tanpa kelainan
fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang
ditimbulkan.

Pemeriksaan tanda vital


Pemeriksaan tanda vital adalah pemeriksaan umum yang dilakukan oleh dokter untuk menilai
kondisi pasien samada baik atau buruk. Antara pemeriksaan yang dilakukan ialah memeriksa
suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan frekuensi nafas pasien.

Pemeriksaan khusus urologi


- Ginjal:
o Di bagian belakang, panggul dipalpasi secara teliti dan tekan ke dalam karena
ginjal terlindung dengan baik. Perkusi pada sudut kosto vertebra dengan
telapak tangan. Pada kasus pielonefritis, perkusi ini hanya dapat dilakukan
sekali saja karena pasien tidak akan mengizinkan perkusi kedua.
o Di bagian depan, teknik terbaik adalah palpasi bimanual. Satu tangan
diletakkan di belakang, menekan dari panggul belakang pasien dan tangan
lainnya menekan melalui dinding abdomen. Teknik Balotemen dilakukan
dengan tangan terletak di belakang mendorong ginjal ke tangan yang terletak
di depan.
o Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal.

3
o Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif. 4
- Genitalia eksterna : teraba batu di uretra anterior.4
- Colok dubur : teraba batu pada buli-buli.4
- Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan gambaran penyakit dengan mendalam dan mencakup antara lain beberapa tes
seperti Complete Blood Count, Urinalisis, IVP, USG serta CT scan.1,5

Urinalisis
- Dikenal pemeriksaan urin rutin dan lengkap. Yang dimaksud dengan pemeriksaan
urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang
meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan
pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan
pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
- Urinalisis dilakukan pada semua penderita urologi. Untuk pemeriksaan, sampel urin
perlu dikumpul. Urin yang digunakan adalah urin 24 jam. Cara pengambilan urin 24
jam adalah:
o Pada hari penampungan air kemih, buang air kecil setelah bangun di pagi hari.
Kemudian pegumpulan urin dilakukan ke dalam wadah khusus selama 24 jam.
o Wadah disimpan kedalam lemari es atau tempat yang dingin selama periode
koleksi.
o Wadah diberi label dengan nama , tanggal, dan waktu pengambilan.
- Cara pengambilan urin:
o pria: arus tengah (midstream)
o perempuan: Midstream urin dengan kateter
o neonatus dan bayi: spp (supra pubic puncture/aspiration)
- Penilaian urin:
o Makroskopik: warna, kekeruhan, Berat jernih, pH
o Mikroskopik: sel, silinder (cast), kristal, bakteria, ragi, parasit
- Kimiawi:
o urine dipsticks: darah, protein, glukosa, keton, urobilinogen & bilirubin,
leukosit, hematuria,proteinuria, glukosa, keton dan test nitirit

4
- Pemeriksaan penentuan komposisi batu yang berasal dari tubuh pasien lihat adanya
Ca, fosfat, Mg, Oksalat, sistin, xanthine, karbonat dan ammonium.
- Kultur urin untuk menyingkirkan adanya infeksi.

Complete Blood Count:


- Darah lengkap: Hemoglobin, leukosit, Laju endap darah (LED). Pada batu ginjal
biasanya terjadi leukositosis. Juga dilihat kadar Ca, total CO2, asam urat dalam darah.
- Faal ginjal: BUN, kreatinin serum.5

Pemeriksaan radiologi
- Ultrasonografi:
o Dapat menunjukkan ukuran, bentuk dan posisi batu.
o Pemeriksaan ini diperlukan pada perempuan hamil dan pasien yang alergi
dengan kontras radiologi.
o Dapat diketahui adanya batu radiolusen dan dilatasi sistem kolektikus.
Keterbasan pemeriksaan ini ialah kesulitan untuk menunjukkan batu ureter
dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu radiolusen.
o Gambaran yang terlihat ialah hiperechoic dengan posterior acoustic shadow.
- Foto Polos Abdomen (BNO):
o Pemeriksaan ini berperan dalam penilaian kandung kemih dan ginjal, dimana
menentukan:
o Distribusi udara di dalam usus rata atau tidak
o Bentuk ginjal
o Bayangan batu : dimana dilihat radiopak , radiolusent
o Garis M. Psoas simetris. Jika tidak simetris harus dilakukan transplantasi
ginjal.
- Intravenous Pyelogram (IVP):
o Merupakan pemeriksaan radioaktif untuk ginjal, ureter, dan vesika urinaria
yang menggunakan bahan kontras. Bahan kontras ini disuntik melalui lengan
pasien dan seterusnya akan berjalan melalui sistem pembuluh darah tubuh,
Saat bahan kontras melewati ginjal dan traktus urinarius, akan terlihat
kawasan yang putih. Ini membenarkan pemeriksaan terhadap struktur anatomi
dan fisiologinya dilakukan.
o IVP dilakukan untuk melihat abnormalitas pada traktus urinarius seperti: Batu
ginjal, pembesaran prostate, tumor ginjal , ureter dan vesika urinaria

5
o Sewaktu pemeriksaan, Bahan kontras akan disemprot masuk terutama di
bagian vena lengan. Pasien perlu berada dalam keadaan diam dan akan
diminta untuk menahan napas untuk beberapa detik saat gambar diambil. Ini
adalah langkah untuk mengelakkan gangguan pada imej yang diambil
o Kelebihan IVP adalah: (1) Tidak invasive dan kadar komplikasi yang
minimum; (2) Imej IVP memberikan maklumat tentang informasi bagi
melakukan diagnosa dan merawat traktus urinarius yang mengalami masalah
batu ginjal hinggalah kepada tumor; (3)Proses yang cepat dan tidak
mendatangkan nyeri serta lebih murah berbanding CT Scan dan MRI;
(4)Tidak ada bahan radioaktif yang tersisa di dalam badan setelah pemeriksaan
selesai.
- Risiko: Peratusan kecil untuk mendapat kanker hasil daripada radiasi.

CT Scan/Tomography:
- Merupakan pemerksaan radiologi untuk menilai struktur internal. Dilakukan dengan
memfokus kepada lapangan yang ingin difoto bagi menghasilkan “cross sectional”
foto. Teknik ini membenarkan penilaain kontur kedua ginjal dengan lebih jelas dan
tidak menggunakan bahan kontras.6

Working Diagnosis
Uretherolithiasis
Berdasarkan pengumpulan data dari anamnesis, didapatkan keluhan sakit pada pinggang
kanan yang menjalar hingga ke kantong kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit dirasakan
mendadak dan dapat hilang sendiri. Jadi didapatkan working diagnosis sebagai batu pada
saluran kemih atau ureterolithiasis.1 Batu ini berada di bagian ureter atau post renal karena
manifestasi klinis menunjukkan adanya:
- Rasa sakit yang mendadak disebabkan oleh batu yang lewat, rasa sakit berupa pegal
disudut CVA (distensi parenkim dan kapsul ginjal) atau kolik (hiperkristalitik otot
polos), kolik ini menjalar ke perut bagian bawah sesuai dengan lokasi batu dalam
ureter, pada pria rasa sakit sampai ke testis (batu ureter proksimal), pada wanita rasa
sakit terasa sampai ke vulva dan pada pria rasa sakit pasa skrotum (batu ureter distal).
- Gejala traktus digestivus seperti batu ginjal.
- Bila baru sudah menetap di ureter hanya ditemukan rasa pegal pada sudut CVA
kerena bendungan.

6
- Tanda-tanda yang juga ditemukan adanya rasa gelisah pada serangan akut, kulit basah
dan dingin kadang-kadang terdapat syok ringan.

Untuk mendapatkan diagnosa pasti, dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu urinalisis,
pemeriksaan darah serta USG dan IVP. Perangkat diagnostik untuk batu ginjal ialah7:
- Pemeriksaan darah dan urin untuk memeriksa bahan-bahan pembentuk batu.
- Pielogram intravena dan pemeriksaan sinar X untuk menentukan lokasi batu.
Batu (kalkulus) ginjal mengacu kepada batu yang terdapat di mana saja di saluran kemih.
Batu paling sering ialah yang tersusun dari kristal-kristal kalsium. Yang lebih jarang menjadi
penyebabnya ialah struvit atau magnesium, ammonium, asam urat atau kombinasi bahan-
bahan ini.
Batu ginjal dapat disebabkan oleh ⬆pH urin (batu kalsium karbonat) atau ⬇pH urin (misalnya
batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan
urin, dan obat atau kebiasaan makan tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu.
Segala sesuatu yang menghambat aliran urin dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan
urin) di bagian mana sahaja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan batu.7
Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai
keadaan-keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit
ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau
penurunan ekskresi asam urat.6,7

Differential Diagnosis
Nefrolothiasis
Nephrolithiasis atau batu ginjal didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokaliks,
sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat di calyces. Batu
ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu
saluran kemih merupakan akibat dari obstruksi aliran kemih atau infeksi. Nyeri di daerah
pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat
karena adanya pionefrosis. Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada,
sampai mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis. Nyeri dapat
berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus costa pada sisi ginjal yang terkena. Sesuai
dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di sistem pelviokalises dapat
menyebabkan terjadinya hidronefrosis. Pemeriksaan penunjang yang digunakan dalam
diagnosis sama dengan pemeriksaan batu pada saluran ureter.7

7
Ca ginjal
Kanker ginjal baru akan terasa gejala atau tandanya setelah mencapai tahap menengah sampai
stadium lanjut. Pada stadium lanjut, orang yang memiliki kanker ginjal akan merasakan nyeri
dan pembengkakan di sekitar area pinggang. Rasa sakit seperti adanya tekanan di punggung.
Namun, gejala ini biasanya terasa jika massa tumor sudah membesar dan menekan jaringan
lain di sekitar ginjal. Kebanyakan orang baru diketahui memiliki kanker ginjal setelah
menjalani CT scan maupun MRI ketika mengeluh sakit punggung ataupun perut. Pada orang
yang memilki kanker ginjal, urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau kecokelatan
(hematuria). Ca ginjal juga disertai demam dan tubuh yang terasa lelah, lemas, dan lesu dapat
terjadi karena hilangnya nafsu makan.
- Stadium I: Tumor tidak lebih besar dari bola tenis (hampir 3 inci atau sekitar 7
sentimeter). Sel kanker hanya ditemukan di ginjal.
- Stadium II: Tumor lebih besar dari pada bola tenis. Tapi sel kanker hanya ditemukan
di ginjal.
- Stadium III: Tumor bisa bermacam-macam. Ini telah menyebar ke setidaknya satu
kelenjar getah bening terdekat. Atau sudah tumbuh melalui ginjal untuk mencapai
pembuluh darah di dekatnya.
- Stadium IV: Tumor telah tumbuh melalui lapisan jaringan lemak dan lapisan luar
jaringan fibrosa yang mengelilingi ginjal. Atau sel kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening terdekat atau ke paru-paru, hati, tulang, atau jaringan lainnya.

Epidemiologi
Lebih banyak pada laki-laki dibanding wanita, dengan rasio 3:1 biasanya di antara usia 30-50
tahun  sampai dekade ke-6, insidens meningkat pada wanita dan menurun pada laki-laki.
Penelitian Tarihoran YM pada tahun 2001-2002 di RSUP. H. Adam Malik Medan terdapat
105 pasien BSK dengan kelompok umur terbanyak 30-50 tahun yaitu sebesar 46,6% dan jenis
kelamin pria lebih banyak daripada wanita dengan proporsi 64,8%. Kadar pembentukan batu
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik, nutrisi, dan lingkungan. Di US, prevalensi
batu ginjal meningkat dari 3.2%-5.2% semenjak 20 tahun belakangan ini. Variasi geografik
di US menunjukkan prevalensi tertinggi pada mereka yang tinggal di latitud selatan
Perbedaan diet dan konsumsi air serta paparan sinar matahari.8 28%-50% pasien mengalami
rekurens pada tahun ke-5. Setiap tahun penduduk Amerika Serikat menderita batu saluran
kemih sekitar 250.000 hingga 750.000.7

8
Etiologi
Penyebab terjadinya batu ginjal adalah multifaktor dan dibagi kepada faktor intrinsik
(herediter, umur, jenis kelamin) dan ekstrinsik (geografi, iklim, asupan air, diet, pekerjaan).7

Herediter: Beberapa orang lebih rentan terhadap terbentuknya batu ginjal, dan hal ini
mungkin berkaitan keturunan. Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu kalsium, dengan
keadaan hiperkalsiuria sebagai faktor risiko. Kecenderungan tingkat tinggi kalsium dalam
urin dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Beberapa penyakit keturunan langka juga
mempengaruhi beberapa orang untuk membentuk batu ginjal. Contohnya termasuk orang
dengan renal tubular asidosis dan orang dengan masalah metabolisme seperti sistin (asam
amino), oxalate, (sejenis garam), dan asam urat (seperti dalam gout).

Geografi: Kecenderungan geografis juga berperan dalam terbentunya batu ginjal. Ada daerah
yang dikategorikan sebagai area "sabuk batu,".Orang-orang yang tinggal di selatan Amerika
Serikat, memiliki risiko pembentukan batu yang sangat tinggi. Keadaan iklim yang panas dan
kurang asupan cairan dapat menyebabkan orang menjadi relatif dehidrasi, dengan urine
mereka menjadi lebih terkonsentrasi dan adanya faktor bahan kimia akan memicu
terbentuknya nidus, atau awal dari sebuah batu.7

Faktor risiko
Faktor resiko di bawah ini merupakan faktor utama predesposisi kejadian batu ginjal, dan
menggambarkan kadar normal dalam air kemih. Lebih 85% batu pada laki-laki dan 70%
perempuan mengandung kalsium terutama kalsium oksalat. Predisposisi kejadian batu
khususnya batu kalsium dapat dijelaskan sebagai berikut:

Hiperkalsiuria:
Kelainan ini dapat menyebabkan hematuri tanpa ditemukan pembentukan batu. Kejadian
hematuri diduga disebabkan kerusakan jaringan lokal yang dipengaruhi oleh agregasi kristal
kecil. Peningkatan ekskresi kalsium dalam air kemih dengan atau tanpa faktor resiko lainnya,
ditemukan pada setengah dari pembentuk batu kalsium idiopatik. Kejadian hiperkalsiuria
idiopatik diajukan dalam tiga bentuk:
- Hiperkalsiuria absortif ditandai oleh adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen
usus. Kejadian ini paling banyak dijumpai.
- Hiperkalsiuria puasa ditandai adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari tulang.
- Hiperkalsiuria ginjal yang diakibatkan kelainan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal.

9
Kemaknaan klinis dan pathogenesis klasifikasi di atas masih belum jelas. Masalah
hiperkalsiuria idiopatik ini dapat disebabkan oleh:

- Diturunkan autonom dominan dan sering dihubungkan dengan kenaikan konsentrasi


kalsitriol plasma atau 1,25 dihidroksi vitamin D3 ringan sampai sedang.
- Masukan protein tinggi diduga meningkatkan kadar kalsitriol dan kecenderungan
pembentukan batu ginjal. Faktor yang meningkatkan kalsitriol belum jelas,
kemungkinan faktor kebocoran fosfat dalam kandung kemih dan dianggap kelainan
primer. Penurunan kadar fosfat plasma dianggap akan memacu sistem kalsitriol.
Mekanisme ini dijumpai pada sebagian kecil pasien.

Hiposaturia:
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya sitrat,
merupakan suatu mekanisme lain untuk timbulnya batu ginjal. Masukan protein merupakan
salah satu faktor utama yang dapat membatasi ekskresi sitrat. Peningkatan reabsorbsi sitrat
akibat peningkatan asam di proksimal dijumpai pada asidosis metabolik kronik, diare kronik,
asidosis tubulus ginjal, diversi ureter atau masukan protein tinggi. Sitrat pada lumen tubulus
akan mengikat kalsium membentuk larutan kompleks yang tidak terdisosiasi. Hasilnya
kalsium bebas untuk mengikat oksalat berkurang. Sitrat juga dianggap menghambat proses
aglomerasi kristal.
Kekurangan inhibitor pembentukan batu selain sitrat, meliputi glikoprotein yang disekresi
oleh sel epitel tubulus ansa Henle asenden seperti muko-protein Temm Horsfall dan
nefrokalsin. Nefrokalsin muncul untuk mengganggu pertumbuhan kristal dengan
mengabsorpsi permukaan kristal dan memutus interaksi dengan larutan kristal lainnya.
Produk seperti mukoprotein Tamm-Horsfall dapat berperan dalam kontribusi batu kambuh.7,8

Hiperurikosuria:
Merupakan peningkatan asam urat air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium,
minimal sebagian oleh kristal asam urat dengan membentuk nidus untuk presispitasi kalsium
oksalat atau presipitasi kalsium fosfat. Terdapat pada kebanyakan pasien dengan lebih ke
arah diet purin yang tinggi.

Penurunan jumlah air kemih:


Biasanya disebabkan masukan cairan yang sedikit. Selanjutnya dapat menimbulkan
pembentukan batu dengan peningkatan reaktan dan pengurangan aliran air kemih.

10
Penambahan masukan air dapat dihubungkan dengan rendahnya jumlah kejadian batu
kambuh.

Jenis cairan yang diminum:


Minuman soft drink lebih 1 liter perminggu menyebabkan pengasaman dengan asam fosfor
dapat meningkatkan risiko penyakit batu. Kejadian ini tidak jelas, tetapi sedikit beban asam
dapat meningkatkan ekskresi kalsium dan ekskresi asam urat dalam air kemih serta
mengurangi kadar sitrat air kemih. Jus apel dan jus anggur juga dihubungkan dengan
peningkatan risiko pembentukan batu, sedangkan kopi,teh, bir dan anggur diduga dapat
mengurangi risiko kejadian batu ginjal.

Hiperoksaluria:
Merupakan kenaikan ekskresi oksalat di atas normal. Ekskresi oksalat air kemih normal di
bawah 45mg/hari(0.5mmol/hari). Peningkatan kecil ekskresi oksalat menyebabkan perubahan
cukup besar dan dapat memacu presipitasi kalsium oksalat dengan derajat yang lebih besar
dibandingkan kenaikan absolut ekskresi kalsium. Oksalat air kemih berasal dari metabolisme
glisin sebesar 40%, dari asam askorbat 40%, dari oksalat diet 10%. Kontribusi oksalat dan
diet disebabkan sebagian garam kalsium oksalat tidak larut di lumen intestinal. Absorbsi
oksalat intestinal dan ekskresi oksalat dalam air kemih dapat meningkat bila kekurangan
kalsium pada lumen intestinal untuk mengikat oksalat. Kejadian ini dapat terjadi pada 3
keadaan:
- Diet kalsium rendah biasanya tidak dianjurkan untuk pasien batu kalsium.
- Hiperkalsiuria disebabkan peningkatan absorbsi kalsium intestinal.
- Penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi lemak
dan garam empedu.

Peningkatan absorbsi oksalat disebabkan oleh pengikatan kalsium bebas dengan asam lemak
pada lumen intestinal dan peningkatan permeablilitas kolon terhadap oksalat. Hiperoksaluria
dapat disebabkan oleh hiperoksaluria primer. Kelainan ini berbentuk kerusakan akibat
kekurangan enzim dan menyebabkan kekurangan enzim dan menyebabkan kelebihan produk
oksalat dari glikoksalat.

Ginjal spongiosa medulla:


Pembentukan batu kalsium meningkat pada kelainan ginjal spongiosa, medulla, terutama
pasien dengan predisposisi faktor metabolik hiperkalsiuria atau hiperurikosuria. Kejadian ini

11
diperkirakan akibat adanya kelainan duktus kolektikus terminal dengan daerah statis yang
memacu presipitasi kristal dan kelekatan epitel tubulus.

Batu kalsium fosfat dan Asidosis tubulus ginjal tipe 1:


Faktor risiko batu kalsium fosfat pada umumnya berhubungan dengan faktor risiko yang
sama seperti batu kalsium oksalat. Keadaan ini pada beberapa kasus diakibatkan
ketidakmampuan menurukan nilai pH air kemih sampai normal.

Faktor Diet:
Berperan penting dalam mengawali pembentukan batu dan dapat disebabkan oleh:
- Masukan natrium klorida: Natrium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi kalsium.
Hubungan ini diperkirakan disebabkan oleh reabsorbsi kalsium secara pasif mengikuti
natrium dan air pada tubulus proksimal dan sepanjang lengkung Henle. Penurunan
reabsorbsi natrium proksimal disebabkan oleh volume berlebih menyebabkan
pengurangan transport kalsium dan peningkatan ekskresi kalsium air kemih.
- Masukan protein: Masukan protein tinggi umumnya dihubungkan dengan peningkatan
insidens penyakit batu. Hal ini disebabkan peningkatan kalsium dan asam urat, fosfat
dan penurunan ekskresi sitrat. Sebagian besar protein hewani mempunyai proporsi
kandungan fosfat 10-15 kali dibandingkan dengan kandungan kalsium. Namun pada
keong sawah didapatkan proporsi kalsium yang lebih tinggi dibandingkan kandungan
fosfat. Masukan protein dan metabolisme purin dan sulfur menghasilkan  asam
amino dan asam urat memacu pembentukan batu kalsium disebabkan oleh
peningkatan ekskresi kalsium dan asam urat dan penurunan ekskresi sitrat.
- Masukan kalsium: Efek paradox pada batu. Untuk setiap peningkatan masukan
kalsium 100mg, pada subyek normal dilaporkan sekitar delapan persen diabsorbsi dan
kemudian diekskresi dan pada pasien hiperkalsiuria sebesar 20 persen. Besarnya
pengurangan persentase kenaikan ekskresi kalsium, bila ekskresi oksalat lebih rendah
dibandingkan ekskresi kalsium. Supersaturasi relatif air kemih terhadap kalsium
oksalat ditemukan menurun. Pemberian kalsium pada waktu makan akan mengikat
oksalat, sehingga oksalat tetap diekskresi dan kalsium tetap bebas dalam lumen
intestinal. Akhirnya akan terjadi kenaikan absorbsi kalsium dan kenaikan ekskresi
kalsium dari air kemih.
- Masukan kalium: Diet tinggi kalium dapat mengurangi risiko pembentukan batu
dengan menurunkan ekskresi kalsium dan dengan meningkatkan ekskresi sitrat dalam
air kemih.

12
- Sukrosa: Sukrosa dan turunan karbohidrat lainnya dapat meningkatkan ekskresi
kalsium dalam air kemih dengan mekanisme yang belum diketahui.
- Vitamin: Vitamin C dalam dosis besar merupakan salah satu risiko pembentukan batu
kalsium oksalat. Secara in vivo, asam askorbat dimetabolisir menjadi oksalat yang
diekskresikan dalam air kemih. Vitamin B6 bermanfaat mengurangi ekskresi oksalat
dalam air kemih pada pasien dengan hiperoksaluria idiopatik.
- Asam lemak: Suatu penelitian jangka pendek menunjukkan penurunan ekskresi
kalsium air kemih pada pasien hiperkalsiuria idiopatik setelah pemberian suplemen
kapsul minyak ikan(eicosapentanoic acid). Pemberian suplemen kapsul minyak ikan
pada 12 pembentuk batu hiperkalsiuria selama 8 minggu menurunkan ekskresi
kalsium air kemih sebesar 36% dan ekskresi oksalat sebesar 51%.
- Masukan air: ⬆Volume masukan air dapat mengurangi risiko pembentukan batu
sehingga sangat dianjurkan pada pasien batu ginjal, maupun untuk proteksi. Dengan
meningkatnya volume air kemih maka tingkat kejenuhan kalsium oksalat menurun
sehingga mengurangi kemungkinan pembentukan kristal.7

Patofisiologi
Perkembangan batu dipengaruhi oleh status ginjal, sistem endokrin, dan metabolisme tubuh,
Semua gangguan yang terjadi akan mengakibatkan perkembangan bahan-bahan yang
kemudiannya mengkristal dalam sistem saluran kemih. Gangguan yang bisa terjadi meliputi
timbulnya gangguan keseimbangan pengolahan air dan ekskresi material di ginjal.
Teori pembentukan batu saluran kemih:
- Fisik-Kimiawi
o Supersaturasi: kejenuhan substansi pembentuk batu (kalsium, asam urat,
sistin). Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang
terlarut bila dibandingkan dengan air biasa. Dengan adanya molekul-molekul
zat organik seperti urea, asam urat, sitrat dan mukoprotein, juga akan
mempengaruhi kelarutan zat-zat lain. Bila konsentrasi zat-zat yang relatif tidak
larut dalam urin (kalsium, oksalat, fosfat dan sebagainya) makin meningkat,
maka akan terbentuk kristalisasi zat-zat tersebut. Batasan pH urin normal
antara 4,5-8. Bila air kemih menjadi asam (pH turun) dalam jangka lama maka
beberapa zat seperti asam urat akan mengkristal. Sebaliknya bila air kemih
menjadi basa (pH naik) maka beberapa zat seperti kalsium fosfat akan
mengkristal. Dengan demikian, pembentukan batu pada saluran kemih terjadi

13
bila keadaan urin kurang dari atau melebihi batas pH normal sesuai dengan
jenis zat pembentuk batu dalam saluran kemih.1
o Nukleasi: Homogen nukleasi & Heterogen nukleasi. Zat/keadaan yang dapat
bersifat sebagai nidus adalah ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel
epitel, bahkan juga bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari
neoplasma atau infeksi dan benda asing.7
- Anatomi
o gangguan aliran / drainase
o kalsifikasi jaringan ginjal
Batu sering diklafikasikan berdasarkan komposisi utamanya.(lihat tabel 1)

Batu Kalsium (78-85%) - paling banyak ditemukan


- herediter
- laki-laki paling sering
-Terbentuk oleh karena:
a. Hiperkalsiuri
b. Hiperurikosuri ( 20% ) dari batu kalsium
c. Hiperoksaluri
d. Batu kalsium fosfat terjadi karena hiperkalsiuri (pH urine alkalis)
e. Volume urin yang kurang
Batu asam urat (5-8%) -kondisi hiperurikosuria  supersturated  kristal/batu
- akibat diet tinggi purin
- sifat : radiolusen, pH asam
-Terbentuk oleh sebab:
a. Hiperurikosuri (25% penderita gout)
b. Volume urin yang kurang (< 500 cc/24 jam)
c. pH urin (< 5.5 )
d. Gout
e. Hiperuricemia
Batu staghorn (batu -sering pada wanita akibat ISK oleh karena bakteri yang
Struvit(10-15% / Batu menghasilkan urease.
infeksi / triple fosfat) -bersifat : radioopak
-terbentuk pada pH alkali
-merupakan batu campuran yang bersifat radioopaque

14
-Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan:
 Bakteri pemecah urea
 Proteus, Pseudomonas, Klebsiela, Yersinea,
Haemophilus
 pH urine yang bersifat basa
 Stasis Urine
 neurogenic bladder
Batu sistin(<2%) -Berwarna hijau-kuning dan homogen pada radiografi.
-Berbentuk hexagonal dan biasanya bilateral serta dapat
menyebabkan batu staghorn.
-Merupakan kelainan autosomal resesif dimana adanya defek
tubulus pada transpor asam amino. Pasien ini mengekskresi
sistin,arginin,lisin berlebihan. Sistin mempunyai solubilitas
rendah(300mg/L) dan pasien mungkin mengekskresi 480-
3600mg/hari.
Tabel 1: Jenis-jenis batu pada traktus urinarius8,9

a b c d

Gambar 1: Kristal yang dijumpai di dalam urin basa a) Kristal ammonium urat b) Kristal
kalsium fosfat c) Kristal kalsium karbonat d) Kristal triple fosfat7

15
a b c d

Gambar 2: Kristal yang dijumpai di dalam urin asam a) Kristal asam urat b) Kristal kalsium
oxalate c) Kristal natrium urat d) Kristal cystine8

Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam pembentukan


batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu kalsium oksalat
dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promoter (reaktan) dapat memacu
pembentukan batu seperti asam urat, memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan
inhibitor belum dikenali sepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan
awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misalnya penambahan sitrat
dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi kristal kalsium oksalat dan mungkin
dapat mengurangi risiko agregatasi kristal dalam saluran kemih.1

Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor pembentuk kristal kalsium
dan menimbulkan agregasi pembentukan batu. Subyek normal dapat mengekskresikan
nukleus kristal kecil. Proses pembentukan batu dimungkinkan dengan kecenderungan
ekskresi agregasi kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat
dalam air kemih. Diperkirakan bahwa agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga
tertinggal dan biasanya ditimbun pada duktus kolektikus akhir. Selanjutnya secara perlahan
timbunan akan membesar. Pengendapan ini diperkirakan timbul pada bagian sel epitel yang
mengalami lesi. Kelainan ini kemungkinan disebabkan oleh kristal sendiri.1
Batu yang terbentuk di ginjal terjadi akibat adanya proses presipitasi (kristalisasi bahan-
bahan yang terlarut) yang terkandung di dalam urin. Biasanya batu ini dapat berpindah ke
vesica urinaria melalui ureter (saluran yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih)
dan dikeluarkan lewat urin bila berukuran kecil. Namun kadangkala, batu yang berukuran
terlalu besar tidak bisa keluar begitu saja lewat urin. Bila hal ini terjadi maka menimbulkan
rasa sakit dan mungkin dapat menimbulkan obstruksi (sumbatan) akibat terhambatnya aliran

16
urin keluar. Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, diet tertentu,
obat-obatan dan kondisi-kondisi tertentu akibat meningginya zat-zat lain dalam urin,
misalnya asam urat.1,7

Gambar 3: Patofisiologi pembentukan batu

Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya dan morfologinya.
Walau demikian penyakit ini mempunyai tanda umum yaitu hematuria, baik hematuria
makroskopik atau mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga
ditemukan kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lain. Gejala
umumnya seperti berikut:7
- Nyeri sering bersifat kolik (ritmik), terutama apabila batu terletak di ureter atau di
bawahnya. Nyeri mungkin hebat. Lokasi nyeri akan bergantung pada letak batu.
- Batu di ginjal itu sendiri mungkin asimtomatik kecuali apabila batu tersebut
menyebabkan obstruksi atau timbul infeksi.
- Penurunan pengeluaran urin apabila terjadi obstruksi aliran terutama pada
uretrovesicular junction.
- Pengenceran urin apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemampuan ginjal
memekatkan urin terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar peritubulus.
- Mual dan muntah sering terjadi.
- Hematuria mikroskopik pada 75% pasien dan gross hematuria pada 20% pasien.

Manifestasi berdasarkan jenisnya:

17
Batu Pelvis Ginjal:
- Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya menempati
bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan pelviokaliks,
sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat di calyces.
Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.
Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat dari obstruksi aliran kemih
atau infeksi.
- Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus
menerus dan hebat karena adanya pionefrosis.
- Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin
terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
- Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus costa pada sisi ginjal
yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di sistem
pelviokalises dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis. 7,8

Batu Ureter:
- Anatomi ureter menunjukkan beberapa tempat penyempitan yang memungkinkan
batu ureter dapat terhenti, karena adanya peristaltis maka akan terjadi gejala kolik
yaitu nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri alih khas. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama itu
kolik akan datang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih
untuk lewat.
- Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar
bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa
nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter
sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan
kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi
dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis, sehingga menimbulkan
gambaran infeksi umum. 7,8

Batu Vesika Urinaria:


- Karena batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih,
maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai
dengan rasa nyeri. Pada anak lelaki, menyebabkan anak yang bersangkutan menarik

18
penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak panjang. Bila pada saat sakit
tersebut penderita berubah posisi maka suatu saat air kemih akan dapat keluar karena
letak batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, maka nyeri
menetap di suprapubik. 7,8

Batu Prostat:
- Pada umunya batu prostat juga berasal dari air kemih yang secara retrograde
terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap, yang akhirnya berupa batu yang
kecil. Pada umumnya batu ini tidak memberikan gejala sama sekali karena tidak
menyebabkan gangguan pasase air kemih. 7,8

Batu Uretra:
- Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau vesika urinaria
yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkut di tempat
yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah di pars bulbosa dan di fossa
navikular. Bukan tidak mungkin dapat ditemukan di tempat lain.
- Gejala yang ditimbulkan umumnya ialah miksi tiba-tiba terhenti, menjadi menetes
dan terasa nyeri.
- Penyulit dapat berupa terjadinya divertikel, abses, fistel proksimal, dan uremia karena
obstruksi urin. 7,8

Penatalaksanaan
Tujuan pengelolaan batu pada ginjal adalah untuk menghilangkan obstruksi, mengobati
infeksi, menghilangkan rasa nyeri, mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi
kemungkinan terjadinya rekurensi.1

Medika mentosa
Terapi medika mentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan lebih bersifat simptomatis, yaitu
bertujuan untuk mengurangi nyeri (analgesik), memperlancar aliran urin, dan minum banyak
air putih supaya dapat mendorong batu keluar serta terapi medik untuk mengeluarkan batu
ginjal atau melarutkan batu. Selain itu juga dilakukan pembatasan diet kalsium, oksalat,
natrium, fosfat dan protein tergantung pada penyebab batu9:
- Batu Kalsium Oksalat:
o Suplementasi sitrat
o Kolestiramin atau terapi lain untuk malabsorpsi lemak

19
o Tiazid (bila disertai dengan adanya hiperkalsiuria)
o Allupurinol (bila disertai dengan adanya hiperurikosuria)
- Batu Kalsium Fosfat:
o Tiazid (bila disertai adanya hiperkalsuria)
- Batu Struvit (Mg-Sb Fosfat)
o Mandelamin dan Vitamin C
o Antibiotik  kotrimoksazol
- Batu Urat:
o Allupurinol
- Batu Sistin:
o Alkalinisasi urin
o Penisilamin

Non-medika mentosa

ESWL ( Extracorporeal Shockwave Lithotripsy )


Alat ESWL dapat memecah batu ginjal tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih. Tidak jarang, pecahan-pecahan batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri
kolik dan menyebabkan hematuria pada pasien.
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu, tindakan
tersebut terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih
melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukkan
melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat
dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidroulik, energi gelombang suara, atau
dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi untuk mengeluarkan batu pada ginjal
adalah :

- PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy):


Mengeluarkan batu di dalam saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi
ke sistem kalises ginjal melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
- Uretero atau Uretero-renoskopi (URS):

20
Memasukkan alat ureteroskopi ke uretravesika urinaria ureter melihat kedaan
ureter dan dimana letaknya batu. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada
di dalam ureter maupun sistem pelviokalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureterorenoskopi.

Operasi Terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk tindakan-tindakan
endourologi, laparaskopi maupun ESWL, pengambilan batu masih dilakukan melalui
pembedahan terbuka. Pembedahan itu antara lain adalah pielolitotomi atau nefrolitotomi
untuk mengambil batu pada saluran ginjal. Tidak jarang pasien harus menjalani tindakan
nefrektomi karena ginjalnya sudah tidak berfungsi dan telah terjadi pionefrosis, korteksnya
sudah sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu yang menimbulkan obstruksi dan
infeksi yang menahun. 1,9

Komplikasi
Obstruksi urin dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih.
Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak
oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter
keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan
sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan
urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan
penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan
kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi
gagal ginjal. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri
meningkat. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.9

Pencegahan
Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah agar penyakit tidak terjadi,dengan
mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit. Kegiatan yang dilakukan meliputi promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan. Pencegahan primer penyakit
BSK seperti minum air putih yang banyak. Konsumsi air putih minimal 2 liter per hari akan
meningkatkan produksi urin. Konsumsi air putih juga akan mencegah pembentukan kristal
urin yang dapat menyebabkan terjadinya batu. Selain itu, dilakukan pengaturan pola makan

21
yang dapat meningkatkan risiko pembentukan BSK seperti, membatasi konsumsi daging,
garam dan makanan tinggi oksalat (sayuran berwarna hijau, kacang, coklat), dan sebagainya.
Aktivitas fisik seperti olahraga juga sangat dianjurkan, terutama bagi yang pekerjaannya lebih
banyak duduk.9

Pencegahan sekunder
Pencegahan sangat penting untuk menghindari timbulnya kekambuhan setelah pengeluaran
batu. Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya pencegahan itu berupa:
- Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak
2-3L/hari.
- Aktivitas harian yang cukup.
- Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu.
o Batu kalsium - mengurangi asupan kalsium dan menghindari suplemen
vitamin D.
o Batu oksalat - mengurangi asupan oksalat dan makanan dengan kadar oksalat
tinggi termasuk coklat, teh, kacang, buncis, bayam, serta mengurangi asupan
buah jeruk (vitamin C)
o Batu sistin - Asupan cairan tinggi, alkalinisasi urin, D-penisilamin bertindak
sebagai agen chelating.
o Batu triple fosfat antibiotic
o Batu asam urat allupurinol, alkalinisasi urin.9

Prognosis
Batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang hebat, tapi biasanya setelah
dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Memang sering terjadi kambuh lagi,
terutama bila tidak didapatkan penyebabnya dan diobati. Prognosis biasanya dapat
menyembuhkan dan penderita sembuh total. Namun pada beberapa orang gejala ini
berkembang menjadi kronis. Pada keadaan ini proses kerusakan ginjal terjadi menahun dan
selama itu gejalanya tidak tampak. Jika tidak terus diobati, akhirnya dapat terjadi gagal ginjal
jika kedua ginjal terserang.6,9

Penutup
Penanganan batu saluran kemih dilakukan dengan pengenalan sedini mungkin. Tatalaksana
awal yang dilakukan adalah evaluasi faktor risiko batu saluran kemih. Terapi diberikan untuk

22
mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan akibat batu saluran kemih. Hal
yang terpenting ialah pengenalan faktor risiko sehingga diharapkan dapat memberikan hasil
pengobatan dan memberikan pencegahan timbulnya batu saluran kemih dengan lebih baik.

Kesimpulan
Ureterolithiasis adalah satu kelainan metabolik yang terjadi di sistem urogenital. Kelainan ini
penyebabnya tergantung jenis calculi. Peningkatan garam mineral dan penurunan
penghambat batu ginjal dapat memicu terbentuknya batu ginjal. Kelainan abnormal ini dapat
mengakibatkan nyeri yang kuat pada daerah pinggang dan menuju ke arah supra pubis.
Penatalaksanaan yang terbaik adalah dengan mengeluarkan batu tersebut dengan dinamis dan
mengurangi rasa nyeri tersebut dengan terapi medikamentosa. Pasien yang menjalani
pembedahan mempunyai prognosis yang baik walaupun mempunyai kadar kekambuhan yang
tinggi. Pencegahan harus dilakukan guna menghindari terjadinya kekambuhan atau
komplikasi.

23
Daftar pustaka

1) Sjabani M. Batu saluran kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. 5th ed.
Interna Publishing. Jakarta: 2009.
2) Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to Physical Examination and History Taking.
International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer
Health; 2009.
3) Longmore M., Wilkinson I., Davidson H., Foulkes A.,Mafi A.R. Renal
calculi(nephrolithiasis). Oxford Handbook of Clinical Medicine. Oxford University
Press:2010.
4) Welsby P.D. Pemeriksaan organ-organ spesifik. Pemeriksaan Fisik dan Anamnesis
Klinis. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2010.
5) Sudiono H, Iskandar I, Halim S.L, Santoso R, Sinsanta. Pemeriksaan urin. Urinalisis.
Patologi Klinik. Fakultas Kedokteran UKRIDA. Jakarta: 2006.
6) Patel P.R. Saluran kemih. Lecture Notes Radiologi. 2nd ed. Penerbit Erlangga; Jakarta:
2007.
7) Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5; Jilid:1.
Jakarta: FKUI; 2008. h.546-52.
8) McPhee S.J, Papadakis M.A, Tierney L.M. Urinary stone disease. Current Medical
Diagnosis and Treatment. 46th ed. McGraw Hill Medical. USA: 2009.
9) Purnomo B. Batu ginjal dan ureter. Dasar-Dasar Urologi, hal ; 57 ± 68, Sagung Seto,
Yogyakarta:2010.

24

Vous aimerez peut-être aussi