Vous êtes sur la page 1sur 13

1

LAPOAN PENDAHULUAN
DIARE

Disusun oleh :

1. Ach. Nuri Firdaus Soleh (15.401.16.001)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLEMORE-BANYUWANGI
2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “DIARE”

Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan. Dalam Penulisan
laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Krikilan, 15 Desember2018

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar belakang ..................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare
1. definisi .............................................................................
2.etiologi ..............................................................................
3. patofisiologi .....................................................................

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 7
B. Saran .................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
4
5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian balita dan anak menjadi indikator pertama dalam menentukan
derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat
ini. Diare adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak balita secara global.
Kematian anak berkisar 800.000 setiap tahun akibat dari diare.
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga
didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali
buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang
air besar.
Diagnosis diare dapat ditegakkan berdasarkan pengklasifikasian sesuai dengan
gejala dan tanda seperti gelisa, rewel, mata cekung, nafsu makan menurun, tinja cair,
lendir positif, darah terkadang ada, tinja lama kelamaan berwarna hijau karna
bercampur dengan empedu, anus lecet, dan tinja menjadi asam (karna banmyaknya
asam laktat yang keluar). Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare yaitu dehidrasi,
renjatan hipovolemik, hipokalemia, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG,
hipoglikemia, kejang, malnutrisi energi protein, syok hipovolemik. Penatalaksanaan
yang akan dilakukan yaitu berikan oralit, berikan zinc selama 10 hari berturut-turut,
teruskan pemberian ASI, antibiotika selektif, nasihat untuk ibu dan keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui defenisi, etiologi, manifestasi klinis dan penatalaksanaan
diare.
b. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan diare yang
mencakup pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan.
c. Untuk memenuhi salah satu tugaspada mata ajar keperawatan anak.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Menurut haroen N, S. Suratmaja dan P.O Asdil, diare adalah defekasi encer
lebih dari 3 kali sehari denagan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan
menurut C.L Betz dan L.A Sowden diare merupakan suatu keadaan terjadi inflamasi
mukosa lambung atau usus. Diare dapat diartikan kondisi buang air besar yang tidak
normal lebih dari 3 kali dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa
disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lamung
atau usus.
Diare adalah gangguan fungsi penyerapan dan sekresi dari saluran pencernaan,
dipengaruhi oleh fungsi kolon dan dapat diidentifikasi dari perubahan jumlah,
konsistensi, frekuwensi, dan warna dari tinja dan Diare adalah pola buang air besar
yang tidak normal dengan bentuk tinja encer serta adanya peningkatan frekuwensi BAB
yang lebih dari biasanya. (Ridha, 2014, hal. 427)
B. Etiologi
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil ditinju dari sudut
patofisiologis , penyea diare akut dapat diagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi(secretory diarrhoe) diseakan oleh:
a. Infeksi firus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.
Coli, golongan firi, Cereus, clostridium yang diseakan oleh ahan-ahan kimia
makanan misalnya: keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalu asam)
b. Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonol ulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jarum terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebakan oleh :
a. Malasorpsi makanan: karbohidrat, lemak, protein, vitamin,dan mineral.
b. Kurang kalori protein
c. Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebakan diare ialah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebakan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit dan kedalam rongga usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan dirongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
timul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.
7

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lamung, mikroorganisme
tersebut berkemang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat diare akan terjadi hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimangan asam basa (metaik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-icarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak
tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan
asam laktat karena adanya anorexsia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat
asam meningkat karena tidak dapat dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi
oliguria/anuria) dan terjadi pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler kedalam
cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak
yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorpsiglukosa. Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun
hingga 40mg% pada ayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadi penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebakan oleh:
a. Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena takut diare atau muntah yang
bertamah hebat
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama.
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi rejatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertamah berat, dapat
mengakiatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi
klien akan meninggal.

D. Manifestasi Klinis
1. Mula-mula anak atau bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial
dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena ercampur empedu.
8

4. Anus dan sekitarnya lecet dan karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membran mukosa kering, dan disertai menurunnya berat
badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan darah menurun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
sopora komatis) seagai akiat hipovokanik.
7. Deuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan bernafasa cepat dan
dalam. (Kusmaul).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatin dan berat jenis, plasma dan
urine.
3. Pemeriksaan urine lengkap
4. Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur.
a. Makroskopis dan mikroskopis.
b. PH dan kadar gula dalam feses.
c. Bila perlu diadakan uji bakteri.
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sitemik.
F. Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).
2. Hipokalemia (dengan gejala mikorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektrokardiograf).
3. Hipoglikemia.
4. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
5. Mal nutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
6. Gangguan elektrolit.
7. Feris.
8. Kejang.
9. Kerusakan hepar.
G. Derajat dari dehidrasi
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
1. Kehilangan berat badan
a. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5%
b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5-5%
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5-10%
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10%
2. Skor Mavrice King

Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan


9

diperiksa 0 1 2
Gelisah, cengeng, Mengigau, koma,
Keadaan umum Sehat
apatis, mengantuk atau syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering dan sianosis

Denyut nadi/menit Kuat > 120 Sedang (120 -140) > 140

Keterangan :
a. Jika mendapat nilai 0-2 : dehidrasi ringan
b. Jika mendapat nilai 3-6 : dehidrasi sedang
c. Jika mendapat nilai 7-12 : dehidrasi berat
H. Penatalaksanaan
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral berupa
cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan
kolera pada anak diatas 6ulan dengan dehidrasi ringan dan sedang kadar
natrium 50-60 mEg/l. Forum lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula
garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak yang
mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parenteral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai
erikut:
Untuk anak umur 1 bulan -2 tahun berat badan 3-10kg
a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit = 3tts/kgBB/mnt. infus set berukuran 1
ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml = 20 tetes).
b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/menit. Infus set
berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit. (set infus 1 ml = 20 tetes).
c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/oralit.
Untuk anak lebih dari 2,5 tahun dengan berat badan 10-15 kg.
a) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/menit (1 ml = 15
tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg.
a) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts atau
7 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).
10

b) 7 jam berikutnya : 10 ml/kgBB/jam = 2,5 tts/kgBB/menit. Infus set


berukuran 1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit. (set infus 1 ml = 20 tetes).
c) 16 jam berikutnya : 105 ml/kgBB/oralit per oral.
Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2,5 kg.
a) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kgBB/24jam, jenis
cairan : 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 agian NaHCO3 1,5%).
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml =
15 tts) 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 20 tetes).
b) Untuk bayi berat badan lahir rendah.
Kebutuhan cairan : 250 ml/kgBB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa
10% + 1 agian NaHCO3 1,5)
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak diawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh).
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat/nasi tim).
3) Susu khusus yang yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karohidrat lain.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan
penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, oservasi,
psikal assesment.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan
lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
Data fokus :
a. Hidrasi
1) Turgor kulit
2) Membran mukosa
3) Asupan dan haluaran
b. Adomen
1) Nyeri
2) Kekakuan
3) Bising usus
4) Muntah (jumlah, frekuensi dan karakteristik)
5) Kram
6) Tenesmus
Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenerg, 1992 adalah :
a. Identitas klien
11

b. Riwayat keperawatan
1) Awalan serangan : awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat,
anoreksia kemudian timbul diare.
2) Keluhan utama : feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, frekuensi BAB lebih dari 4x dengan konsistensi encer.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita : riwayat pemberian imunisasi.
d. Riwayat psikososial keluarga
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan meningkat jika orangtua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan
anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah
dan merasa ersalah.
e. Kebutuhan dasar
1) Pola eliminasi ; akan mengalami perubahan yaitu BAB leih dari 4x sehari,
BAK sedikit dan jarang.
2) Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penuruan
berat badan pasien.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya adomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
4) Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
5) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tuuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi adomen.
f. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat.
2) Pemeriksaan sistematik
a) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir
kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
b) Perkusi : adanya distensi adomen.
c) Palpasi : turgor kulit kurang elastis.
d) Auskultasi : terdengarnya ising usus.
3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga
berat badan menurun.

4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan deudenum intuation yaitu untuk
mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
J. Diagnosa Keperawatan
12

1. Defisit cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang erleihan.
2. Gangguan keutuhan nutrisi kurang dari keutuhan tubuh erhuungan dengan mual dan
muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi adomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan.
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan.

BAB III

PENUTUP
13

A. Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia.
Penanganan diare sangat ditekankan pada pemeliharaan dan penggantian kehilangan
cairan dan elektrolit yang akan menyebabkan berbagai macam komplikasi yang dapat
berujung pada kematian.
B. Saran
Semoga penulisan laporan pendahuluan ini bisa digunakan bagi pembaca
menjadi acuan untuk pembelajaran dan bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharap kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Vous aimerez peut-être aussi