Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 2 :
1. Anissa Fatmasari (A1161075)
2. Dwi Nur Afri Yanti (A1161082)
3. Muhammad Falah (A1161090)
4. Siti Nur Hidayah (A1161101)
5. Sri Ekawati (A1161102)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang mual dan muntah.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena, itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang mual dan muntah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1
1.2. TUJUAN .......................................................................................... 1
1.3. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
BAB II ISI
2.1. DEFINISI MUAL DAN MUNTAH ............................................... 3
2.2. MEKANISME MUAL DAN MUNTAH ....................................... 3
2.3. MACAM – MACAM MUNTAH ................................................... 4
2.4. PENYEBAB MUAL DAN MUNTAH ........................................... 5
2.5. TERAPI MUAL DAN MUNTAH ................................................. 5
2.6. PENGOBATAN MUAL DAN MUNTAH .................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN ............................................................................... 9
3.2. SARAN ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan dibuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang penyebab
kondisi mual dan muntah sehingga dapat mengetahui bagaimana cara
pengobatannya.
1
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksut kondisi mual dan munatah?
2. Bagaimana penyebab dan pengobatan yang tepat untuk mual dan muntah ?
2
BAB II
3
terjadi bahkan setelah gastrektomi. Mual biasanya disusul muntah, namun
keduanya tidak selalu harus terjadi bersama-sama. Mual kronik dapat terjadi
tanpa adanya muntah, pada kasus-kasus muntah sentral, muntah terjadi tanpa
didahului oleh mual (Walsh, 1997).
4
2.4. PENYEBAB MUAL DAN MUNTAH
Penyebab mual dan muntah, diantara lain ( Nindia, 2003)
1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya
kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis,
dan lain-lain.
2. Rangsangan tidak langsung melalui Chemo reseptor triggerzone (CTZ)
yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah.
Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tertrasiklin, digoksin,
esterogen, morfin, dll), gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan
metabolisme (seperti asidosis, uremia) tidak stabilnya hormone esterogen
(wanita hamil).
3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat,
membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
5
Terapi Farmakologi(Sukandar. 2008)
1. Obat antiemetik bebas dan dengan resep paling umum direkomendasikan
untuk mengobati mual muntah. Untuk pasien yang bisa mematuhi
pemberiandosis oral, obat yang sesuai dan efektif dapat dipilih tetapi karena
beberapa pasien tidak dapat menggunakan obat oral, obat oral tidak sesuai.
Pada pasien tersebut disarankan penggunaan obat secara rectal atau
parenteral.
2. Untuk sebagian besar kondisi, dianjurkan antiemetik tunggal; tetapi bila
pasien tidak memberikan respon dan pada pasien yang mendapat
kemoterapiemetonik kuat, biasanya dibutuhkan regimen multi obat.
3. Terapi mual-muntah simpel biasanya membutuhkan terapi minimal. Obat
bebas atau resesp berguna pada terapi ini pada dosis lazim efektif yang
rendah
4. Penanganan mual-muntah komplek membutuhkan terapi obat yang bekerja
kuat, mungkin lebih dari 1 obat emetic
6
5. Kasus-kasus mual dan muntah akibat pemberian obat dapat diatasi
denganmemberikan obat tersebut bersama makanan atau dengan
pemberian anti-emetik seperti metoklopramid secara teratur.
6. Retching yaitu muntah tanpa isi yang dikeluarkan, lebih mengganggu
daripada itusendiri. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan sedikit
cairan, air garam,atau susu, dalam interval yang teratur
7. Antasid efektif pada mual menetap yang diinduksi oleh obat, karena
dapatmeningkatkan laju pengosongan lambung.
8. Semua pasien yang mendapat anti-emetik harus diperingatkan akan
kemungkinanterjadinya sedasi. Pasien-pasien ini harus diingatkan untuk
berhati-hati jikamengemudi, menjalankan peralatan yang berbahaya dan
lain-lain.
9. Pada kasus-kasus mual dan muntah yang berat dan menetap, pengalaman
klinis menunjukkan bahwa pemberian kombinasi anti-emetik cukup
efektif. Hal iniagaknya disebabkan oleh fakta bahwa anti-emetik tersebut
bekerja pada reseptor yang berbeda.
10. Pasien-pasien dengan penyebab muntah yang bersifat mekanik, seringkali
tidak berespons terhadap anti-emetik. Fenotiazin tidak berguna dalam
mengobati mabuk mperjalanan, sementara obat-obatan antikolinergik dan
antihistamin tampaknyadapat berefek (Walsh, 1997)
7
dan prometazin tablet. Baik digunakan untuk montion sickness tetapi
dengan peringatan jangan digunakan pada saat mengendarai motor.
b. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif di chemo reseptor trigger zone (CTZ) tetapi
tidak efektif untuk montion sickness. Obat yang dipakai adalah
klorpromazine HCL, perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazine.
c. Domperidon
Bekerja berdasarkan perintah reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping
jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipakai pada
kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
d. Antagonis 5HT3
Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-
obatan sitostatistika. Contohnya ondansetron, granisetron.
8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Mual adalah kondisi dari gejala muntah yang dirasakan di sekitar
tenggorokan dan daerah lambung, sedangkan muntah diartikan sebagai
pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan
dorongan yang sangat kuat. Mual muntah bukan merupakan suatu penyakit
tetapi suatu gejala. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk
mengeluarkan zat yang merugikan.
2. Mual dan muntah merupakan suatu gejala, oleh karena itu hal yang
terpenting dalam pengobatnnya adalah mencari penyababnya.
3.2. SARAN
1. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang terutama dapat di
pertanggung jawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Walsh,T.D. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: EGC Buku
Kedokteran