Vous êtes sur la page 1sur 13

MAKALAH FARMAKOTERAPI

MUAL DAN MUNTAH


Dosen Pengampu : Poppy Diah Palupi, M. Sc., Apt.

KELOMPOK 2 :
1. Anissa Fatmasari (A1161075)
2. Dwi Nur Afri Yanti (A1161082)
3. Muhammad Falah (A1161090)
4. Siti Nur Hidayah (A1161101)
5. Sri Ekawati (A1161102)

AKADEMI FARMASI NUSAPUTERA


SEMARANG
2017/2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang mual dan muntah.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena, itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang mual dan muntah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, 27 Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1
1.2. TUJUAN .......................................................................................... 1
1.3. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
BAB II ISI
2.1. DEFINISI MUAL DAN MUNTAH ............................................... 3
2.2. MEKANISME MUAL DAN MUNTAH ....................................... 3
2.3. MACAM – MACAM MUNTAH ................................................... 4
2.4. PENYEBAB MUAL DAN MUNTAH ........................................... 5
2.5. TERAPI MUAL DAN MUNTAH ................................................. 5
2.6. PENGOBATAN MUAL DAN MUNTAH .................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN ............................................................................... 9
3.2. SARAN ............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai
dorongan untuk muntah. Namun, mual belum tentu diikuti dengan muntah.
Sedangkan muntah adalah kondisi pada saat isi perut dikeluarkan secara paksa
melalui mulut. Mual dan muntah biasanya merupakan gejala yang bisa
disebabkan oleh banyak hal. Mual jarang sekali menjadi pertanda penyakit yang
serius atau bahkan mengancam nyawa seseorang. Kondisi ini adalah cara tubuh
untuk membuang materi yang mungkin berbahaya dari dalam tubuh.
Kehadirannya kerap menjadi pertanda mengenai kondisi tertentu, yang perlu
dicari tahu agar bisa ditangani dengan sesuai. Muntah bisa disebabkan oleh hal-
hal yang tidak membahayakan. Namun ada pula yang menandakan adanya suatu
gangguan serius. Hal-hal yang memicu muntah, diantarnya makan dalam porsi
terlalu besar, keracunan makanan, stres emosional, mabuk perjalanan, infeksi
saluran pencernaan, tahap awal kehamilan / morning sickness. reaksi terhadap
bau tertentu, penyakit asam lambung, radang usus buntu (apendisitis), sumbatan
pada usus dan masih banyak lagi.
Banyak hal yang dapat menimbulkan keluhan mual dan muntah, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan seksama untuk bisa memperkirakan penyebab
utama yang mendasari munculnya muntah. Dengan demikian, dapat ditentukan
jenis pengobatan dan langkah pencegahan muntah di kemudian hari. Oleh
karena itu makalah ini dibuat untuk membahasas patofisiologi mual dan muntah
secara umum.

1.2 TUJUAN
Tujuan dibuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang penyebab
kondisi mual dan muntah sehingga dapat mengetahui bagaimana cara
pengobatannya.

1
1.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksut kondisi mual dan munatah?
2. Bagaimana penyebab dan pengobatan yang tepat untuk mual dan muntah ?

2
BAB II

2.1 DEFINISI MUAL DAN MUNTAH


Mual sering kali di artikan sebagai keinginana untuk muntah atau gejala
yang dirasakan ditenggerokan dan di daerah sekitar lambung, yang menandakan
kepada seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah di artikan sebagai
pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan
dorongan yang sangat kuat (Sukandar, 2008).

2.2. MEKANISME MUAL DAN MUNTAH


Muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak
keempat. Pusatmuntah terletak di bagian dorsal lateral dari formasio retikularis
medula oblongata, yaitu pada tingkat nukleus motorik dorsal dari saraf vagus.
Pusat ini terletak dekat dengan pusatvasomotor, pernapasan dan salivasi. Pusat
muntah menerima impuls dari CTZ(Chemoreceptor Trigger Zone),
hipotalamus, korteks serebri dan areavestibular. Alat keseimbangan dapat
terserang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah
adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang telibat dalam
proses muntah. Stimulus psikologis, neurologik, refleks, endokrin, dan kimiawi
dapat menyebabkan muntah.
Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam.Sfingter
esofagus dan relaksasi, laring dan palatum mole terangkat, dan glotis
menutup.Selanjutnya diafragma akan berkontrasi dan menurun, dan dinding
perut juga berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung, sehingga
isinya dimuntahkan. Peristiwa ini didahului oleh stasis lambung dan kontraksi
duodenum dan antrum lambung.
Muntah sering kali disertai dengan gejala-gejala dan tanda vasomotorik.
Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak di epigastrium, di belakang
tenggorokan dan di perut. Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya
motilitas lambung dan peningkatan kontraksiduodenum. Mual masih dapat

3
terjadi bahkan setelah gastrektomi. Mual biasanya disusul muntah, namun
keduanya tidak selalu harus terjadi bersama-sama. Mual kronik dapat terjadi
tanpa adanya muntah, pada kasus-kasus muntah sentral, muntah terjadi tanpa
didahului oleh mual (Walsh, 1997).

2.3. MACAM – MACAM MUNTAH


Macam-macam Muntah (Tan, 2008)
1. Mabuk darat
Penyebabnya diperkirakan bahwa gesekan dalam kendaraan
merangsang secara berlebihan. Labirin dibagian dalam telinga dan
kemudian juga pusat muntah melalui CTZ atau dengan kata lain terjadi
khususnya menyangkut pertentangan antara mata dengan indera perasa
yang sebenarnya harus bekerja sama dengan organ keseimbangan (labirin)
yang pada mabuk darat (jalan) memegang peranan esensial
2. Muntah kehamilan
Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6 dan ke-14 dari
masa kehamilan akibat kenaikan pesat dari HCG (Human Chorion
Gonadtropin). Gejalanya pada umumnya tidak hebat dan hilang dengan
sendirinya maka sedapat mungkin jangan diobati, agar tidak mengganggu
perkembangan janin.
3. Muntah akibat sitostatika
Disebabakan oleh ransangan langsung dari CTZ stimulant dan
retroperistaltik dan pelepasan sitokronik disaluran lambung-usus.
4. Muntah akibat radioterapi dan Pasca-bedah
Muntah post-operetif terjadi untuk sebagian besar tergantung dari
anestetika yang digunakan dan jenis pembedahan. Yang digunakan
terutama adalah zat-zat antagonis DA dan antagonis serotonin.

4
2.4. PENYEBAB MUAL DAN MUNTAH
Penyebab mual dan muntah, diantara lain ( Nindia, 2003)
1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya
kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis,
dan lain-lain.
2. Rangsangan tidak langsung melalui Chemo reseptor triggerzone (CTZ)
yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah.
Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tertrasiklin, digoksin,
esterogen, morfin, dll), gangguan keseimbangan dalam labirin, gangguan
metabolisme (seperti asidosis, uremia) tidak stabilnya hormone esterogen
(wanita hamil).
3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat,
membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

2.5. TERAPI MUAL DAN MUNTAH


Tujuan Terapi
Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetika adalah untuk mencegah atau
menghilangkan mual dan muntah; dan seharusnya tanpa timbulnya efek
samping atau efek yang tidak dikehendaki secara klinis (Sukandar, 2008).
Terapi Non Farmakologi(Sukandar, 2008)
1. Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan dengan konsumsi
makanan dan minuman, dianjurkan menghindari masuknya makanan
2. Intervensi non farmakologi diklasifgikasikan sebagai intervensi perilaku
termasuk relaksasi, biofeedback, self-hypnosis, distraksi kognitif dan
desensitisasi siseimatik
3. Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi psikologik

5
Terapi Farmakologi(Sukandar. 2008)
1. Obat antiemetik bebas dan dengan resep paling umum direkomendasikan
untuk mengobati mual muntah. Untuk pasien yang bisa mematuhi
pemberiandosis oral, obat yang sesuai dan efektif dapat dipilih tetapi karena
beberapa pasien tidak dapat menggunakan obat oral, obat oral tidak sesuai.
Pada pasien tersebut disarankan penggunaan obat secara rectal atau
parenteral.
2. Untuk sebagian besar kondisi, dianjurkan antiemetik tunggal; tetapi bila
pasien tidak memberikan respon dan pada pasien yang mendapat
kemoterapiemetonik kuat, biasanya dibutuhkan regimen multi obat.
3. Terapi mual-muntah simpel biasanya membutuhkan terapi minimal. Obat
bebas atau resesp berguna pada terapi ini pada dosis lazim efektif yang
rendah
4. Penanganan mual-muntah komplek membutuhkan terapi obat yang bekerja
kuat, mungkin lebih dari 1 obat emetic

Prinsip-prinsip umum penatalaksanaan terapi:


1. Seringkali mual dan muntah berkaitan dengan suatu infeksi usus yang dapat
sembuh sendiri atau kebanyakan makan atau minum alkohol. Keadaan-
keadaan ini tidak memerlukan pengobatan spesifik.
2. Mual dan muntah yang menetap dihubungkan dengan stasis lambung.
Stasis lambung menyebabkan perlambatan absorpsi dari emetik-emetik
atau obat-obat lainyang diberikan secara per-oral, ini merupakan salah satu
sebab mengapa anti-emetik diberikan per-injeksi.
3. Bila muntah menetap, maka obat-obatan yang diberikan melalui oral akan
hilang percuma jika pasien muntah.
4. Dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam-basa harus diobati
secaratepat. Cairan intravena harus diberikan pada kasus-kasus yang
mengalamidehidrasi, yaitu cairan garam isotonik dengan tambahan kalium.

6
5. Kasus-kasus mual dan muntah akibat pemberian obat dapat diatasi
denganmemberikan obat tersebut bersama makanan atau dengan
pemberian anti-emetik seperti metoklopramid secara teratur.
6. Retching yaitu muntah tanpa isi yang dikeluarkan, lebih mengganggu
daripada itusendiri. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan sedikit
cairan, air garam,atau susu, dalam interval yang teratur
7. Antasid efektif pada mual menetap yang diinduksi oleh obat, karena
dapatmeningkatkan laju pengosongan lambung.
8. Semua pasien yang mendapat anti-emetik harus diperingatkan akan
kemungkinanterjadinya sedasi. Pasien-pasien ini harus diingatkan untuk
berhati-hati jikamengemudi, menjalankan peralatan yang berbahaya dan
lain-lain.
9. Pada kasus-kasus mual dan muntah yang berat dan menetap, pengalaman
klinis menunjukkan bahwa pemberian kombinasi anti-emetik cukup
efektif. Hal iniagaknya disebabkan oleh fakta bahwa anti-emetik tersebut
bekerja pada reseptor yang berbeda.
10. Pasien-pasien dengan penyebab muntah yang bersifat mekanik, seringkali
tidak berespons terhadap anti-emetik. Fenotiazin tidak berguna dalam
mengobati mabuk mperjalanan, sementara obat-obatan antikolinergik dan
antihistamin tampaknyadapat berefek (Walsh, 1997)

2.6. PENGOBATAN MUAL DAN MUNTAH


1. Anti emetik (Nindia, 2003)adalah
Obat-obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
perasaan mual dan muntah.
2. Penggolongan obat antiemetika ada 4, diantaranya (Nindia, 2003) :
a. Antihistamin
Sebenarnya kurang efektif tetapi nyaman dipakai dengan efek samping
mengantuk. Antihistamin yang dipakai adalah sinarizin, dimenhidrinat

7
dan prometazin tablet. Baik digunakan untuk montion sickness tetapi
dengan peringatan jangan digunakan pada saat mengendarai motor.
b. Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif di chemo reseptor trigger zone (CTZ) tetapi
tidak efektif untuk montion sickness. Obat yang dipakai adalah
klorpromazine HCL, perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazine.
c. Domperidon
Bekerja berdasarkan perintah reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping
jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipakai pada
kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
d. Antagonis 5HT3
Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan dengan obat-
obatan sitostatistika. Contohnya ondansetron, granisetron.

8
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Mual adalah kondisi dari gejala muntah yang dirasakan di sekitar
tenggorokan dan daerah lambung, sedangkan muntah diartikan sebagai
pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan
dorongan yang sangat kuat. Mual muntah bukan merupakan suatu penyakit
tetapi suatu gejala. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk
mengeluarkan zat yang merugikan.
2. Mual dan muntah merupakan suatu gejala, oleh karena itu hal yang
terpenting dalam pengobatnnya adalah mencari penyababnya.

3.2. SARAN
1. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang terutama dapat di
pertanggung jawabkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Nindia. 2003. Farmakologi Jilid 2. Depkes RI: Jakarta.

Sukandar,E.Y dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFILinn


Tan. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo

Walsh,T.D. 1997. Kapita Selekta Penyakit dan Terapi. Jakarta: EGC Buku
Kedokteran

Vous aimerez peut-être aussi