Vous êtes sur la page 1sur 14

Akhlak Kepada Kedua Orang Tua

- Al Israa’ : 23-24

َ َ‫ُّك َوق‬
- ‫ضى‬ ََ َ‫ّل تَ ْعبُدُوا أ‬
ََ ‫ّل َرب‬ َِ ‫سانًا َو ِب ْال َوا ِل َدي‬
ََ ‫ْن ِإيَاَهُ ِإ‬ ََ ‫يَ ْبلُغ‬
َ ‫َن ِإ َما ِإ ْح‬
َ‫َل ِك ََل ُه َما أَ َْو أَ َح ُد ُه َما ْال ِكبَ ََر ِع ْن َد َك‬ َْ ُ‫ّل أُفَ لَ ُه َما تَق‬
َ َ َ‫ل ف‬ ََ ‫ت َ ْن َه ْر ُه َما َو‬
َ‫ّل لَ ُه َما َوقُ ْل‬
ًَ ‫( َك ِري ًما قَ ْو‬23)
َ‫ض‬ ْ ‫ح لَ ُه َما َو‬
ْ ‫اخ ِف‬ َِ ُّ‫الر ْح َم َِة ِمنََ الذ‬
ََ ‫ل َجنَا‬ َ ‫ل‬ َْ ُ‫ب َوق‬ ْ ‫َك َما‬
َِ ‫ار َح ْم ُه َما َر‬
‫يرا َربَيَانِي‬
ً ‫ص ِغ‬
َ
Artinya: “Dan Tuhanmu menetapkan bahwa janganlah kamu menyembah melainkan kepadaNya,
dan berbuat baiklah kepada ibu bapak. Jika sampai salah seorang mereka itu atau keduanya telah
tua dalam pemeliharaanmu (berusia lanjut), maka janganlah engkau katakan kepada keduanya “ah”,
dan janganlah engkau bentak keduanya, dan berkatalah kepada keduanya perkataan yang mulia.”
(23) “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah,
“Hai Tuhanku, kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka telah memeliharaku waktu kecil”. (24)
Uraian: Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, kita diharuskan untuk menyembah hanya
kepadaNya. Kita dilarang berbuat yang tidak baik kepada orang tua, bahkan untuk berkata “ah” saja
kita dilarang. Saat orang tua kita sudah berusia lanjut, mereka membutuhkan kita (sebagai anak)
untuk merawat mereka dengan penuh kasih sayang seperti mereka saat merawat kita dari kecil
hingga sekarang. Diwajibkan bagi kita untuk berdoa kepada Allah SWT dan meminta kepadaNya
untuk kebahagian mereka di dunia maupun di akhirat.

- Al Ahqaaf : 15

- ‫ص ْينَا‬
َ ‫سانََ َو َو‬ ِ ْ ‫سانًا بِ َوا ِل َد ْي َِه‬
َ ‫اْل ْن‬ ََ ُ‫ضعَتْ َهُ ُك ْر ًها أ ُ ُّم َه‬
َ ‫ح َملَتْ َهُ ِإ ْح‬ َ ‫َو َو‬
‫صالُ َهُ َو َح ْملُ َهُ ُك ْر ًها‬
َ ‫ش ْه ًرا ث َ ََلثُونََ َو ِف‬ ُ َ‫َوبَلَ ََغ أ‬
َ ‫ش َدَهُ بَلَ ََغ ِإ َذا َحتَى‬
ََ‫سنَ َةً أَ ْربَ ِعين‬ َِ ‫ن أَ ْو ِز ْع ِني َر‬
ََ ‫ب قَا‬
َ ‫ل‬ ََ َ‫ت الَ ِتي ِن ْع َمت‬
َْ َ ‫ك أَ ْش ُك ََر أ‬ ََ ‫أَ ْنعَ ْم‬
َ َ‫عل‬
َ‫ي‬ َ ‫ي َو َعلَى‬ َْ َ‫ل َوأ‬
ََ ‫ن َوا ِل َد‬ ََ ‫صا ِل ًحا أَ ْع َم‬ َ ‫ح تَ ْر‬
َ ُ‫ضاَه‬ ْ َ‫ِلي َوأ‬
َْ ‫ص ِل‬
ََ ‫ْال ُم ْس ِل ِمينََ ِمنََ َو ِإنِي ِإلَي‬
‫ْك تُبْتَُ ِإنِي ذُ ِريَتِي فِي‬
Artinya: “Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Ibunya
telah mengandungnya dengan kepayahan dan melahirkannya dengan kepayahan (pula). Dia
mengandungnya sampai masa menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai
dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk
supaya aku mensyukuri nikmatMu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat mengerjakan amal saleh yang Engkau meridhainya, dan berilah kebaikan kepadaku
(juga) pada keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri (muslim)”.
Uraian: Ayat ini menyuruh kita untuk berbuat baik kepada orang tua, karena suatu hari nanti kita
pun akan menjadi orang tua yang mana akan memiliki keturunan, maka hendaknya kita bertaubat
dan mensyukuri atas apa yang dianugerahkan Allah SWT pada kita dan selalu mengerjakan amal
sholeh seperti yang telah di perintahkan Allah SWT. Serta tak lupa juga kita berdoa kepada-Nya, agar
kita dan keturunan-keturunan kita selalu diberi kebaikan oleh Allah.

Akhlak Kepada Sesama Manusia


- Adh Dhuhaa : 9-11

ََ ِ‫َل ْاليَت‬
- (9) ‫يم فَأ َ َما‬ َ َ َ‫تَ ْق َه َْر ف‬
- ‫ل َوأَ َما‬
ََ ِ‫سائ‬ َ َ َ‫( تَ ْن َه َْر ف‬10)
َ ‫َل ال‬
- ‫ِث َربِكََ بِنِ ْع َم َِة َوأ َ َما‬
َْ ‫( فَ َحد‬11)
Artinya: “Maka ada pun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau hinakan.” (9) “Dan terhadap
orang yang minta (bertanya) maka janganlah engkau hardik.” (10) “Dan dapun nikmat Tuhanmu,
maka beritakanlah.” (11)
Uraian: Kita sebagai sesama manusia janganlah saling menghina dan mengolok-olok karena kita
semua adalah ciptaan Allah SWT dan bila kita mendapat suatu nikmat dari Allah, hendaknya kita
berbagi kepada yang lain.

- Al Balad : 12-16

ََ ‫( ْالعَقَبَ َةُ َما أَ ْد َر‬12)


- ‫اك َو َما‬
َُّ َ‫( َرقَبَةَ ف‬13)
-‫ك‬
ْ ‫( َم ْسغَبَةَ ذِي يَ ْومَ فِي ِإ‬14)
- ‫طعَامَ أَ َْو‬
- ‫( َم ْق َربَةَ َذا يَتِي ًما‬15)
- ‫( َمتْ َربَةَ َذا ِم ْس ِكينًا أَ َْو‬16)
Artinya: “Dan tahukah engkau apa jalan yang mendaki itu?” (12) “Melepaskan perbudakan.” (13)
“atau memberi makan pada hari kelaparan” (14) “terhadap anak yatim yang sekerabat” (15) “atau
orang miskin yang kepayahan.” (16)
Uraikan: Maksud dari ayat tersebut menjelaskan bahwa jalan mendaki adalah jalan yang merajuk
pada perbuatan yang baik atau terpuji, atau dijalan yang baik dijalan Allah. Perbuatan konsep
“mendaki” dalam ayat ini membebaskan perbudakan (hamba sahaya), memberi makan pada hari
kelaparan (dimana seseorang atau suatu kaum tengah kekurangan dalam segi pangan dalam waktu
yang singkat atau panjang), terhadap anak yatim yang sekerabat (mengasuh/memelihara anak yatim
dan tidak menghardiknya, serta merawat mereka dengan penuh keikhlasan didasari pada ridha
illahi), atau orang miskin yang kepayahan (memberi bantuan pada orang yang tidak mampu dalam
segi finansial). Bisa ditarik kesimpulan mendaki disini adalah sesuatu yang membantu dalam jalur
kebaikan yang merangkul orang-orang yang dalam belenggu kesusahan.

- Al Insaan : 8-11

ْ ُ‫ام َوي‬
- ََ‫ط ِع ُمون‬ َ ‫علَى‬
ََ َ‫الطع‬ ً ‫َوأ َ ِس‬
َ ‫يرا َويَتِي ًما ِم ْس ِكينًا ُحبِ َِه‬
ْ ُ‫ّللا ِل َو ْج َِه ن‬
- ‫ط ِع ُم ُك َْم ِإنَ َما‬ ََ ‫ّل َجزَ ا ًَء ِم ْن ُك َْم نُ ِري َُد‬
ََِ ‫ّل‬ ً ‫ش ُك‬
ََ ‫ورا َو‬ ُ
- ‫َاف ِإنَا‬ َْ ‫سا يَ ْو ًما َربِنَا ِم‬
َُ ‫ن نَخ‬ ً ‫عبُو‬
َ ‫يرا‬ َ ‫قَ ْم‬
ً ‫ط ِر‬
َ‫ّللاُ فَ َوقَا ُه ُم‬
ََ ‫َر‬ ََ ‫ورا نَض َْرَة ً َولَقَا ُه َْم ْال َي ْو َِم َذ ِل‬
ََ ‫ك ش‬ ً ‫س ُر‬
ُ ‫َو‬
Artinya: “Mereka (di dunia) memberi makan yang dikasihinya kepada orang miskin, anak yatim, dan
orang-orang tawanan.” (8) “(Mereka berkata), “Hanyasanya kami memberi makan kepada kamu
karena mengharap keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak (pula) terima kasih
dari kamu.” (9) “Sesungguhnya kami takut kepada Tuhan kami pada hari yang sangat bermasam
muka.”” (10) “Maka Allah melindungi mereka (orang-orang mukmin) dari kesusahan di hari itu dan
memberikan kepada mereka kesegaran dan kegembiraan.” (11)
Uraian: Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwa dalam memberikan pertolongan terhadap orang
dalam kesulitan harus didasari ridha Allah SWT dan tidak menharapkan balasan orang lain atau ria
terhadap apa yang telah kita perbuat hanya untuk menarik simpati khalayak. Kita harus takut akan
Allah memberikan balasannya dihari akhir bagi orang-orang yang ria terhadap perbuatannya.
Sesungguhnya Allah akan memberikan suatu kemudahan bagi orang-orang mukmin dijalan kebaikan.

Akhlak Bertetangga
- An Nisaa’ : 36-37

- ‫ّللا َوا ْعبُدُوا‬ ََ ‫ش ْيئًا ِب َِه ت ُ ْش ِر ُكوا َو‬


َََ ‫ّل‬ َِ ‫سانًا َو ِب ْال َوا ِل َدي‬
َ ‫ْن‬ َ ‫َو ِبذِي ِإ ْح‬
‫ين َو ْاليَتَا َمى ْالقُ ْربَى‬
َِ ‫سا ِك‬ َ ‫ار َو ْال َم‬َِ ‫ار ْالقُ ْربَى ذِي َو ْال َج‬ َِ ‫َو ْال َج‬
َِ ُ‫ب ْال ُجن‬
‫ب‬ َِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ب َوال‬ َِ ‫ْن ِب ْال َج ْن‬
َِ ‫ل َواب‬َِ ‫س ِبي‬ َْ ‫ن أ َ ْي َمانُ َُك َْم َملَ َك‬
َ ‫ت َو َما ال‬ ََ ‫ِإ‬
َ‫ّللا‬
َ َ ‫ّل‬ََ ‫ب‬ َُّ ‫ن يُ ِح‬ ًَ َ‫ورا ُم ْخت‬
َْ ‫اّل َكانََ َم‬ ً ‫( فَ ُخ‬36)
- ََ‫اس َويَأ ْ ُم ُرونََ يَ ْب َخلُونََ الَذِين‬ َِ ‫ّللاُ آَتَا ُه َُم َما َويَ ْكت ُ ُمونََ بِ ْالبُ ْخ‬
ََ َ‫ل الن‬ ََ
ْ َ‫ع َذابًا ِل ْل َكافِ ِرينََ َوأَ ْعتَ ْدنَا ف‬
َ‫ض ِل َِه ِم ْن‬ َ ‫( ُم ِهينًا‬37)
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,
dan berbuat baiklah untuk ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan
budak-budak kamu. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong lagi
membangga-banggakan diri.” (36) “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berlaku
kikir, dan menyembunyikan apa yang diberikan Allah kepadanya dari karunia-Nya. Dan kami
menyediakan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.” (37)
Uraikan: Kita dilarang mempersekutukan Allah terhadap apapun, Tuhan hanya satu yaitu Allah.
Sebagai makhluk sosial yang diciptakan Allah, hendaknya kita menjalin tali silahturahmi dengan baik
kepada keluarga, teman, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, musafir dan budak-budak.
Saat bersosialisasi itu kita tidak boleh ria terhadap mereka karena apa yang kita dapat semua itu dari
datangnya dari Allah SWT dan Allah telah menyiapkan azab bagi orang-orang kafir yang mempunyai
kelakuan bertolak belakang dengan itu.

2.1. Akhlak Kepada Allah SWT


Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan
oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan itu memiliki cirri-
ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut dalam latar belakang tadi. Sekurang-kurangnya ada
empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.
Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air
yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT
dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :

ُ ‫ان فَ ْالــيَ ْن‬


َ‫ظ ِر‬ َُ ‫س‬ ِ ْ ‫( ُخ ِلقََ ِم ََم‬۵) ََ‫ن ُخ ِلق‬
َ ‫اْل ْن‬ َُ ‫ن يَ ْخ ُر‬
َْ ‫( َدافِقَ َمآءَ ِم‬۶) ‫ج‬ َْ ‫ْن ِم‬ َِ ‫ص ْل‬
َِ ‫ب َبي‬ َِ ِ‫( َوالت َ َرآئ‬۷)
ًّ ‫ب ال‬
Artinya : “(5). Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia
diciptakan dari air (mani) yang terpancar, (7). Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang
dada”.
Kedua, karena Allah SWT –lah yang telah member perlengkapan panca indera, berupa pendengaran,
penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna
kepada manusia. Firman Allah SWT dalam syrat An-Nahl ayat 78 :

َ ‫ن أَخـْ َر َج ُك َْم َو‬


ُ‫للا‬ َْ ‫ن ِم‬ ُ ُ‫ّلَ أ ُ َم َهاتِ ُك َْم ب‬
َِ ‫ط ْو‬ َ ََ‫ش ْيئًا ت َ ْع َل ُم ْون‬ ََ ‫س ْم ََع َل ُك َُم َو َج َع‬
َ ,‫ل‬ َ ‫ار ال‬ َ ‫ َو ْاْل َ ْفئِ َدَة َ َو ْاْل َ ْب‬,
ََ ‫ص‬
‫( ت َ ْش ُك ُر ْونََ لَـعَلَ ُك َْم‬۷۸)
Artinya : “(78). Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu
bersyukur”.
Ketiga, karena Allah SWT –lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air,
udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :

ُ‫للا‬
َ ‫ِي‬ َْ ‫س َخ ََر الَذ‬ َ ‫ي ْالبَحْ ََر لَ ُك َُم‬ََ ‫ن َو ِلت َ ْبتَغُ ْوا بِأ َ ْم ِرَِه فِ ْي َِه ْالفُ ْلكَُ ِلتَجْ ِر‬ ْ َ‫( ت َ ْش ُك ُر ْونََ َولَعَلَ ُك َْم ف‬۱۲)
َْ ‫ض ِل َِه ِم‬
َ ‫ت فِى َما لَ ُك َْم َو‬
‫س َخ ََر‬ َِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫ض فِى َو َما ال‬ َ ِ ‫ ِم ْن َهُ َج ِم ْيعًا ْاْل َ ْر‬, ‫ن‬ ََ ‫( يَتَفَ َك ُر ْونََ ِلقَ ْومَ ِِليَات َذا ِلكََ فِى ِإ‬۱۳)
Artinya : “(12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di
atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu bersyukur, (13). Dan Dia menundukan apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
berfikir.
Keempat, Allah SWT –lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan daratan dan
lautan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Israa’ ayat 70 :

َْ ِ‫ت ِمنََ َو َرزَ ْقنَا ُه َْم َو ْالبَحْ َِر ْالبَ َِر فِى َو َح َم ْلنَا ُه َْم أ َد ََم بَن‬
َ‫ي َك َر ْمنَا َولَ َق ْد‬ َ ‫علَى َوفَض َْلنَا ُه َْم‬
َِ ‫الطيِبَا‬ َْ ‫ِم َم‬
َ َ‫ن َكثِبْر‬
‫َلً َخلَ ْقنَا‬ ِ ‫( ت َ ْف‬۷٠ )
َ ‫ض ْي‬
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di
darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di ats
banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Dari sedikit uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak kepada Allah SWT. Karena
alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan terdapat perintah Allah SWT di dalamnya
bahwa kita sebagai seorang muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.

 Akhlak kepada Rasulullah


Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan
manusia kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa umat
manusia kejalan yang benar.
 Berakhlak kepada Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:
1) Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari
kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderetin lahir batin,
namun semua itu diterima dengan ridha
2) Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini dilakukan
dengan memberikan contoh tauladan yang baik. Allah berfirman:
﴾ ٢١‫َّللا أ ُ ْس َوة ٌ َح َسنَةٌ ﴿االحزاب‬ ُ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َر‬
ِ ‫سو ِل ه‬
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik. (al-Ahzab
21)
3) Rasulullah SAW berjasa dalam mejelaskan al-Qur’an kepada manusia, sehingga menjadi
jelas dan mudah dilaksanakan. Penjelasan itu terdapat dalam haditsnya, Firman Allah SWT:

ُ ‫ث ِفي ْاْل ُ ِ ِّم ِيِّينَ َر‬


‫سوالً ِ ِّم ْن ُه ْم يَتْلُو َعلَ ْي ِه ْم آيَا ِت ِه َويُزَ ِ ِّكي ِه ْم‬ َ َ‫ُه َو الهذِي بَع‬
‫ين‬ٍ ِ‫ض ََل ٍل ُّمب‬ َ ‫اب َو ْال ِح ْك َمةَ َوإِن َكانُوا ِمن قَ ْب ُل لَ ِفي‬ َ َ ‫َويُعَ ِلِّ ُم ُه ُم ْال ِكت‬
﴾٢ ‫﴿ألجمعة‬
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kamu yang buta huruf seorang Rasul diantara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah, 62; 2).
4) Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat mulia
dalam berbagai bidang kehidupan.
5) Rasulullah SAW telah memberikan contoh model masyarakat yang sesuai dengan tuntunan
agama, yaitu masyarakat yang beliau bangun di Madinah.
 Cara Berakhlak Kepada Rasulullah
1) Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang
yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul,
bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam
derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:
ِّ ‫سو َل فَأ ُ ْولَـئِ َك َم َع الهذِينَ أ َ ْنعَ َم‬
َ‫َّللاُ َعلَ ْي ِهم ِ ِّمنَ النه ِب ِيِّين‬ ُ ‫الر‬
‫َّللاَ َو ه‬
ِّ ‫َو َمن يُ ِط ِع‬
﴾٦٩ ‫سنَ أُولَـئِ َك َرفِيقا ً ﴿ألنسا‬ ُ ‫صا ِل ِحينَ َو َح‬
‫ش َهدَاء َوال ه‬ ُّ ‫الص ِدِّي ِقينَ َوال‬
ِّ ِ ‫َو‬
Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang
benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman
yang sebaik-baiknya (QS 4:69).

2) Mencintai dan memuliakan Rasulullah


Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah
mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan
kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah

‫ِيرت ُ ُك ْم‬
َ ‫عش‬ َ ‫قُ ْل ِإن َكانَ آبَاؤُ ُك ْم َوأ َ ْبنَآ ُؤ ُك ْم َو ِإ ْخ َوانُ ُك ْم َوأَ ْز َوا ُج ُك ْم َو‬
‫سا ِك ُن‬ َ ‫سادَ َها َو َم‬ َ ‫ارة ٌ تَ ْخش َْونَ َك‬ َ ‫َوأ َ ْم َوا ٌل ا ْقت َ َر ْفت ُ ُمو َها َوتِ َج‬
َ ‫سو ِل ِه َو ِج َها ٍد فِي‬
‫س ِبي ِل ِه‬ ُ ‫َّللاِ َو َر‬ ِّ َ‫ب ِإلَ ْي ُكم ِ ِّمن‬ ‫ض ْونَ َها أَ َح ه‬
َ ‫ت َ ْر‬
َ‫َّللاُ الَ يَ ْهدِي ْالقَ ْو َم ْالفَا ِس ِقين‬ ِّ ‫َّللاُ ِبأ َ ْم ِر ِه َو‬ ْ
ِّ ‫ي‬ َ ِ‫صواْ َحتهى يَأت‬ ُ ‫فَت َ َربه‬
﴾٢٤﴿
Artinya: Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS
9:24).
Mencintai ajaran yang di bawanya, Nabi Muhammad SAW, bersabda:
‫اليؤمن أحدكم حتِّى اكون أحبِّ اليه من نفسه ووا ِلده وولَده والنِّاس أجمعين‬.
Artinya: Tidak beriman salah seorang diantaramu, sehingga aku lebih dicintai olehnya
daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya. (H.R. Bukhari
Muslim).
3) Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah
Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan
terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash
shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu
berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, Firman Allah SWT,
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan sebagai berikut:

‫ى‬ ‫البخيل من ذكرت عنده فلم يص ِّل عل‬


ِّArtinya: Orang yang kikir ialah orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia tidak
bersholawat kepadaku. (H.R Ahmad ).

‫ى صَلة صلِّى هللا عليه بها عشرا‬


ِّ ‫من صلِّى عل‬
Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya
sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad).

ِّ ‫إن اولى النِّاس بى يوم القيامة اكثرهم عل‬


‫ي صَلة‬ ِّ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat, ialah orang
yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi).

4) Mencontoh akhlak Rasulullah.


Jika Rasulullah bersikap kasih saying keras dalam memperthankan prinsip, dan
seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman:

ِ ‫َّللا َوالهذِينَ َمعَهُ أ َ ِشدهاء َعلَى ْال ُكفه‬


‫ار ُر َح َماء بَ ْينَ ُه ْم ت َ َرا ُه ْم‬ ِ ‫سو ُل ه‬
ُ ‫ُّم َح همدٌ هر‬
﴾ ٢٩ ‫َّللا َو ِرض َْوانا ً ﴿الفتح‬ ِ ‫ضَلً ِ ِّمنَ ه‬
ْ َ‫س هجدا ً يَ ْبتَغُونَ ف‬
ُ ً ‫ُر هكعا‬
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.(QS al-Fath 29).
5) Melanjutkan Misi Rasulullah.
Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia
ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan
mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan
kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari
Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada
larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu
Umar).

6) Menghormati Pewaris Rasul


Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan yang orang-orang yang
tidak suka padanya.Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para
pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai
Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.

ٌ ُ‫غف‬
﴾٢٨﴿ ‫ور‬ ٌ ‫ع ِز‬
َ ‫يز‬ ‫َّللاَ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْالعُلَ َماء ِإ هن ه‬
َ َ‫َّللا‬ ‫ِإنه َما يَ ْخشَى ه‬
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).
7) Menghidupkan Sunnah Rasul
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau
wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik
kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak
sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang
teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
 Akhlak kepada sesama Muslim
Berakhlak kepada sesama muslim dibagi menjadi 2 yaitu :
 Kepada yang masih hidup
1) Memberi salam apabila saling jumpa (QS Annisa:86)
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan)
dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.
2) Saling mendoakan apabila yang lain bersin
Hal ini tidak dimiliki oleh agama/ ajaran apapun hanya dalam din Islam. Hadits riwayat Abu
Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:“Jika salah seorang dari kalian
bersin, hendaklah ia mengucapkan ‘Alhamdulillah (Segala puji bagi ALLOH)’ dan
saudaranya atau orang yang bersamanya mengatakan kepadanya ‘Yarhamukallah (Semoga
ALLOH memberikan rahmat-Nya kepadamu)’. Jika salah seorang mengucapkan
‘Yarhamukallah’, maka orang yang bersin tersebut hendaklah menjawab ‘Yahdiikumullah
wayushlih baalakum (Semoga ALLOH SWT memberikanmu petunjuk dan memperbaiki
keadaanmu).”

3) Tawadhu. tidak sombong terhadap saudaranya


Seorang muslim tidak boleh sombong terhadap saudaranya, karena sombong adalah
pakaian kebesaran Allah. Sebaliknya seorang muslim harus tawadhu, rendah hati dan kasih
sayang sesama manusia apalagi sesama muslim.
‘janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. “(QS Lukman:18)
4) Lemah lembut dan kasih sayang
Lemah lembut dan kasih sayang adalah ciri umat Rasulullah, tercermin didalam surat Al
Fath ayat 29
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. (QS Al Fath:29)
5) Tidak mendiamkannya lebih dari 3 hari
Seorang muslim tidak boleh memendam dendam, apalagi mendiamkan saudaranya labih
dari 3 hari. Hindari kata2 “Tiada maaf bagi mu”, hendaknya seorang muslim saling
memaafkan.
6) Memberi nasihat apabila diminta
“Apabila salah seorang dimintai nasehat saudaranya maka berilah ia nasehat” Muttafaqun
Alaih.
Surat An Nahl:125, mengajarkan kita untuk menyeru dengan hikmah, dan mendebat dangan
cara yang baik.
“Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmah kebijaksanaan dan nasihat
pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan
cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang
yang sesat dari jalanNya, dan Dialah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang
mendapat hidayah petunjuk.” (Al-Nahl: 125)
7) Besemangat dalam tolong menolong dan beramar ma’ruf nahi mungkar
Tolong menolong tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit, tetapi dengan satu
kesatuan Akidah.
“..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa , dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. .” (QS.Al-Maidah:2)

8) Menutupi aib saudaranya


Aib disini adalah aib individual, bukan aib yang bersifat umum. Siapa saja yang
menutupi aib saudaranya di dunia maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat.
Suatu ketika seorang lelaki menemui Umar bin Khattab Radiallahu Anhu. Maksudnya
menyampaikan satu berita dengan harapan ia mendapat pujian dari Khalifah kedua ini.
Dihadapan Umar ia berkata: “Wahai Amirul Mukminin, saya melihat si Fulan dengan si
Fulanah berpelukan di balik pohon kurma.” Lalu bagaimana reaksi Umar? Lelaki ini malah
dijambak jubahnya oleh Umar. Beliau sambil mengacungkan cambuk kepadanya
serayaberkata: “Kenapa tidak kamu tutupi kesalahannya dan harapkan kesadaran serta
taubat mereka? Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam telah mengatakan,
‘Barangsiapa menutupi aib atau kesalahan saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya di
dunia maupun akhirat.” (Al Hadis).
9) Tidak su’udhon/ berburuk sangka
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. (QS Al Hujurat:12)
10) Berkata-kata yang baik dan saling memaafkan
Kata-kata yang baik adalah sedekah. Hendaknya apabila pembicaraan sudah tidak lagi
bernilai, maka lebih baik diam. Seorang muslim harus membuka lebar2 pintu maaf, Putusnya
silaturahim adalah salah satu sebab terbukanya pintu su’ul kothimah. (QS Al Maidah:13)
11) Menjenguk dan mendoakan apabila saudaranya sakit, menghadiri undangannya

Keluaraga
1. “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih
baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia”.(Q.S. Fushilat : 34)
2. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka”. (Q.S. Ali-
Imran: 159)
3. “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandung dengan susah payah , dan melahirkan dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukillah aku
untuk menikmati nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhoi; berikan
kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. Al-Ahqaf : 15)
4. “Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19)
5. “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibubapaknya”(QS. Al-
Ankabut 8)
6. Hendaknya memberikan nafkah kepada mereka, jika masih dibutuhkan. (QS. Al-Baqoroh
2:215).
Pribadi
1. “Makan dan minumlah kalian, dan janganlah kalian berlebihlebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (Qs Al-A’raf (7): 31)
2. “Dan janganlah kamu membunuh (merusak) dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah Maha
Penyayang terhadapmu.” (QS. Annisa/ 4 : 29)
3. “ Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu
kerjakan.” (QS. As-Sh of : 2-3)
4. “Dan sederhanalah dalam herjalanmu dan. lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai”. (QS: Luqman: 19).
5. Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS.
Al Baqarah:222)
6. Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh-nya
mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut
kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan
diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At Taubah:108)
7. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (QS. An Nahl:114)
8. Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling
baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-
mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A’raf:26)

ARA BERAKHLAK KEPADA RASULULLAH Adapun diantara akhlak kita kepada


rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman kepada rasul , ridho dalam beriman kepada
rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadist nabi saw; Aku ridho kepada
allah sebagai tuhan, islam sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul. Beriman
kepada nabi dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan
Tuhan kepada ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran
yang disampaikannya. Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW.
Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW Mengikuti
dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman.
Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah
SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi
dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah: َ‫ّللاُ َعلَ ْي ِهم ِ همن‬ ‫سو َل فَأ ُ ْولَـئِكَ َم َع الَّذِينَ أ َ ْنعَ َم ه‬ ُ ‫ّللاَ َوال َّر‬
‫َو َمن ي ُِطعِ ه‬
‫ش َه َداء‬ ُّ ‫الص ِدهيقِينَ َوال‬ ‫ِِ َ ِه‬ ‫و‬ َ‫هين‬ ‫ي‬‫ب‬َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ََ‫ين‬ ‫ح‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫و‬
ِِ َ َ ُ َ َ ِ ََ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫و‬ ََ‫ك‬ ‫ئ‬‫ـ‬ َ ‫ل‬‫و‬ُ ‫أ‬ ً َ
‫ا‬ ‫يق‬‫ف‬ ‫ر‬
ِ َ ﴿‫ألنسا‬ ٦٩﴾ Artinya: Dan barangsiapa yang
mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang
mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS
4:69). Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT
akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah
manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman: ‫ّللاُ َويَ ْغ ِف ْر‬ ‫ّللاَ فَات َّ ِبعُونِي يُحْ ِب ْب ُك ُم ه‬ ‫قُ ْل ِإن ُكنت ُ ْم ت ُ ِحبُّونَ ه‬
َ‫ور َر ِحيم‬ ُ
ٌ ‫ّللاُ َغف‬ ُ ُ ُ ُ َ
‫﴿ لك ْم ذنوبَك ْم َو ه‬۳۱‫ ﴾ اْلمران‬Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31) Oleh karena itu, dengan izin Allah
Swt, Rasulullah SAW diutus memang untuk ditaati, Allah SWT berfirman: َ‫سول‬ ُ ‫س ْلنَا ِمن َر‬ َ ‫َو َما أ َ ْر‬
َ‫ّل‬
َ ‫ع ِإ‬ ََ ‫طا‬ َ ُ‫ن ِلي‬َِ ‫ ألنسا﴿ ّللاَِ ِبإِ ْذ‬٦٤﴾ Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk
ditaati dengan izin Allah (QS 4:64). Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang
mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan
ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi
seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:
‫س ْلنَاكَ َعلَ ْي ِه َْم‬ َ ‫ّللاَ َو َمن ت ََولَّى فَ َما أَ ْر‬ ‫ع ه‬ َ ‫طا‬َ َ‫سو َل فَقَدْ أ‬ َّ ِ‫ ألنسا﴿ َح ِفيظَا ً َّم ْن ي ُِطع‬۸٠﴾ Artinya: Barangsiapa mentaati
ُ ‫الر‬
rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
Tunduk dan patuh kepada ajaran yang disampaikan Rasul. Allah berfirman: ‫ّللاَ َوأَ ِطيعُوا‬ َّ ‫قُ ْل أ َ ِطيعُوا‬
‫سو َل ﴿ألنور‬ ُ ‫الر‬َّ ٥٤﴾ Artinya: Katakanlah: "Ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul. (QS
an-Nur 54). 2. Mencintai dan memuliakan Rasulullah Keharusan yang harus kita tunjukkan
dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada
Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah
disebutkan dalam firman Allah ‫ِيرت ُ ُك ْم َوأَ ْم َوا ٌل‬ َ ‫قُ ْل ِإن َكانَ آ َبا ُؤ ُك ْم َوأ َ ْبنَآ ُؤ ُك ْم َو ِإ ْخ َوانُ ُك ْم َوأ َ ْز َوا ُج ُك ْم َو َعش‬
َّ
‫صوا َحتى‬ ْ ُ َّ‫سبِي ِل ِه فَت ََرب‬ َ ‫سو ِل ِه َو ِج َها ٍد فِي‬ ُ ‫ّللاِ َو َر‬‫ض ْو َن َها أ َ َحبَّ إِل ْيكم ِ همنَ ه‬
ُ َ َ ‫سا ِكنُ ت َْر‬ َ ‫سادَهَا َو َم‬ َ ‫ارة ٌ ت َْخش َْونَ َك‬ َ ‫ا ْقت ََر ْفت ُ ُموهَا َوتِ َج‬
َ ‫ّللاُ ِبأ َ ْم ِر ِه َو‬ ْ َ ‫﴿ ْالفَا ِس ِقينََ ْالقَ ْو ََم َي ْهدِي‬۲٤﴾ Artinya: Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak,
ُ‫ّللا‬ ‫ي ه‬ َ ِ‫ّلَ يَأت‬
saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih
kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik (QS 9:24). Mencintai ajaran yang di bawanya, Nabi Muhammad
SAW, bersabda: ‫اليؤمن أحدكم حتهى اكون أحبه اليه من نفسه ووا ِلده وولَده والنهاس أجمعين‬. Artinya: Tidak
beriman salah seorang diantaramu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya
sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya. (H.R. Bukhari Muslim). 3.
Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah Mengucapkan sholawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam
perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a,
istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi
ampunan dan rahmat kepada Nabi, Firman Allah SWT, Rasulullah SAW dalam sabdanya
menyatakan sebagai berikut: ‫ى‬ ‫ البخيل من ذكرت عنده فلم يص هل عل ه‬Artinya: Orang yang kikir ialah
orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia tidak bersholawat kepadaku. (H.R
Ahmad ). ‫ى صالة صلهى هللا عليه بها عشرا‬ ‫ من صلهى عل ه‬Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu
kali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad). ‫إن اولى النهاس بى‬ ‫ه‬
‫ي صالة‬ ‫ يوم القيامة اكثرهم عل ه‬Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari
kiamat, ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi). 4.
Mencontoh akhlak Rasulullah. Jika Rasulullah bersikap kasih saying keras dalam
memperthankan prinsip, dan seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman:
ً ‫ّللاِ َو ِرض َْوانَا‬
َّ َ‫ضالً ِ همن‬
ْ َ‫س َّجداً يَ ْبتَغُونَ ف‬
ُ ً ‫ار ُر َح َماء بَ ْينَ ُه ْم ت ََرا ُه ْم ُر َّكعا‬ِ َّ‫ّللاِ َوالَّذِينَ َمعَهُ أ َ ِشدَّاء َعلَى ْال ُكف‬
َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫الفتح﴿ ُّم َح َّمد ٌ َّر‬
۲٩ ﴾ Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.(QS al-Fath 29). 5.
Melanjutkan Misi Rasulullah. Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-
nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah
wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian,
menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu
yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini
ditegaskan oleh Rasul Saw: Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah
tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja,
maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan
Tirmidzi dari Ibnu Umar). Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita
termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw. 6.
Menghormati Pewaris Rasul Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan
cemoohan yang orang-orang yang tidak suka padanya.[7] Berakhlak baik kepada Rasul Saw
juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam
berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab
ilmu yang dimilikinya. ‫ّللاَ ِم ْن ِعبَا ِدَِه‬ َّ ‫ن ْالعُلَ َماء إِنَّ َما يَ ْخشَى‬ َََ َ‫﴿ َغفُورَ َع ِزيز‬۲۸﴾ Sesungguhnya yang takut
ََ ِ‫ّللا إ‬
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28). Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi
dinyatakan oleh Rasulullah Saw: Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi.
Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi
hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya
berarti telah mengambil mbagian yang besar (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Karena ulama
disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami
tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang
yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan
pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita
untuk menghormatinya. 7. Menghidupkan Sunnah Rasul Kepada umatnya, Rasulullah Saw
tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan
sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang
teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda: Aku
tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh
kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim). Selain itu, Rasul Saw juga
mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau
bersabda: Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan.
Oleh karena itu,. Kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para
penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu
kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan
setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan
Tirmidzi). Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat
penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw. [8] Cheap Offers:
http://bit.ly/gadgets_cheap

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Vous aimerez peut-être aussi