Vous êtes sur la page 1sur 73

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA NY.

T
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAYUNG
TAHUN 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Bambang Heriyanto
NIM : PO.71.20.5.17.007.RPL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Bambang Heriyanto

NIM : PO.71.20.5.17.007.RPL

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tugas akhir yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan tugas ini adalah

plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dengan

ketentuan yang berlaku.

Pangkalanbaru, 11 Juli 2018.

Yang membuat pernyataan,

Tanda Tangan,

Bambang Heriyanto

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Bambang Heriyanto

NIM : PO.71.20.5.17.007.RPL

Judul : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Ny. T Dengan


Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hipertensi di Puskesmas
Payung Tahun 2018

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 11 Juli 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Eny Erlinda W, Sp.Kep.MB Akhiat, SKM, M.Si

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini disusun oleh:

Nama : Bambang Heriyanto

NIM : PO.71.20.5.17.007.RPL

Judul : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Ny. T Dengan


Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hipertensi Di Puskesmas
Payung Tahun 2018

Telah diterima dan disahkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 13 Juli 2018

Tim Penguji

Nur Ekosaputro,S.kep Ketua (…………………..)

Eny Erlinda W, M.Kep.Sp.KMB Anggota (…………………..)

Akhiat,SKM., M.Si Anggota (…………………..)

iv
MOTTO

”Apabila Kamu Telah Selesai Dari Sesuatu Urusan, Kerjakanlah

Dengan Sungguh-Sungguh Urusan Yang Lain, Dan Hanya Kepada

Tuhanmulah Hendaknya Kamu Berharap (QS. Al - Insyirah )”

”Kesuksesan Akan Diraih Dengan Terus Belajar, Masalah Terasa

Ringan Dengan Bersabar Dan Berlapang Dada”

”Pendidikan Bukan Hanya Untuk Yang Muda Tapi Untuk Semua

Umur, Kesuksesan Tidak Akan Bertahan Lama Jika Dilalui

Dengan Jalan Pintas”

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat

dengan kasih sayang-Nya yang tiada tertandingi serta melimpahkan berkah,

rahmat, kesehatan, keselamatan dan segala kecerdasan.

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang terkasih

yang saya sayangi dan saya hormati dalam hidup saya.

Teruntuk bapak dan ibu tercinta, anugrah Allah yang paling tulus yang

diberikan kepada saya karena telah memiliki orang tua yang senantiasa

mendoakan dalam sujudnya kepada sang pencipta memberikan kebaikan dan

pengorbananya, semoga Allah SWT selalu merahmati dan memberkahi serta

selalu memberi kesehatan kepada bapak ibu amin.

Teruntuk istri dan anak-anak saya yang tercinta dan tersayang yang

selalu memberikan motivasi, semangat dan senyuman.

Teruntuk seluruh bapak ibu dosen RPL di poltekes pangkal pinang saya

ucapakan terimakasih atas ilmu, bimbingan, pembelajaran, motivasi, seluruh

kebaikan serta waktu yang diluangkan.

Teruntuk teman – teman seperjuangan dalam progaram RPL yang telah

memberikan dukungan, bantuan dan doanya.

Teruntuk semua yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membarikan dukungan dan doanya selama ini saya ucapkan terima kasih.

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bambang Heriyanto

NIM : PO.71.20.5.17.007.RPL

Tempat/Tanggal Lahir : Lampung,10 Agustus 1977

Alamat : Jalan Raya Panca Tunggal

Desa Panca Tunggal Rt 11 Rw 04

Kecamatan Pulau Besar

Kabupaten Bangka Selatan

Institusi : RPL POLTEKES PANGKALPINANG

Angkatan :1

Biografi : SDN 061 Lipat kain Tahun Lulus 1990

SMP Suka Damai Tahun Lulus 1993

SPK DEPKES Pekan Baru Tahun lulus 2000

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler

Hipertensi Pada Ny. T di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Tahun 2018”.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

penulis tidak akan sampai ke tahap ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada, Yth:

1. Bapak drg. Haririndra, MKM, Selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Pangkalpinag.

2. Ibu Erni Chaerani, MKM selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Pangkalpinag.

3. Ibu Eny Erlinda W.M.kep.Sp.KMB dan Bapak Akhiat, SKM., M.Si selaku

pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan

serta memberi dukungan kepada penulis selama proses penyusunan

Laporan Karya Tulis Akhir ini.

4. Teman-teman RPL jurusan keperawatan seperjuangan yang telah membantu

penulis guna menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini

Penulis dalam hal ini menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam isi maupun cara

penulisanya. Maka dengan ini penulis mengharapkan kritik saran yang sifatnya

membangun guna perbaikan di masa mendatang.

viii
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Pangkalanbaru, Juli 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................................... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................................... iii

Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv

Lembar Motto ................................................................................................. v

Persembahan ................................................................................................. vi

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ......................................................................................................... x

Daftar Gambar……………………………………………………………………… .xii

Daftar Lampiran .............................................................................................. xiii

Daftar Istilah………………………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar belakang ..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Hipertensi ............................................................................... 5

1. Definisi hipertensi ................................................................... 5

2. Anatomi Fisiologi.................................................................... 6

3. Etiologi ................................................................................... 7

4. Manifestasi klinis .................................................................... 9

5. Patofisiologi ........................................................................... 10

6. Komplikasi ............................................................................. 12

x
7. Pemeriksaan penunjang ........................................................ 13

8. Penata laksanaan ................................................................... 13

B. Asuhan Keperawatan pada Klien Hipertensi ..................................... 15

1. Pengkajian ............................................................................. 15

2. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 18

3. Intervensi Keperawtan .......................................................... 18

4. Implementasi Keperawatan ................................................... 20

5. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 21

BAB III TUNJAUAN KASUS………………………………………………………..22

A. Pengkajian……………………………………………………………..……22

B. Analisa Data Keperawatan……………………………………….……….35

C. Diagnosa Keperawatan…………………………………………..………..35

D. Intervensi Keperawatan…………………………………………….……..36

E. Implementasi Keperawatan……………………………….….……….…..37

F. Evaluasi Keperawatan………………………………………….……..…..42

BAB IV PEMBAHASAN…………………………………………..……….……….44

A. Pengkajian……………………………………………………….……..….44

B. Diagnosa Keperawatan………………………………………..…...….…44

C. Intervensi Keperawatan……………………………………….….…...…45

D. Imlementasi Keperawatan……………………………………..….…..…47

E. Evaluasi Keperawatan…………………………………………………...48

BAB. V PENUTUP……………………………………………………………...….49

A. Kesimpulan…………………………………………………………………49

B. Saran………………………………………………………………………..50

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….52

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Jantung ………………………………………………….. 6

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Izin Pengambilan Data

2. Lembar Bimbingan Proposal LTA

3. Surat balasan permohonan pengambilan data dari Dinas Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung

4. Surat izin pengambiilan data di Puskesmas Payung Kabupatan Bangka

Selatan

5. Suarat balasan permohonan pengambilan data dari Puskesmas Payung

xiii
DAFTAR ISTILAH

Diafraghma Pernapasan pada perut

Diastolik Adalah angka bawah pada tekanan darah

Eksudat Adalah cairan radang ekstravaskuler dengan berat


jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali
mengandung protein 2-4 mg % serta sel-sel darah
putuih yang melakukan emigrasi.

Hemoragi Adalah kondisi yang ditandai dengan keluarnya


darah dari dalam vaskula akibat dari kerusakan
dinding vaskula.

Mamae Adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas


otot dada.

Sistolik Adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi


otot jantung.

Vasokonstriksi Adalah penyempitan pembuluh darah,kondisi ini


akan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke
bagian tubuh.

WHO World Health Organization adalah salah satu badan


PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan
umum internasional dan bermarkas di jenewa,
Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada tanggal 7
April 1994.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140

mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg secara hilang timbul atau

menetap. Pada umumnya hipertensi diderita oleh usia diatas 40 tahun,

namun saat ini tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada kaum usia

muda dimana faktor penyebabnya gaya hidup diantaranya adalah konsumsi

lemak dan garam tinggi, kegemukan, merokok, minum minuman

mengandung alkohol, dan stress emusional .

World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2013

sedikitnya 972 juta kasus Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia

setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah

penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk

yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 % warga

dunia terkena hipertensi.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi

Bangka Belitung tahun 2016 penyakit hipertensi menduduki peringkat kedua

dari 10 penyakit terbanyak di provinsi Bangka Belitung yaitu sebanyak

63.584 Kasus, dan pada tahun 2017 sebesar 66,513 Kasus di provinsi

Bangka Belitung mengalami peningkatan jumlah penderita hipertensi dari

tahun 2016 - 2017 sebesar 2.929 kasus.

1
2

Dinas Kesehatan Bangka Selatan Pada tahun 2016 mendapatkan

penderita hipertensi sebanyak 1.334 kasus baru dan 1.247 kasus lama

dengan total 2.581 penderita hipertensi dalam pengukuran tekanan darah

penduduk > 18 tahun di Bangka selatan, Berdasarkan data puskesmas

Payung pada tahun 2016 penderita hipertensi sebanyak 295 kasus Laki-laki

dan 364 kasus Perempuan dengan total 659 kasus dan pada tahun 2017

sebanyak 217 kasus Laki-laki dan 642 kasus perempuan dengan total 856

kasus di puskesmas payung mengalami peningkatan jumlah penderita

hipertensi dari tahun 2016 – 2017 sebesar 197 kasus.

Hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik akan

menyebabkan komplikasi yang sangat luas bahkan dapat berakhir pada

kematian karena hipertensi datang tampa menimbulkan gejala apapun,

Komplikasi yang timbul pada penyakit hipertensi adalah : Penyakit jantung,

Gagal jantung, Stroke, Gagal ginjal, Kebutaan dan Kesulitan dalam

mengingat dan fokus.

Penderita hipertensi lebih beresiko terkana serangan jantung, gagal

jantung, stroke, penyakit ginjal, penyakit mata, kesulitan mengingat dan

fokus. Sulusi alternatif masalah penyakit hipertensi adalah : Cek tekanan

darah secara teratur, olahraga teratur, hindari makanan yang memicu

naiknya tekanan darah seperti kolesterol lemak, garam, kofein dan alkohol,

mengkonsumsi makanan pencegah atau penurun darah tinggi seperti

Mengkudu, blewah, mentimun dan masih banyak lainya.

Hipertensi sudah menjadi faktor resiko kardiovaskuler yang sangat

umum di kalangan masyarakat, hal tersebut di pengaruhi oleh faktor usia,


3

jenis kelamin, obesitas, keturunan, lingkungan, pekerjaan, komsumsi dan

gaya hidup yang tidak sehat. Beradasarkan pertimbangan hal tersebut

penulis tertarik untuk mengambil kasus hipertensi agar penulis dapat

melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi di wilayah kerja

puskesmas payung.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan masalah hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Payung.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian dengan masalah hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Payung.

b. Mampu menegakan diagnosa keperawatan dengan masalah hipertensi

di wilayah kerja Puskesmas Payung.

c. Mampu menyusun rencana keperawatan dengan masalah hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Payung.

d. Mampu mengimplementasi keperawatan dengan masalah hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Payung.

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan dengan masalah

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Payung.

f. Mampu melaksanakan dokumentasi keperawatan dengan masalah

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Payung.


4

C. Manfaat Penelitian

a. Penulis

Dapat diaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan

serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan keperwatan

dengan masalah hipertensi di wilayah kerja puskesmas Payung.

b. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapkan

asuhan keperawatan meliputi pengkajian, menetukan masalah

keperawatan, mampu mengintervensi dan mengimple mentasi serta

mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan Klien dengan masalah

hipertensi di wilayah kerja puskesmas Payung.

c. Bagi Institusi

Dapat memberikan sumbangan pikiran dan digunakan sebagai

referensi sehingga dapat meningkatkan keilmuan dalam bidang

keperawatan khususnya pada klien dengan hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi

berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi

yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurang aktifitas fisik, perilaku

merokok, pola makan dan gaya hidup yang salah sedangkan hipertensi

yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan

umur. Para ahli berpendapat definisi hipertensi sebagai berikut :

a. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg secara

kronis( Tanto Chris,2014).

b. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90

mmHg (Smeltzer 2009).

c. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali

pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa

factor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanan darah secara normal. (Wijaya & Putri,

2013).

d. Masriadi (2016), mengemukakan bahwa hipertensi sekunder

adalah merupakan hipertensi yang faktor penyebabnya dapat

5
6

diketahui, sering berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya

ginjal, jantung koroner dan diabetes, kelainan sistem saraf pusat.

e. Penyebab hipertensi primer adalah gangguan emosi, obesitas,

konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat– obatan, faktor

keturunan. Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadinya

komplikasi. Komplikasi yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak

diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan

menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang

mendapat suplai darah dari arteri tersebut. (Brunner & Suddart, 2015),

2. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi Jantung

2.1 Gambar Anatomi Jantung

Sumber: Syaifuddin, 2010

Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa kalau dilihat dari bentuk dan susunanya


7

sama dengan otot serat lintang, cara bekerjanya sama dengan otot polos

yang bekerja di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh saraf otonom).

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang .Bagian atasnya tumpul

dan disebut juga basis kordis. Bagaian bawah agak runcing disebut apeks

kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum

mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada,

di atas diafraghma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V

dan VI dua jari di bawah papila mamae. Ukuran jantung lebih kurang

sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

3. Etiologi

Hipertensi menurut tantochris (2014) dapat dibedakan menjadi 2

golongan yaitu :

a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) adalah hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya.

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit

lain.

Beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipetensi yang bisa

dikendalikan adalah : (sutono 2008).

a. Gaya hidup modern

Gaya hidup masa kini menyebabkan stres berkepanjangan

karena kerja keras yang penuh tekanan, kondisi seperti ini memicu

berbagi penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis dan hipertensi.

kurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol tinggi, minum


8

kopi, merokok semua prilaku tersebut merupakan pemicu naiknya

tekanan darah.

b. Pola makan tidak sehat

Kebiasaan menyantap makanan instan yang telah menggantikan

bahan makanan yang segar. Pada hal makanan instan cenderung

menggunakan zat pengawet seperti monosodium glutamate (MSG).

Jenis makanan yang mengandung zat tersebut apabila di konsumsi

secara terus menerus akan menyebabkan tekanan darah yang

berlebihan di dalam tubuh.

c. Obesitas

Berat badan yang berlabihan akan membuat aktifitas fisik manjadi

berkurang. akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa

darah. Obesitas dapat ditentukan dari indeks massa tubuh (IMT).

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas

18 tahun, IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu

hamil dan olahragawan (Supariasa 2012).

Cara menghitung IMT dengan rumus :

Berat Badan (Kg)


IMT =
Tinggi Badan

Beberapa Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yang tidak

bisa dikendalikan antara lain :


9

a. Ras : Suku kulit hitan lebih cenderung mengalami hipertensi

b. Genetik : Apabila salah satu orang tuanya hipertensi maka

keturunanya memiliki resiko 25 % terkena hipertensi, dan bila kedua

orang tuanya menderita hipertensi maka keturunanya 60 % menderita

hipertensi.

c. Usia : Semakain bertambah usia seseorang maka resiko hipertensi

semakin meningkat.

d. Jenis kelamin : Laki-laki cenderung lebih sering terkena hipertensi.

Penyebab hipertensi sekunder antara lain :

a. Ginjal (Glomerulosnefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut,Tumor)

b. Vaskular (Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli,

Kolestrol, Vaskulitis)

c. Kelainan endokrin (Deabetik Melitus, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme).

d. Saraf (Stroke,Ensepalitis)

e. Obat-obatan (Kontrasepsi oral, Kortikosteroid).

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis penyakit hipertensi Menurut Brunner & Suddarth ( 2016)

terdiri dari :

a. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan tidak ada kelainan abnormal

selain tekanan darah tinggi.

b. Perubahan pada retina disertai dengan hemoragi, eksudat,

penyempitan arteirol, dan bintik katun-wol dan papiledema dapat

terlihat pada kasus hipertensi.


10

c. Gejala biasanya mengidentifikasikan kerusakan vaskular yang

berhubungan dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh darah

yang tergangu.

d. Dampak yang paling sering terjadi adalah pada penyakit angina atau

infark miokardium.

e. Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi, berikutnya akan terjadi gagal ginjal.

Gejala hipertensi Menurut Hardi Soenarto(2009) sebagai berikut :

a. Sakit dibagian tengkuk atau kepala

b. Mual,muntah

c. Mudah lelah,letih

d. Gelisah, sesak napas

e. Sulit tidur

f. Keluar keringat berlebiahan

g. Gemetar

5. Patofisiologi

Sejumlah mekanisme fisiologi terlibat dalam pengaturan tekanan

darah normal, kemudian dapat berperan dalam terjadinya hipertensi

essensial. Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan releksasi pembuluh

darah terletak dipuasat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di

toraks dan abdomen. Rangsang pusat vasomotor dihantarkan dalam

bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,


11

yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan di lepaskanya noereepineprin mengakibatkan konstriksi

pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriksi. Meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstrektor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal. meyebabkan pelepasan

renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada

giliranya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

meyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini

cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Smeltzer,2009).

Guna pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan

struktural dan fingsional pada sistem pembuluh perifer bertanggungjawab

pada perubahan tekanan darah yang ter jadi pada usia lanjut. Pembuluh

darah tersebut meliputi aterosklerosis,hilangnya elatisitas jaringanikatdan

penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah,yang pada giliranya

menurunkan kemampuan distensi dan daya rangsang pembuluh darah.


12

Konsekuensinya,aorta dan arteri besar berkurang kemampuanya dalam

mengakomondasi volume adarah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup) mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan

tahan perefer. (Brunner & Suddarth, 2005 dalam Wijaya & Putri, 2013)

6. Komplikasi

Menurut Yahya dalam Wijaya & Putri (2013) apabila tidak diobati

dan di tanggulangi tekanan darah tinggi, maka dalam jangka waktu

panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai

organ yang mendapatkan suplai darah dari arteri. Organ-organ yang

dapat terkena komplikasi anatar lain :

a. Jantung

Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan

penyakit jantung koroner. Beban kerja jantung akan meningkat, otot

jantung akan mengendor dan berkurangnya elastisitas (dekompensasi).

Dimana jantung tidak mampu lagi memompa sehinga banyak cairan

tertahan diparu maupun jaringan lain yang menyebabkan sesak napas

atau oedema. Kondisi seperti ini yang disebut gagal jantung.

b. Otak

Apabila tidak segera diobati atau ditanggulangi dapat menimbulkan resiko

terkena stroke 7 kali lebih besar.

c. Ginjal

Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan

didalam ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-
13

zat yang tidak dibutuhkan oleh tuhuh yang mesuk melalui aliran darah dan

terjadi penumpukan di dalam tubuh.

d. Mata

Kompilikasi hipertensi pada mata dapat mengakibatkan retinopati

hipertensi dan dapat mengakibatkan kebutaan.

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pada pasien hipertensi menurut padila (2013) adalah

a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

b. Pemeriksaan retina

c. Pemeriksaan Laboratorium guna mengetahui kerusakan oragan (ginjal

dan jantung)

d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri

e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glokosa

f. Foto dada dan CT scan

8. Penata laksanaan

a. Terapi tanpa obat

1). Diet Hipertensi

Diet hipertensi adalah suatu cara untuk mengatasi hipertensi

tanpa efek samping yang serius, karena metode pengendalaianya

alami (Utami 2009). Diet yang dianjurkan untuk pasien hipertensi

adalah :

a). Mengurangi asupan garam dari 10 gram/hari menjadi 5

gram/hari atau 1 senduk teh.


14

b). Diet rendah kolesterol dan asam lemak jenuh

c). Penurunan berat badan

d). Membatasi alkohol dan berhenti merokok

e). Diet tinggi kalium dan tinggi serat

2). Latihan Fisik

Olahraga yang teratur dan terarah untuk penderita hipertensi

anatar lain Isotonis dan dinamis seperti joging, bersepeda, aerobik

dan lain - lain. Intensitas olahraga yang baik antara 60-80%

dari kapasitas atau 75-87% dari denyut nadi. Denyut nadi

maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220-umur. Lamanya

latihan berkisar antara 20-25 menit dalam zona latihan. Frekuensi

latihan sebaiknya 3 X dalam seminggu dan paling banyak 5 X

dalam seminggu.

3). Tehnik releksasi

Releksasi dalah teknik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita

untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi

rileks.

b. Terapi dengan obat

Obat merupakan senyawa yang di gunakan untuk mencegah,

mengobati, mendiagnosis penyakit (IONI 2000). yaitu :


15

1) Diuretik seperti : tiazid, furosemia, triamteren, anillorid. Hipertensi

ringan dimulai dari dosis yang amat rendah( 12,5 mg/hari).

Hipertensi sedang maksimum (25 mg/hari). Hipertensi berat (25-

50 mg tiap tengah hari).

2) Obat antiadrinergik : klonidin, trimetafan, reserpin, guantidin,

fentolamin, prapanol dan lain-lain. Hipertensi ringaan diberikan

dosisi permulaan 0,1 mh malam hari. Hipertensi sedang dengan

dosis 125 mg/hari. Hipertensi berat dengan dosis 250 mg dua kali

sehari.

3) Vasodilator : hidralazin, minaksidil, nitropusid. Penggunaan pada

penderita hipertensi dibatasi samapai 300 mg/hari.

4) Inhibilator enzim pengubah angiotisin : kaptoril, benezebril, ramipril,

enalapril dan lain-lain. Hipertensi ringan di beri dosis 2,5-10 mg

tiap tengah hari atau 2 X sehari. Hipertensi sedang diberi doasis

0,5 mg 2 X sehari. hipertensi berat diberi dosis 6.2 mg 2 X sehari.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERTENSI

a). Pengkajian

Pengumpulan data menurut Wijaya dan Putri (2013) pada penyakit

hipertensi adalah :

a. Data biografis terdiri dari : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,

alamat, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis,

penanggungjawab.
16

b. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama : pasien datang ke RS biasanya mengeluh sakit

kepala, sulit tidur, bagian tengkuk terasa berat.

2. Riwayat kesehatan sekarang : saat dilakukan pengkajian pasien

masih mengeluh kepala terasa sakit dan berat.

3. Riwayat kesehatan masa lalu : penyakit hipertensi ini adalah

penyakit yang menahun dan sudah lama di alami oleh pasien

4. Riwayat kesehatan keluarga : Biasanya penyakit hipertensi

merupakan penyakit keturunan.

c. Data dasar

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : Gaya hidup yang monoton, kelelahan, napas pendek

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnea.

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung

koroner, penyakit serebrovaskuler.

Tanda : TD naik, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna

kulit, suhu dingin.


17

3. Integritas/ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadien, ansietas, depresi,

euphoria, stress mutiple.

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah,otot muka tegang,

peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi

Gejala : Ganguan ginjal saat ini maupun masa lalu.

5. Makanan / cairan

Gejala : Makanan yang disukai mengandung tinggi lemak, garam

dan kolesterol.

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya eodema.

6. Neurosensori

Gejala : keluhan pusing / sakit kepala, gangguan penglihatan.

Tanda : Peruban orentasi, penurunan kekuatan genggaman.

7. Nyeri/ketidak nyamanan

Gejala : Nyeri hilang timbul, angina, sakit kepala, nyeri abdomen.

8. Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, batuk dengan

atau tanpa seputum, riwayat merokok.


18

Tanda : Adanya bunyi napas tambahan, penggunaan otot aksesoris

pernapasan.

9. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan.

Tanda : Hipotensi postural.

b). Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hipertensi

menurut NANDA Internasional (2015) adalah sebagai berikut :

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, ketidak

seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,

2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload,

Perubahan kontraktilitas, Perubahan volume sekuncup.

c). Intervensi Keperawatan

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) rencana keperawatan pada

pasien hipertensi adalah :

Diagnosa
NO NOC NIC
keperawatan

1. Intoleransi aktifitas 1. Energy 1. Bantu pasien


berhubungan Consevation mengidentifi
dengan keletiahan, 2. Activity tolerance kasi aktifitas
ketidak Kerteria Hasil : yang mampu di
seimbangan laku kan.
antara suplai dan a) Mampu berpindah
dengan atau tanpa
19

kebutuhan oksigen bantuan 2. Bantu pasien


b) Beraktifitas fisik mendapatkan alat
tanpa disertai bantuan aktivitas
peningkatan
seperti kursi roda.
tekanan darah
c) Tanda-tanda vital 3. Bantu pasien
normal untuk membuat
jadwal latihan di
waktu luang.
4. Bantu pasien
untuk mengem
bangkan diri dan
pengetahunan

2 Nyeri (sakit 1.PainLevel 1.Lakukan


kepala) pengkajian nyeri
berhubungan 2.Pain Control secara
dengan komperhensif,
3.Comfort Level
peningkatan lokasi,durasi,
tekanan vaskuler Kreteria hasil : frekuensi dan
serebral. kualitas.
a)Melaporkan bahwa
nyeri berkurang 2.Observasi reaksi
dengan nonverbal dari
menggunakan ketidak
manajemen nyeri. nyamanan.

b)Nyeri terkontrol. 3.Gunakan teknik


komonikasi
c)Menyatakan rasa terapeutik untuk
nyaman setelah rasa mengetahui
nyeri berkurang. pengalaman
nyeri pasien.

4.Ajarkan ten tang


teknik relaksasi.

3. Penurunan curah 1.Cardiac Pump 1.Monitor balan ce


jantung effectiveness. cairan
berhubungan
dengan perubahan 2.Circulation status 2.Monitor status
afterload, pernapasan yg
3.Vital sign status menanda kan
Perubahan
kontraktilitas, adanya gagal
Kreteria hasil :
Perubahan volume jantung
sekuncup. a)Dapat mentoleransi
3.Monitor ada nya
aktivitas dan tidak
peruba han
ada kelelahan
tekanan darah
20

b)Tidak ada edema 4.Atur periode


paru,perifer,dan latihan dan
asites istirahat untuk
menghindari
c)Tanda - tanda vital kelelahan
dalam batas nor mal
5.Anjurkan untuk
d)Tidak ada penuru menurunkan
stress.
nan kesadaran
6.Monitor akti vitas
pasien

d). Implementasi

Implementasi pada hipertensi mengacu pada interpensi yang telah

dibuat, secara garis besar implementasi yang dilakukan pada pasien

hipertensi seperti dibawah ini. Black(2014) :

1. Membantu klien mengenali nyeri dan mengontrol nyeri

2. Memonitor TTV

3. Memonitor aktivitas pasien

4. Membantu pasien mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan.

5. Membantu pasien mendapatkan alat bantuan aktifitas seperti kursi

roda.

6. Membantu pasien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang.

7. Membantu pasien dalam mengembangkan diri dalam pengetahuan.

8. Ajarkan tentang teknik relaksasi. Anjurkan menurunkan stress.

9. Kolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian obat anti

hipertensi
21

e). Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan aspek penting dalam proses

keperawatan mengenai pencapaian tujuan dan penilaian keberhasilan

keperawatan yang telah diberikan kepada klien dengan mengacu pada

tujuan dan kriteria hasil yang telah di tetapkan sebelumnya, Evaluasi yang

dilakukan pada klien hipertensi menurut Black (2014) adalah :

1. Klien mampu mengenali nyeri dan mengontrol nyeri

2. Beraktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah

3. Tanda-tanda vital dalam batas normal

4. Nyeri terkontrol.

5. Menyatakan rasa nyaman setelah rasa nyeri berkurang.

6. Dapat mentoleransi aktivitas dan tidak ada kelelahan

7. Tidak ada edema paru,perifer,dan asites

8. Tidak ada penurunan kesadaran


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Nama : Ny. T

Umur : 51 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Tani

Status Perkawinan : Kawin

Suku Bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat : Desa Jelutung II Kec. Simpang Rimba

No. RM : 18-15-03

Tanggal MRS : 29 Mei 2018

Tanggal pengkajian : 29 Mei 2018

Dx. Medis : hipertensi + Dyslipidemia

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. M

Umur : 58 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Suami

Alamat : Desa Jelutung II Kec. Simpang Rimba

22
23

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri di kepala, Berat di tengkuk

b. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang ke UGD pada tanggal 29 Mei 2018 dengan keluhan

nyeri di kepala dan berat di tengkuk, klien mengatakan nyeri sudah

berlangsung sejak 1 hari yang lalu. Pada saat pengkajian nyeri di kepala

dengan skala nyeri 7 ( 1-10) klien tampak meringis nyeri hilang timbul

nyeri belangsung + 2 menit. Klien mengatakan ada mual tetapi tidak

muntah, perut kembung klien tampak gelisah.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan mengetahui menderita hipertesi sejak umur 46

tahun, klien mengontrol tekanan darahnya bila terasa pusing di tempat

bidan , terakhir sebelum dibawa ke puskesmas tekanan darahnya

150/100 mmHg. Klien mengatakan bahwa ayah dari klien adalah

penderita hipertensi.

Riwayat Alergi : Klien tidak mempunyai alergi obat dan makanan

Obat - obatan yang pernah digunakan :

Obat-obatan (resep/obat Dosis


NO bebas) Dosis Terahir Frekuensi

1 Bodrex 500 mg 1000 mg 2X1

2 Promag 500 mg 1000 ng 2X1


24

d. Riwayat kesehatan keluarga

Genogram :

Keterangan :

: Meninggal

: Klien

: Perempuan

: Laki – Laki

: Tinggal serumah

Ny T berumur 51 tahun merupakan anak kedua dari tiga

bersaudara. Ny T mengatakan didalam keluarganya ada yang mempunyai

riwayat penyakit hipertensi yaitu ayahnya. Ny T mengatakan sudah lebih

kurang lima tahun menderita hipertensi. Ny T sudah menikah dan

mempunyai dua orang anak tetapi kedua anaknya sudah menikah dan

tinggal dirumah sendiri.


25

3. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan mengkonsumsi obat dari toko ( bodrex dan

promaag) terdahulu sebelum berobat ke fasilitas kesehatan

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan berobat ke Puskesmas jika sakit yang diderita

sudah tidak bisa disembuhkan dengan obat bodrex dan promaag.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

b. Pola Nutrisi dan Metabolisme

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan Pola makan 3x sehari jenis makanan nasi dengan

lauk yang bervariasi seperti sayuran, ikan dan kadang- kadang

daging, klien senang dengan makanan yang asin. Berat badan klien

sebelum sakit 60 kg

2) Keadaan saat sakit

Jenis makanan klien adalah lunak rendah garam dengan lauk ikan,

tahu, tempe dan sayuran. klien makan setengah porsi dari makanan

yang disajikan oleh puskesmas dan klien ada mengkonsumsi makan

dari luar seperti nasi tempe, sayuran dan lainya. Berat badan klien

saat sakit 60 kg
BB (kg) 60 kg 60 kg
Perhitungan IMT: = = = 24,03 kg/m2
TB X TB (m) 1,58 x 1,58 2,4964

Kualitas nutrisi : Resiko obesitas


26

Kategori Indek Massa Tubuh ( IMT)

< 18,0 = Berat badan Kurang

18,5-22,9 = Berat badan Normal

23,0-24,9 = Beresiko obesitas

25,0-29.9 = Obesitas 1

30, = Overweight

Masalah Keperawatan : Resiko obesitas

c. Pola Eliminasi dan status kebutuhan Cairan

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan sebelum sakit klien minum air putih + 1500 cc/hari

dan klien mengatakan BAK 3-4 kali/hari,warna urin putih,bau khas,

BAB 1 kali/hari pada pagi hari dengan konsistensi lunak warna kuning

dan bau khas.

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan pada saat sakit minum air putih + 1000 cc/hari

klien mengatakan pada saat sakit BAK 3-4 kali/hari dengan jumlah

urin + 1200 cc/hari warna urine kuning keputihan dan klien sudah 1

hari tidak BAB.

3) Status kebutuhan cairan

a. Input

Minum :+ 1.000 cc/24 jam

Infus : + 1500 cc/24 jam

Obat Injeksi : + 30 cc/24 jam +

Total : 2530 cc/ 24 jam


27

b. Output

Urine : 1200 cc/24 jam

IWL : 15xBB(kg)/24 jam

: 15 x 60

: 900 cc/24 jam +

Total : 2100 cc/24 jam

c) Balance cairan= Input cairan – Output Cairan

= Input cairan – (Urine + IWL)

= 2530 – 2100

= + 430 cc/24 jam

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

d. Pola Istirahat Tidur

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan sebelum sakit biasanya tidur + 8-9 jam/hari, tidak

ada gangguan tidur, tidur nyenyak, klien biasa tidur malam jam 20.30

WIB, bangun jam 05.00 WIB, klien tidur siang + 2 jam.

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan pada malam harinya klien sering terbangun dan

tidak bisa tidur karena nyeri kepala, ditambah juga klien merasa sakit

perut.

Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur

e. Pola Kognitif dan Persepsi

1) Keadaan sebelum sakit

Sebelum sakit klien mengatakan jarang berobat ke puskesmas, klien

akan berobat ke puskesmas bila penyakitnya sudah tidak dapat di


28

obati dengan mengkonsumsi obat yang di beli dari toko seperti

bodrek dan promaag.

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit hipertensi serta tanda

dan gejalanya.

Masalah Keperwatan : Difisiensi pengetahuan

f. Pola Persepsi dan Konsep Diri

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan selalu percaya diri dengan apa yang dimilikinya

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan sakitnya tidak mengganggu kepercayaan dirinya.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

g. Pola Peran Hubungan

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan hubungan dengan keluarga baik dan hubungan

dengan tetangga baik klien mampu berkomunikasi dengan baik.

2) Keadaan sakit

Klien mengatakan saat sakit hubungan dengan keluarga dan

tetangga baik, terbukti keluarga selalu menemaninya dan tetangga

ada yang menjenguk saat klien sakit.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

h. Pola Seksual dan Reproduksi

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan tidak memiliki kelainan di organ reproduksi dan

klien mempunyai dua orang anak


29

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan tidak memiliki kelainan di organ reproduksi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

i. Pola koping dan Toleransi Stres

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan sebelumnya tidak ada merasa khawatir dalam

menghadapi masalah, bila ada masalah dihadapi dengan kepala

dingin dan tenang

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan cara untuk mengatasi stres dengan istirahat dan

biasanya klien tidur.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

j. Pola Keyakinan dan Kepercayaan

1) Keadaan sebelum sakit

Klien mengatakan biasa berdoa dan sembayang di masjid

2) Keadaan saat sakit

Klien mengatakan tidak bisa sembayang di masjid tetapi klien berdoa

kepada allah agar lekas sembuh dari penyakitnya

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum lemah, Kesadaran composmentis, Nilai GCS : 15

Respon membuka (E) : 4 Respon motorik (M): 6 Repon verbal (V): 5

b. Tanda –Tanda Vital : Tekanan Darah : 160/100 mmHg. Pernapasan : 22

x/menit. Nadi : 90 x/menit. Suhu : 37,6 oC.

c. Antropometri : Tinggi Badan : 158 cm. Berat Badan : 60 Kg


30

d. Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak ada pernafasan

cuping hidung, retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada dada,

tidak ada benjolan pada dada, bunyi napas vesiculer, tidak ada

wheezing.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

e. Sistem kardiovaskuler

Sianosis tidak ditemukan pada akral bibir klien, tidak terdapat

peningakatan vena jugularis, tidak ada bunyi tambahan, tidak ada

oedema, tidak ada ascites, akral hangat, klien mengatakan pusing,

dadanya terasa panas TD : 160/100 mmhg N : 90 x/menit

Masalah keperawatan : Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak.

f. Sistem pengindraan

Bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat

ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak

ikterik, gerakan bola mata baik, tidak terdapat lesi atau oedema, tidak

dirasakan nyeri tekan. Pendengaran bentuk dan letak simetris, tidak ada

serumen, klien tidak buta dan tuli

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

g. Sistem persarafan

Kesadaran compos mentis dengan nilai GCS : 15 Respon

membuka (E) : 4 Respon motorik (M): 6 Repon verbal (V): 5

N1 (olfaktorius) : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih.

N2 (optikus) : lapang pandang klien agak berkurang

berhubungan dengan penuaan.


31

N3 (okulomotorius) : normal (bila terkena cahaya miosis dan

midriasis bila tidak terkena cahaya)

N4 (trakelis) : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.

N5 (trigeminus) : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+),

rahang dapat mengatup secara simetris

N6 (abdusen) : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri

dan ke kanan.

N7 (fasialis) : klien dapat menggerakan muka.

N8 (cochlealis) : pendengaran baik.

N9 (glosopharingeus) : ada reflek menelan.

N10 (vagus) : kemampuan menelan baik.

N11 (accesorius) : kedua bahu masih mampu mengatasi

tahanan dengan cukup baik.

N12 (hipoglosus) : pergerakan lidah normal.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

h. Sistem musculoskeletal

Gerakan sendi bebas, tidak ada benjolan atau pembengkakan, kekuatan

otot baik, klien mampu melawan tahanan yang diberikan pemeriksa

tidak ada kaku sendi dan mati sendi, tidak ada nyeri tekan .

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

i. Sistem integument

Turgor kulit klien baik, elastis, tidak ada lesi, warna kulit sawo

matang, tidak ada masa, tampilan umum kulit bersih, kulit kepala bersih,

distribusi rambut merata.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


32

j. Sistem Endokrin

Klien tidak ada kelainan di kelenjer tiroid, klien tidak mengalami polydipsi

dan polyphagi

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

k. Perkemihan

Eliminasi urine tidak sering, Frekuensi 2 x/ hari warna dan bau

normal tidak terpasang kateter. tidak ada nyeri pada daerah supra pubis,

blas tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

l. sistem Reproduksi

Klien berjenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan

bawaan,tidak ada gatal-gatal pada alat kelamin, tidak ada pus dan tidak

ada nyeri pada genetelia klin.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

m. Sistem pencernaan

Bentuk mulut simetris, jumlah gigi tidak lengkap, mukosa bibir

kering, reflek menelan ada, auskultasi pada bising usus 8 x/menit, tidak

terdapat nyeri tekan, napsu makan menurun, BAB 1x/hari tidak teratur,

konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

n. Sistem Imun dan Hematologi

Klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap cuaca, debu, dan

penyakit yang berhubungan dengan kelainan darah.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


33

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Pada hari selasa tanggal 29 mei 2018 dilakukan pemeriksaan

cholesterol dengan hasil 239 mg/dl. ( 150-200 mg/dl )

b. Terapi

Infus RL 20 tts/m

Inj. Ranitidine 2 x ½ ampl

Captropril 25 mg 3×1

Pct 500 mg 3×1

Dimenhydramin 3×1

Domperidone 3×1

6. Penatalaksanan

a. Tindakan Kolaborasi Medis

1) Pemasangan Infus RL gtt : 20 tetes/menit

2) Pemberian obat oral dan injeksi

b.Penatalaksanaan Pengobatan

No Tanggal waktu Jenis obat Rute Dosis Indikasi


pemberian
1 29-5-2018 08.30 Hipertensi
20.30 Captropril 25
Oral 3x25mg
24.30 mg
WIB
08.30 Menguran
20.30 gi rasa
Paracetamol Oral 3x500 mg
24.30 nyeri
WIB
08.30 Mual
20.30 muntah
Domperidon Oral 3x10 mg
24.30 dan sakit
WIB perut
08.30 Antihista
20.30 Dimenhydra min
oral 3x5 mg
24.30 min
WIB
34

No Tanggal waktu Jenis obat Rute Dosis Indikasi


pemberian

08.30 Ranitidine Intravena Peningkatan


2x ½ ampl
20.30 asam
WIB lambung
2 30-5-20 08.30
18 sam 20.30 Captropril
Oral 3x25 mg Hipertensi
pai de 24.30 25 mg
ngan WIB
3 31-5- 08.30
2018 20.30 Mengurangi
Paracetamol Oral 3x500 mg
24.30 rasa nyeri
WIB
08.30
Mual muntah
20.30
Domperidon Oral 3x10 mg dan sakit
24.30
perut
WIB
08.30
20.30 Dimenhyda
oral 3x5 mg antihistamin
24.30 min
WIB
08.30 Peningkatan
20.30 asam lam
Ranitidine Intravena 2x ½ ampl
WIB bung dan
maag
35

B. Analisa Data Keperawatan

Nama : Ny T No RM : 18-15-03

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: hipertensi + Dyslipidemia

1. Analisa data

No. Data fokus Etiologi masalah

1. DS:- klien mengatakan nyeri Hipertensi + Dyslipidemia Resiko


di kepala yang sangat ketidak
hebat efektifan
DO:- Klien tampak meringis perfusi
menahan nyeri di kepala jaringan otak
dengan skala nyeri 7 (1-
10)
- klien tampak gelisah
-TD: 160/100 mmHg N :
90 x/m. R : 22 x/m S :
0
37,6 c
-Kolesterol 239 mg/dl

2. DS:- klien mengatakan tidak Insomnia Gangguan


bisa tidur semalaman pola tidur
dan sakit kepala
DO:- Klien jarang tidur siang
-
Kualitas tidur malam
hari jam 02.00-05.00 wib
-
mata klien tampak ce-
kung
-
TD : 160/100 mmhg, N :
90 x/menit R : 22 x/menit

3.. DS:- klien mengatakan tidak Kurang sumber informasi Defisiensi


tahu tentang penyakit pengetahuan
hipertensi tanda dan
gejalanya
DO:– Klie tampak bingung
ketika ditanya penya
kitnya
– Klien tampak tidak bisa
menjawab pertanyaan
perawat tentang penya
kit hipertensi

C. Diagnosa keperawatan

1. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi


36

D. Intervensi Keperawatan

Nama : Ny T No RM : 18-15-03

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: hipertensi + Dyslipidemia

2. Intervensi Keperawatan

No. Dx NOC NIC

1. Resiko ketidak Setelah dilakukan tindakan - Monitor TTV


efektifan perfusi keperawatan diharapakan - Sesuaikan tinggi ke-
jaringan otak kecukupan aliran darah pala tempat tidur
melalui pembuluh darah untuk mengoptimal-
otak untuk mempertahan kan perfusi cerebral.
kan fungsi otak terpanuhi - Anjurkan untuk mem-
dengan kriteria hasil : batasi gerakan pada
-Tekanan darah sistolik dan kepala, leher dan
diastolik dalam rentang punggung
normal - Pantau adanya pares
- Sakit kapala terkontrol tase; mati rasa dan
- Tidak ada tanda – tanda kesemutan
peningkatan tekanan - Kolaborasi dalam
intrakranial pemberian obat pe-
nurun tekanan da-
rah dan analgesic

2. Insomnia berhu- Setelah dilakukan tindakan - Lakukan pengkajian


bungan dengan ke keperawatan diharapkan nyeri komperhensif
tidaknyamanan fi periode alami meng yang meliputi loksi,
sik istirahatkan kesadaran da karakteristik, duradi,
lam memulihkan tubuh frekuensi, kualitas
dengan kriteria hasil : intensitas dan
- Perasaan segar setelah pencetus.
tidur - Ajarkan penggu-
- Mudah bangun pada saat naan teknik non
yang tepat farmakologi seperti
releksasi dan pijatan
- Observasi TTV
- Ciptakan lingkungan
yang tenang dengan
membatasi pengun
jung dan lamanya
tinggal
- Kolaborasi dalam
pemberian obat

3. Defisiensi Setelah diberikan tindakan - Kaji tingkat penge-


pengetahuan keperawatan diharapkan tahuan klien terkait
berhubungan tingkat pemahaman yang dengan proeses pe-
dengan di sampaikan tentang nyakit hipertensi
kurangnya tekanan darah tinggi,
sumber informasi pengobatan dan
pencegahan kom
37

pilkasinaya dengan - Berikan informasi


Kriteria hasil: mengenai
– mengetahui kisaran pemeriksaan
normal untuk tekanan dignostik yang
darah sistolik dan tersedia sesuai
diastolik kebutuhan
- Mengetahui target - Berikan pendidikan
tekanan darah kesehatan tentang
- Mengetahui kom- penyakit hipertensi
plikasi potensial
hipertensi
- Mengetahui stra-
tegi mengelola
stres

E. Implementasi Keperawatan

Nama : Ny T No RM : 18-15-03

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: hipertensi + Dyslipidemia

Tabel 3 Implementasi Keperawatan

Hari/tgl/
No Tindakan Respon Diagnosa Paraf
jam
1. Selasa, 1.Mengkaji TTV 1. Tanda-tanda Resiko ketidak
29-05- vital TD: 160/90 efektifan perfusi
2018 mmhg, N: 90 jaringan otak
08.00 x/m, R: 22 x/m,
o
WIB S: 37,6 c.

08.10 2.Menyesuaikan 2. Klien nyaman -


WIB tinggi kepala setelah posisi
tempat tidur kepala tempat
untuk mengopti tidur di sesuai-
malkan perfusi kan
cerebral.

08.30 3.Memberikan 3.Inj. Ranitidin


WIB injeksi Raniti melalui intravena
dine 50 mg

08.30 4.Memberikan 4.Klien mau mi-


WIB obat oral sesuai num obat se- suai
jadwal pembe - terapi dok- ter
rian

10.30 5.Memantau 5.Klien


WIB adanya mengatakan tidak
parestase; Mati ada merasakan
rasa dan kese- kesemutan dan
38

mutan mati rasa

13.30 6.Menganjurkan 6.Klien kooperatif


WIB klien untuk dan melakukan
membatasi ge- apa yang di
rakan pada ke- sarankan oleh
pala , leher dan perawat
punggung

08.00 1.Melakukan pe- 1. nyeri di kepala Insomnia berhu-


WIB ngkajian nyeri dengan skala 7 bungan dengan
komperhensif, (1-10) nyeri hi - ketidaknyamanan
yang meliputi lang tumbul ber- fisik
loksi, karakteris langsung+2 me-
tik, durasi, kuali nit
tas, intensitas
dan pencetus

15.30 2.Mengajarkan 2. Klien dan ke-


WIB pengunaan tek- luarga koope-
nik non farma- ratif dan mau
kologi seperti melaksanakan
releksasi dan yang diajar kan
pijatan oleh perawat

20.00 3.Menciptakan 3. Keluarga klien


WIB lingkungan ya- kooperatif dan
ng tenang de- mau melaksa
ngan mem- nakan apa
batasi pengun- yang di saran
jung dan lama- kan perawat
nya tinggal

09.00 1.Mengkaji ting- 1. Klien menjawab Defisiensi pe -


WIB kat penge- dengan jujur ngetahuan berhu-
tahuan klien seluruh per- bungan deng -
terkait dengan tanyaan perawat an kurangnya
proeses pe- sumber informasi
nyakit hiper-
tensi

09.00 2.Memberikan in 2.Klien kooperatif


WIB formasi me- dan mengerti
ngenai peme- tentang pemerik-
riksaan diag- saan diagnostik
nostik yang yang dibutuhkan
tersedia se-
suai kebu-
tuhan
39

09.30 3.Memberikan 3.Klien dan ke-


WIB pendidikan ke- luarga kooperatif
sehatan tenta- dan menerima
ng penyakit hi- penjelasan yang
pertensi disampaikan oleh
perawat

2 Rabu, 1.Memonitor TTV 1. Tanda - tanda Resiko ketidak


30-05- vital TD:140/80 efektifan perfusi
2018 mmhg, N: 80 jaringan otak
08.00 x/m, R : 20
o
WIB x/m, S : 36,6 c.

08.10 2.Menyesuaikan 2. Klien nyaman -


WIB tinggi kepala setelah posisi
tempat tidur kepala tempat
untuk mengopti tidur di sesuai-
malkan perfusi kan
cerebral.

08.30 3.Memberikan 3.Inj. Ranitidin


WIB injeksi Raniti melalui intravena
dine 50 mg

08.30 4.Memberikan 4.Klien mau mi-


WIB obat oral sesuai num obat se- suai
jadwal pembe - terapi dok- ter
rian

10.30 5.Memantau ada- 5.Klien


WIB nya parestase; mengatakan tidak
Mati rasa dan ada merasakan
kesemutan kesemutan dan
mati rasa

13.30 6.Menganjurkan 6.Klien kooperatif


WIB klien untuk dan melakukan
membatasi ge- apa yang di
rakan pada ke- sarankan oleh
pala , leher dan perawat
punggung

08.00 1.Melakukan pe- 1. nyeri di kepala Insomnia berhu


WIB ngkajian nyeri dengan skala 6 bungan dengan
komperhensif, (1-10) nyeri ketidaknyamanan
yang meliputi hilang tumbul fisik
loksi, karakteris berlangsung+2
tik, durasi, kuali menit
tas, intensitas
dan pencetus

15.30 2.Mengajarkan 2. Klien dan ke-


WIB kembali pengu- luarga koope-
naan teknik non ratif dan mau
farmakologi se- melaksanakan
40

perti releksasi yang diajarkan


dan pijatan oleh perawat

3.Menciptakan 3.Keluarga klien


20.00 lingkungan ya- kooperatif dan
WIB ng tenang de- mau melaksa
ngan mem- nakan apa yang
batasi pengun- di saran kan
jung dan lama- perawat
nya tinggal

4.Memonitor 4.Tanda - Tanda


20.10 tanda – tanda vital TD: 140/90
WIB vital mmhg,N:80 x/m
o
R:20x/m,S:36,8 c

09.00 - Mengulang -.Klien dan kelu - Defisiensi pe -


WIB kembali pen - arga kooperatif ngetahuan berhu-
didikan kese- dan sedikit meng- bungan deng -
hatan yang erti tentang materi an kurangnya
telah diberikan yang telah di sam sumber informasi
tentang pe paikan
nyakit hiper -
tensi

3 Kamis, 1.Memonitor TTV 1. Tanda-tanda Resiko ketidak


31-05- vital TD: 130/80 efektifan perfusi
2018 mmhg, N: 80 jaringan otak
08.00 x/m,
WIB R: 20 x/m,
o
S: 36,6 c.
08.10 2.Menyesuaikan 2. Klien nyaman -
WIB tinggi kepala setelah posisi
tempat tidur kepala tempat
untuk mengopti tidur di sesuai-
malkan perfusi kan
cerebral.

08.30 3.Memberikan 3.Inj. Ranitidin


WIB injeksi Raniti melalui intravena
dine 50 mg

08.30 4.Memberikan 4.Klien mau mi-


WIB obat oral sesuai num obat sesuai
jadwal pembe - terapi dokter
rian

10.30 5.Memantau ada- 5.Klien


WIB nya parestase; mengatakan tidak
Mati rasa dan ada merasakan
kesemutan kesemutan dan
mati rasa
41

13.30 6.Menganjurkan 6.Klien kooperatif


WIB klien untuk dan melakukan
membatasi ge- apa yang di
rakan pada ke- sarankan oleh
pala , leher dan perawat
punggung

08.00 1.Melakukan pe- 1. nyeri di kepala Insomnia berhu


WIB ngkajian nyeri dengan skala 4 bungan dengan
komperhensif, (1-10) nyeri ketidaknyamanan
yang meliputi hilang tumbul fisik
loksi, karakteris berlangsung+2
tik, durasi, kuali menit
tas, intensitas
dan pencetus

15.30 2.Mengajarkan 2. Klien dan ke-


WIB kembali pengu- luarga koope-
naan teknik non ratif dan mau
farmakologi se- melaksanakan
perti releksasi yang diajar kan
dan pijatan oleh pera- wat

20.00 3.Menciptakan 3.Keluarga klien


WIB lingkungan ya- kooperatif dan
ng tenang de- mau melaksa
ngan mem- nakan apa yang
batasi pengun- di saran kan
jung dan lama- perawat
nya tinggal

20.10 4.Memonitor 4.Tanda - Tanda


WIB tanda – tanda vital TD: 140/90
vital mmhg,N:80 x/m
o
R:20x/m,S:36,8 c

09.00 Mengulang kem- -.Klien dan ke- Defisiensi pe -


WIB bali pendidikan luarga kooperatif ngetahuan berhu-
kesehatan yang dan sudah meng- bungan deng -
telah diberikan erti tentang materi an kurangnya
tentang penya- yang telah di sam sumber informasi
kit hipertensi paikan
42

F. Evaluasi Keperawatan

Nama : Ny T No RM : 18-15-03

Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medis: hipertensi + Dyslipidemia

Tabel 4 evaluasi Keperawatan

Hari/tgl/
No. Dx Evaluasi Paraf
jam

1 selasa, Resiko ketidak S : klien mengatakan nyeri dikepala


29-5-2018 efektifan perfusi dengan skala nyeri 7 (1-10)
24.30 WIB jaringan otak nyeri hilang timbul nyeri
berlangsung + 2 menit
O : TD: 150/90 mmHg, Klien tampak
meringis, Klien sering merubah
posisi
A : Resiko belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

13.30 WIB Insomnia berhu S : klien mengatakan nyeri


bungan dengan dikepala skala nyeri 7 (1-10)
ketidaknyamanan O : Klien tampak gelisahTanda
fisik Vital. TD: 150/90 mmHgR : 20
x/menit, N : 90 x/menit.
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

09.30 WIB Defisiensi S : klien mengatakan sedikit meng


pengetahuan erti tentang penjalasan yang
berhubungan telah diberikan
dengan O : Klien dapat menjelaskan se-
kurangnya bagian tentang pengertian,
sumber informasi penyebab, akibat, tanda gejala
cara pencegahan dan
pengobatan tradisional
hipertensi, Klien dapat
menjawab pertanyaan dari
perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkankan

2 Rabu, 30- Resiko ketidak S : klien mengatakan nyeri dikepala


5-2018 efektifan perfusi dengan skala nyeri 6 (1-10)
24.30 WIB jaringan otak nyeri hilang timbul nyeri
berlangsung + 2 menit
O : TD: 140/90 mmHg, Klien tampak
meringis, Klien sering merubah
posisi
A : Resiko belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
43

13.30 WIB Insomnia berhu S : klien mengatakan nyeri dike -


bungan dengan pala skala nyeri 6 (1-10)
ketidaknyamanan O : Klien tampak gelisah Tanda Vi-
fisik tal. TD: 140/90 mmHgR : 20
x/menit, N : 90 x/menit.
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

09.30 WIB Defisiensi S : klien mengatakan sedikit meng


pengetahuan erti tentang penjalasan yang
berhubungan telah diberikan
dengan O : Klien dapat menjelaskan se-
kurangnya bagian tentang pengertian,
sumber informasi penyebab, akibat, tanda gejala
cara pencegahan dan
pengobatan tradisional
hipertensi, Klien dapat
menjawab pertanyaan dari
perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkankan

3 Kamis, Resiko ketidak S : klien mengatakan nyeri dikepala


31-5 – efektifan perfusi berkurang dengan skala nyeri
2018 jaringan otak 3 (1-10)
09.00 WIB O : TD: 130/80 mmHg, Klien tampak
Rileks,
A : Resiko ketidak efektifan jaringan
otak tidak terjadi
P : intervensi dihentikankan

09.00 WIB Insomnia berhubu S : klien mengatakan nyeri dikepala


ngan dengan berkurang skala nyeri 3 (1-10)
ketidaknyamanan O : Klien rileks Vital. TD: 140/80
fisik mmHg R : 20 x/menit, N : 80
x/menit.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

09.00 WIB Defisiensi S : klien mengatakan sudah meng


pengetahuan erti tentang penjalasan yang
berhubungan telah diberikan
dengan O : Klien dapat menjelaskan ten-
kurangnya tang pengertian, penyebab,
sumber informasi akibat, tanda gejala cara
pencegahan dan pengobatan
hipertensi, Klien dapat
menjawab pertanyaan dari
perawat
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. T didapatkan adanya nyeri di

kepala dengan sekala nyeri 7 (1-10), Klien tampak meringis nyeri hilang

timbul nyeri berlangsung + 2 menit, Pada saat pemeriksaan fisik

didapatkan tekanan darah klien 160/100 mmHg, pada riwayat kesehatan

keluarga, orang tua Ny. T memiliki riwayat hipertensi. Hal ini dipengaruhi

oleh perubahan structural dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer yang menyebabkan hilangnya elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada

gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya berkurangnya kemampuan aorta dan arteri besar

dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan

tahanan perifer dengan tanda dan gejala nyeri di kepala dan perut dengan

skala nyeri 7 (1-10) dan tekanan darah klien 160/100 mmHg (Brunner &

Suddarth 2002 dalam Padila, 2013). Jadi antara pengkajian teoritis

menurut Wijaya (2013) dengan data yang didapatkan dari pasien sama.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah penulis melakukan pengkajian Ny. T, penulis menemukan 3

diagnosa keperawatan penyakit hipertensi adalah sebagai berikut:

1. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak berhubungan adapun data

subjektif yang didapat adalah klien mengatakan nyeri di kepala dengan

skala nyeri 7 (1-10), nyeri hilang timbul nyeri berlangsung + 2 menit,

44
45

Pada data objektif yang didapat adalah klien tampak meringis, klien

sering merubah posisi, TD: 160/100 mmHg

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik adapun data

subjektif yang didapat adalah klien mengatakan tidak bisa tidur

semalaman karena merasakan sakit kepala Pada data objektif yang di

dapat adalah, TD : 160/100 mmHg. Klien tampak gelisah

3. Definisi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi,

adapun data subjektif yang didapat adalah klien mengatakan tidak tahu

apa itu hipertensi. Pada data objektif yang didapat klien tampak bingung

ketika ditanya penyakitnya dan klien tampak tidak bisa menjawab

pertanyaan perawat.

C. Intervensi Keperawatan

1. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak

Tujuan keperawatan pada Ny T adalah diharapkan Setelah dilakukan

tindakan keperawatan diharapakan kecukupan aliran darah melalui

pembuluh darah otak untuk mempertahankan fungsi otak terpanuhi

dengan kriteria hasil : Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam rentang

normal, sakit kapala terkontrol, tidak ada tanda – tanda peningkatan

tekanan intrakranial

Intervensi:

- Monitor TTV

- Sesuaikan tinggi kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi

cerebral.

- Anjurkan untuk membatasi gerakan pada kepala, leher dan punggung

- Pantau adanya parestase; mati rasa dan kesemutan

- Kolaborasi dalam pemberian obat penurun tekanan darah dan analgesic


46

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

Tujuan keperawatan pada Ny T adalah diharapkan periode alami meng

istirahatkan kesadaran dalam memulihkan tubuh dengan kriteria hasil :

Perasaan segar setelah tidur, mudah bangun pada saat yang tepat,

Nyeri tidak ada

Intervensi :

- Lakukan pengkajian nyeri komperhensif yang meliputi loksi,

karakteristik, duradi, frekuensi, kualitas intensitas dan pencetus.

- Ajarkan penggu- naan teknik non farmakologi seperti releksasi dan

pijatan

- Observasi TTV

- Ciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi pengunjung dan

lamanya tinggal

- Kolaborasi dalam pemberian obat

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi.

Tujuan : keperawatan pada Ny T adalah diharapkan tingkat pemahaman

yang di sampaikan tentang tekanan darah tinggi, pengobatan dan

pencegahan kompilkasinya dengan Kriteria hasil: mengetahui kisaran

normal untuk tekanan darah sistolik dan diastolik, mengetahui target

tekanan darah, mengetahui komplikasi potensial hipertensi, mengetahui

strategi mengelola stres, mengetahui strategi untuk membatasi intek

sodium

Intervensi:

- Kaji tingkat penge- tahuan klien terkait dengan proeses pe- nyakit
hipertensi
47

- Berikan informasi mengenai pemeriksaan dignostik yang tersedia

sesuai kebutuhan

- Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan pada Ny T dilaksanakan pada tanggal 29

Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2018. Implementasi keperawatan

dilakukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan adalah sebagai

berikut :

1. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak

Tindakan keperawatan adalah:

a. .Memonitor TTV

b. .Menyesuaikan tinggi kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan

perfusi cerebral.

c. Memberikan injeksi Ranitidine 50 mg

d. Memberikan obat oral sesuai jadwal pemberian

e. Memantau adanya parestase; Mati rasa dan kesemutan

f. Menganjurkan klien untuk membatasi gerakan pada kepala , leher

dan punggung

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:

a. Melakukan pengkajian nyeri komperhensif, yang meliputi loksi,

karakteris tik, durasi, kuali tas, intensitas dan pencetus

b. Mengajarkan kembali pengu- naan teknik non farmakologi seperti

releksasi dan pijatan

c. Menciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi pengunjung

dan lamanya tinggal


48

d. Memonitor tanda – tanda vital

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:

1. Mengkaji ting- kat penge- tahuan klien terkait dengan proeses pe-

nyakit hipertensi

2. Memberikan informasi mengenai pemeriksaan diagnostik yang

tersedia sesuai kebutuhan

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi pada Ny T adalah sebagai berikut :

1. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak :

klien mengatakan nyeri dikepala berkurang dengan skala nyeri 3 (1-

10) TD: 130/80 mmHg, Nadi : 80x/menit RR : 20 x/menit Klien tampak

Rileks, Resiko ketidak efektifan jaringan otak tidak terjadi intervensi

dihentikankan

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

klien mengatakan nyeri dikepala berkurang skala nyeri 3 (1-10)

klien rileks Vital TD : 140/80 mmHg R : 20 x/menit, N : 80 x/menit.

masalah teratasi intervensi dihentikan

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi

klien mengatakan mengerti tentang penjalasan yang telah diberikan,

klien dapat menjelaskan tentang pengertian, penyebab, akibat, tanda

gejala cara pencegahan dan pengobatan hipertensi, Klien dapat

menjawab pertanyaan dari perawat

masalah teratasi Intervensi dihentikan


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. T meliputi identitas,

riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan sekarang, riwayat

kesehatan keluarga, pola fungsi kesehatan, pemeriksaan fisik.

Adapun hasil yang ditemukan pada klien, antara lain: klien

mengatakan nyeri di kepala dan perut dengan skala nyeri 7 (1-10) klien

tampak meringis nyeri hilang timbul nyeri berlangsung + 2 menit, nyeri

Klien tampak sering merubah posisi, tanda-tanda vital klien TD: 160/100

mmHg, N: 90 x/menit, RR: 20 x/menit, dan S: 37OC.

Klien mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi dan klien tampak

bingung ketika ditanya penyakitnya.

Berat badan klien 60 kg dengan IMT 24,03 kg/m2 memiliki resiko

obesitas, TD: 160/100 mmHg,

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. T terdapat

tiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan yaitu resiko ketidak

efektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan hepertensi;

Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik; defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang telah dilaksanakan pada Ny. T

sesuai dengan intervensi keperawatan yang terdapat pada teori. Ada

49
50

kesenjangan antara teori dan kasus, semua intervensi keperawatan

teoritis bisa diterapkan terhadap klien.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada Ny. T

dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah disusun.

Semua intervensi keperawatan dapat diimplementasikan terhadap klien,

tidak ada kesulitan dan kesenjangan yang ditemukan.

Hal ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain: klien bersikap

kooperatif dalam melaksanakan dan mengulangi tindakan keperawatan

yang telah diajarkan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan pada Ny. T sesuai dengan kriteria hasil

yang telah disusun dalam rencana asuhan keperawatan. Semua

diagnosa yang diangkat teratasi yaitu: resiko ketidak efektifan perfusi

jaringan otak berhubungan dengan hepertensi; Insomnia berhubungan

dengan ketidaknyamanan fisik; defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurang sumber informasi.

6. Dokumen Keperawatan

Dilakukan dengan mencatat semua kegiatan dan juga hasilnya. dimulai

dari pengkajian sampai dengan evaluasi akhir.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan dalam Laporan Tugas Akhir

iadalah:

1. Bagi Institusi Pendidikan

Poltekkes Kemenkes Pengkalpinang agar menyiapkan lebih

banyak referensi mengenai keperawatan medikal bedah terutama yang


51

mengenai gangguan sistem kardiovaskuler khususnya hipertensi,

sehingga memudahkan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori ketika

akan melakukan praktik keperawatan medikal bedah di lahan praktik.

2. Bagi Puskesmas Payung

Agar dapat ditingkatkan dalam melakukan upaya promotif dan

preventif kepada masyarakat dengan sarana informasi yang mudah

diakses seperti penyuluhan kesehatan, sosialisasi, pembagian leaflet,

poster dan sejenisnya sebagai pencegahan dan pengendalian

hipertensi

3. Bagi Penulis

Agar dapat lebih meningkatkan dan menguasai ilmu

pengetahuan tentang asuhan keperawatan baik dari segi teori, skil

maupun mental dengan banyak membaca buku mengikuti pendidikan

dan pelatihan sehingga dapat mengaplikasikan apa yang didapat

dengan maksimal guna peningkatan status kesehatan klien


52

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2013) Riset Kesehatan Dasar ,Jakarta: Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Proprnsi Bangka Belitung (2017) Angka Kejadian Penyakit

Hipertensi Pada Tahun 2016 – 2017.

Dina Kesehatan Kabupaten Bangka Selatan Angka Kejadian Penyakit

Hipertensi Tahun 2016.

Jayce M. Black (2014) Keperawatan Medikal Bedah.

Masriadi. 2016 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular : TIM;2016.

Nurarif, Amin Huda Dan Kusuma, Hardhi (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis Dan NIC-NOC Yogyakarta : Mediaction

Padila (2013) Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam Yogyakarta: Nuha

Medika.

Puskesmas Payung (2016) Jumlah Penderita Penyakit Hipertensi Pada Tahun

2016.

Syaifudin (2010) Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta, Salemba Medika.

Smiltzer,S.C. (2013) Keperawatan Medikal Bedah Brumner Dan Suddart.

Jakarta :EGC.

Tanto Chris, dkk (2014) Kapita Selekta Kedokteran, Jakaarta:Media

Aeskulapius.
53

T.Heather Herdman dan Shigemi Kamitsuru ( 2015) NANDA Internasional,

Diagnosis Keperawatan 2015-2017 Jakarta: EGC

Wijaya, Andra Safari Dan Yessie Mariza Putri (2013) Keperawatan Medikal

Bedah Yogyakarta : Nuha Medika


54

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub pokok bahasan : Perawatan dan pecegahan Hipertensi

Sasaran : Pasien dan keluarga

Hari/tanggal : Selasa, 29 mei 2018

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Ruang rawat inap Puskesmas Payung

Penyuluh : Penulis

A. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan di ruang rawat inap Puskesmas payung

selama 30 menit diharapakann mampu melakukan tindakan perawatan dan

pencegahan hipertensi.

B.Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada klien rawat inap

puskesmas payung diharapakan klien dan keluarga mampu:

1. Meyebutkan pengertian hipertensi

2. Meyebutkan faktor resiko hipertensi

3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

4. Meyebutkan kategori hipertensi

5. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita hipertensi

6. Menyebutkan pencegahan hipertensi

7. Menyebutkan obat tradisional untuk mengatasi hipertensi


55

C. Materi

1. Pengertian hipertensi

2. Faktor resiko hipertensi

3. Tanda dan gejala hipertensi

4. Kategori hipertensi

5. Pertolangan pertama pada penderita hipertensi

6. Pencegahan hipertensi

7. Obat tradisional untuk mengatasi hipertensi

NO Uraian Kegiatan Metode Media Waktu


1 Pendahuluan Ceramah Lisan 5 Menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan
d. Kontak waktu
2 Pelaksanan - Ceramah Leaflet 20 Menit
a. Menjelaskan pe- - Diskusi
ngertian Hiper- - Tanya jawab
tensi
b. Menjelaskan fak-
tor resiko Hiper-
tensi
c. Menjelaskan tan-
da dan gejala
Hipertensi
d. Menjelaskan kate
gori Hiperetensi
e. Menjelaskan
pertolongan per-
tama pada pen -
deirta Hipertensi
f. Menjelaskan pen-
cegahan Hipere-
tensi
g. Menjelaskan obat
tradisional untuk
mengatasi Hiper-
tensi
56

3 Penutup Ceramah Lisan 5 Menit


a. Memberikan ke-
sempatan pada
Klien untuk ber-
tanya
b. Menyampaikan
kesimpulan mate-
ri
c. Memberi evaluasi
secara lisan
d. Memberi salam

D. Evaluasi

1. Bentuk : Langsung

2. Jenis pertanyaan : Lisan

3. Waktu : 5 menit

Pertanyaan:

1. Sebutkan pengertian Hipertensi

2. Jelaskan tanda dan gejala hipertensi

Jawaban : Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap >

140/90 mmHg

Tada dan gejala Hipertensi

a. Sakit kepala dan mudah marah

b. Kelelahan dan sulit tidur

c. Mual dan muntah

d. Sesak napas

e. Pandangan menjadi kabur


57

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

TENTENG HIPERTENSI

A. Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

secara menetap > 140/90 mmHg

B. Faktor Resiko

1. Keturunan

2. Gaya hidup tidak sehat

a. Diet yang tidak sehat ( kurang buah dan sayur, tinggi lemak jenuh,

tinggi kolesterol, tinggi garam dan gula )

b. Kurang aktifitas fisik/olahraga

c. Kegemukan/Obesutas

d. Alkohol

e. Stress

f. Merokok

3. Sekitar 5-10% berhubungan dengan penyakit, 1-2% berhubungan

dengan kelainan hormon atau pemakaian obat tertentu ( Pil KB)

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala,sehingga penderita tidak merasa

sakit. Pada umumnya sebagai berikut :

a. Sakit kepala dan mudah marah

b. Kelelahan dan sulit tidur

c. Mual dan muntah

d. Sesak napas

e. Pandangan menjadi kabur


58

D. Klasifikasi Hipertensi
SISTOLIK ( mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre Hipertensi 120 - 139 80 - 89
Hipertensi tinggat I 140 - 159 90 - 99
Hipertensi tinggat II >160 >100

E. Pertolongan Pertama Pada Penderita Hipertensi

Jika mengalami tanda-tanda Hipertensi, sarankan penderita agar :

1. Hentikan kegiatan terutama bila sedang mengemudi

2. Minta pertolongan orang terdekat atau hubungi tenaga kesehatan

terdekat

3. Jika memungkinkan kunjungi pelayanan kesehatan terdekat seperti

puskesmas/Rumah sakit. Pengobatan sesegera mungkin dapat

menyelamatkan nyawa atau meningkatakan untuk pulih sepenuhnya.

F. Pencegahan Hipertensi

Mengurangi dn memodifikasi faktor resiko dengan :

1. Tidak merokok

2. Olahraga/Aktivitas fisik secara teratur

3. Pola makanan sehat dan seimbang

Batasan konsumsi garam untuk hipertensi :

a. Hipertensi ringan: ½ sendok teh perhari

b. Hipertensi sedang:1/4 sendok teh perhari

c. Hipertensi berat: Tanpa garam

G. Obat Tradisional

1. Dua buah ketimun di makan pagi dan sore atau di parut, diperas dan

diambil airnya diminum pagi dan sore.

2. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai tinggal

satu gelas diminum pagi dan sore.


59

3. Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai

tinggal satu gelas diminum pagi dan sore.

Vous aimerez peut-être aussi