Vous êtes sur la page 1sur 17

II.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kegiatan Persiapan dan Penambangan

Kegiatan penambangan bijih nikel PT.Timah Investasi Mineral,dilakukan di

Kabaena Barat, yaitu di daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 250 m dari

permukaan laut, penambangannya dimulai dari tempat yang rendah ke tempat

yang lebih tinggi. Suatu sistem penambangan adalah merupakan serangkaian

aktivitas penambangan yang saling bergantungan mencapai produksi yang

kualitas dan jumlahnya memenuhi syarat, proses penambangannya adalah sebagai

berukut :

1. Persiapan penambangan

Untuk memulai suatu kegiatan penambangan maka terlebih dahulu peta

tambang yaitu peta geologi, peta topografi, peta penyebaran titik bor dilengkapi

data eksplorasi dan keterangan endapan serta peta rencana penambangan

ditentukan oleh mine plane

2. Pembersihan tempat kerja ( clearing )

Pekerjaan clea ring ini dimaksudkan untuk membersihkan semak belukar dan

pepohonan yang tumbuh di lokasi yang akan ditambang dan dapat dilakukan

menggunakan bulldozer dengan cara kerja sebagai berikut :

a. Mula-mula bulldozer dioperasikan untuk pembuatan jalan menuju

puncak bukit sambil membersihkan semak belukar dan pepohonan serta

meratakan tanah yang dilewatinya.

4
5

b. Setelah sampai pada puncak bukit dilakukan clearing dan pohon yang

berdiameter lebih kecil dari 20 cm langsung didorong oleh Bulldozer ke

tempat pembuangan, sedangkan pohon yang berdiameter lebih besar dari

20 cm bulldozer dibantu dengan excavator. Jadi sebelum pohon tersebut

didorong terlebih dahulu excavator melakukan penggalian pada akarnya

untuk memudahkan bulldozer mendorongnya.

3. Pengupasan ( stripping )

Setelah pengupasan atau clearing sebagai tahap awal dari pekerjaan

penambangan, maka dengan alat yang sama selanjutnya dilakukan pengupasan

tanah penutup (overburden). Pada pengupasan tanah penutup tersebut harus

melalui suatu perencanaan, agar tanah penutupnya yang mengandung humus tidak

terbuang akan ditempatkan atau digusur pada tempat tertentu pada lahan bekas

tambang (disposal area) atau waste dump. Kemudian setelah lahan tersebut

ditambang, tanah penutupnya dapat diratakan agar pada revegetasi nantinya lahan

bekas tambang tersebut dapat ditumbuhi oleh pohon atau tanaman pada saat

reklamasi.

4. Penggalian bijih nikel

Setelah pengupasan lapisan tanah penutup, dilanjutkan dengan melakukan

face sample/trenching untuk mengetahui lebih detail data kadar yang ada dengan

mangambil sampling setiap 5 meter dan kemudian dianaliasa di laboratorium

sebagai bahan evaluasi untuk menentukan area itu di tambang atau tidaknya.

Produksi bijih nikel di Sorawolio ada dua yaitu :


6

a) Bijih nikel kadar tinggi (saprolit)

b) Bijih nikel kadar rendah (limonit)

Penggalian bijih nikel dilakukan dengan mengoperasikan excavator Kobelco

SK 200 sebagai alat gali dan alat muat, dibantu dengan Bulldozer Komatsu 85 SS

yakni dengan cara mendorong bagian atas atau bagian samping dan hasil

dorongannya dikumpulkan pada suatu tempat agar pada waktu pemuatan ke dump

truck dapat dijangkau oleh alat gali-muat.

5. Pemuatan ( loading )

Setelah melakukan penggalian maka dilanjutkan dengan memuat ore ke

dalam alat angkut articulated dump truck. Pemuatan untuk satu unit alat angkut

dapat dilakukan 12 kali oleh alat muat excavator dengan kapasitas bucket 0,9 m3.

Waktu edar excavator : gali + swing isi + tumpah + swing kosong, dengan rata –

rata waktu edar adalah 0,274 menit.

Pemuatan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memuat material

kedalam alat angkut. Material yang dimuat merupakan material lepas, maka dalam

menentukan produksi alat muat, persamaan yang digunakan adalah sebagai

berikut :

P =E Kb x Ff 60 menit/jam ...................................(1)
CT
Dimana :

P = Produksi alat muat,(m³/hari)

E = Penggunaan efektif dari alat mekanis,(%)

Kb = Kapasitas dari alat mekanis,(m³)


7

Ff = Faktor pengisian,(%)

CT = Waktu edar dari alat mekanis,(menit)

6. Pengangkutan ( hauling )

Lanjutan kegiatan setelah tahapan pemuatan adalah kegiatan pengangkutan

menggunakan Dump Truck. Material yang telah diangkut selanjutnya dibawa

ketempat pengolahan atau disimpan di stock pile guna proses selanjutnya.

Dalam pengoperasian alat – alat mekanis perlu diperhatikan jenis – jenis alat

yang akan digunakan supaya dapat memberi hasil yang maksimal sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

Kegiatan pemuatan dan pengangkutan kegiatan penambangan adalah

kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan material hasil penggalian ketempat

penimbunan (disposal) dengan menggunakan alat-alat mekanis.

Dalam upaya peningkatan produksi dengan melihat kemampuan produksi alat

muat dan alat angkut yang berbeda-beda maka dilakukan analisa setiap alat

mekanis dengan melakukan pengamatan waktu siklus dan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi alat mekanis. Pemilihan jenis alat mekanis dan kapasitas

alat mekanis yang digunakan perlu disesuaikan dengan target produksi yang ingin

dicapai.

Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk

mengangkut material dari tempat pemuatan ketempat penampungan. Untuk

menghitung produksi alat angkut persamaan yang digunakan adalah :


8

P = E (Kb x Ff) N x 60 menit/jam ...................................(2)


CT
Dimana :

P = Produksi alat muat,(m³/hari)

E = Efektifitas dari alat mekanis,(%)

KB = Kapasitas bak,(m³) = (kb x Ff) N

Ff = Faktor pengisian,(%)

Kb = Kapasitas Bucket,(m³)

CT = Waktu edar dari alat mekanis,(menit)

N = Jumlah pengisian

B. Jenis Jenis Alat Gali,Muat Dan Angkut

1. Alat Gali (Excavator)

Jenis excavator ada dua yaitu Backhoe dan Power Shovel.

a. Backhoe

Kegunaan Backhoe yaitu :

1. Untuk penggalian tanah, terutama yang letaknya di bawah kedudukan

backhoe sendiri, misalnya: saluran,terowongan, basement.

2. Bisa juga sebagai alat pemuat bagi truck-truck.

Keuntungan backhoe dibandingkan dengan Dragline dan Clamshell:

1. Kedalaman gali lebih teliti.

2. Bisa untuk alat pemuat sedangkan dragline dan Clamshell tidak bisa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas excavator :


9

1. Faktor Keadaan Pekerjaan

2. Faktor Keadaan Mesin

3. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut swing.

b. Power Shovel.

Kegunaan power shovel :

1. Untuk penggalian tanah yang letaknya di atas kedudukan alat itu.

2. Sebagai alat pemuat ke dalam truck.

Gerakan Power Shovel dalam beroperasi:

1. Tenaga angkat utama (main hoist power) untuk mengangkat bucket

dalam material yang di gali.

2. Tenaga angkat tambahan (secondary hoist) untuk menggerakan dipper

stick ke depan yang memberikan tenaga ekstra.

3. Retracting : gerakan ke belakang dari dipper stick untuk melepaskan diri

dari material.

4. Boom dinaikkan dengan sudut 35o – 65o.

5. Swing untuk membuang dan balik.

6. Gerakan maju atau mundur.

2. Alat Angkut

Alat angkut yang umum digunakan di tambang terbuka adalah dump truck

dirancang khusus untuk kondisi jalan tambang (bukan aspal). Pertama kali dibuat

dan diperkenalkan tahun 1930-an dengan kapasitas ± 15 ton. Pada tahun 1950-an

kapasitasnya menaik hingga ± 30 ton dan meningkat lagi hingga ± 350 ton pada

tahun 1970-an. Alat angkut dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih,
10

batuan untuk bangunan dll kecepatannya dan produksinya tinggi serta bersifat

fleksibel, artinya dipakai untuk mengangkut bermacam-macam material yang

mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula dan tidak terlalu

tergantung pada jalur jalan.

Dump Truck dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa cara, antara

lain :

1) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)

Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive),

yaitu:

a. Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive).

Pada umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.

b. Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or

standard). Tipe truk yang banyak dipergunakan pada saat ini,

karena kehausan ban.

c. Roda penggeraknya adalah roda-roda depan dan belakang (four

wheel drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu

truk jenis ini banyak dipakai pada jalur-jalur jalan yang becek dan

lembek.

d. Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear

wheel drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai

untuk truk-truk yang berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur

jalan yang daya dukungnya rendah.

2) Berdasarkan cara mengosongkan muatan


11

Ada tiga macam cara truk jungkit mengosongkan muatannya, yaitu :

a) End dump or rear dump, atau mengosongkan muatan ke belakang.

b) Side-dump, atau mengosongkan muatan ke samping.

c) Bottom-dump, atau mengosongkan muatan ke arah bawah.

Pemilihan macam pengosongan truk tergantung keadaan tempat kerja, artinya

tergantung keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site) Kerangka

(body) bak-nya terbuat dari baja yang tahan abrasi. Pada saat ini sudah ada

kerangka bak yang terbuat dari paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih ringan,

tetapi tetap kuat dan tahan abrasi.

3) Berdasarkan ukurannya

Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

a) Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.

b) Ukuran sedang, yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25-100 ton.

c) Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton.

Cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar, tetapi sebagai pegangan

(rule of thumb) dikatakan kapasitas minimum dari truk kira-kira 4-5 kali kapasitas

alat-galinya (power shovel atau dragline).

3. Penilaian Kombinasi Peralatan

Penilaian kombinasi alat muat dan alat angkut bertujuan mencapai sasaran

produksi melaui tingkat pemakaian dan penggunaan alat yang efisien. Hal - hal

yang perlu diperhatikan dalam penilaian kombinasi peralatan adalah kesesuain

karasteristik antara masing – masing peralatan dengan keadaan medan kerjanya.


12

Untuk mengkombinasikan alat muat dan alat angkut, perlu diperhitungkan hal-hal

sebagai berikut :

a) Penyesuaian karateristik alat angkut antara lain meliputui :

1) Penyesuaian tinggi letak pembongkaran (Dumping Height) alat muat

dengan tinggi bak DumpTruck (Loading Height).

2) Penyesuain antara lebar (Bucket Width) dari alat muat dengan panjang bak

DumpTruck (Body Length)

b) Penyesuaian antara peralatan dengan medan kerjanya antara lain meliputi :

1) Penesuaian antara ruang alat – alat yang di kobinasikan dengan luas tepat

kerja yang tersedia.

2) Penyesuaian antara Dump truck dengan jarak pengangkutan.

3) Penyesuain Dump Truck dengan tempat pembongkaran.

kegiatan pemuatan dan pengangkutan material dari front penambangan

menuju stockpile.Data yang diperoleh diolah menggunakan Microsoft excel, dan

selanjutnya dihitungdengan menggunakan persamaanpersamaanyang berkaitan

denganefisiensi kerja alat, fill factor, sweel factor,produktivitas alat muat dan

produktivitasalat angkut.Untuk mendapatkan hasilpenelitian yang optimal, data

yangdiperoleh selama penelitian akandihitungan berdasarkan teori-teori

danpersamaan yang ada.Bedasarkan teoriteoridan persamaan yang ada adapun

persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja, fill factor,

danswell factor, produktivitas alat muat, danproduktivitas alat angkut.


13

C. Waktu Kerja Efektif Alat Muat Dan Alat Angkut

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi waktu kerja efektif dari alat

muat dan alat angkut diantaranya :

a. Perawatan harian, waktu yang diperlukan untuk memeriksa mesin, bahan

bakar dan pelumasan.

b. Waktu tunggu, yaitu tidak bekarjanya alat pada saat operasi karena

menunggu alat yang akan bekerja sama dalam satu sistem produksi alat.

c. Kerusakan alat, yang disebabkan oleh kondisi daerah kerja, keterampilan

operator dan kondisi dari alat itu sendiri.

d. Keperluan operator, banyak nya keperluan dari operator misalnya untuk

buang air, mengambil air minum pada saat pekerjaan sedang berlangsung.

e. Perbaikan alat, waktu yang terbuang waktu memperbaiki alat dan

menunggu datangnya suku cadang lain.

f. Keterlambatan awal shift, yaitu persiapan dan waktu berangkat kerja lebih

lama dari jadwal yang ada.

g. Cuaca, yaitu tertundanya suatu pekerjaan karena cuaca yang tidak

memungkinkan.

h. Sebelum dan sesudah istirahat, yaitu pekerjaan terhenti sebelum istirahat

dan terlambat sesudah istirahat.


14

A. Swell Faktor

Yang dimaksud dengan swell faktor adalah faktor pengembangan atau

penambahan volume material dari keadaan atau tempat aslinya. Faktor

pengembangan tersebut perlu diketahui karena volume material yang

diperhitungkan pada waktu penggalian, sedangkan material yang harus diangkut

adalah material yang telah mengembang atau bertambah karena digali. Untuk

dapat mengetahui berapa besar faktor pengembangan yang diambil dari density

insitu dan density loose, persamaannya adalah :

SF = Volume Loose x 100 % .........................................(3)


Volume Insitu

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Alat

1. Jenis Material

Jenis material mempengaruhi kemampuan produksi alat mekanis. Semakin

lunak jenis materialnya semakin mudah digali sehingga waktu siklus pengisian

semakin rendah

2. Keadaan Jalan Angkut

Keadaan jalan angkut sangat menunjang dalam bekerjanya alat-alat mekanis.

Jalan angkut yang permukaannya rata dan tidak becek akan meningkatkan

efisiensi kerja alat. Sebaliknya apabila jalan angkutdalam keadaan tidak rata dan

becek akan menurunkan efisiensi kerja.


15

3. Perawatan Alat Mekanis

Peralatan mekanis sebagai alat produksi harus dijaga agar tetap prima dan

dapat bekerja secara terus menerus dengan resiko kerusakan sekecil mungkin. Hal

ini bisa terjadi apabila alat digunakan dalam kondisi baik dengan perawatan yang

baik pula. Perawatan dikatakan baik apabila dalam perawatan tersebut dapat

dihasilkan resiko dengan biaya sekecil mungkin. Alat muat dan alat angkut dalam

suatu sistem kombinasi kerja akan bekerja secara maksimal, apabila kemampuan

produksinya sama besar. Dengan demikian akan tercipta keserasian kerja yang

selaras atau serasi antara alat muat dan alat angkut.

4. Tingkat Efisiensi Alat

Efisiensi kerja merupakan tingkat keberhasilan suatu alat dalam

menggunakan waktu kerja yang tersedia. Guna mengetahui sampai sejauh mana

kemampuan dari alat-alat mekanis yang dioperasikan itu bekerja dengan baik

meliputi :

“Mechanical Availability Percent” (MA)

Merupakan cara untuk mengetahui kondisi alat mekanis yang sesungguhnya,

persamaannya adalah :

W
MA = x 100 % …………………………………. (4)
W R

“Phisical Availability Percent” (PA)


16

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari suatu alat untuk beroperasi

dalam suatu kegiatan kerja atau produksi, persamaannya adalah :

W S
PA = x 100 % ….……………………………(5)
W RS

“Use of Availability Percent” (UA)

Merupakan cara untuk mengetahui berapa persen waktu dari suatu alat untuk

beroperasi, persamaannya adalah :

W
UA = x 100 % ……..………………………… (6)
W S

“Efective Utilizati” (EU)

Merupakan cara untuk mengetahui berapa persen tingkat keberhasilan suatu

alat beroperasi dalam suatu kegiatan, persamaannya adalah :

W
EU = x 100 % ………………………………………. (7)
T

Tingkat efisiensi tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi alat dan perawatan

alat-alat mekanis ataupun operator dari alat mekanis tersebut.

Dimana :

S = Waktu standby

W = Waktu produktif dalam menit atau jam

R = Waktu perbaikan dalam menit atau jam


17

5. Kecakapan Operator

Operator yang cakap dan terampil karena terdidik dan terlatih akan tahu cara

pengoperasian dan menempatkan alat pada posisi yang benar. Sehinghga alat yang

dioperasikan dapat leluasa bergerak dan tidak mengganggu alat lain yang sedang

beroperasi. Peralatan mekanis akan menghasilkan produksi tinggi apabila alat

tersebut dioperasikan oleh operator yang terampil.

6. Faktor Pengisian

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata dan kapasitas

teoritis. Kapasitas teoritis sendiri merupakan “Heaped Capacity” yaitu sudut

maksimum yang dapat dicapai oleh tumpukan material lepas. Faktor pengisian

sangat dipengaruhi oleh keterampilan operator, ukuran butir, metode pemuatan,

ketersediaan material yang akan dimuat. Faktor inilah yang mempengaruhi faktor

pengisian sehingga volume bucket tiap pengisian berbeda-beda.

7. Pengaruh Cuaca

Dalam keaadan cuaca panas dan banyak debu sangat mengganggu kerja

operator, sehingga mengurangi kelincahan gerak peralatannya. Begitu pula pada

saat musim hujan kondisi tempat kerja dan alat angkut yang tidak diperkeras akan

menjadi licin, sehingga peralatan mekanis yang digunakan tidak dapat bekerja

secara maksimal.
18

8. Kesejahteraan Karyawan

Pada umumnya kerja dari operator akan semakin tinggi apabila diimbangi

dengan konsumsi dan upah yang sesuai, sehingga dapat meningkatkan efisiensi

kerja.

9. Kondisi Alat Mekanis

Alat yang umur pemakaiannya terlalu lama dan sering mengalami kerusakan,

produksinya akan relatif kecil dan membutuhkan waktu perawatan yang lebih

lama dibandingkan dengan alat yang tenaganya besar dan jarang mengalami

kerusakan.

PT. Timah Investasi Mineral merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

di bidang usaha penambangan Nikel, dengan lokasi penambangan di Desa

Rahampuu, Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi

Tenggara. Dalam melakukan kegiatan penambangannya, perusahaan ini

menggunakan sistem tambang terbuka dengan cara pembongkaran dan

penggusuran lapisan tanah penutup (overburden).

Dalam pengoperasian alat mekanis, PT. Timah Investasi Mineral

menggunakan alat muat Backhoe Komatsu PC–200 dengan kapasitas bucket 0,7

m³ dan menggunakan alat angkut Dump Truck Nissan Diesel CWA–12 dengan

kapasitas angkut 12 ton.

Untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan sebesar 1.200

m³/hari, maka dilakukankan analisa terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


19

produksi tersebut, salah satunya adalah banyaknya waktu yang terbuang karena

pengaruh waktu hambatan, waktu stanby, dan repair terhadap alat muat dan alat

angkut.

Setelah dilakukan upaya tersebut terjadi perubahan terhadap waktu kerja

efektif, untuk alat muat Backhoe Komatsu PC–200 perubahan waktu kerja

efektifnya dari 595 menit menjadi 710 menit dan alat angkut Dump Truck Nissan

Diesel CWA–12 perubahan waktu kerja efektifnya dari 560 menit menjadi 625

menit.

Dengan adanya peningkatan terhadap waktu kerja efektif tersebut maka

terjadi juga peningkatan efisiensi kerja, untuk alat muat Backhoe Komatsu PC–

200 71% menjadi 84% dan untuk alat angkut Dump Truck Nissan Diesel CWA–

12 66% menjadi 74%. Sehingga produksi alat mekanis meningkat, alat muat

Backhoe Komatsu PC–200 1.019,06 m³/hari menjadi 1.205,68 m³/hari dan alat

angkut Dump Truck Nissan Diesel CWA–12 1.081,92 m³/hari menjadi 1.212,40

m³/hari. Dengan demikian target produksi yang diinginkan perusahaan dapat

terpenuhi.
20

Vous aimerez peut-être aussi