Vous êtes sur la page 1sur 10

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA MASA TUA/LANSIA

(TAHAPAN MASA TUA)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

 EDO SETIAWAN

 IWAN MAULANA

 MUHAMMAD IKBAL

 ZAINURRAHMAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN (AKADEMIK)

INSTITUTE MEDIKA DRG. SUHERMAN (IMDS

TAHUN AJARAN
2018/2019

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI PADA KLIEN LANSIA

A. Pengkajian Fokus

1. Data Demografi

a. Jenis Kelamin

Laki-laki yang mengalami penurunan pendapatan cenderung berisiko


depresi lebih tinggi dibandingkan perempuan karena laki-laki merupakan kepala
keluarga yang mempunyai peran besar dalam keluarga (Lee dan Smith, 2009).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan lansia dapat mempengaruhi pendapatan uang


pensiunan dan mekanisme koping yang dilakukan (Hayati, 2014).

c. Anggota Keluarga

Kaji berapa jumlah anggota keluarga inti dan berapa orang yang sekiranya
masih dalam masa pembiayaan klien.

d. Pekerjaan Terdahulu dan Penghasilan

Pekerjaan lansia sebelum pensiun/berhenti bekerja perlu dikaji. Tidak


semua pekerjaan apalahi yang bukan pegawai akan dapat uang pensiun. Selain itu
jumlah uang pensiunan juga dapat memengaruhi tingkat stress dan depresi lansia
(semakin rendah jumlah uang pensiun yang diterima maka semakin tinggi tingkat
stress dan depresi) (Kurniasih, 2013).

2. Riwayat Kesehatan Dahulu dan Sekarang

Perlu dikaji terkait penyakit yang pernah diderita untuk memprediksi


apakah lansia tersebut dapat terserang penyakit yang sama lagi dikemudian hari
atau justru menderita komplikasi akibat penyakit primernya terdahulu. Hal tersebut
berkaitan dengan pembiayaan yang mungkin akan dibebankan pada lansia apalagi
jika lansia tersebut tidak memiliki keanggotaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik secara komprehensif (head to toe/per sistem) wajib


dilakukan meski tidak ada keluhan berarti yang dirasakan lansia guna
mengantisipasi penyakit degeneratif.

B. Diagnosa Keperawatan yang Dapat Muncul .

1) Koping Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem


pendukung/strategi koping

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0096, Kategori: Psikologis,


Subkategori: Integritas Ego

2) Penampilan Peran Tidak Efektif berhubungan dengan faktor ekonomi

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0125, Kategori: Relasional,


Subkategori: Interaksi Sosial

3) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif berhubungan dengan kesulitan


ekonomi

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, D.0115, Kategori: Perilaku,

Subkategori: Penyuluhan dan Pembelajaran

4) Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak
dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negative pada gaya hidup.
5) Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain.
6) Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan takut akan
hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres (tempat perawatan )

C. Tujuan, Kriteria Hasil, dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa Tujuan dan Intervensi Referensi Berdasarkan
Keperawatan Kriteria Keperawatan NIC/Evidence Based
Hasil/NOC
Practice
Koping Tidak Setelah dilakukan 1) Bina hubungan Intervensi nomor 1, 2, 3,
Efektif b.d. tindakan saling percaya 4: merupakan standar
keperawatan
ketidakadekua dengan klien intervensi yang ada pada
selama…..x….jam,
tan sistem klien mampu dan/atau keluarga NIC.
pendukung/ menghadapi
2) Berikan
strategi koping permasalahan yang
dihadapi dengan kesempatan klien Intervensi nomor 5: studi
menggunakan untuk yang dilakukan oleh
mekanisme koping Surbakti (2008)
mengungkapkan mengungkapkan bahwa
perasaannya, bantu
klien identifikasi

stressor
adaptif yang 3) Berikan dukungan lansia pensiun yang
ditunjukkan pada klien apabila mempunyai tingkat
dengan: telah depresi rendah ternyata
mengungkapkan menggunakan strategi
1) Ekspresi wajah
perasaanya koping adaptif yang
klien tampak
berorientasi ego yaitu
tenang, tidak 4) Ajarkan alternatif
dengan rutin
cemas koping yang
melaksanakan dan
2) Klien konstruktif
menjadwalkan
mengungkapka 5) Ajarkan klien untuk
hobi/kesukaannya dan
n dengan menggunakan
berupaya untuk
verbal tentang strategi koping
perasaan yang berorientasi ego meningkatkan religiusitas
lebih baik yaitu dengan dengan membiasakan diri
memfasilitasi dan selalu mengadu dan
3) Klien
menunjukkan menjadwalkan berdoa kepada Tuhan
perilaku yang secara berkala klien YME apabila ada
konstruktif
melakukan hobinya masalah.
dalam kegiatan
sehari-hari serta membantu
klien untuk
Intervensi nomor 6:
meningkatkan Suprapto (2013) dalam
religiusitas, latih studinya memaparkan
bahwa konseling
klien untuk
logoterapi dapat
senantiasa berdoa meningkatkan
dan mengadu kebermakanaan hidup
kepada Tuhan YME pada lansia.
setiap kali ada
masalah.

6) Gunakan
pendekatan
konseling
logoterapi
Penampilan Setelah dilakukan 1) Diskusikan dengan Intervensi nomor 1 dan 2:
Peran Tidak tindakan klien hal-hal apa merupakan standar
Efektif b.d. keperawatan
saja yang masih intervensi yang ada pada
faktor selama…..x….jam,
ekonomi klien mampu dapat dilakukan NIC.
menerima diri dan
terhadap peran
yang diembannya sekiranya
menghasilkan
karena kondisinya 2) Bangun Intervensi nomor 3:
yang sekarang kepercayaan diri Penelitian yang dilakukan
ditunjukkan klien dengan oleh
dengan: memberi motivasi
Kaharingan et al. (2015)
dan pujian menunjukkan bahwa
1) Klien
kegiatan terapi okupasi
mengungkapkan 3) Ajarkan suatu
yang diajarkan kepada
keterampilan
secara verbal lansia membuat lansia
okupasi pada lansia
semakin memaknai dan
tentang
menghargai hidup.
kepuasannya
sekarang
menjalani peran
dalam

keluarga
2) Klien mampu
menjalani
perannya saat ini
dengan strategi
koping yang
adaptif
Manajemen Setelah dilakukan 1) Anjurkan keluarga Intervensi nomor 1:
Kesehatan tindakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan
Keluarga keperawatan lansia senantiasa Wulandhani, et al. (2014)
Tidak Efektif selama…..x….jam, memeriksakan menunjukkan bahwa
b.d. kesulitan klien mampu kesehatannya secara semakin tinggi dukungan
ekonomi menunjukkan rutin keluarga maka semakin
kemampuan termotivasi lansia untuk
2) Advokasi klien
mengatur kesehatan memeriksakan
untuk mendapatkan
keluarga dengan kesehatannya.
pembiayaan apabila
efektif
belum mempunyai
menggunakan
keanggotaan Intervensi nomor 2:
kemampuan/sumber
asuransi kesehatan merupakan standar
daya yang tersedia
pemerintah intervensi yang ada di
yang ditunjukkan
NIC.
3) Berikan pendidikan
dengan:
kesehatan terkait
1) Klien dan pemanfaatan
Intervensi nomor 3: hasil
keluarga pelayanan posyandu
studi Yuliani (2015)
menunjukkan lansia, risiko
perilaku hidup
bersih dan sehat
secara rutin
2) Klien dan kesehatan lansia menunjukkan bahwa
keluarga dan pencegahannya, pendidikan kesehatan
berpartisipasi serta penyakit berpengaruh terhadap
umum yang sering
aktif dalam peningkatan partisipasi
terjadi di
kegiatan masyarakat klien lansia ke posyandu
kesehatan di lansia.
masyarakat
(posyandu, kerja
bakti, senam,
dan lain
sebagainya)

Diagnosa 4
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan denga situasi yang tak
dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek negative
pada gaya hidup.

No Intervensi Rasional

Bantu klien untuk mengurangi


ansietasnya :
1. Berikan kepastian dan kenyamanan.
Klien yang cemas mempunyai
2. Tunjukkan perasaan tentang penyempitan lapang persepsi dengan
pemahaman dan empati, jangan penurunan kemampuan untuk belajar.
1. menghindari pertanyaan. Ansietas cendrung untuk memperburuk
3. Dorong klien untuk mengungkapkan masalah. Menjebak klien pada lingkaran
setiap ketakutan permasalahan yang peningkatan ansietas tegang, emosional
berhubungan dengan pengobatannya. dan nyeri fisik.
4. Identifikasi dan dukung mekanisme
koping efektif.

Beberapa rasa takut didasari oleh


Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan informasi yang tidak akurat dan dapat
2 pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau dihilangkan denga memberikan informasi
sedang. akurat. Klien dengan ansietas berat atau
parah tidak menyerap pelajaran.
Pengungkapan memungkinkan untuk
Dorong keluarga dan teman untuk
3 saling berbagi dan memberiakn
mengungkapkan ketakutan-ketakutan
kesempatan untuk memperbaiki konsep
mereka.
yang tidak benar.
Menghargai klien untuk koping efektif
4 Berikan klien dan keluarga kesempatan
dapat menguatkan renson koping positif
dan penguatan koping positif.
yang akan datang

Diagnosa 5
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi penurunan
fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain.

No Intervensi Rasional

Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan


Berikan kesempatan pada klien
yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang
dan keluarga untuk
menanti dapat menyebabkan menimbulkan
mengungkapkan perasaan,
perasaan ketidak berdayaan, marah dan
didiskusikan kehilangan secara
1 kesedihan yang dalam dan respon berduka yang
terbuka , dan gali makna pribadi
lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat
dari kehilangan.jelaskan bahwa
membantu klien dan anggota keluarga menerima
berduka adalah reaksi yang umum
dan mengatasi situasi dan respon mereka
dan sehat
terhadap situasi tersebut.
Berikan dorongan penggunaan
strategi koping positif yang Stategi koping positif membantu penerimaan dan
2
terbukti yang memberikan pemecahan masalah
keberhasilan pada masa lalu
Berikan dorongan pada klien Memfokuskan pada atribut yang positif
3 untuk mengekpresikan atribut diri meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan
yang positif kematian yang terjadi
Bantu klien mengatakan dan
Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak
menerima kematian yang akan
4 dapat dimulai sampai kematian yang akan terjadi
terjadi, jawab semua pertanyaan
di terima
dengan jujur
Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit
terminal paling menghargai tindakan
keperawatan berikut :
Tingkatkan harapan dengan a. Membantu berdandan
perawatan penuh perhatian,
5 b. Mendukung fungsi kemandirian
menghilangkan ketidak nyamanan
dan dukungan c. Memberikan obat nyeri saat diperlukandan
d. meningkatkan kenyamanan fisik (skoruka
dan bonet 1982 )

Diagnosa 6
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan takut akan hasil
( kematian ) dan lingkungannya penuh stres (tempat perawatan )

No Intervensi Rasional

Luangkan waktu bersama Kontak yang sering dan me


keluarga atau orang terdekat klien ngkmuikasikan sikap perhatian dan peduli
1
dan tunjukkan pengertian yang dapat membantu mengurangi kecemasan
empati dan meningkatkan pembelajaran
Izinkan keluarga klien atau orang Saling berbagi memungkinkan perawat
terdekat untuk mengekspresikan untuk mengintifikasi ketakutan dan
2
perasaan, ketakutan dan kekhawatiran kemudian merencanakan
kekawatiran. intervensi untuk mengatasinya

Jelaskan lingkungan dan peralatan Informasi ini dapat membantu mengurangi


3 ansietas yang berkaitan dengan ketidak
ICU
takutan

Jelaskan tindakan keperawatan


dan kemajuan postoperasi yang
4
dipikirkan dan berikan informasi
spesifik tentang kemajuan klien
Anjurkan untuk sering berkunjung Kunjungan dan partisipasi yang sering
5 dan berpartisipasi dalam tindakan dapat meningakatkan interaksi keluarga
perawan berkelanjutan
Keluarga denagan masalah-masalah
seperti kebutuhan financial , koping yang
Konsul dengan atau berikan
tidak berhasil atau konflik yang tidak
6 rujukan kesumber komunitas dan
selesai memerlukan sumber-sumber
sumber lainnya
tambahan untuk membantu
mempertahankankan fungsi keluarga

Vous aimerez peut-être aussi