Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
3. Misi
Misi adalah sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi
keperawatan dalam melaksanakan visi yang telah ditetapkan,
yaitu menjaga dan mengawasi suatu proses profesionalisasi
keperawatan indonesia agar terus berjalan dan
berkesinambungan.
pasien.
15
Gambar 2.1 :
Proses manajemen keperawatan menunjang proses
keperawatan
Gambar 2.2 :
Sistem Manajamen Keperawatan (Modifikasi Gillies, 1989)
16
h. Fungsionalisasi (functionalization)
i. Pemisahan tugas (task separation)
j. Fleksibilitas/kelenturan (flexibility)
k. Keseimbangan (balance)
l. Kepemimpinan (leadership)
3. Proses pengorganisasian
Proses pengorganisasian pada intinya dapat dibagi menjadi dua
pokok analisis, yaitu analisis tujuan organisasi dan analisis
jabatan.
a. Analisis tujuan organisasi
Analisis tujuan organisasi dijelaskan seperti primada
terbalik.Artinya analisis ini dimulai dari tujuan kemudian
dijabarkan menjadi tugas-tugas pokok kemudian tugas
pokok dijabarkan menjadi fungsi-fungsi. Setelah itu, fungsi
dijabarkan menjadi uraian pekerjaan dan terakhir uraian
pekerjaan dianalisis beban kerjanya
b. Analisis jabatan terdiri atas pengelompokan jabatan,
pengelompokan fungsi, pengelompokan tugas penentuan
bentuk organisasi, penetapan organisasi, dan
penyempurnaan organisasi.
c. Bentuk dan tipe organisasi
Ada tiga bahasan yang terkait dengan bentuk dan tipe
organisasi, yaitu dasar pengorganisasian serta bentuk
organisasi dan tipeBerikut ini penjelasanya
4. Penggerakan
Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka
mengerjakan tugas, demi tercapainya tujuan yang sama dalam
hal ini, diusahakan agar orang yang diperintah jangan hanya
semata-mata menerima perintah dari atasan tetapi tergerak
hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran
19
2. Tujuan Komunikasi
a. Tujuan Komunikasi Secara Umum
Mengerti : komunikator hendaknya menyampaikan pesan
atau informasi kepada komunikan (penerima) dengan cara
yang baik. Memahami : mengandung arti bahwa informasi
yang disampaikan komunikator haruslah disesuaikan
dengan keinginan dan kemauan komunikan atau penerima
informasi, sehingga segala sesuatu yang disampaikan
benar-benar berasal dari aspirasi penerima informasi atau
masyarakat pada umumnya.
Diterima: komunikator dalam menyampaikan
informasinya harus menggunakan cara yang asertif
sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik.
Termotivasi: setelah informasi disampaikan maka
komunikan tergerak untuk melakukan suatu kegiatan yang
diinginkan oleh komunikator dan ini merupakan suatu
yang diharapkan oleh pemberi pesan (Priyanto, 2009).
3. Model Komunikasi
a. Komunkasi tertulis
Komunikasi tertulis yang dikeluarkan manajer sangat
mencerminkan manajer dan organisasi. Manajer harus
mampu menulis dengan jelas dan professional serta
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (Marquis
dan Huston, 2010). Nursalam (2011) menyatakan bahwa
komunikasi tertulis adalah bagian yang penting dalam
organisasi.Setiap organisasi harus mengembangkan
metode penulisan dalam mengkomunikasikan pelaksanaan
pengelola dalam mencapai setiap kebutuhan staf. Misalnya
dalam surat menyurat, pembayaran, dan jurnal.
Manajer hendaknya dapat menyusun usulan
komunikasi tulisan dalam surat menyurat menurut Health
Care Education Associates (1988, dalam Marquis dan
Huston, 2010) meliputi manajer mengetahui apa yang
ingin dikatakan sebelum mulai menulis, menyertakan
orang dalam tulisan, menggunakan kata kerja, menulis
dengan sederhana, menggunakan kata sedikit mungkin,
menggunakan kalimat sederhana dan langsung, memberi
arahan untuk pembaca, mengatur materi secara logis,
menggunakan para, graph untuk memandu pembaca,
menghubungkan pemikiran, mengungkapkan pemikiran
yang sama dengan cara yang sama.
22
b. Interview/anamnesis
Anamnesis merupakan kegiatan yang selalu dilakukan
oleh perawat kepada pasien saat melakukan pelaksanaan
asuhan keperawatan. Anamnesis dilakukan oleh perawat
kepada pasien, keluarga, dokter, dan tim kesehatan
lainnya. Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada
komunikasi melalui interview : menghindari komunikasi
yang terlalu formal atau tidak tepat, menghindari interupsi,
menghindari respons dengan hanya “ya” atau “tidak”,
menghindari melakukan monopoli pembicaraan,
menghindari hambatan personal (Nursalam, 2011).
c. Komunikasi melalui computer
Komputer merupakan suatu alat komunikasi cepat, dan
akurat pada manajemen keperawatan saat ini. Data-data
klien di komputer akan mempermudah perawat lain dalam
mengidentifikasi masaslah pasien dan memberikan
intervensi yang akurat (Nursalam, 20011).
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Pasien yang masuk dalam sistem pelayanan kesehatan
menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada institusi.
Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam
menyimpan rahasia pasien, disatu sisi perawat
membutuhkan informasi dengan menghubungkan apa
yang dikatakan klien dengan orang lain, di lain pihak
perawat harus memegang janji untuk tidak menyampaikan
informasi tersebut kepada siapa pun (Nursalam, 2011).
e. Komunikasi dengan sentuhan
Komunikasi melalui sentuhan kepada pasien merupakan
metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan
perawat.Sentuhan yang diberikan oleh perawat dapat
berguna sebagai terapi bagi pasien, khususnya pasien
26
3. Model Tim
Metode tim adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan
pemberian asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan
membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau
tim, yang diketuai oleh seorang perawat
professional/berpengalaman. Metoda ini digunaklan bila
perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya. (Arwani, 2006)
Kepala Ruangan
4. Model Primer
Model primer berdasarkan pada tindakan yang komprehensif
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap
semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian,
kondisi pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan,
dimana ratio perawat : pasien = 1:4/ 1:5. Metode penugasan
dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Model primer mendorong
praktek kemandirian perawat dan terdapat kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana.Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan koordinsasi asuhan keperawatan
30
5. Model modular
Model modular adalah suatu variasi dari metode keperawatan
primer. Metode ini sama dengan model keperawatan tim
karena baik perawat professional maupun non professional
bekerja bersama dalam memberikan asuhan keperawatan
dibawah kepemimpinan seorang perawat professional. Di
samping itu, dikatakan memiliki kesamaan dengan metode
keperawatan primer karena dua atau tiga orang perawat
bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk
dalam perawatan hingga pulang bahkan sampai dengan waktu
follow up care.
5. Syringe pump
6. EKG 12 lead
7. DC shock
8. Ambu bag
9. Suction
10. Sentral oksigen
11. Standar infuse 5 kaki
12. Lemari obat
13. Tensi dan tetoskop
14. Alat pengukut suhu
2.4.5 Desain
1. Unit 4 ruangan
2. Outlet oksigen, satu tiap tempat tidur
3. Ruangan penyimpanan peralatan dan bahan bersih
4. Ruang tempat limbah medis dan limbah lainnya
5. Ruang perawat
6. Ruang tunggu keluarga pasien
7. Ruangan mahasiswa
c. Prosedur
1) Kumpulkan data yang terkait dengan kondisi pasien
2) Informasikan kondisi pasien baik medis maupun
keperawatan menggunakan format sbar (situations,
background, assesment, recommendation)
3) Lakukan timbang terima dengan dipimpin kepala tim /
Kepala Ruang shift sebelumnya berpedoman pada data
yang tercatat didalam catatan perkembangan terintegrasi,
implementasi keperawatan dan data penunjang lainnya
pengumpulan data pada bagian lain didalam buku ini). Data tersebut
dibedakan menjadi dua, yaitu IFAS yang meliputi aspek kelemahan
(wakness) dan kekuatan (strength) dan EFAS yang meliputi aspek
eluang (opportunity) dn ancaman (ancaman)
b. Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai
dengan 0,0 tidak penting. Berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terdapat strategi perusahaan
c. Peringkat (Ring)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (kurang) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut. Data peringkat didapatkan berdasarkan hasil
pengukuran secara observasi, wawancara, pengukuran langsung,
faktor kekuatan dan peluang menggambarkan nilai kinerja positif,
sebaliknya faktor kelemahan dan ancaman menggambarkan nilai
kinerja yang negatif. Kemudian bobot dikali dengan peringkat untuk
mendapatkan nilai masing-masing faktor
d. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor maka untuk
mendapatkan nilai IFAS adalah kekuatan dikurangi kelemahan (S-W)
dan EFAS adalah peluang dikurangi ancaman (O-T). Hasil dari nilai
IFAS dan EFAS kemudian dimasukan didalam diagram layang (kit
kuadrat) untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan
berdasarkan letak kuadran
1) Pada kuadaran WO, strategi perencanaan bersifat prograsif / turn
around dengan tujuan meningkatkan kelemahan internal untuk
mendapatkan kesempatan (peluang)
2) Pada kuadran SO strategi perencanaan bersifat agresif dengan
tujuan mengembangkan kekuatan internal yang ada untuk
mendapatkan peluang yang lebih dalam menghadapi persainga
3) Pada kuadran ST, strategi pelaksanaan bersifat diversifikasi
dengan tujuan merubah kekuatan internal yang ada untuk
mengantisipasi faktor ancaman dari luar
43
Tabel 2.1
Matriks SWOT
internal eksternal
peluang peluang
44